Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN EKOLOGI DENGAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

Amelia Indah Sari (1302619061)1


1
Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta.
Email: ameliais2017@gmail.com

Abstract
Ecosystem is an ecological system formed by an inseparable interrelationship between living things and their
environment. Ecosystem can also be said as a whole and comprehensive order of unity among all elements of
the environment that influence each other. Ecology is the science of the interrelationships between living
things with each other and with non-living things around them. This writing is intended to find out clear
information about the ecological relationship with the environment and proper conservation of the
environment. The discourse on environmental conservation has become an actual issue amid the threat of the
global environmental crisis. Because the environmental crisis is considered to be the biggest problem of this
century which has an impact on the inhabitants of the present world and future generations. Experts have
mapped that the environmental crisis has caused various disasters, climate change, global warming, reduced
quality of life and the threat of future destruction of the earth. Therefore, people throughout the world
continue to look for joint solutions to overcome this crisis. Formulating environmental conservation from the
point of view of the current situation is important. Therefore based on the science of environmental
conservation ecology is very influential on each other.
Keywords: Ecology, Environment, Conservation.

Abstrak
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan
menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekologi adalah ilmu tentang
hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan benda-benda tidak hidup di
sekitarnya. Penulisan ini ditujukan untuk mengetahui informasi secara jelas tentang hubungan ekologi
dengan pelestarian lingkungan. Diskursus konservasi lingkungan telah menjadi isu aktual di tengah ancaman
krisis lingkungan global. Karena krisis lingkungan dianggap sebagai masalah terbesar abad ini yang
berdampak pada penghuni dunia sekarang dan generasi masa depan. Para ahli telah memetakan bahwa krisis
lingkungan telah menyebabkan berbagai bencana, perubahan iklim, pemanasan global, menurunkan kualitas
hidup dan ancaman kehancuran bumi di masa depan. Karena itu, manusia di seluruh dunia terus mencari
solusi bersama untuk mengatasi krisis ini. Merumuskan konservasi lingkungan dari sudut pandang pada
keadaan saat ini merupakan hal yang penting. Maka dari itu berdasarkan ilmu ekologi, ekologi dengan
konservasi lingkungan sangatlah berpengaruh satu sama lain.
Kata kunci: Ekologi, Lingkungan, Konservasi.

PENDAHULUAN

Manusia merupakan bagian dari alam yang harus menjaga keseimbangan ekosistem untuk
kelangsungan hidupnya. Selama ini manusia beranggapan bukan bagian dari alam sehingga bebas
memanfaatkan segala sesuatu yang ada di alam. Lingkungan mempengaruhi hidup manusia dan sebaliknya
manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Manusia ada dalam lingkungan hidupnya dan tidak dapat
terpisahkan dari padanya. Dengan demikian lingkungan hidup menjadi bagian penting dari kehidupan
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan lingkungan merupakan salah satu sumber daya
alam bagi seluruh mahluk hidup. Sumber daya alam merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu ekosistem,
yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Eksploitasi secara besar-besaran terhadap SDA yang ada tanpa memikirkan efek
jangka panjang mengakibatkan rusaknya lingkungan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tumbuhnya industri yang begitu pesat pada saat
ini juga menimbulkan pengaruh tersendiri baik itu yang menyangkut dampak positif maupun dampak
negatifnya. Dampak negative yang terjadi yaitu kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan terjadi karena
dua faktor, yaitu faktor alami dan faktor aktivitas manusia. Faktor alami berasal dari bencana alam dan cuaca
yang tidak menentu. Bencana alam seperti banjir, tanah longsor, tsunami, gunung meletus, ataupun gempa
bumi selain berbahaya bagi keselamatan manusia dan makhluk hidup juga dapat mengakibatkan rusaknya
lingkungan. Faktor aktivitas manusia berasal dari pengambilan sumber daya alam secara berlebihan untuk
pemenuhan kebutuhan hidup ataupun aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan seperti penebangan
hutan dan alih fungsi hutan, pertambangan, maupun pencemaran udara, air, dan tanah.
Dalam perkembangannya, tatanan lingkungan hidup maupun lingkungan sosial hendaknya
senantiasa diperhatikan agar tidak mendatangkan berbagai jenis bencana. Salah satu cara agar menumbuhkan
kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup serta pelestarian lingkungan adalah dengan
menanamkan pemahaman konsep ekologi dan etika lingkungan. Dengan demikian makin tinggi seseorang
memahami konsep ekologi dan makin tinggi pemahaman etika lingkungan, maka makin tinggi pula
partisipasi seseorang dalam melestarikan lingkungan. Sebaliknya semakin rendah pemahaman konsep
ekologi seseorang dan makin rendah pemahaman etika lingkungan, semakin rendah pula partisipasi
seseorang dalam melestarikan lingkungan.
PEMBAHASAN

Ekologi Dan Ilmu Lingkungan


Ekologi telah berkembang maju selama sejarah perkembangan manusia. Berbagai tulisan ilmuan sejak
Hipocrates, Aristoteles, hingga filosof lainnya merupakan naskah naskah kuno yang berisi rujukan tentang
masalah-masalah ekologi, walaupun pada waktu itu belum diberikan nama ekologi. Menurut Ernst Haeckel
(1866), Peneliti asal Jerman, bahwa pengertian ekologi adalah ilmu pengetahuan komprehensif tentang
hubungan organisme terhadap lingkungan. Sebelumnya banyak biologiwan terkenal di abad ke-18 dan ke-19
telah memberikan sumbangan pikiran dalam bidang ini, sekalipun belum menggunakan kata ”ekologi”.
Antony van Leeuwenhoek lebih dikenal sebagai pelopor ahli mikroskop pada tahun 1700-an, memelopori
pula pengkajian rantai makanan dan pengaturan populasi (Egerton, 1968). Tulisan botaniwan bangsa Inggris
Richard Bradley menyatakan bahwa ia memahami betul hal produktivitas biologis (Egerton, 1969). Ketiga
bidang tersebut penting dalam ekologi mutakhir (Utina dkk. 2009).
Ekologi juga dikenal sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antar mahluk hidup dengan
sesamanya dan dengan benda-benda tidak hidup disekitarnya (Winanrno. 1992). Makhluk hidup dalam kasus
pertanian adalah tanaman, sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah, unsur hara, dan lain-lain.
Namun saat ini ekologi lebih dikenal sebagai ”ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi dari alam”. Bahkan
ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari rumah tangga makhluk hidup. Ekologi merupakan disiplin
baru dari Biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang
menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial (Utomo dkk. 2014).
Pada mulanya ekologi merupakan bagian dari ilmu biologi (ilmu hayat), yang terbagai menjadi dua
berdasarkan pembagian lapisan vertikal dan lapisan taksonomi (keratan). Lapisan vertikal, contohnya:
morfologi (ilmu tentang bentuk luar tubuh), anatomi (ilmu tentang bagian dalam tubuh), fisiologi (ilmu
tentang faal makhluk hidup), genetika (ilmu tentang sifat keturunan), ekologi (ilmu tentang rumah makhluk
hidup), histologi (ilmu tentang jaringan mikroskopis), embriologi (ilmu tentang perkembangan embrio),
evolusi (ilmu tentang perkembangan makhluk hidup dari yang sederhan ke arah yang sempurna), teratologi
(ilmu tentang kemungkinan-kemungkinan bayi cacat dalam kandungan), organologi (ilmu tentang organ),
ontogeni (ilmu tentang perkembangan makhluk hidup dari sejak embrio hingga dewasa), dan lain sebagainya.
Sedangkan berdasarkan lapisan taksonomi, contohnya: mikologi (ilmu tentang jamur), mikrobiologi (ilmu
tentang jasad renik), entomologi (ilmu tentang serangga), ornitologi (ilmu tentang burung), botani (ilmu
tentang tumbuhan), zoologi (ilmu tentang hewan), bakteriologi (ilmu tentang bakteri), virologi (ilmu tentang
virus), dan lain sebagainya. Hal ini terlihat seperti gambar dibawah ini (Safitri. 2019).

Gambar 2.1.1

Ruang Lingkup Ekologi


Ekologi memiliki ruang lingkup yang sangat luas pada awal mulanya hanya mempelajari makhluk
hidup semata, yaitu dari makhluk hidup yang memiliki tingkat organisasi paling sederhana (rendah) ke
tingkat organisasi paling kompleks (tinggi). Ruang lingkup ekologi dapat dilihat dari spektrum biologi
dibawah ini

Gambar 2.1.2
1. Molekul
Molekul merupakan sekumpulan unsur-unsur yang membentuk suatu senyawa kimia. Molekul akan
menyusun organel-organel sel, seperti: membran sel plasma yang tersusun dari molekul-molekul
protein.
2. Organisme
Organisme adalah jasad hidup atau makhluk hidup, yang merupakan kumpulan sistem organ yang
membentuk individu.
3. Populasi
Populasi adalah kelompok mahkuk hidup satu spesies yang hidup pada suatu habitat yang sama.
Habitat merupakan tempat hidup suatu makhluk hidup. Dalam populasi terjadi interaksi antara
spesiesnya, seperti: berkembang biak, melakukan perkawinan, perlindungan satu sama lainnya, dan lain
sebagainya.
4. Komunitas
Keragaman spesies merupakan variasi berbagai jenis organisme yang membentuk komunitas.
Sedangkan Komunitas adalah kumpulan populasi berbagai spesies makhluk hidup yang saling
berinteraksi dan menempati lingkungan yang sama (Campbell. 2010).

Konsep dari ekologi sendiri merupakan hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh
komponen ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis).
Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam
keseimbangan. Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen
penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik
dialam (Darwis dkk. 2017).
Terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mempelajari ekologi tumbuhan, yaitu autekologi dan
sinekologi. Autekologi (ekologi spesies) adalah kajian tentang sejarah hidup suatu spesies tumbuhan,
perilaku, dan adaptasinya terhadap lingkungan; sedangkan sinekologi (ekologi komunitas) adalah kajian
tentang kelompok organisme tumbuhan yang tergabung dalam satu kesatuan dan saling berinteraksi dalam
daerah tertentu (Jayadi. 2015). Adapula pembagian ekologi menurut habitatnya yaitu:
 Ekologi bahari atau kelautan, salah satu ekologi bahari adalah Ekologi laut tropis.
 Ekologi estuaria, Estuaria adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan daerah
percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran
air tawar dan genangan air tawar).
 Ekologi padang rumput

Pengertian tentang lingkungan hidup manusia atau sering disebut lingkungan hidup, sebenarnya
berakar dari penerapan ekologi. Lingkungan merupakan penelaahan terhadap sikap dan perilaku manusia
dengan tanggungjawab dan kewajibannya dalam mengelola lingkungan hidup. Pengertian lingkungan hidup
menurut UU Nomor 23 Tahun 1997, adalah sistem kehidupan yang merupakan kesatuan ruang dengan
segenap benda, keadaan, daya dan mahluk hidup termasuk manusia dengan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Menurut Otto Soemarwoto dalam buku hukum lingkungan dan ekologi pembangunan. Lingkungan
adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi
kehidupan kita. Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar individu yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme.
Paradigma ilmu lingkungan (environmental science) adalah metode ilmiah guna menghadapi
kehidupan manusia yang kompleks di bawah tatanan alam semesta, sehingga merupakan kombinasi hukum
manusia dan hukum alam berdasarkan teori, perangkat dan aplikasinya mengacu pada komponen nilai
kemanusiaan melalui keterampilan profesional dan sistematika ilmiah (Armour dan Lang 1975;
Soerjani:1997). Atas dasar pengertian ini, ilmu lingkungan merupakan ilmu pengetahuan murni yang
monolitik.

Konservasi
Konservasi mempunyai arti sebagai usaha pelestarian lingkungan yang juga merupakan upaya
pemeliharaan dan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. Pemanfaatan sumber daya alam untuk
tujuan pembangunan dan peningkatan kualitas dan kesejahteraan penduduk hendaknya dilakukan dengan
pertimbangan ekologis. Dengan pertimbangan itu maka lingkungan dapat menjamin kelangsungan
tersedianya sumber daya alam (MacKinnon, 1990). Konservasi dapat dilakukan secara kreatif dan inovatif
untuk menjadikan bumi dan sumber daya alamnya produktif dan bermanfaat bagi kesejahteraan manusia
secara berkelanjutan (Basuni, 2012).
Kegiatan konservasi sumber daya alam, meliputi; pemanfaatan sumber daya alam yang rasional
termasuk pemanfaatannya kembali melalui daur ulang, serta perlindungannya dari kerusakan. Konservasi
juga merupakan bentuk kegiatan manusia dalam pengelolaan organisme dan ekosistemnya sedemikian rupa
agar pemanfaatannya dapat berkelanjutan. Untuk mencapai pemanfaatan organisme dan ekosistem yang
berkelanjutan, maka kegiatan konservasi meliputi; perlindungan, pemeliharaan, rehabilitasi, restorasi dan
peningkatan populasi serta ekosistem (Anon, 1993). Hal ini berkenaan pula dengan beberapa dasar penerapan
konservasi dalam pengertian moderen, yaitu; pemeliharaan, perbaikan, pemanfaatan, pengubahan, efisiensi,
daur ulang, dan integrasi (Owen, 1985).
Paradigma konservasi sumber dayaalam hayati adalah pengelolaan penggunaan sumber dayaalam
hayati secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan untuk kemanfaatan bagi generasi kini dan
mendatang. Adapun aktivitasnya adalah memanfaatkan sumber dayahayati, mendistribusikan manfaat
sumber dayaalam hayati, dan tidak merusak sumber dayaalam hayati (Basuni, 2012).Restorasi ekosistem
merupakan upaya mengembalikan kondisi hutan atau bentang alam dengan tujuan memperoleh kembali
keanekaragaman hayati dan non-hayati, dan terjadi keseimabgan hayati dan ekosistemnya.
Tujuan konservasi sumber daya alam yang akan dilakukan adalah (1) Mempertahankan adanya kualitas
lingkungan dengan memperhatikan estetika dan kebutuhan ekowisata maupun hasilnya dan (2)
Mempertahankan adanya kelanjutan dari pemanfaatan hasil tanaman, hewan dan bahan yang bermanfaat
lainnya, dengan menciptakan siklus yang seimbang antara masa tanam atau pembiakan dengan pertumbuhan
individu baru atau pembaharuan material. Oleh karena itu konservasi yang dilakukan juga meliputi kegiatan
perlindungan terhadap sistem kehidupan, preservasi sumber daya genetik serta pemanfaatan flora dan fauna
secara berkelanjutan.

Hubungan Ekologi Dengan Pelestarian Lingkungan


Munculnya ekologi ini tentunya sangat membantu proses pelestarian lingkungan, karena pada awal
kemunculan ekologi atau sebelum terkenalnya ekologi, jarang orang memperhatikan lingkungan. Sebagian
besar naturalis tidak menganggap menembak hewan untuk mempelajarinya bahwa hal itu salah. Selain itu
pada abad ke- 19, tradisi memperlakukan hidupan liar sebagai sumber daya alam yang dapat diperbarui terus
berlanjut.
Hingga abad ke- 20 dimulai, peristiwa-peristiwa semacam itu membantu berkembangnya cara pandang
baru pada alam. Salah satu pandangan murni pragmatik: untuk mengeksploitasi berbagai sumber daya alam,
sumber-sumber itu terkadang harus dilestarikan. Pandangan kedua atau yang disebut preservasionisme
melibatkan perubahan cara berpikir yang lebih fundamental dimana gagasan bahwa alam memiliki nilai
intrinsik dan harus dilindungi demi alam itu sendiri. Kedua pandangan itu merupakan bagian penting dari
environmentalisme saat ini. Berdasarkan pemaparan diatas dapat kita simpulkan kehadiran ekologi sangat
mempengaruhi pemikiran manusia dalam hal pelestarian lingkungan. Setelah munculnya ekologi, manusia
tidak lagi melakukan perburuan liar dan tentunya hal tersebut berimbas pada populasi hewan tersebut. Hal
tersebut juga membuktikan bahwa ekologi memiliki hubungan erat dengan pelestarian lingkungan.
Adapula terdapat hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa Partisipasi sesorang dalam melestarikan
lingkungan dapat dipengaruhi oleh pemahaman konsep ekologi dan etika lingkungan. Dengan demikian
berarti makin tinggi pemahaman konsep ekologi dan makin tinggi etika lingkungan, makin tinggi pula
Partisipasi seseorang dalam melestarikan lingkungan. Sebaliknya semakin rendah pemahaman konsep
ekologi dan makin rendah etika lingkungan, semakin rendah pula partisipasi seseorang dalam melestarikan
lingkungan tersebut. Hasil penelitian sesuai dengan pendapat Otto Soemarwoto bahwa pemahaman konsep
ekologi adalah kelangsungan hidup makluk hidup yang mengedepankan hubungan timbal balik antara
manusia dengan makluk hidup lainnya di muka bumi. Etika lingkungan adalah kepedulian manusia terhadap
lingkungan yang tidak berpusat pada diri individu dengan status moral. Manusia tidak boleh merusak
lingkungan karena mereka memiliki moral.
Seperti yang dikemukakan oleh Otto Sumarwoto perilaku berwawasan lingkungan adalah tindakan atau
perbuatan manusia dalam menjaga lingkungan agar terjaga kelestariannya. Partisipasi dapat dilakukan
dengan cara usaha sadar diri untuk memelihara atau memperbaiki mutu lingkungan agar kelangsungan hidup
dapat terjaga. Perubahan partisipasi terhadap lingkungan dapat menggunakan alam sesuai dengan kebutuhan
tanpa merusak lingkungannya. Dari pembahasan teori di atas menyebutkan bahwa Pemahaman Konsep
Ekologi dan etika lingkungan yang dimiliki oleh manusia akan berhubungan dengan Partisipasi manusia
dalam Melestarikan Lingkungan.

KESIMPULAN
Berdasarkan pada pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa ekologi adalah suatu ilmu tentang
hubungan timbal balik antar mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan benda-benda tidak hidup
disekitarnya (Winanrno. 1992). Dengan pemahaman konsep ekologi yang lebih mendalam serta pemahaman
tentang etika lingkungan dapat menumbuhkan kesadaran dalam upaya melakukan kegiatan konservasi.
Kegiatan konservasi dapat juga meliputi pemanfaatan sumber daya alam secara rasional, mempertahankan
adanya kualitas lingkungan dengan memperhatikan estetika dan kebutuhan ekowisata maupun hasilnya dan
mempertahankan adanya kelanjutan dari pemanfaatan hasil tanaman, hewan dan bahan yang bermanfaat
lainnya, dengan menciptakan siklus yang seimbang antara masa tanam atau pembiakan dengan pertumbuhan
individu baru atau pembaharuan material.
TUGAS REMEDIAL
(Lembar Kerja Tugas Remedial)

A. Judul Artikel : Hubungan Ekologi Dengan Pelestarian Lingkungan

B. Kegiatan Belajar : Tugas Tambahan

C. Refleksi
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

sistem yang terbentuk oleh hubungan


timbal balik tak terpisahkan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya
Ekologi/ekosistem

salah satu ekologi bahari


Ekologi adalah Ekologi laut tropis.
Bahari

Estuaria adalah bagian


Ekologi menurut Ekologi dari lingkungan perairan
habitatnya Estuaria yang merupakan daerah
percampuran antara air
laut dan air tawar yang
berasal dari sungai

Ekologi Padang
Rumput

Peta Konsep Ruang


Lingkup
(Beberapa istilah
1 Ekologi
dan definisi) di
modul bidang studi
Ekologi memiliki ruang lingkup yang sangat luas pada awal mulanya hanya
mempelajari makhluk hidup semata, yaitu dari makhluk hidup yang memiliki
tingkat organisasi paling sederhana (rendah) ke tingkat organisasi paling
kompleks (tinggi)

Usaha pelestarian lingkungan yang juga merupakan


Konservasi upaya pemeliharaan dan pemanfaatan sumber daya
alam secara bijaksana

makin tinggi pemahaman konsep ekologi


dan makin tinggi etika lingkungan, makin
tinggi pula Partisipasi seseorang dalam
Hubungan Ekologi melestarikan lingkungan. Sebaliknya
Dengan Pelestarian semakin rendah pemahaman konsep
Lingkungan ekologi dan makin rendah etika lingkungan,
semakin rendah pula partisipasi seseorang
dalam melestarikan lingkungan tersebut

Daftar materi
1. Produktivitas Biologis
bidang studi yang
2 2. Homeostatis
sulit dipahami
pada modul 3. Environmental Science

Daftar materi yang


sering mengalami
3 1. Menyebutkan jenis-jenis ekologi menurut habitatnya
miskonsepsi dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai