Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 2 DI SD NEGERI

WATUADEG KECAMATAN CANGKRINGAN

ARTIKEL JURNAL

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Anggun Bowo Leksono
09108244071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
DESEMBER 2014
Penerapan Pembelajaran Tematik ... (Anggun Bowo Leksono) 1

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 2 DI SD NEGERI


WATUADEG KECAMATAN CANGKRINGAN
THE APPLICATION OF THEMATIC LEARNING IN THE SECOND CLASS OF SD NEGERI
WATUADEG CANGKRINGAN

Oleh: Anggun Bowo Leksono,


Niterunners90@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang bagaimana guru menerapkan
pembelajaran tematik mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan juga hambatan-hambatan apa saja
yang ditemui oleh guru kelas 2 di SD Negeri Watuadeg Kecamatan Cangkringan dalam menerapkan
pembelajaran tematik.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 2 SD Negeri Watuadeg Kecamatan Cangkringan. Jenis Penelitan
ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian guru kelas 2. Teknik pengumpulan
data adalah dengan wawancara, dokumentasi, observasi, catatan lapangan dan angket. Instrumen yang
digunakan adalah pedoman wawancara, pedoman observasi dan lembar angket. Teknik analisis data yang
digunakan adalah model interaktif Miles dan Huberman yaitu melalui reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Untuk mendapatkan data yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya maka
digunakan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam perencanaan guru belum membuat pemetaan kompetensi
seperti yang seharusnya. Pada pelaksanaan, pembelajaran didominasi oleh guru dan materi juga masih
terpisah-pisah. Pembelajaran juga belum berpusat pada tema dan peserta didik, selain itu konsep
pembelajaran seperti learning by playing dan learning by doing juga belum nampak. Jenis penilaian yang
digunakan guru adalah tes yaitu isian, pilihan ganda dan uraian. Guru melakukan penilaian hanya pada ranah
kognitif saja sedangkan pada ranah afektif dan psikomotor belum dilakukan. Guru masih menemui hambatan
pada perencanaan yaitu dalam menyusun silabus pembelajaran tematik. Hambatan lain yang ditemui adalah
pada pelaksanaan guru masih kesulitan dalam menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan
kurangnya alat bantu mengajar juga menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di
SD Negeri Watuadeg Kecamatan Cangkringan.

Kata kunci: Pembelajaran tematik

Abstract
This study has aim that is to describe and determine how the application of thematic learning starts
from the planning, implementation, assessment and obstacles encountered by the teacher. This study was
conducted in the second class of SD Negeri Watuadeg Cangkringan. This research type uses descriptive
qualitative research with research subjects for teacher who handle the 2nd grade. The data collection
technique is to interview, documentation, observation, field notes and questionnaires. The instruments used
were interview guidance, observation and questionnaire sheet. To obtain such a valid data used analysis
triangulation technique by comparing the results of interviews with the documentation and observation. The
results showed that in the planning, teachers haven’t made competency mapping as it should be. In the
implementation, teachers still have not disguised the boundaries between the material and the concept of
learning by playing and learning by doing is also not visible but teachers have already used the instructional
media even in the simple category, at the end of the lesson, teachers also invite the students to infer the
material. In the assessment that teachers did, have been up for authentic assessment, but still not complete
because the scope of the assessment, the elaboration and evaluation aspects are still unclear. The teacher also
meets obstacles on the plan in preparing the syllabus. The other obstacles encountered in the implementation
for the teacher are still about the difficulties in creating a student-centered learning and the lack of teaching
aids are also become a limiting factor in the implementation of thematic learning in SD Negeri Watuadeg.

Keywords: Thematic learning.


2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke IV Januari 2015

PENDAHULUAN terdapat guru yang merasa kesulitan dalam


Dunia pendidikan semakin berkembang pemetaan kompetensi dan pembuatan alat
pesat seiring perkembangan jaman. Guru peraga misalkan dalam satu kali pertemuan
dituntut dapat memilih model pembelajaran guru harus menyiapkan beberapa alat peraga.
yang dapat memacu semangat setiap siswa Temuan lain di lapangan yaitu guru lebih
untuk secara aktif ikut terlibat dalam senang mengajar di kelas tinggi daripada kelas
pengalaman belajarnya (Rusman 2011: 229). rendah dikarenakan siswa kelas tinggi sudah
Pembelajaran tematik merupakan model yang mempunyai sifat mandiri juga guru yang sulit
harus diterapkan sesuai yang ada dalam meninggalkan kebiasaan lama yaitu penyajian
kurikulum yang ada saat ini, dijelaskan bahwa mata pelajaran secara per-bidang studi.
pembelajaran tematik harus digunakan dalam Dari penjelasan diatas terdapat
proses belajar mengajar di sekolah dasar, beberapa permasalahan tentang bagaimana
karena pembelajaran tematik bertujuan penerapan, pelaksanaan, dan penilaian serta
menyampaikan konsep pembelajaran secara kendala-kendala apa yang ditemui dalam
utuh dan menyeluruh kepada siswa. pada penerapan pembelajaran tematik di SD Negeri
beberapa sekolah telah menerapkan Watuadeg Kecamatan Cangkringan.
pembelajaran tematik namun di sisi lain Selain itu penelitian ini bertujuan untuk
ternyata masih ada guru yang belum mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana
melaksanakannya mereka belum sepenuhnya penerapan pembelajaran tematik mulai dari
paham mengenai pembelajaran tematik, maka Perencanaan, pelaksanaan, penilaian serta
guru mengajarkan materi secara terpisah atau hambatan yang ditemui di SD Negeri
per-bidang studi, dan hal ini bertentangan Watuadeg Kecmatan Cangkringan.
dengan silabus dan RPP yang mereka buat Manfaat dilakukannya penelitian ini
dalam bentuk tematik. Selain itu masih adalah dapat mengkaji secara ilmiah
terdapat juga permasalahan lain yaitu menegenai penerapan pembelajaran tematik di
kurangnya sosialisasi bagaimana praktek SD NegeriWatuadeg Kecamatan Cangkringan
pembelajaran tematik khususnya di kecamatan sehingga diharapkan dapat berguna dan
cangkringan serta adanya rotasi guru yang menambah wawasan serta memberikan
dilakukan pada beberapa sekolah dasar di kontribusi dalam dunia pendidikan yang
Kecamatan Cangkringan sehingga membuat semakin berkembang. Selain itu penelitian ini
guru harus beradaptasi dari kelas tinggi ke juga dapat digunakan sebagai bahan
kelas rendah, guru juga masih terkendala pertimbangan dan rekomendasi yang
waktu karena beberapa alasan misalkan dalam bermanfaat dalam penerapan kebijakan sekolah
pembuatan perangkat pembelajaran menyita terkait dengan penerapan pembelajaran
banyak waktu sehingga kepentingan yang tematik.
lainnya menjadi terbengkalai, selain itu juga
Penerapan Pembelajaran Tematik ... (Anggun Bowo Leksono) 3

METODE PENELITIAN Prosedur

Jenis Penelitian Penelitian dilakukan berdasarkan data


Penelitian ini menggunakan pendekatan
yang akan diperoleh yaitu tentang penerapan
kualitatif. Penelitan kualitatif adalah penelitian
pembelajaran tematik di SD Negeri Watuadeg
yang bermaksud memahami fenomena yang
Kecamatan Cangkringan. Dengan jenis
dialami subjek penelitian tentang berbagai hal
peneitian kualitatif maka peneliti dalam
yang melekat pada dirinya kemudian
pengumpulan datanya.menggunakan metode
dideskripsikan dengan kata dalam suatu
observasi, wawancara, dokumentasi, kuesioner
konteks dan memanfaatkan berbagai metode
dan catatan lapangan.
ilmah (Moleong, 2012)

Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan


Waktu dan Tempat Penelitian
Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Data yang terdapat dalam penelitian ini
Mei-Agustus dan bertempat di SD Negeri
diperoleh dengan menggunakan berbagai
Watuadeg yang beralamatkan di Desa
instrument dan teknik pengumpulan data.
Watuadeg, Kelurahan Wukirsari, Kecamatan
Instrumen yang dipakai dalam
Cangkringan, Kabupaten Sleman.
penelitian ini antara lain adalah panduan
Lokasi tersebut dipilih karena
observasi, wawancara, dokumentasi, dan
berdasarkan pertimbangan peneliti karena
lembar angket.
sebelumnya belum pernah ada penelitian
Teknik pengumpulan datanya adalah
sejenis di daerah tersebut untuk mengungkap
dengan melakukan wawancara terhadap guru
penerapan pembelajaran tematik di SD Negeri
yang bersangkutan dan kemudian melakukan
Watuadeg.
observasi pelaksanaan pembelajaran tematik di
kelas 2. Peneliti juga melakukan dokumentasi
Target/Subjek Penelitian
sebagai upaya untuk kelengkapan data. Selain
Subjek penelitian yang digunakan itu juga peneliti menggunakan kuesioner yang
dalam penelitian ini adalah guru kelas 2 SD dilakukan dengan cara memberi seperangkat
Negeri Watuadeg yang memiliki pengalaman pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
mengajar secara tematik serta memiliki waktu responden yaitu guru kelas 2 SD Negeri
untuk dimintai informasi terkait dengan Watuadeg.
penerpan pembelajaran tematik. Hal ini
dikarenakan untuk mempersingkat waktu dan Teknik Analisis Data
mempermudah peneliti dalam melakukan Teknik analisis data dilakukan sesuai
tindakan ilmiah terhadap subjek yang diteliti. dengan persedur ilmiah penelitian kualitatif
menggunakan metode miles and huberman.
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 1 Tahun ke IV Januari 2015

yaitu dengan melalui proses reduksi data, SIMPULAN DAN SARAN


display data, dan penarikan kesimpulan
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
HASIL PENELITIAN DAN pembahasan yang diperoleh tentang
PEMBAHASAN pelaksanaan pembelajaran tematik kelas 2 di
Hasil penelitin menunjukkan bahwa SDN watuadeg kecamatan cangkringan dapat
guru dalam perencanaan pembelajaran tematik disimpulkan sebagai berikut
belum melakukan pemetaan kompetensi hal 1. Perencanaan
terebut dapat dibuktikan dari hasil
Perencanaan pembelajaran tematik di
dokumnetasi. Padahal seharusnya dalam
SD Negeri Watuadeg belum dilaksanakan
perencanaan setidaknya guru harus melakukan
sebagaimana mestinya hal ini dikarenakan
pemetaan kompetensi (Abdul Majid, 2014).
guru belum menyusun pemetaan kompetensi
Selanjutnya pada pelaksanaan dari
akan tetapi guru sudah menyusun jaring tema,
hasil penelitian menunjukkan bahwa guru
silabus, dan rencana pembelajaran (RPP)
belum sepenuhnya memahami pembelajaran
tematik.
tematik hal ini dibuktikan pada saat observasi
dilakukan pembelajaran dikelas masih
2. Pelaksanaan
terpisah-pisah dan guru hanya menggunakan
tema sebagai pelengkap. Tentu saja. hal ini Dari hasil pelaksanaan menunjukkan
bertentangan dengan ciri pembelajaran tematik kegiatan pembelajaran tematik di SD Negeri
yaitu pemisahan antar mata pelajaran tidak Watuadeg belum terlaksana sebagaimana
begitu jelas (Kunandar, 2007). mestinya karena pembelajaran masih terpisah
Selain itu dalam hal penilaian guru pisah dan belum mengarah pada tema namun
menggunakan jenis penilaian tes dan non-tes. tetap menggunakan tema sebagai latar
Pada penilaian tes guru hanya menggunakan belakang. Guru juga sudah menggunakan
soal pilihan ganda uraian dan isian sedangkan media pembelajaran dalam menyampaikan
pada penilaian non-tes biasanya guru materi namun pada metode pembelajaran
menggunakan jenis penilaian pengamatan dan masih kurang bervariasi. Guru sudah
portofolio. Pada dasarnya jenis penilaian melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi,
tersebut termasuk kedalam jenis penilaian selain itu guru memberikan nasehat atau pesan-
autentik hanya saja guru perlu menggunakan pesan positif terkait dengan materi sebelum
jenis penilaian dan aspek yang sesuai untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
menilai kemampuan peserta didik agar 3. Penilaian
mendapatkan hasil penilaian yang sesuai
Pada penilaian guru menggunakan
dengan kebutuhan peserta didik.
penialaian tes dan nontes. Penialaian
Penerapan Pembelajaran Tematik ... (Anggun Bowo Leksono) 5

didasarkan pada aspek kognitif, afektif dan Negeri Watuadeg Kecamatan Cangkringan
psikomotor. Pada penilaian kognitif guru sehingga guru terkadang harus membuatnya
memberikan penilaian melalui pemberian tes
Saran
tertulis. Dari aspek afektif dan psikomotor
1. Guru sebaiknya secara aktif melakukan
dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam
perbaikan dan mempelajari serta
kegiatan pembelajaran di kelas namun hal
memahami secara lebih mendalam
tersebut belum dilakukan oleh guru sehingga
tentang pembelajaran tematik dan harus
secara garis besar penilaian yang dilakukan
terus berupaya meningkatkan
oleh guru SD Negeri Watuadeg belum
kemampuannya dalam melaksanakan
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
pembelajaran tematik.

4. Hambatan 2. Pihak-pihak yang terkait harus


senantiasa menggiatkan sosialisasi dan
Pada penyusunan jaring tema guru hanya
pelatihan pembelajaran tematik
menyalin saja dari silabus dan tidak menemui
khususnya di wilayah Kecamatan
hambatan yang berarti. Dalam penyusunan
Cangkringan.
silabus hambatan yang ditemui adalah dalam
menentukan indikator agar sesuai dengan DAFTAR PUSTAKA
kompetensi sehingga tujuan pembelajaran Abdul Majid. (2014). Pembelajaran Tematik
dapat tercapai. Selain itu guru juga menemui Terpadu. Bandung: Rosda.

hambatan dalam mencari dan menyusun bahan Kunandar. (2007). Guru Professional
pendukung pembelajaran dan guru terkadang Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses
kesulitan dalam hal tersebut. Dalam
Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja
pelaksanaan pembelajaran tematik guru Grafindo Persada.
menemui hambatan dalam menciptakan
Lexy J. Moleong. (2012). Metodologi
pembelajaran yang berpusat pada siswa serta
Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.
kurangnya pada alat bantu mengajar juga
Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran
menjadi salah satu hambatan dalam
Mengembangkan Profesionalisme
pelakasanaan pembelajaran tematik di SD Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Anda mungkin juga menyukai