Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG

OBESITAS DI SDK RUTENG IV TAHUN 2018

Heribertus Handi, Pudensia Wua


Prodi Sarjana Keperawatan STIKES Santu Paulus Ruteng, Jl. Jend.Ahmad Yani,No.10,Ruteng-Flores 86508
Email: herihandi84@gmail.com

Abstract:
The Descriptive Study of Parent’s Knowledge On The Obesity in SDK Ruteng IV Year 2018. The purpose
of this study is to know description of the level of knowledge parents about obesity in SDK Ruteng IV.
This study was using is descriptive quantitative method with survey approach. The sampling technique
using total sampling with the number of respondents was about 40 respondents. This study was conducted
on march 2017 at home parents of children SDK Ruteng IV whose children are obese. The research results
based on univariate analysis show that most parents have knowledge about obesity were 37,5% on good
category, 50% on sufficient category and 12,5% on less category. The demographic data of the respondents
that most of the gender female 92,5% and college education last 55%. The researchers suggest to parents
need to improve the knowledge of nutrition in order to manage and control the diet so that children get good
nutrition needs.
Keywords : Obesity, Knowledge, The parents

Abstrak:
Gambaran Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Obesitas di SDK Ruteng IV Tahun 2018. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat pengetahuan orang tua tentang obesitas di SDK
Ruteng IV. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey.
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling dengan jumlah responden 40 responden.
Petnelitian ini dilakukan pada bulan maret 2018 dilakukan dirumah orang tua murid SDK Ruteng IV yang
anaknya mengalami obesitas. Hasil penelitian berdasarkan analisis univariat menunjukan bahwa sebagian
besar orang tua memiliki pengetahuan tentang obesitas dengan kategori baik yaitu sebanyak 15 orang
(37,5%), cukup sebanyak 20 orang (50%), dan kurang sebanyak 5 orang (12,5%). Dari data demografi
responden diketahui bahwa sebagian besar berjenis kelamin perempuan (92,5%) dan pendidikan terakhir
perguruan tinggi (55%). Peneliti menyarankan pada orang tua perlu meningkatkan lagi pengetahuan tentang
gizi agar dapat mengatur dan mengontrol pola makan sehingga anak mendapat kebutuhan nutrisi yang baik.

Kata Kunci : Obesitas, Pengetahuan, orang tua

PENDAHULUAN kesehatan di seluruh dunia yang disebabkan


oleh pola makan yang kurang baik. Semakin
Obesitas merupakan suatu kondisi tingginya ketersediaan makanan dengan harga
adanya lemak berlebih dalam tubuh yang sering makanan yang semakin murah menyebabkan
disebut dengan istilah gemuk atau berat badan frekuensi makan seseorang meningkat.
berlebih (Anderson, 2011). Obesitas adalah Masyarakat dapat menentukan makanannya
akumulasi lemak tubuh yang tidak normal sendiri sehingga sangat mudah terjadi asupan
yang dapat menyebabkan masalah bagi tubuh makanan yang berlebih sehingga berat badan
dan kesehatan (World Health Organization/
berlebih susah untuk di cegah dan dihindari
WHO, 2013). Obesitas menjadi masalah
(Freitag, 2010). Masalah obesitas pada anak

1
2 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 4, Nomor 1, Juni 2019

di negara maju maupun negara berkembang Obesitas bisa ditentukan menggunakan


menunjukkan peningkatan yang signifikan, indeks massa tubuh (IMT)/Body Mass Index
yakni dari 14% pada tahun 2009 menjadi (BMI), yaitu perbandingan berat badan
18,6% pada tahun 2010. Prevelensi obesitas (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan
di Amerika pada tahun 2009-2010 untuk anak (dalam meter). Indeks Massa Tubuh (IMT)
usia 6-11 tahun sebesar 32,6% berdasarkan merupakan indeks pengukuran sederhana
penelitian National Health and Examination untuk kekurangan berat dan kelebihan berat
Survey. Sedangkan di Asia prevelensi obesitas dengan membandingkan berat badan dengan
pada tahun 2009-2010 untuk anak sebesar tinggi badan kuadrat. Untuk penelitian
26,4% pada anak laki-laki dan 16,8% pada epidemiologi digunakan IMT atau indeks
anak perempuan (National Obesity Observstor Quetelet, yaitu berat badan dalam kilogram
/ NOO, 2011). National Youth Risk Behaviour
(kg) dibagi tinggi dalam meter kuadrat (m2).
Survey (YRBS) (CDC, 2011) menyebutkan
Saat ini IMT merupakan indikator yang
bahwa prevalensi obesitas pada tahun 1999-
paling bermanfaat untuk menentukan berat
2011 pada anak sekolah umur 9-12 tahun
badan lebih atau obesitas. IMT adalah hasil
terus meningkat dari 10,6% menjadi 13%.
perhitungan dari perbandingan BB (Berat
Prevalensi obesitas di Negara maju pada
Badan) dan TB (Tinggi Badan) melalui
anak diperkirakan 8 juta anak sedangkan
rumus BB/TB2 (kg/m2). Berdasarkan nilai
pada negara berkembang lebih tinggi dengan
jumlah 35 juta anak (WHO, 2010). Di kisarannya, IMT terbagi menjadi 3 kategori,
Indonesia masih sedikit data dan penelitian yaitu : kurus <18,5, normal 18–25, obesitas >
tentang obesitas yang mengancam kesehatan. 25. (Riskesdes, 2013). Obesitas dapat terjadi
Penelitian pada tahun 2004 yang dilakukan pada semua umur, tapi yang paling sering
terkait dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) terjadi pada tahun pertama kehidupan, pada
anak, melaporkan angka kejadian obesitas usia sekolah dan masa remaja. Banyak faktor
pada laki laki sebesar 14,9%, sedangkan yang mempengaruhi terjadinya obesitas
perempuan sebesar 24,0% (Zametkin et al, sebagian besar merupakan interaksi antara
2004; Sargowo & Andarini, 2011). Data Riset faktor keturunan dengan faktor lingkungan,
kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 diantaranya aktivitas fisik, sosial ekonomi, dan
menunjukkan peningkatan prevalensi obesitas pola makanan. Perubahan gaya hidup juga dapat
pada anak di Indonesia yaitu dari 12,2% pada menurunkan frekuensi dan intensitas aktivitas
tahun 2007 menjadi 14% pada tahun 2013. fisik yang dilakukan setiap harinya. Masalah
Di Indonesia anak yang mengalami obesitas obesitas bisa dicegah melalui pemberian gizi
mencapai 21,7% (MDGs, 2013). Di Provinsi yang seimbang, karena apabila gizi seimbang
NTT sendiri prevelensi obesitas masih cukup diterapkan oleh seluruh masyarakat maka
rendah (2,0%) dibandingkan dengan provinsi obesitas dapat dicegah (Mboy 2010 dalam
lainnya. Prevelensi obesitas yang diukur Krisnamurti, 2013). Obesitas atau kelebihan
melalui lingkar perut menunjukkan angka berat badan dapat menyebabkan efek samping
11,9%. Dan 11 dari 16 kabupaten/kota di untuk kesehatan. Obesitas ini menyebabkan
Provinsi NTT memiliki prevelensi yang lebih 10,3% kematian dari seluruh kematian di
tinggi dari 10% dengan 3 kabupaten/kota dunia (Maeshyaroh, 2013 dalam Aulia Rossa,
dengan prevelensi obesitas tertinggi yaitu Kota 2016). Obesitas pada anak belum diketahui
Kupang, Lembata, Flores Timur. Sedangkan penyebabnya secara pasti. Namun ada 3 faktor
Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai belum
yang berperan besar dalam meningkatkan
memiliki data tentang kejadian obesitas pada
risiko terjadinya obesitas atau kegemukan
anak usia sekolah.
Handi, Gambaran Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Obesitas di Sdk Ruteng IV Tahun 2018 3

pada anak, yakni faktor genetik (keturunan), maka anak yang obesitas akan memiliki
pola aktivitas, dan pola makan (Wahyu, dampak pada kesehatannya seperti penyakit
2009). Khomsan (2015) mengatakan bahwa diabetes mellitus tipe 2, sindrom metabolik,
genetik (keturunan) menjadi salah satu faktor kolestrol dan hipertensi, penyakit asma dan
penyebab obesitas. Peluang seorang anak gangguan saluran pencernaan, sleep apnea
mengalami obesitas adalah 10% meskipun atau gangguan tidur. (Mustofa, 2010). Risiko
bobot badan orangtua termasuk dalam kematian dari semua kasus pada anak yang
kategori normal. Obesitas yang terjadi pada obesitas adalah 50% sampai 100% lebih besar
masa anak-anak dapat beresiko tinggi untuk daripada orang yang tidak mengalami obesitas
menjadi obesitas pada masa dewasanya nanti. (WHO, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh
Masa anak-anak adalah masa pertumbuhan Angel (2013) diperoleh 44 (64,7%) kasus
dan perkembangan sehingga kegemukan pada obesitas terjadi pada siswa berjenis kelamin
masa anak menyebabkan semakin banyaknya laki-laki sedangkan untuk siswa berjenis
jumlah sel otot dan tulang rangka sedangkan kelamin perempuan hanya 24 (35,3%) kasus
obesitas pada orang dewasa hanya terjadi dan dari 136 anak sekolah dasar. Penelitian
pembesaran sel-sel saja sehingga kemungkinan lain yang dilakukan Sartika (2011), tentang
penurunan berat badan ke normal akan lebih faktor resiko obesitas pada anak 5-15 tahun di
mudah. Pola makan berperan besar dalam Indonesia, menunjukkan bahwa anak laki-laki
peningkatan risiko terjadinya obesitas pada memiliki resiko mengalami obesitas sebesar
anak. Makanan yang harus dihindari untuk 1,4 kali dibandingkan anak perempuan. Hal ini
mencegah obesitas atau kegemukan pada anak kemungkinan disebabkan oleh anak perempuan
adalah makan yang mengandung tinggi kalori lebih sering membatasi makan karena alasan
(Wahyu, 2009). Orang tua berperan penting penampilan. Berdasarkan studi pendahuluan
dalam membentuk kebiasaan dan pola makan yang dilakukan di SDK Ruteng IV dari 3 kelas
anak-anak mereka. Anak sering kali bersikap yang diambil sebagai sampel ada 40 murid yang
pasif dan hanya mengkonsumsi makan yang tergolong mengalami obesitas. Berdasarkan
telah disediakan oleh orangtuanya. Alangkah hasil studi awal, maka peneliti tertarik meneliti
baiknya jika orangtua terutama ibu mengetahui ”Gambaran Tingkat Pengetahuan Orang
informasi kandungan gizi yang cukup bagi Tua Tentang Obesitas Pada Anak di SDK
anak (Wahyu, 2009). Kurangnya pengetahuan Ruteng IV”. Masalah obesitas pada anak usia
orang tua tentang kebutuhan makanan dan nilai sekolah, menjadi masalah serius, mengingat
makanan juga merupakan salah satu penyebab prevelensi obesitas pada anak usia sekolah
obesitas atau kegemukan (Budiyanto, 2004 terus mengalami peningkatan. Dampak dari
dalam Aulia, 2016). Banyak orangtua yang obesitas pada anak-anak akan dibawa sampai
menganggap berat badan anaknya normal, dewasa. Orang tua memiliki peranan penting
tapi setelah dilakukan pemeriksaan anak untuk mencegah terjadinya obesitas dengan
mereka mempunyai kelebihan berat badan mengontrol asupan makanan yang dikonsumsi
(Vuorela, Saha, Salo, 2010). Orang tua yang dan mengontrol berat badan anak. oleh karena
mempunyai anak dengan kelebihan berat itu peneliti tertarik untuk meneliti “Gambaran
badan atau obesitas tidak mempermasalahkan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang
berat badan anak mereka, karena mereka Obesitas Pada Anak di SDK Ruteng V”. tujuan
menganggap anaknya sehat (Lampard, Byrner, penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
Zbrick, & Devis, 2008). Jika masalah obesitas pengetahuan orang tua tentang obesitas pada
pada anak tidak segera dicegah dan dihindari anak di SDK Ruteng IV.
4 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 4, Nomor 1, Juni 2019

METODE PENELITIAN Jika uji validitas dilakukan pada 20


responden, maka = 0,444 dengan tingkat
Penelitian ini merupakan Jenis penelitian kemaknaan 5% (Notoatmodjo, 2010). Uji
deskriptif kuantitatif yang digunakan untuk validitas akan dilakukan di SDK Ruteng II
memecahkan atau menjawab permasalahan dengan jumlah 20 responden pada bulan januari
yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. 2018. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan
Desain penelitian yang digunakan adalah terhadap 20 responden yang mengalami
pendekatan survey. Survey adalah jenis obesitas diperoleh hasil dari 40 pertanyaan
penelitian deskriptif yang dilakukan dengan ada 30 pernyataan yang hasil rhitung > rtabel
cara mengumpulkan data pada bagian populasi dan 10 pernyataan yang hasil rhitung < rtabel
atau bagian objek penelitian (Notoatmodjo, sehingga dinyatakan tidak valid. Pernyataan
2010). Penelitian ini dimaksud untuk yang tidak valid tidak dipakai dalam kuesioner
mengetahui tingkat pengetahuan orang tua penelitian sehingga penelitian ini hanya terdiri
tentang obesitas. Populasi dalam penelitian dari 30 pertanyaan, untuk menguji reliabilitas
ini adalah orang tua yang memiliki anak menggunakan metode Alpha Cronbach
obesitas di SDK Ruteng IV sebanyak 40 dengan bantuan SPSS. Berdasarkan uji
orang yang diambil pada bulan desember realibilitas diperoleh hasil Cronbach’s Alpha
2017. Sampel dalam penelitian ini adalah (0,886) sehingga tingkat realibilitasnya berada
siswa-siswi yang mengalami Obesitas di SDK pada tingkat realibilitas dengan korelasi
Ruteng IV yang dianggap mewakili populasi. tinggi. Penelitian ini dilakukan pada tanggal
Teknik pengambilan sampel yang digunakan 19 Februari – 7 Maret 2018. Penelitian ini
dilakukan dirumah orang tua siswa-siswi SDK
pada penelitian ini adalah total sampling
Ruteng IV dengan menggunakan kuisioner
yaitu pengambilan sampel dengan mengambil
sebagai alat ukur untuk mengetahui gambaran
semua anggota populasi menjadi sampel,
pengetahuan orang tua tentang obesitas
sehingga besar sampel pada penelitian ini
pada anak. Dalam penelitian ini, data-data
adalah 40 sampel. Variabel dalam penelitian
dianalisis menggunakan analisis univariat
ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat
yang bertujuan untuk mengetahui gambaran
pengetahuan orang tua tentang obesitas. tingkat pengetahuan orang tua yang memiliki
Untuk mengetahui apakah kuesioner mampu anak obesitas.
mengukur apa yang hendak diukur maka perlu
di uji menggunakan uji korelasi. Menurut HASIL PENELITIAN
Arikunto (2010) suatu instrumen penelitian
Tabel 1
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa Distribusi frekuensi berdasarkan Pendidikan
yang diinginkan atau dapat mengungkapkan Orang Tua di SDK Ruteng IV Tahun 2018
data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik Persen-
Variabel Klasifikasi Frekuensi
korelasi product moment, rumusnya sebagai tase
berikut : Pendidikan SMA 18 45
Orang Tua
Keterangan : Perguruan 22 55
R : korelasi antara masing-masing butir Tinggi
pertanyaan Total 40 100
Sumber Data Primer 2018
N : Jumlah responden
X : Skor pertanyaan Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat
Y : Skor total pertanyaan diketahui bahwa dari 40 responden, yang
XY : Skor pertanyaan dikaitkan skor total berpendidikan SMA berjumlah 18 orang (45%)
pertanyaan sedangkan yang berpendidikan Perguruan
Tinggi berjumlah 22 orang (55%).
Handi, Gambaran Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Obesitas di Sdk Ruteng IV Tahun 2018 5

Tabel 2 Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat


Distribusi frekuensi berdasarkan Tingkat diketahui bahwa dari 40 responden, tingkat
Pengetahuan Orang Tua di SDK Ruteng IV
Tahun 2018 pengetahuan baik sebanyak 15 orang (37,5%),
tingkat pengetahuan cukup sebanyak 20
Variabel Klasifikasi Frekuensi Persentase orang (50%) dan tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 5 orang (12,5%).
T i ngka t Baik 15 37,5%
pengeta- Cukup 20 50%
huan
Kurang 5 12,5%
Total 40 100
Sumber Data Primer 2018

Tabel 3
Distribusi frekuensi jawaban responden terkait tingkat pengetahuan orang tua
tentangobesitas di SDK Ruteng V

BENAR SALAH
NO PERNYATAAN
% %
33 7
1 Obesitas adalah penimbunan jaringan lemak pada tubuh yang berlebihan
(82,5%) (27,5%)
Cara menentukan obesitas pada anak dihitung berdasarkan tinggi badan 29 11
2
dan berat badan (72,5%) (27,5%)
26 14
3 Anak dikatakan lucu atau menggemaskan apabila anak tersebut gemuk
(65%) (37%)
Penyebab dari obesitas adalah sering mengkonsumsi makanan yang 28 12
4
manis dan berlemak (70%) (30%)
24 16
5 Anak yang gemuk adalah anak yang sehat
(60%) (40%)
Obesitas disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang tinggi karbo- 31 9
6
hidrat dan lemak (77,5%) (22,5%)
18 22
7 Faktor keturunan mempengaruhi obesitas pada anak
(45%) (55%)
Obesitas dapat dicegah dengan mengurangi makanan 28 12
8
yang berlemak dan banyak berolahraga (70%) (30%)
Obesitas tidak mempunyai dampak pada pertumbuhan dan 29 11
9
perkembangan anak (72,5%) (27,5%)
26 14
Obesitas dapat membuat anak menjadi tidak percaya diri
10 (65%) (35%)
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh obesitas pada anak adalah 17 23
11
tekanan darah tinggi (57,5%) (42,5%)
26 14
12 Penilaian obesitas dapat ditentukan menggunakan indeks massa tubuh
(65%) (35%)
Orang tua mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pemilihan 28 12
13 kualitas makanan dan pengolahan makanan yang akan dikonsumsi oleh (70%) (30%)
anaknya.
Anak perempuan lebih banyak yang mengalami obesitas dibandingkan 31 9
14
anak laki-laki (77,5%) (22,5%)
Makanan siap saji seperti fried chiken/ayam goreng jika dikonsumsi 25 15
15
berlebihan akan menyebabkan (62,5%) (37,5%)
Makan sayuran dan buah adalah pola makan yang baik untuk mencegah 31 9
16
terjadinya obesitas pada anak (77,5%) (22,5%)
6 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 4, Nomor 1, Juni 2019

BENAR SALAH
NO PERNYATAAN
% %
35 5
17 Obesitas tidak berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
87,5% 12,5%
Anak dengan obesitas akan mengalami gangguan tidur karena gangguan 24 16
18
pernapasan (60%) (40%)
Anak yang pada masa kecilnya mengalami obesitas maka pada masa 36 4
19
dewasa juga mengalami obesitas (90%) (10%)
30 10
20 Obesitas pada anak dipengaruhi oleh pola makan yang berlebihan
(75%) (25%)
Anak yang sering mengkonsumsi makanan yang manis akan terkena 32 8
21
penyakit diabetes mellitus (80%) (20%)
Obesitas dapat dicegah dengan memberikan makanan yang sehat secara 29 11
22
teratur kepada anak (72,5%) (27,5%)
Makanan siap saji merupakan makanan yang mengandung lemak dan 24 16
23
rendah serat (60%) (40%)
Kurangnya aktivitas fisik menjadi penyebab utama meningkatnya obesi- 31 9
24
tas pada anak (77,5%) (22,5%)
Pengetahuan gizi yang baik akan berpengaruh terhadap kebiasaan makan 31 9
25
anak (77,5%) (22,5%)
cara mencegah obesitas adalah dengan mengkonsumsi yang sesuai kebu- 32 8
26
tuhan dan mengurangi makanan yang tinggi kabohidrat. (80%) (20%)
Keturunan, jenis kelamin, dan pola makan merupakan penyebab dari 35 5
27
obesitas (87,5%) (12,5%)
Anak yang pada masa kecilnya mengalami obesitas akan berubah dengan 28 12
28
sendirinya pada masa dewasanya (70%) (30%)
Hipertensi, gangguan tidur, pubertas dini merupakan dampak dari obesi- 16 24
29
tas (40%) (60%)
Membatasi makanan yang berlemak adalah salah satu cara untuk menga- 34 6
30
tasi obesitas (85%) (15%)

Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat tentang obesitas pada anak di SDK Ruteng
dijelaskan bahwa responden menjawab“Benar” IV yang terbanyak adalah kategori cukup
untuk pertanyaan terkait pengertian dengan 20 responden (50%). Penelitian ini
obesitas, pengukuran obesitas, faktor yang diukur berdasarkan indikator yang meliputi,
mempengaruhi obesitas, pencegahan obesitas, pengertian obesitas, pengukuran obesitas,
dan masih banyak responden yang menjawab penyebab obesitas, faktor yang mempengaruhi
“Salah” pada pertanyaan yang terkait penyebab obesitas, dampak dan akibat obesitas.
obesitas dan dampak obesitas. Menurut peneliti faktor keturunan
dapat mempengaruhi obesitas karena faktor
PEMBAHASAN
keturunan sulit untuk dihindari. Anak akan
Berdasarkan hasil penelitian tingkat mengalami obesitas jika terlalu sering
pengetahuan orang tua tentang obesitas pada mengkosumsi makanan yang manis dan tinggi
anakdi SDKRuteng IVdidapatkan15responden kalori tanpa diimbangi dengan banyaknya
(37,5%) yang memiliki pengetahuan baik, aktivitas. Sedangkan menurut Wahyu (2009)
20 responden (50%) memiliki pengetahuan orang tua yang mempunyai kelebihan berat
cukup, dan didapatkan 5 responden (12,5%) badan/ obesitas akan menurun pada anaknya.
yang memiliki pengetahuan kurang. Jadi dapat Anak akan memiliki risiko kelebihan berat
disimpulkan tingkat pengetahuan orang tua badan terutama pada lingkungan dimana
Handi, Gambaran Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Obesitas di Sdk Ruteng IV Tahun 2018 7

makanan tinggi kalori selalu tersedia dan tingkat pengetahuan orang tua semakin tinggi
aktivitas fisik tidak terlalu diperhatikan. Anak- pula pengetahuan mereka terhadap sesuatu.
anak lebih suka mengkonsumsi makanan cepat Seseorang memiliki pengetahuan yang baik
saji, makanan cepat saji umumnya mengandung dikarenakan adanya minat yang dimiliki dan
lemak, protein dan garam yan tinggi namum informasi yang ingin diperoleh. Semakin
rendah serat Anak dengan obesitas juga akan banyak informasi yang ingin diperoleh
mengalami gangguan tidur hal ini disebabkan maka semakin luas pula pengetahuan yang
oleh penimbunan lemak yang berlebihan dimilki. Menurut Mubarak, dkk (2007),
membuat anak mengalami tidur mendengkur minat adalah suatu keinginan yang tinggi
atau saluran pernapasan menjadi tidak normal terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang
saat tidur. Obesitas juga mengakibatkan anak menekuni sesuatu dan pada akhirnya. Menurut
mengalami ketidakseimbangan hormon. Notoadmodjo (2014), bahwa seseorang yang
Akibat kondisi ketidakseimbangan hormon ini memiliki pengetahuan yang cukup hanya
membuat anak bisa mengalami pubertas dini, mampu untuk mengetahui sesuatu dan tidak
dapat menyebutkan dan menguraikan tentang
seperti menstruasi lebih awal dari umumnya
apa yang ia tahu. Seseorang yang memiliki
yang terjadi. Hal ini biasanya dialami oleh
pengetahuan rendah dapat disebabkan oleh
anak perempuan. Menurut Padmiari (2011),
faktor lingkungan, pengalaman yang rendah
pengetahuan orang tua sangat mempengaruhi
dan informasi yang kurang tentang sesuatu.
status gizi keluarga. Hal ini dikarenakan orang
Informasi akan memberikan pengaruh
tua dapat membentuk pola konsumsi pangan
terhadap pengetahuan seseorang. Jika
dan pola aktivitas untuk anaknya. Faktor-
seseorang mendapatkan informasi yang
faktor yang mempengaruhi pengetahuan kurang baik maka pengetahuannya juga akan
meliputi pendidikan, pekerjaan, umur, minat kurang. Ibu memiliki peranan yang sangat
dan pengalaman. Pendidikan diberikan untuk penting terhadap pemilihan kualitas makanan
mengenal sesuatu agar mampu dipahami dan yang dikonsumsi oleh anaknya. Karena itu
dimengerti sehingga tidak dapat dipungkiri ibu harus memiliki pengetahuan karena akan
bahwa makin tinggi pendidikan seseorang maka mempengaruhi kebiasaan makan anak. jika ibu
semakin mudah mereka memerima informasi memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi
dan makin banyak pula pengetahuan yang maka mempengaruhi cara berpikir ibu dalam
diperoleh. Sebaliknya jika tingkat pendidikan memberikan asupan gizi yang baik yang pada
seseorang rendah maka akan menghambat akhirnya anak akan memiliki gizi normal
perkembangan sikap seseorang terhadap (Padmiari, 2011).
sesuatu (Notoatmodjo, 2012). Hasil penelitian
menunjukkan pendidikan responden yang KESIMPULAN
terbanyak pada responden dengan pendidikan
perguruan tinggi sebanyak 22 orang (55%), Berdasarkan karakteristik pendidikan
sedangkan responden dengan pendidikan orang tua menunjukkan pendidikan responden
SMA sebanyak 18 orang (45%). Pendidikan yang terbanyak pada responden dengan
mempengaruhi pengetahuan, makin tinggi pendidikan perguruan tinggi sebanyak 22
pendidikan seseorang maka makin tinggi pula orang (55%), sedangkan responden dengan
pengetahuan yang dimiliki sehingga seseorang pendidikan SMA sebanyak 18 orang (45%). 3.
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik Berdasarkan karakteristik tingkat pengetahuan
dari orang lain maupun dari media massa. orang tua tentang obesitas pada anak di SDK
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Ruteng IV diketahui 40 responden (100%),
penelitian Aulia Rossa (2016) terdapat 67 dengan 15 responden (37,5%) yang memiliki
orang (60%) berpendidikan perguruan tinggi. pengetahuan baik, 20 responden (50%)
Menurut Padmiari (2011), semakin tinggi memiliki pengetahuan cukup, dan didapatkan
8 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 4, Nomor 1, Juni 2019

5 responden (12,5%) yang memiliki Cici Oktaviani (2014). Hubungan


pengetahuan kurang. Jadi dapat disimpulkan pengetahuan orang tua dan status sosial
tingkat pengetahuan orang tua tentang obesitas ekonomi dengan kejadian obesitas pada
pada anak di SDK Ruteng IV yang terbanyak siswa SD Negeri 08 Alang Lawas
adalah kategori cukup dengan 20 responden Padang.
(50%). Jurnal Kesehatan Andalas. Diakses tanggal 10
Januari 2018 http://jurnal.fk.unand.ac.id
DAFTAR RUJUKAN
Hartono, Andry (2006). Terapi Gizi Dan
Arikunto (2010). Prosedur Penelitian Rumah Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta:
Herbold, Nancie, Sari Edelstein (2011). Buku
RinekeCipta
Saku Nutrisi. Jakarta: EGC.
Arisman (2009). Buku Ajar Ilmu Gizi. Edisi
2. Jakarta: EGC http://www.depkes.go.id/article/prevelensi
obesitas pada anak/anak gemuk bukan
Aulia Rossa (2016). Gambaran pengetahuan berarti sehat/html.
ibu tentang obesitas anak usia 6-12
tahun di sekolah dasar Islam terpadu Kimberly A. J. Bilotta, (2011). Kapita Selekta
Permata Bunda 3 Bandar Lampung. Penyakit : Dengan Implikasi
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Ginanjar, Wahyu (2009). Obesitas Pada Anak.
Jakarta Bandung: Mizan.
Ayu Aprilia (2015). Obesitas pada anak Merisya (2015). Hubungan tingkat
sekolah dasar. Jurnal Majority, Vol. 4 pengetahuan ibu tentang gizi dengan
No. 7 kejadian obesitas anak di SD Islam Al-
Bachyar Bakri, I Nyoman Supariasa., Ibnu Azhar 32 Padang. Diakses tanggal 15
Fajar (2016). Penilaian Status Gizi. Januari 2018 http://
Jakarta: EGC jurnal.fk.unand.ac.id

Barre Allo, et.al (2013). Hubungan tingkat Notoatmodjo, (2010). Pengetahuan, Sikap
pengetahuan orang tua dengan Dan Perilaku Manusia. Jakarta: Nuha
kejadian obesitas di SD Negeri Medika
Sudirman 1 Makassar. Diakses tanggal Notoatmodjo (2010). Metodologi Penelitian
15 Januari 2018. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Brenna H. Mayer, Libby Tucker, Susan Sugiyono (2015). Metode Penelitian
Williams (2011). Ilmu Gizi Menjadi Kuntitatif Dan Kualitatif. Bandung:
Sangat Mudah. Edisi 2. Jakarta: EGC. Alfa beta.
Budiman Chandra, (2011). Penelitian Sulistyaningsih (2011). Metodologi Penelitian
kesehatan. Edisi 1. Jakarta: EGC. Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Budiman Chandra, (2013). Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai