Abstract:
The Descriptive Study of Parent’s Knowledge On The Obesity in SDK Ruteng IV Year 2018. The purpose
of this study is to know description of the level of knowledge parents about obesity in SDK Ruteng IV.
This study was using is descriptive quantitative method with survey approach. The sampling technique
using total sampling with the number of respondents was about 40 respondents. This study was conducted
on march 2017 at home parents of children SDK Ruteng IV whose children are obese. The research results
based on univariate analysis show that most parents have knowledge about obesity were 37,5% on good
category, 50% on sufficient category and 12,5% on less category. The demographic data of the respondents
that most of the gender female 92,5% and college education last 55%. The researchers suggest to parents
need to improve the knowledge of nutrition in order to manage and control the diet so that children get good
nutrition needs.
Keywords : Obesity, Knowledge, The parents
Abstrak:
Gambaran Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Obesitas di SDK Ruteng IV Tahun 2018. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat pengetahuan orang tua tentang obesitas di SDK
Ruteng IV. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling dengan jumlah responden 40 responden.
Petnelitian ini dilakukan pada bulan maret 2018 dilakukan dirumah orang tua murid SDK Ruteng IV yang
anaknya mengalami obesitas. Hasil penelitian berdasarkan analisis univariat menunjukan bahwa sebagian
besar orang tua memiliki pengetahuan tentang obesitas dengan kategori baik yaitu sebanyak 15 orang
(37,5%), cukup sebanyak 20 orang (50%), dan kurang sebanyak 5 orang (12,5%). Dari data demografi
responden diketahui bahwa sebagian besar berjenis kelamin perempuan (92,5%) dan pendidikan terakhir
perguruan tinggi (55%). Peneliti menyarankan pada orang tua perlu meningkatkan lagi pengetahuan tentang
gizi agar dapat mengatur dan mengontrol pola makan sehingga anak mendapat kebutuhan nutrisi yang baik.
1
2 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 4, Nomor 1, Juni 2019
pada anak, yakni faktor genetik (keturunan), maka anak yang obesitas akan memiliki
pola aktivitas, dan pola makan (Wahyu, dampak pada kesehatannya seperti penyakit
2009). Khomsan (2015) mengatakan bahwa diabetes mellitus tipe 2, sindrom metabolik,
genetik (keturunan) menjadi salah satu faktor kolestrol dan hipertensi, penyakit asma dan
penyebab obesitas. Peluang seorang anak gangguan saluran pencernaan, sleep apnea
mengalami obesitas adalah 10% meskipun atau gangguan tidur. (Mustofa, 2010). Risiko
bobot badan orangtua termasuk dalam kematian dari semua kasus pada anak yang
kategori normal. Obesitas yang terjadi pada obesitas adalah 50% sampai 100% lebih besar
masa anak-anak dapat beresiko tinggi untuk daripada orang yang tidak mengalami obesitas
menjadi obesitas pada masa dewasanya nanti. (WHO, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh
Masa anak-anak adalah masa pertumbuhan Angel (2013) diperoleh 44 (64,7%) kasus
dan perkembangan sehingga kegemukan pada obesitas terjadi pada siswa berjenis kelamin
masa anak menyebabkan semakin banyaknya laki-laki sedangkan untuk siswa berjenis
jumlah sel otot dan tulang rangka sedangkan kelamin perempuan hanya 24 (35,3%) kasus
obesitas pada orang dewasa hanya terjadi dan dari 136 anak sekolah dasar. Penelitian
pembesaran sel-sel saja sehingga kemungkinan lain yang dilakukan Sartika (2011), tentang
penurunan berat badan ke normal akan lebih faktor resiko obesitas pada anak 5-15 tahun di
mudah. Pola makan berperan besar dalam Indonesia, menunjukkan bahwa anak laki-laki
peningkatan risiko terjadinya obesitas pada memiliki resiko mengalami obesitas sebesar
anak. Makanan yang harus dihindari untuk 1,4 kali dibandingkan anak perempuan. Hal ini
mencegah obesitas atau kegemukan pada anak kemungkinan disebabkan oleh anak perempuan
adalah makan yang mengandung tinggi kalori lebih sering membatasi makan karena alasan
(Wahyu, 2009). Orang tua berperan penting penampilan. Berdasarkan studi pendahuluan
dalam membentuk kebiasaan dan pola makan yang dilakukan di SDK Ruteng IV dari 3 kelas
anak-anak mereka. Anak sering kali bersikap yang diambil sebagai sampel ada 40 murid yang
pasif dan hanya mengkonsumsi makan yang tergolong mengalami obesitas. Berdasarkan
telah disediakan oleh orangtuanya. Alangkah hasil studi awal, maka peneliti tertarik meneliti
baiknya jika orangtua terutama ibu mengetahui ”Gambaran Tingkat Pengetahuan Orang
informasi kandungan gizi yang cukup bagi Tua Tentang Obesitas Pada Anak di SDK
anak (Wahyu, 2009). Kurangnya pengetahuan Ruteng IV”. Masalah obesitas pada anak usia
orang tua tentang kebutuhan makanan dan nilai sekolah, menjadi masalah serius, mengingat
makanan juga merupakan salah satu penyebab prevelensi obesitas pada anak usia sekolah
obesitas atau kegemukan (Budiyanto, 2004 terus mengalami peningkatan. Dampak dari
dalam Aulia, 2016). Banyak orangtua yang obesitas pada anak-anak akan dibawa sampai
menganggap berat badan anaknya normal, dewasa. Orang tua memiliki peranan penting
tapi setelah dilakukan pemeriksaan anak untuk mencegah terjadinya obesitas dengan
mereka mempunyai kelebihan berat badan mengontrol asupan makanan yang dikonsumsi
(Vuorela, Saha, Salo, 2010). Orang tua yang dan mengontrol berat badan anak. oleh karena
mempunyai anak dengan kelebihan berat itu peneliti tertarik untuk meneliti “Gambaran
badan atau obesitas tidak mempermasalahkan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang
berat badan anak mereka, karena mereka Obesitas Pada Anak di SDK Ruteng V”. tujuan
menganggap anaknya sehat (Lampard, Byrner, penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
Zbrick, & Devis, 2008). Jika masalah obesitas pengetahuan orang tua tentang obesitas pada
pada anak tidak segera dicegah dan dihindari anak di SDK Ruteng IV.
4 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 4, Nomor 1, Juni 2019
Tabel 3
Distribusi frekuensi jawaban responden terkait tingkat pengetahuan orang tua
tentangobesitas di SDK Ruteng V
BENAR SALAH
NO PERNYATAAN
% %
33 7
1 Obesitas adalah penimbunan jaringan lemak pada tubuh yang berlebihan
(82,5%) (27,5%)
Cara menentukan obesitas pada anak dihitung berdasarkan tinggi badan 29 11
2
dan berat badan (72,5%) (27,5%)
26 14
3 Anak dikatakan lucu atau menggemaskan apabila anak tersebut gemuk
(65%) (37%)
Penyebab dari obesitas adalah sering mengkonsumsi makanan yang 28 12
4
manis dan berlemak (70%) (30%)
24 16
5 Anak yang gemuk adalah anak yang sehat
(60%) (40%)
Obesitas disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang tinggi karbo- 31 9
6
hidrat dan lemak (77,5%) (22,5%)
18 22
7 Faktor keturunan mempengaruhi obesitas pada anak
(45%) (55%)
Obesitas dapat dicegah dengan mengurangi makanan 28 12
8
yang berlemak dan banyak berolahraga (70%) (30%)
Obesitas tidak mempunyai dampak pada pertumbuhan dan 29 11
9
perkembangan anak (72,5%) (27,5%)
26 14
Obesitas dapat membuat anak menjadi tidak percaya diri
10 (65%) (35%)
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh obesitas pada anak adalah 17 23
11
tekanan darah tinggi (57,5%) (42,5%)
26 14
12 Penilaian obesitas dapat ditentukan menggunakan indeks massa tubuh
(65%) (35%)
Orang tua mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pemilihan 28 12
13 kualitas makanan dan pengolahan makanan yang akan dikonsumsi oleh (70%) (30%)
anaknya.
Anak perempuan lebih banyak yang mengalami obesitas dibandingkan 31 9
14
anak laki-laki (77,5%) (22,5%)
Makanan siap saji seperti fried chiken/ayam goreng jika dikonsumsi 25 15
15
berlebihan akan menyebabkan (62,5%) (37,5%)
Makan sayuran dan buah adalah pola makan yang baik untuk mencegah 31 9
16
terjadinya obesitas pada anak (77,5%) (22,5%)
6 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 4, Nomor 1, Juni 2019
BENAR SALAH
NO PERNYATAAN
% %
35 5
17 Obesitas tidak berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
87,5% 12,5%
Anak dengan obesitas akan mengalami gangguan tidur karena gangguan 24 16
18
pernapasan (60%) (40%)
Anak yang pada masa kecilnya mengalami obesitas maka pada masa 36 4
19
dewasa juga mengalami obesitas (90%) (10%)
30 10
20 Obesitas pada anak dipengaruhi oleh pola makan yang berlebihan
(75%) (25%)
Anak yang sering mengkonsumsi makanan yang manis akan terkena 32 8
21
penyakit diabetes mellitus (80%) (20%)
Obesitas dapat dicegah dengan memberikan makanan yang sehat secara 29 11
22
teratur kepada anak (72,5%) (27,5%)
Makanan siap saji merupakan makanan yang mengandung lemak dan 24 16
23
rendah serat (60%) (40%)
Kurangnya aktivitas fisik menjadi penyebab utama meningkatnya obesi- 31 9
24
tas pada anak (77,5%) (22,5%)
Pengetahuan gizi yang baik akan berpengaruh terhadap kebiasaan makan 31 9
25
anak (77,5%) (22,5%)
cara mencegah obesitas adalah dengan mengkonsumsi yang sesuai kebu- 32 8
26
tuhan dan mengurangi makanan yang tinggi kabohidrat. (80%) (20%)
Keturunan, jenis kelamin, dan pola makan merupakan penyebab dari 35 5
27
obesitas (87,5%) (12,5%)
Anak yang pada masa kecilnya mengalami obesitas akan berubah dengan 28 12
28
sendirinya pada masa dewasanya (70%) (30%)
Hipertensi, gangguan tidur, pubertas dini merupakan dampak dari obesi- 16 24
29
tas (40%) (60%)
Membatasi makanan yang berlemak adalah salah satu cara untuk menga- 34 6
30
tasi obesitas (85%) (15%)
Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat tentang obesitas pada anak di SDK Ruteng
dijelaskan bahwa responden menjawab“Benar” IV yang terbanyak adalah kategori cukup
untuk pertanyaan terkait pengertian dengan 20 responden (50%). Penelitian ini
obesitas, pengukuran obesitas, faktor yang diukur berdasarkan indikator yang meliputi,
mempengaruhi obesitas, pencegahan obesitas, pengertian obesitas, pengukuran obesitas,
dan masih banyak responden yang menjawab penyebab obesitas, faktor yang mempengaruhi
“Salah” pada pertanyaan yang terkait penyebab obesitas, dampak dan akibat obesitas.
obesitas dan dampak obesitas. Menurut peneliti faktor keturunan
dapat mempengaruhi obesitas karena faktor
PEMBAHASAN
keturunan sulit untuk dihindari. Anak akan
Berdasarkan hasil penelitian tingkat mengalami obesitas jika terlalu sering
pengetahuan orang tua tentang obesitas pada mengkosumsi makanan yang manis dan tinggi
anakdi SDKRuteng IVdidapatkan15responden kalori tanpa diimbangi dengan banyaknya
(37,5%) yang memiliki pengetahuan baik, aktivitas. Sedangkan menurut Wahyu (2009)
20 responden (50%) memiliki pengetahuan orang tua yang mempunyai kelebihan berat
cukup, dan didapatkan 5 responden (12,5%) badan/ obesitas akan menurun pada anaknya.
yang memiliki pengetahuan kurang. Jadi dapat Anak akan memiliki risiko kelebihan berat
disimpulkan tingkat pengetahuan orang tua badan terutama pada lingkungan dimana
Handi, Gambaran Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Obesitas di Sdk Ruteng IV Tahun 2018 7
makanan tinggi kalori selalu tersedia dan tingkat pengetahuan orang tua semakin tinggi
aktivitas fisik tidak terlalu diperhatikan. Anak- pula pengetahuan mereka terhadap sesuatu.
anak lebih suka mengkonsumsi makanan cepat Seseorang memiliki pengetahuan yang baik
saji, makanan cepat saji umumnya mengandung dikarenakan adanya minat yang dimiliki dan
lemak, protein dan garam yan tinggi namum informasi yang ingin diperoleh. Semakin
rendah serat Anak dengan obesitas juga akan banyak informasi yang ingin diperoleh
mengalami gangguan tidur hal ini disebabkan maka semakin luas pula pengetahuan yang
oleh penimbunan lemak yang berlebihan dimilki. Menurut Mubarak, dkk (2007),
membuat anak mengalami tidur mendengkur minat adalah suatu keinginan yang tinggi
atau saluran pernapasan menjadi tidak normal terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang
saat tidur. Obesitas juga mengakibatkan anak menekuni sesuatu dan pada akhirnya. Menurut
mengalami ketidakseimbangan hormon. Notoadmodjo (2014), bahwa seseorang yang
Akibat kondisi ketidakseimbangan hormon ini memiliki pengetahuan yang cukup hanya
membuat anak bisa mengalami pubertas dini, mampu untuk mengetahui sesuatu dan tidak
dapat menyebutkan dan menguraikan tentang
seperti menstruasi lebih awal dari umumnya
apa yang ia tahu. Seseorang yang memiliki
yang terjadi. Hal ini biasanya dialami oleh
pengetahuan rendah dapat disebabkan oleh
anak perempuan. Menurut Padmiari (2011),
faktor lingkungan, pengalaman yang rendah
pengetahuan orang tua sangat mempengaruhi
dan informasi yang kurang tentang sesuatu.
status gizi keluarga. Hal ini dikarenakan orang
Informasi akan memberikan pengaruh
tua dapat membentuk pola konsumsi pangan
terhadap pengetahuan seseorang. Jika
dan pola aktivitas untuk anaknya. Faktor-
seseorang mendapatkan informasi yang
faktor yang mempengaruhi pengetahuan kurang baik maka pengetahuannya juga akan
meliputi pendidikan, pekerjaan, umur, minat kurang. Ibu memiliki peranan yang sangat
dan pengalaman. Pendidikan diberikan untuk penting terhadap pemilihan kualitas makanan
mengenal sesuatu agar mampu dipahami dan yang dikonsumsi oleh anaknya. Karena itu
dimengerti sehingga tidak dapat dipungkiri ibu harus memiliki pengetahuan karena akan
bahwa makin tinggi pendidikan seseorang maka mempengaruhi kebiasaan makan anak. jika ibu
semakin mudah mereka memerima informasi memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi
dan makin banyak pula pengetahuan yang maka mempengaruhi cara berpikir ibu dalam
diperoleh. Sebaliknya jika tingkat pendidikan memberikan asupan gizi yang baik yang pada
seseorang rendah maka akan menghambat akhirnya anak akan memiliki gizi normal
perkembangan sikap seseorang terhadap (Padmiari, 2011).
sesuatu (Notoatmodjo, 2012). Hasil penelitian
menunjukkan pendidikan responden yang KESIMPULAN
terbanyak pada responden dengan pendidikan
perguruan tinggi sebanyak 22 orang (55%), Berdasarkan karakteristik pendidikan
sedangkan responden dengan pendidikan orang tua menunjukkan pendidikan responden
SMA sebanyak 18 orang (45%). Pendidikan yang terbanyak pada responden dengan
mempengaruhi pengetahuan, makin tinggi pendidikan perguruan tinggi sebanyak 22
pendidikan seseorang maka makin tinggi pula orang (55%), sedangkan responden dengan
pengetahuan yang dimiliki sehingga seseorang pendidikan SMA sebanyak 18 orang (45%). 3.
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik Berdasarkan karakteristik tingkat pengetahuan
dari orang lain maupun dari media massa. orang tua tentang obesitas pada anak di SDK
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Ruteng IV diketahui 40 responden (100%),
penelitian Aulia Rossa (2016) terdapat 67 dengan 15 responden (37,5%) yang memiliki
orang (60%) berpendidikan perguruan tinggi. pengetahuan baik, 20 responden (50%)
Menurut Padmiari (2011), semakin tinggi memiliki pengetahuan cukup, dan didapatkan
8 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 4, Nomor 1, Juni 2019
Barre Allo, et.al (2013). Hubungan tingkat Notoatmodjo, (2010). Pengetahuan, Sikap
pengetahuan orang tua dengan Dan Perilaku Manusia. Jakarta: Nuha
kejadian obesitas di SD Negeri Medika
Sudirman 1 Makassar. Diakses tanggal Notoatmodjo (2010). Metodologi Penelitian
15 Januari 2018. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Brenna H. Mayer, Libby Tucker, Susan Sugiyono (2015). Metode Penelitian
Williams (2011). Ilmu Gizi Menjadi Kuntitatif Dan Kualitatif. Bandung:
Sangat Mudah. Edisi 2. Jakarta: EGC. Alfa beta.
Budiman Chandra, (2011). Penelitian Sulistyaningsih (2011). Metodologi Penelitian
kesehatan. Edisi 1. Jakarta: EGC. Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Budiman Chandra, (2013). Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta: EGC.