INVERSIO UTERI
Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal
Dosen Pengampu : Desi Hertati, SST., M.Keb
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M. Kes Selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Desi Kumala,SST.,M.Kes Selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Desi Hertati, SST., M.Keb Selaku dosen pengampu Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.
4. Seluruh staf pengajar jurusan DIII Kebidanan sekolah tinggi ilmu kesehatan eka
harap palangka raya yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan
selamaini.
5. Kepada kedua orang tua dan saudara-saudara saya yang selama ini telah banyak
memberikan dukungan baik secara materi, doa, nasehat, dan senantiasa
memotivasisayai dalam menyelesaikan tugas ini.
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL...................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
A. Pengertian Inversio Uteri ..................................................................... 3
B. Klasifikasi ............................................................................................ 3
C. Penyebab .............................................................................................. 4
D. Patofisiologi ......................................................................................... 5
E. Gejala ................................................................................................... 6
F. Penanganan .......................................................................................... 7
G. Komplikasi ........................................................................................... 7
BAB III KESIMPULAN............................................................................... 9
A. Kesimpulan........................................................................................... 9
B. Saran .................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Komplikasi kehamilan merupakan penyebab langsung kematian
maternal. Komplikasi kehamilan yang sering terjadi yaitu perdarahan,
preeklamsia / eklamsia, dan infeksi (Abdulla et al, 2010)
Angka kematian ibu di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh
timbulnya penyulit persalinan yang tidak dapat segera dirujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih mampu. Faktor waktu dan transportasi
merupakan hal yang sangat menentukan dalam merujuk kasus risiko tinggi.
Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur meru pakan tindakan yang
paling tepat dalam mengidentifikasi secara dini sesuai dengan risiko yang
disandang oleh ibu hamil (Saifuddin, 2002).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan di seluruh dunia
lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Di
Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2003/2004 Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 307 per
100.000 kelahiran hidup Sedangkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jateng
menyebutkan pada 2008 AKI mencapai 114,42/100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Semarang jumlah kematian ibu
maternal di Kota Semarang pada tahun 2009 sebanyak 22 kasus dengan jumlah
kelahiran hidup sebanyak 25.739. Penyebab AKI terdiri dari penyebab langsung
dan tidak langsung, penyebab langsung dari AKI disebabkan oleh komplikasi
pada masa hamil, bersalin dan nifas atau kematian yang disebabkan oleh suatu
tindakan atau 1 berbagai hal yang terjadi akibat-akibat tindakan tersebut yang
dilakukan selama hamil, bersalin dan nifas, seperti perdarahan, tekanan darah
yang tinggi saat hamil (eklamsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi
keguguran. Beberapa komplikasi persalinan salah satunya adalah persalinan
lama. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah karena kondisi
masyarakat, seperti pendidilkan, sosial ekonomi dan budaya.(Dinkes, 2009).
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan inversio uteri?
2. Bagaimana pengertian, penyebab, gejala, penatalaksanaan inversio uteri ?
C. Tujuan
1. Memahami tentang inversio uteri
2. Mengetahui pengertian, penyebab, gejala, penatalaksanaan inversio uteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Inversio Uteri
Inversio uteri adalah terbalik dan melipatnya uterus demikian rupa
sehingga lapisan endometriumnya dapat tampak sampai di luar perinium atau
dunia luar. (Manuaba. 2003)
Pada inversio uteri, uterus terputar balik sehingga fundus uteri terdapat
dalam vagina dengan selaput lendirnya sebelah luar. Keadaan ini disebut inversio
uteri komplet.Jika hanya fundus menekuk ke dalam dan tidak ke luar ostium
uteri, disebut inversiouteri inkomplet. Jika uterus yang berputar balaik itu keluar
dari vulva, disebut inversio prolaps.Inversio uteri jarang terjadi, tetapi jika
terjadi, dapat menimbulkan syok yang berat. (Sastrawinata,2003)
Inversio Uteri adalah suatu keadaan dimana bagian atas uterus (fundus
uteri ) memasuki kavum uteri sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke
dalam kavum uteri, bahkan ke dalam vagina atau keluar vagina dengan dinding
endometriumnya sebelah luar.(Ilmu Kandungan,Sarwono Prawiroharjo)
B. Klasifikasi
Inversio uteri dibagi atas :
1. Inversio uteri ringan
Fundus uteri terbalik menonjol dalam kavum uteri, namun belum keluar dari
ruang rongga rahim.
2. Inversio uteri sedang
Fundus uteri terbalik dan sudah masuk dalam vagina.
3. Inversio uteri berat
Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah keluar vagina
3
4
C. Penyebab
1. Pada grandemultipara karena terjadi atonia uteri
2. Tali pusat terlalu pendek
5
3. Tarikan tali pusat terlalu keras , sedangkan kontraksi uterus belum siap untuk
melahirkan plasenta.
4. Pelaksanaan perasat Crede, saat kontraksi uterus belum siap untuk mendorong
plasenta lahir.
5. Plasenta terlalu erat melekat pada tempat implantasinya (Manuaba. 2003)
D. Fatofisiologi
Uterus dikatakan mengalami inversi jika bagian dalam menjadi di luar saat
melahirkan plasenta. Reposisi sebaiknya segera dilakukan. Dengan berjalannya
waktu, lingkaran konstriksi sekitar uterus yang terinversi akan mengecil dan
uterus akan terisi darah. Dengan adanya persalinan yang sulit, menyebabkan
kelemahan pada ligamentum-ligamentum, fasia endopelvik, otot-otot dan fasia
dasar panggul karena peningkatan tekanan intra abdominaldan faktor usia.
Karena serviks terletak diluar vagina akan menggeser celana dalam dan menjadi
ulkus dekubiltus (borok). Dapat menjadi SISTOKEL karena kendornya fasia
dinding depan vagina (mis : trauma obstetrik) sehingga kandung kemih terdorong
ke belakang dan dinding depan vagian terdorong kebelakang. Dapat terjadi
URETROKEL, karena uretra ikut dalam penurunan tersebut. Dapat terjadi
6
E. Gejala
1. Pada pemeriksaan luar pada palpasi abdomen, fundus uteri sama sekali tidak
teraba atau teraba tekukan pada fundus. Kadang-kadang tampak seperti
sebuah tumor yang merah di luar vulva, hal ini ialah fundus uteri yang
terbalik.
2. Perdarahan yang berasal dari bekas implantasi plasenta.
3. Tarikan peritoneum perietalis, menyebabkan rasa nyeri sehingga dapat
dikatakan sebagai syok neutogenik
4. Tarikan peritonium perietalis menyebabkan dinding abdomen tegang sehingga
sulit melakukan palpasi dengan baik untuk menegakkan diagnosis inversio
uteri. (Manuaba. 2003)
7
F. Penanganan
1. atasi syok dengan pemberian infus Ringer Laktat dan bila perlu transfusi
darah.
2. Reposisi manual dalam anestesi umum, baiknya plasenta jangan dilepaskan
dulu sebelum uterus di reposisi karena dapat menimbulkan perdarahan
banyak. Setelah reposisi berhasil, diberi drip oksitosin dan dapat juga
dilakukan kompresi bimanual. Pemasangan tampon rahim dilakukan supaya
tidak terjadi lagi inversio.
3. Jika reposisi manual tidak berhasil, dilakukan reposisi operatif.
(Sastrawinata,2003)
G. Komplikasi
Komplikasi meliputi :
1. Keratinisasi mukosa vagina dan portio uteri
2. Dekubitis
8
A. Kesimpulan
Inversio uteri adalah terbalik dan melipatnya uterus demikian rupa
sehingga lapisan endometriumnya dapat tampak sampai di luar perinium atau
dunia luar. Inversio uteri dibagi atas : Inversio uteri ringan, Inversio uteri sedang,
Inversio uteri berat serta terbagi juga atas Inversio inkomplit, Inversio komplit,
Inversio local, Inversio parsial, Inversio total.
Penanganan inversio uteri ialah yang pertama, atasi syok dengan
pemberian infus Ringer Laktat dan bila perlu transfusi darah, kemudian
melakukan reposisi manual dalam anestesi umum, baiknya plasenta jangan
dilepaskan dulu sebelum uterus di reposisi karena dapat menimbulkan
perdarahan banyak. Setelah reposisi berhasil, diberi drip oksitosin dan dapat juga
dilakukan kompresi bimanual. Pemasangan tampon rahim dilakukan supaya tidak
terjadi lagi inversio. Jika reposisi manual tidak berhasil, dilakukan reposisi
operatif
B. Saran
Disini, kami yang menyusun makalah ini hanya mengambil bahan yang
diperlukan dari beberapa buku sumber saja. Sehingga sangat kurang apabila
dibandingkan dengan apa yang seharusnya pembaca terima.
Kami menyarankan supaya pembaca tidak hanya berpatokan pada
makalah kami ini saja untuk dijadikan bahan belajar. Alangkah baiknya bila para
pembaca mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan makalah kami ini pada
buku sumber yang lain atau pada media lainnya.
Sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca
tentang asuhan kegawatdaruratan inversio uteri
9
10
DAFTAR PUSTAKA