Tesis - Tohar.nim. 2015.XV.79.1358
Tesis - Tohar.nim. 2015.XV.79.1358
TESIS
Oleh
Tohar
NIM: 2015.XV.79.1358
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM ( IAI )
AL-KHOZINY
BUDURAN SIDOARJO
2017
PERSETUJUAN
Oleh
Pembimbing
ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Tim Penguji :
Direktur,
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Nama : Tohar
NIM : 2015.XV.79.1358
NIRM : 016.02.04.0713
Tohar
iv
KESEDIAAN PERBAIKAN
Mengetahui,
Direktur Pascasarjana
IAI Al Khoziny Buduran Sidoarjo
v
KATA PENGANTAR
Tohar
vi
ABSTRAK
Peran Kepala Madrasah adalah bagian dari tugas utama yang harus
dilakukan. Motivasi Kerja Guru adalah suatu proses yang dilakukan untuk
menggerakkan guru agar perilaku mereka dapat diarahkan pada upaya-upaya yang
nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Fokus penelitian ini adalah: (a) Bagaimana peran kepemimpinan Kepala
Madrasah di MTs Miftahul Ulum Selokgondang?, (b) Bagaimana motivasi kerja
guru di MTs Miftahul Ulum Selokgondang?, (c) Bagaimana peran kepemimpinan
Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru di MTs Miftahul
Ulum Selokgondang?.
Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif,
yaitu peneliti hanya mendeskripsikan, menganalisis fenomena, peristiwa dan
aktivitas yang dilakukan berkaitan dengan Peran Kepala Madrasah Dalam
Peningkatan Motivasi Kerja Guru Di MTs Miftahul Ulum Sukodono.
Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan yang merupakan jawaban
dari fokus penelitian yaitu: (a) peran kepala madrasah dalam melakukan supervisi
dengan cara merencanakan jadwal supervisi, menyiapkan instrumen supervisi,
menginforma sikan kepada guru/PTK sasaran supervisi, melaksanakan supervisi,
dan menyimpulkan hasil supervisi. Peran kedua sebagai motivator dengan cara
pemberian pemenuhan kebutuhan yang bersifat intern dan ekstern, (b) motivasi
kerja guru dapat didorong dengan adanya fasilitas penunjang kebutuhan guru,
guru merupakan panggilan jiwa dan mengamalkan ilmunya. Ketiga, Peran kepala
madrasah untuk meningkatkan motivasi kerja guru di MTs. Miftahul Ulum
Selokgondang dengan cara Menanamkan nilai-nilai spritual dan akhlakul karimah,
memberikan keteladanan dan pemberian tugas sesuai dengan fungsinya sebagai
PTK, pemberian kompensasi yang sesuai, serta pemberian reword kepada guru,
(c) peran kepala madrasah dalam meningkatkan motivasi kerja di MTs. Miftahul
Ulum Selokgondang yaitu: pertama, Kepala Madrasah adalah sebagai supervisor,
Supervisi yang digunakan di MTs. Miftahul Ulum Selokgondang menggunakan
supervisi klinis. Peran kedua sebagai motivator dengan menggunakan tiga fungsi
yaitu fungsi pendorong, fungsi pengarah dan fungsi penggerak. Kedua, untuk
meningkatkan motivasi kerja guru dengan memberikan Kebutuhan Fisiologikal,
Kebutuhan Keselamatan, Kebutuhan Berkelompok, Kebutuhan Penghargaan, dan
Kebutuhan Aktualisasi Diri. Ketiga, Supervisi dan motivasi dalam meningkatkan
motivasi guru dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pertama, pendekatan
humanistic, kedua pendekatan Profesional.
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................ iv
HALAMAN KESEDIAAN PERBAIKAN .............................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................. vii
PEDOMAN TRANSLITERASI .............................................................. viii
DAFTAR ISI .......................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................. 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah .................................. 8
C. Fokus Penelitian ........................................................... 9
D. Tujuan Penelitian .......................................................... 9
E. Kegunaan Penelitian ..................................................... 9
F. Definisi Istilah .............................................................. 10
G. Sistematika Pembahasan ............................................... 11
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis .............................................................. 13
1. Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah ................... 13
2. Motivasi Kerja Guru ................................................. 49
3. Peran Kepala Madrasah dalam meningkatkan motivasi
4. kerja guru Madrasah ................................................. 67
B. Penelitian Terdahulu ..................................................... 70
C. Kerangka Pemikiran ..................................................... 71
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian .......................................................... 73
B. Kehadiran Peneliti di Lapangan .................................... 73
C. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................... 74
D. Data dan Sumber Data .................................................. 75
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 77
F. Teknik Analisis Data .................................................... 80
G. Pengecekan Keabsahan Data ........................................ 83
BAB IV : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................... 86
B. Paparan Data ................................................................ 90
C. Temuan Penelitian ......................................................... 104
ix
BAB V : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah ....................... 106
B. Motivasi Kerja Guru ..................................................... 108
C. Peran Kepala Madrasah dalam meningkatkan motivasi
D. kerja guru Madrasah ..................................................... 111
BAB VI : PENUTUP
A. Simpulan ...................................................................... 116
B. Implikasi Teoritis ......................................................... 117
C. Keterbatasan .................................................................. 118
D. Rekomendasi ................................................................ 119
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 120
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keinginan yang beraneka ragam, namun yang paling utama adalah kebutuhan
hidup. Sebagai makhluk berakal dan lebih sempurna diantara makhluk yang
disebabkan oleh perbedaan kemampuan yang mereka miliki tetapi justru lebih
oleh dua orang yang memiliki kemampuan sama akan memberikan hasil yang
suasana belajar dan proses pembelajaran yang kondusif agar peserta didik
negara. 3
kebutuhan dasar untuk membekali manusia hidup layak dimasa datang yang
semakin rumit dan penuh tantangan, sudah barang tentu menuntut pemikiran
dan penataan. Hal ini memiliki arti bahwa betapa pentingnya pendidikan
dewasa ini dalam membekali anak didik penerus bangsa, pemilik hari esok
dimana guru merupakan salah satu penentu dalam pencapaian tujuan kegiatan
belajar mengajar.
sentral dan strategis dalam sistem pendidikan karena guru terlibat langsung
3
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung:
Citra Umbara, 2003), 3.
4
Engkoswara, Kecenderungan Kehidupan di Indonesia Menjelang Tahun 2000 dan Implikasinya
Terdahap System Pendidikan Intermedia, (Jakarta: Gramedia, 1986) 3.
5
Fakry Gaffar, Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodologi, (Jakarta: Dirjen Dikti, 1987), 120.
3
dalam KBM dipahami sebagai kemampuan guru untuk mengolah pikiran dan
dan produktif. 6
bahwa motivasi diartikan sebagai pendorong atau penggerak yang berasal dari
6
Conny Semiawan, dkk, Memupuk Bakat dan Kreatifitas Siswa Sekolah Menengah, (Jakarta:
Gramedia, 1984), 4.
7
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
250.
8
John Whitmore, Coaching For Performance, Seni Mengarahkan Untuk Mendongkrak Kinerja,
(terj) Dwi Hewlly Purnomo dan Louis Novianto, (Jakarta: Gramedia, 1997), 396.
9
CT. Morgan, RA. King dan Scholer, Introduction To Psikology, (New York: Mc Graw Hill Book
Company, 1986), 38.
4
sekolah dengan orang tua, serta sosok out come sekolah yang prospektif. 10
menggerakkan semua sumber dan alat (recources) yang tersedia dalam suatu
yaitu human resources dan non human recouces. Dalam lembaga pendidikan
yang termasuk salah satu unit organisasi, juga terdiri dari bebagai unsur atau
untuk mewujudkan visi dan misinya sangat tergantung dari peran dan kualitas
sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi. Sumber daya manusia
juga memiliki peran strategis dalam memberikan nilai tambah (added value)
10
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, Konsep, Strategi dan Aplikasi, 167.
11
Marno, Triyo Supriyatno, Manajemen Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Banduang: PT. Refika
Aditama, 2008), 29-30.
5
advantage).12
12
Wahibur Rokhman, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Kudus: Nora Media Enterpise, 2011),
1.
13
Ara Hidayat, dkk, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola
Sekolah dan Madrasah, (Bandung: Pustaka Educa, 2010), 83-84.
6
motivasi kerja guru dalam proses pengajaran. Pengajaran adalah alat untuk
supervisi bukan lagi inspeksi dari orang yang merasa serba tahu (superior)
kepada orang yang dinggap belum tahu sama sekali (inferior), tetapi supervise
melekat pada dirinya dan secara langsung atau tidak langsung dapat
14
H. Engkoswara, Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), 178.
15
Piet A Suhertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan
Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 141.
16
Kemenag, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Direkrorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, 2000), 2.
17
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi Buku Pegangan Kuliah, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), 5.
7
yang berakibat kurang berhasilnya tujuan yang ingin dicapai. Hal itu
guru dalam bekerja. Motivasi dapat dipandang sebagai energi dalam diri
sejak tahun 1986 secara bertahap MTs Miftahul Ulum Selokgondang baik dari
segi kuantitas maupun kualitas terus berbenah ,Saat ini secara kualitas tidak
18
Syamsul Ma‟arif, Guru Profesional Harapan dan Kenyataan, (Semarang: Need‟s Press,
Semarang, 2011), 11.
8
lemah namun proses belajar mengajar berjalan dengan efektif dan out putnya
cukup baik. Hal itu dapat dilihat dari prosentasi kelulusan cukup memuaskan.
Kondisi di atas adalah tidak terlepas dari peran kepala madrasah yang secara
Selokgondang”.
1. Identifikasi Masalah
Selokgondang;
2. Batasan Masalah
C. Fokus Penelitian
Selokgondang?;
D. Tujuan Penelitian
Ulum Selokgondang
E. Kegunaan Penelitian
bagi semua pihak yang terkait baik secara teoritis maupun praktis.
Selain itu manfaat penelitian akan dijadikan sebagai pedoman bagi kepala
F. Definisi Istilah
luas peran adalah bagian dari tugas utama yang harus dilakukan.
terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran.”20
19
Wahidmurni, Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan; Pendekatan
Kualitatif dan kuantitatif Skripsi, Tesis dan Desertasi, (Malang: PPs UIN Malang, 2008), 7.
20
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya), (Jakarta : PT RajaGrapindo Persada, 1999), 82.
11
Jadi yang dimaksud dengan judul tesis: Peran kepala madrasah dalam
meningkatkan motivasi kerja guru adalah ikhtiar, upaya, strategi dan tindakan
penelitian ini terbatas pada bagaimana peran, strategi atau teknik kepala
G. Sistematika Pembahasan
Bab satu pendahuluan, yang terdiri dari: (1) latar belakang, (2)
identifikasi dan batasan masalah, (3) fokus penelitian, (4) tujuan penelitian,
Bab dua kajian pustaka, yang terdiri dari: (1) kajian teoritis, (2),
Bab tiga metode penelitian, yang terdiri dari: (1) lokasi penelitian,
(2) kehadiran peneliti di lapangan, (3) pendekatan dan jenis penelitian, (4)
21
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 71.
12
data dan sumber data, (5) teknik pengumpulan data, (6) teknik analisis data,
Bab enam penutup, yang terdiri dari: (1) kesimpulan, (2) implikasi
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
dikutip Sri Budi Cantika Yuli menurut beberapa ahli antara lain: 22
kannya. 23
orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas
yang diinginkan.24
22
Sri Budi Cantika, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Malang: UMM Press, 2005), 166- 167.
23
Ara Hidayat, dkk, Pengelolaan Pendidikan Kosep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola
Sekolah dan Madrasah, (Bandung: Pustaka Educa, 2010), 81.
24
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2013), 280.
14
ditentukan.
25
Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, 82-83.
15
pinan adalah pola perilaku dan strategi yang sering disukai dan sering
kinerja bawahannya. 27
26
Didin Kurniadin & Imam Machali, Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsip Pengelolaan
Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 301.
27
Kurniadin & Machali, Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan, 302.
16
sebagai berikut:
laku, sikap yang elok, gerak gerik yang bagus, kekuatan, dan
28
Miftah Thoha, Pembinaan Organisasi Proses Diagnosa dan Intervensi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2002), 56.
17
masa bodo)
29
Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 214.
30
Soetopo, Perilaku Organisasi, 215.
18
manipulatif.
sifatnya lunak.
33
Soetopo, Perilaku Organisasi, 216.
20
menjadi lebih baik dan efektif, guru menjadi lebih puas dalam
34
Mancja, W, Bahan Ajar Model Pembelajaran/Supervisi Pengajaran, (Malang: Universitas
Negeri Malang, 2000), 5.
35
Piet A, Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2000), 17.
21
profesional ini bagi guru, maka para supervisor juga harus senantiasa
lebih baik dibandingkan guru. Karena jika para supervisor itu sama
madrasah.
38
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Supervisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 40.
39
Arikunto, Dasar-dasar Supervisi, 41.
23
lembaga.
dan kontinyu.
bagaimana
40
Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru
Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru, (Bandung: Alfabeta, 2012), 8-9.
25
41
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), 89.
26
42
Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru Memberdayakan
Pengawas Sebagai Gurunya Guru, 51.
43
Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru Memberdayakan
Pengawas Sebagai Gurunya Guru, 51.
27
keagamaan.44
sehari-hari.
sepihak.
44
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Pedoman Pelaksanaan
Supervisi Pendidikan Agama, (Jakarta: Depag RI, 2003), 63-64.
28
yaitu:
guru.
29
lan guru.
telah disepakati.
atau didiskusikan.
tindak lanjut.
evaluasi.
penilan bersama.
berikutnya.
31
45
Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru Memberdayakan
Pengawas Sebagai Gurunya Guru, 53.
32
46
Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru Memberdayakan
Pengawas Sebagai Gurunya Guru, 53-54.
47
Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru Memberdayakan
Pengawas Sebagai Gurunya Guru, 55.
33
a). Peranan
ngaruhinya.
48
Diding Nurdin, Kepemimpinan Mutu Pendidikan Konsep dan Aplikasi Menuju Kepemimpinan
Sekolah Produktif, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009), 118-119.
34
dinamis.
35
pembelajaran. 49
49
Nurdin, Kepemimpinan Mutu Pendidikan Konsep dan Aplikasi Menuju Kepemimpinan Sekolah
Produktif, 119-120.
36
dikelas.
masalah lain.
baiknya.
individu tersebut dapat bertindak atau berbuat dengan cepat dan tepat.
Motif tidak dapat dilihat secara langsung, akan tetapi dapat diamati
50
Piter F. Oliva, Supervision For Today’s Schools, (New York: Logman, 1984), 24-25.
38
tertentu.51
51
Isbandi Rukminto Adi, Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial: Dasar-
dasar Pemikiran, (Jakarta: Grafindo Persada, 1996), 154.
52
Nurdin, Kepemimpinan Mutu Pendidikan Konsep dan Aplikasi Menuju Kepemimpinan Sekolah
Produktif, 126.
53
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2003), 155.
39
tertentu.55
bawahannya.57
54
Irawan Prasetya, Teori Belajar, Motivasi, dan Keterampilan Mengajar, (Jakarta: Depdiknas,
2003), 41.
55
Winardi, Asas-asas Manajemen, (Bandung: CV. Mandar Maju, 2000), 11.
56
Winardi, Asas-asas Manajemen, 14.
57
Prasetya, Teori Belajar, Motivasi, dan Keterampilan Mengajar, 12.
40
kerja atau perilaku dari seorang guru.58 Pendapat Gorton ini sesuai
Process.”60
58
Prasetya, Teori Belajar, Motivasi, dan Keterampilan Mengajar, 42.
59
Winardi, Asas-asas Manajemen, 7.
60
Winardi, Asas-asas Manajemen, 23.
61
Nurdin, Kepemimpinan Mutu Pendidikan Konsep dan Aplikasi Menuju Kepemimpinan Sekolah
Produktif, 127.
41
suatu kegiatan agar suatu tujuan dapat dicapai secara efektif dan
62
Nurdin, Kepemimpinan Mutu Pendidikan Konsep dan Aplikasi Menuju Kepemimpinan Sekolah
Produktif, 129.
42
yang bermutu.
belajar mengajar bahwa motivasi yang ada pada diri setiap orang
63
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2001), 83.
44
kreatif).
sesuatu).
akan terjebak pada suatu yang rutinitas. Selain itu, juga harus
64
Karmidi. Kontribusi Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru SMU
Negeri di Kota Malang, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003), 46-50.
46
b). Faktor ekstrinsik, yaitu faktor dari luar, disini seorang guru
di sekolah tersebut.
organisasi.
pemimpin.
49
berikut:
65
Sondang P. Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), 287.
50
berikut:
66
Didin Kurniadin & Imam Machali, Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsip Pengelolaan
Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 330.
67
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek, dan Riset pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2015), 281.
68
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), 263.
51
69
Usman, Manajemen Teori, Praktek, dan Riset pendidikan, 282.
70
Kurniadin & Machali, Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan, 339.
52
73
Usman, Manajemen Teori, Praktek, dan Riset pendidikan, 283.
54
74
Schunk. Learning Theories, 2009.
55
tutor sebaya.
75
Usman, Manajemen Teori, Praktek, dan Riset pendidikan, 284.
56
Needs)
76
Usman, Manajemen Teori, Praktek, dan Riset pendidikan, 284.
57
puncak. 77
berbeda. 78
a). Teori X
untuk maju. 79
b). Teori Y.
79
Kurniadin & Machali, Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan, 341.
80
Kurniadin & Machali, Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan, 341.
59
guru.
81
Kurniadin & Machali, Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan, 342.
60
antara lain: (a) pencapaian hasil kerja, (b) afiliasi, (c) agresi,
(d) otonomi, (e) pamer, (f) kata hati, (g) memelihara hubungan
82
Usman, Manajemen Teori, Praktek, dan Riset pendidikan, 286.
61
83
Usman, Manajemen Teori, Praktek, dan Riset pendidikan, 288.
62
84
Usman, Manajemen Teori, Praktek, dan Riset pendidikan, 289.
63
yaitu:85
masingmasing.
85
Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan; Dari Teori ke Praktik,
Jilid II, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010), 840.
64
kebutuhan, yaitu: 86
dengan baik maka dua faktor motivasi harus diperhatikan, baik itu
86
Harbani Pasolong, Teori Administrasi Publik, (Bandung: Alfabeta, 2010), 145.
65
87
Shulhan, Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru, 85-86.
88
Usman, Manajemen Teori, Praktek, dan Riset pendidikan, 281.
66
dicapai.
pemimpin.
89
Shulhan, Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Guru, 77.
67
dilihat dari supervisi itu sendiri dalam kaitanya dengan motivasi dan
a. Pendekatan Humanistic
perkembangan itu.
bias berupa motivasi fisologis berasal dari dalam diri guru merasa
90
Soetjipto, Profresi Keguruan, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004), 242-244.
91
Soetjipto, Profresi Keguruan, 251 – 256.
68
siswa itu.
2). Observasi
guru.
69
5). Laporan
b. Pendekatan Profesionalisme
professional:
1). Penataran yang diberikan kepada guru dan kepala sekolah. Isi
kualitas pengajaran.
70
B. Penelitian Terdahulu.
sebelumnya dengan judul yang sama pernah diteliti oleh beberapa peneliti,
sebagai berikut :
Negeri Malang.
Motivasi kerja guru di SMP Darul Muhajirin Praya Lombok Tahun 2010
C. Kerangka Pemikiran
pada umumnya menunjukkan bahwa salah satu faktor pendukung dan kunci
prestasi kerjanya dipimpin oleh kepala madrasah yang baik. Edmonds juga
Kepemimpinan
Kepala Madrasah
Siswa Guru
Proses
Pembelajaran
OUT PUT
SISWA
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Miftahul Ulum Selokgondang baik dari segi kuantitas maupun kualitas terus
berbenah, saat ini secara kualitas tidak jauh berbeda dengan madrasah/sekolah
yang lain atau berstatus negeri. Alasan kedua: peran kepala madrasah yang
Selokgondang Sukodono.
B. Kehadiran Penelitian
merupakan alasan lain kenapa peneliti harus hadir menjadi instrument kunci
penelitian ini. Kehadiran peneliti adalah salah satu unsur penting dalam
sifat unik dari realitas sosial dunia tingkah laku manusia itu sendiri.
Keunikannya bersuber dari hakikat manusia sebagai mahluk psikis, sosial, dan
92
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), 164.
93
Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi, (Malang: IKIP Malang, 1990),
2.
74
atau lisan atau perilaku yang dapat diamati melalui wawancara, observasi dan
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
naturalistic.96
peristiwa dalam kaitannya dengan orang dalam situasi tertentu. Penelitian ini
Selokgondang.
94
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 6.
95
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 48.
96
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , 50.
75
dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan
Dalam hal ini, data primer adalah data yang diperoleh dan
dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak lain yang biasanya disajikan
dalam bentuk publikasi dan jurnal. Dalam hal ini, data sekunder adalah data
Sumber data penelitian ini adalah manusia dan non manusia. Data dari
dengan fokus penelitian, seperti kepala sekolah, dan guru. Informan kunci
97
Hadari Nawawi dan Mini Martini, Penelitian Terapan, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 1994), 73.
98
Nawawi dan Martini, Penelitian Terapan, 73.
76
dikehendaki dalam pengambilan sampel. Dalam hal ini sampel yang diambil
dengan maksud dan tujuan yang diinginkan peneliti atau sesuatu diambil
data dari literatur-literatur yang telah ada, yang akan membantu peneliti dalam
Ulum Selokgondang
1. Observasi
Observasi yang akan dilakukan oleh peneliti bersifat non partisipasif (non
data yang paling alamiyah dan paling banyak digunakan tidak hanya
2. Wawancara
99
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), 220.
100
Imam Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), 167.
101
Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, 168.
78
dan guru secara informal, dengan tujuan tidak merasa dipaksa sehingga
3. Dokumentasi
adalah sesuatu yang tertulis atau tercetak dan dapat dipakai sebagai bukti
keterangan.
satuan yang dapat dikelola, mensintesis, mencari pola, menemukan apa yang
situasi, peristiwa, orang, interaksi, dan perilaku. Dengan kata lain data
102
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, 86.
103
Suharsmi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), 158.
80
dikembangkan oleh Miles and Huberman. Dalam Model Miles and Hubermen
collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan
komponen yang saling berkaitan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan
104
Sudarsono, Beberapa Pendekatan dalam Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1992), 326.
105
Miles and Huberman, Qualitatif Data Analysis, (California: Sage Publication Inc, 1988), 21-23.
81
simultan, dan serempak. Proses analisis data di sini terbagi menjadi tiga
1. Reduksi Data
pengumpulan data.
2. Penyajian Data
ini juga dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari data-data yang
pengumpulan data peneliti berusaha mencari makna atau arti dari simbol-
data selesai.
106
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 188.
83
1. Perpanjangan Keikutsertaan
waktu yang lebih lama dari sekedar untuk melihat dan mengetahui subyek
informasi yang diperoleh secara distorsi baik berasal dari penelti sendiri
107
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 327.
84
2. Ketekunan Pengamatan
informasi yang relevan dengan persoalan yang sedang dicari oleh peneliti,
3. Triangulasi
yang satu ke informan lainnya. Misalnya dari guru yang satu ke guru yang
lainnya, dari kepala sekolah ke wakil kepala sekolah, dan lain sebagainya.
sesuatu yang lain di luar data tersebut bagi keperluan pengecekan atau
108
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 330.
BAB IV
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU
pada Tahun 1986, Pada saat itu masih menggunakan gedung MI. Miftahul
Usaha pengurus dan stek holder menginginkan MTs. Miftahul Ulum ini
memiliki tanah dan gedung sendiri. Tepatnya pada tanggal 9 pebruari 2001
pengurus dijabat oleh Haji Buchori sebagai ketua dan sekretaris dijabat
oleh Koplik Usman, dan kepala MTs. Mifathul Ulum dijabat oleh H. Imam
Maret 2001, pemeritah desa mengadakan rapat desa dengan Staf Desa,
tersebut yang sebelah barat untuk MTs. Miftahul Ulum dan sebelah timur
sekarang Rektor IAIS Wonorejo Lumajang, (2) Drs. As.ad Malik, M.Ag
olah raga.
dan terakreditasi B.
2. Letak Geografis
karena lima tahun terakhir ada Jalan Lintas Timur (JLT) sehingga dapat
mengakses siswa baru dari berbagai arah karena faktor jalan baru
109
Dokumentasi, Pengurus MTs. Miftahul Ulum Selokgondang, 2017.
88
Kabupaten Lumajang Dari tempatnya saat ini, lokasi MTs. Mifathul Ulum
Lumajang. Jika dilihat dari letak lokasinya termasuk dalam jalur garis
a. Visi, Misi
1). Visi
2). Misi
B. Paparan Data
motivasi kerja guru madrasah, tidak terlepas dari peran serta kepala
mengajar meningkat.
S. Pd sebagai berikut:
110
Siti Umiyatul Khasanah, Wawancara, Selokgondang, 06 Maret 2017.
91
ini sesuai apa yang diungkapakan kepala madrasah Bapak Drs. H. Imam
terjalin juga komunikasi yang intens sehingga dalam proses supervisi itu
sasi berupa gaji. Hal ini sesuai dengan yang terangkum dalam wawancara
sebagai berikut.
111
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 06 Maret 2017.
112
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 06 Maret 2017.
92
klinik dan pemberian kompensasi yang sesuai, hal ini diharapkan agar
Walau secara umum sudah dilakukan cukup baik, tetapi masih banyak
menjadi lebih baik dan efektif, guru menjadi lebih puas dalam
113
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 06 Maret 2017.
93
guru.
114
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 06 Maret 2017.
115
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 06 Maret 2017.
116
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 06 Maret 2017.
94
didik yang berkualitas, hal ini sesuai apa yang diungkapkan kepala
117
Agung Priyobodo, Wawancara, Selokgondang, 08 Maret 2017.
118
Didik Mussoli, Wawancara, Selokgondang, 08 Maret 2017.
119
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 08 Maret 2017.
95
120
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 08 Maret 2017.
121
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 08 Maret 2017.
96
wawancara berikut:
lingkungan kerja.
faktor. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala madrasah
sebagai berikut:
125
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 08 Maret 2017.
98
masih ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang guru.
para siswa. Sebagai guru berharap untuk mendapat kebahagian dunia dan
peserta didik. Hal ini sesuai yang diungkapkan Ibu Dewi Kartina, S. Pd
129
Sugianto, Wawancara, Selokgondang, 13 Maret 2017.
130
Dewi Kartina, Wawancara, Selokgondang, 13 Maret 2017.
131
Slamet Wiyono, Wawancara, Selokgondang, 13 Maret 2017.
100
status simbol dan promosi. Selain itu motivasi kerja guru merupakan
132
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 15 Maret 2017.
101
dapat meningkatkan motivasi kerja guru, hal ini seperti yang terangkum
133
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 15 Maret 2017.
134
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 15 Maret 2017.
135
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 15 Maret 2017.
102
motivasi kerja diri untuk lebih meningkat. Hal sesuai dengan hasil
”Konsep peningkatan motivasi kerja guru ada lima yaitu harus bekerja
dengan ikhlas, tersusun dengan tepat, terselesaikan dengan cepat,
proses berkualitas serta hasilnya tuntas”.137
motivasi kerja guru denganc ara pemberian gaji kepada guru atau tenaga
dan intensif tambahan akan tetapi masih jauh dari UMR. Hal ini seperti
ini:
136
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 15 Maret 2017.
137
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 15 Maret 2017.
138
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 15 Maret 2017.
103
139
Imam Buchori, Wawancara, Selokgondang, 15 Maret 2017.
104
PEMBAHASAN
Kepala madrasah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas
mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi
yang ada dalam diri seorang pemimpin, memengaruhi orang lain untuk
bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas yang diinginkan. 141
140
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,
(Jakarat: PT. Rajagrafindo Persada, 2008), 83.
141
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2013), 280.
106
baik dan secara efektif melaksanakan semua fungsi mengajar sehingga lebih
pertemuan tatap muka antara supervesor dan guru, membahas tentang hal
profesi dengan cara kolegal atau kesejawatan antara supervisor dan guru.144
142
Mancja, W, Bahan Ajar Model Pembelajaran/Supervisi Pengajaran, (Malang: Universitas
Negeri Malang, 2000), 5.
143
Diding Nurdin, Kepemimpinan Mutu Pendidikan Konsep dan Aplikasi Menuju Kepemimpinan
Sekolah Produktif, (Bandung: PT. Sarana Panca Karya Nusa, 2009), 126.
144
Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru
Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru, (Bandung: Alfabeta, 2012), 51.
107
supervisi dilakukan satu kali tiap semester pada setiap guru, supervisi
fungsi yaitu fungsi pendorong, fungsi pengarah dan fungsi penggerak. Ketiga
personal dan pendekatan teman sejawat. Selain itu kepala madrasah berusaha
sikap spiritual dengan memberikan contoh atau sauri tauladan yang baik
atapun yang rendah. Untuk terus hidup dan berhasil baik, suatu organisasi
memerlukan karyawan yang cakap dan termotivasi pada waktu yang tepat.
kantor, bisa disaksikan adanya sebagian karyawan atau pegawai yang bekerja
lebih bersemangat atau bergairah daripada yang lain. Bergairah atau tidaknya
108
tinggi akan bekerja lebih semangat dari pada orang lain yang mempunyai
motivasi kerja rendah. Oleh karena itu motivasi merupakan suatu masalah
tugasnya. Lebih lanjut, motivasi sangat penting dalam menentukan hasil atau
pada dasarnya tidak mendapat saingan atau tantangan dari motif lain yang
berlawanan. Demikian pula sebaliknya orang yang tidak didorong oleh motif
kebutuhan manusia yang paling tinggi. Urutan motivasi yang paling rendah
guru. Misalnya; tersedianya kantin yang bersih dan sehat, tersedianya seragam
untuk guru, tersedianya ruangan kelas yang enak dan nyaman, tersedianya
145
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, 273.
146
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, 274.
147
Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, 281.
109
toilet yang bersih dengan kapasitas yang memadai, dan adanya acara rekreasi
setiap tahun.
motivasi kerja guru, misalnya; adanya kegiatan arisan bagi guru serta sikap
guru yang menyenangkan serta adil terhadap semua siswa, dan menanamkan
needs, affection needs), Teori ini bisa diaplikasikan madrasah, dan diharapkan
dengan Guru. Guru ikut menjadi anggota PGRI atau KKG, (2) Hubungan
Guru dengan siswa. Adanya pelajaran ekstra kurikuler, adanya kegiatan study
tour, (3) Hubungan siswa dengan siswa, terselengaranya class meeting antara
kelas.
adanya pemberian ijin para guru untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi,
lengkap dan serba modern. Selain kelima faktor tersebut motivasi kerja guru
kerja guru yaitu dalam nilai profesional dan kepuasan kerja dari setiap guru
148
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi Dan Implementasi, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2003), 155.
111
peranannya di sekolah.149
tergantung pada peran kepala madrasah. Oleh karena itu program yang harus
dilakukan adalah meningkatkan motivasi kerja guru yang ada, dengan cara
1. Pendekatan Humanistic
itu.
149
Nurdin, Kepemimpinan Mutu Pendidikan Konsep dan Aplikasi Menuju Kepemimpinan Sekolah
Produktif, 126.
112
madrasah yaitu:
a. Pembicaraan Awal
b. Observasi
c. Analisis Interpretasi
pelayanan pembelajaran.
d. Pembicaraan Akhir
e. Laporan
2. Pendekatan Profesionalisme
toilet yang bersih dengan kapasitas yang memadai, dan adanya acara
b. Kegiatan arisan bagi guru serta sikap guru yang menyenangkan serta
positif.
c. Hubungan Guru dengan Guru. Guru ikut menjadi anggota PGRI atau
tinggi.
modern.
f. Mengamalkan ilmu serta sebagai sauri tauladan yang baik bagi siswa
serta.
PENUTUP
A. Simpulan
pada tiga fungsi yaitu fungsi pendorong, fungsi pengarah dan fungsi
tersedianya kantin yang bersih dan sehat, tersedianya seragam untuk guru,
tersedianya ruangan kelas yang enak dan nyaman, dan adanya acara
dan para guru ikut menjadi anggota PGRI dan KKG, (b) Hubungan Guru
pemberian ijin para guru untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi,
B. Implikasi Teoritis
penggerak.
117
C. Keterbatasan penelitian
penelitian ini meliputi subyektifitas yang ada pada peneliti. Penelitian ini
dalam wawancara sehingga kecenderungan untuk bias masih tetap ada. Untuk
dan metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara cross check data
dengan fakta dari informan yang berbeda dan dari hasil penelitian lainnya.
observasi.
118
D. Rekomendasi
1. Lembaga Pendidikan
konsisten.
komplek.
dan siswa).
dalam lagi mengenai fokus tersebut, sehingga jika masih ada aspek-aspek
maupun hal-hal lain yang belum tercakup dan belum terungkap oleh
peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
AM, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001.
Cantika, Sri Budi. Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang: UMM Press,
2005.
CT. Morgan. RA. King dan Scholer. Introduction To Psikology. New York: Mc
Graw Hill Book Company, 1986.
Hidayat, Ara. dkk. Pengelolaan Pendidikan Kosep. Prinsip dan Aplikasi dalam
Mengelola Sekolah dan Madrasah. Bandung: Pustaka Educa, 2010.
Karmidi. Kontribusi Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja
Guru SMU Negeri di Kota Malang. Malang: Universitas Negeri Malang,
2003.
120
Kurniadin, Didin & Machali, Imam. Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsip
Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.
Miles and Huberman. Qualitatif Data Analysis. California: Sage Publication Inc,
1988.
Nawawi, Hadari dan Martini, Mini. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1994.
Oliva, Piter F. Supervision For Today’s Schools. New York: Logman. 1984.
Siagian, Sondang P. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara, 1990.
Suhertian, Piet A. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Usman, Husaini. Manajemen Teori. Praktek. dan Riset pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2015.