Blok 24 Adb Gloria
Blok 24 Adb Gloria
Pendahuluan
Defini dari anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah SDM, kuantitas
hemoglobin, dan volume packed red blood cells (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan
demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan suatu cerminan perubahan patofisiologik
yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan
konfirmasi laboratorium.
Karena semua sistem organ dapat terkena, maka pada anemia dapat menimbulkan manifestasi
klinis yang luas, bergantung pada : kecepatan timbulnya anemia, usia individu, mekanisme
kompensasi, tingkat aktivitas seseorang, keadaan penyakit yang mendasarinya, beratnya
anemia.
Jumlah efektif eritrosit yang berkurang membuat pengiriman Oksigen menuju ke jaringan
menurun. Kehilangan darah yang mendadak (30% atau lebih), seperti pada perdarahan,
mengakibatkan gejala-gejala hipovolemia dan hipoksemia, termasuk kegelisahan, diaforesis
(keringan dingin), takikardia, napas pendek, dan berkembang cepat menjadi kolaps sirkulasi
atau syok. Namun, berkurangnya massa eritrosit dalam waktu beberapa bulan (bahkan
pengurangan sebanyak 50%) memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh untuk
beradaptasi, dan pasien biasanya asimtomatik, kecuali pada kerja fisik berat.
Maka respon tubuh akan beradaptasi dengan berbagai cara seperti; meningkatkan curah
jantung dan pernapasan agar meningkatkan pengiriman O2 ke jaringan-jaringan oleh eritrosit,
meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin, mengembangkan volume plasma dengan
menarik cairan dari jaringan, redistribusi aliran darah ke organ-organ vital.
DEFINISI
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan
besi untuk eritropoietik , karena cadangan besi kosong, sehingga pembentukan hemoglobin
berkurang. Berbeda dengan anemia akibat penyakit kronik, berkurangnya penyediaan besi
untuk eritropoietik terjadi akibat pelepasan besi dari sistem retikuloendotelial yang berkurang,
sementara cadangan besi normal. Namun, kedua jenis anemia ini merupakan anemia dengan
gangguan metabolisme besi.
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
Konjungtiva anemis, tidak disertai sklera ikterus, tanpa di temukan organomegali dan
limphadenopati
Stomatitis angularis, atrofi papil lidah
Ditemukan takikardi ,murmur sistolik dengan atau tanpa pembesaran jantung
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk mendiagnosa anemia kekurangan zat besi, dokter Anda dapat menjalankan tes untuk
mencari:
Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan kadar Hb, hitung leukosit, hitung trombosit, hitung eritrosit, LED, hitung
retikulosit, sediaan hapus darah tepi untuk menilai morfologi, nilai indeks eritrosit (MCH,
MCV, MCHC, RDW) dan pemeriksaan sumsum tulang. Dengan defisiensi anemia zat besi
dapat ditemukan sel-sel darah merah lebih kecil dan pucat dalam warna dari biasanya
(mikrositik hipokrom ).
Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan Tinja
Pemeriksaan Kimia
Menilai cadangan besi tubuh: Serum iron (SI), Total iron binding capacity (TIBC), saturasi
transferin, kadar ferritin serum, sitokimia. Kadar ferritin, merupakan cadangan besi yang
merupakan indikator yang sensitif terhadap penurunan kadar besi dalam tubuh.
Jika hasil pemeriksaan penunjang menunjukkan anemia defisiensi zat besi, dapat di lakukan
pemeriksaan tambahan untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari, seperti:
Endoskopi / EGD
Colonoscopy
Untuk mencari sumber perdarahan usus yang lebih rendah, Sebuah tabung tipis
fleksibel dilengkapi dengan kamera dimasukkan ke dalam rektum hingga
colon. Sebelumnya pasien biasanya di lakukan anastesi selama pengujian ini.
Kolonoskopi dilakukan untuk melihat dalam beberapa atau seluruh usus besar dan
rektum untuk mencari pendarahan internal.
Barium enema
Prosedur barium enema dilakukan dengan cara penuangan cairan barium sulfat melalui
anus dengan selang yang akan terdeteksi saat rontgen ke dalam colon. Cairan ini
kemudian akan memenuhi rongga usus besar dan hasil rontgen barium enema ini akan
mendeteksi kondisi: pertumbuhan jaringan abnormal seperti polip ataupun kanker
colorectal, peradangan usus besar.
Working Diagnosis
Penegakan Diagnosis
Pada pemeriksaan fisik ditemukan anemis pada konjutiva dan jaringan bawah kuku.
Atrofi papil lidah ; permukaan lidah licin, mengkilap karena papil lidah hilang
Stomatitis angularis ; radang pada sudut mulut
Disfagia akibat kerusakan epitel hipofaring
Koilonichya ; kuku sendok ( spoon nail ), kuku rapuh, bergaris-garis vertical
dan menjadi cekung sehingga mirip sendok
Atrofi mukosa gaster
Pica ; makan yang tidak lazim seperti tanah liat, es, lem dll
Anemia hipokrom mikrositik pada apusan darah tepi , atau MCV < 80 fl, dan
MCHC < 31 % dengan salah satu dari criteria berikut :
Metabolisme Besi
DIAGNOSIS BANDING
Anemia defisiensi besi ec infeksi cacing
Anemia defisiensi besi ec divertikel
Anemia defisiensi besi ec kanker kolorectal
Thalassemia
Gejala klinis dari thalasemia adalah kelainan darah berupa anemia berat tipe mikrositik karena
sintesis HbA menurun, penghancuran eritrosit meningkat.
Dapat ditemukan aspek klinis yaitu, kelainan organ karena proses penyakit dan hemosiderosis
karena transfusi darah berulang.
Pemeriksaan fisik menjunjukan hepatomegali, splenomegali, pada anak yang besar disertai
gizi yang buruk dan muka fasies mongoloid, tulang medula lebar, kortek tipis sehingga mudah
fraktur dan trabekula kasar, tulang tengkorak memperlihatkan diploe dan brush appereance.
Gangguan pertumbuhan berupa pendek, menarche, gangguan pertumbuhan sexsekunder,
perikarditis dan kardiomegali dapat menyebabkan dekomp kordis.
Darah tep ditemukan, Mikrositik hipokrom, jumlah retikulosit meningkat, pada hapusan darah
tepididapatkan anisositosis, hipokromi, poikilositositosis, sel target. Tetapi yang membedakan
dengan anemia defisiensi besi yaitu, Kadar besi dalam serum (SI) meninggi dan daya ikat
serum besi (IBC) menjadi rendah. Hemoglobin mengandung kadar HbF yang tinggi lebih dari
30%,
ETIOLOGI
Anemia kekurangan zat besi terjadi ketika tubuh Anda tidak memiliki cukup zat besi untuk
memproduksi hemoglobin. Hemoglobin adalah bagian dari sel darah merah yang memberikan
darah warna merah dan memungkinkan sel darah merah untuk membawa darah beroksigen ke
seluruh tubuh Anda. Jika Anda tidak mengkonsumsi cukup zat besi, atau jika Anda
kehilangan zat besi yang terlalu banyak, tubuh tidak dapat memproduksi hemoglobin cukup,
dan besi anemia defisiensi akhirnya akan berkembang.
kehilangan darah. Darah mengandung zat besi dalam sel darah merah. Jadi jika Anda
kehilangan darah, Anda kehilangan zat besi. Wanita dengan periode berat beresiko anemia
defisiensi besi karena mereka kehilangan darah selama menstruasi. Lambat, kehilangan darah
kronis dalam tubuh - seperti dari ulkus peptikum, hernia hiatus, polip usus besar atau kanker
kolorektal - dapat menyebabkan anemia kekurangan zat besi. perdarahan gastrointestinal
dapat hasil dari penggunaan teratur beberapa penghilang rasa sakit over-the-counter, terutama
aspirin.
Kurangnya zat besi dalam diet .Tubuh mendapatkan zat besi dari makanan yang
anda makan. Jika Anda mengkonsumsi besi terlalu sedikit, dari waktu ke waktu tubuh Anda
bisa menjadi kekurangan zat besi. Contoh makanan kaya zat besi seperti daging, telur,
sayuran berdaun hijau dan makanan yang diperkaya zat besi. Untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang tepat, bayi dan anak-anak membutuhkan zat besi dari diet mereka, juga.
Kehamilan. Tanpa suplemen zat besi, anemia kekurangan zat besi terjadi pada wanita
hamil banyak karena toko besi mereka perlu untuk melayani peningkatan volume darah
mereka sendiri serta menjadi sumber hemoglobin untuk perkembangan janin.
Faktor risiko
Kelompok-kelompok ini orang mungkin memiliki peningkatan risiko anemia kekurangan zat
besi:
Vegetarian. Orang yang tidak makan daging dapat memiliki risiko yang lebih besar
kekurangan zat besi anemia jika mereka tidak makan makanan kaya zat besi lainnya.
EPIDEMIOLOGI
Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan jenis anemia yang paling banyak diderita oleh
penduduk di negara berkembang, termasuk di indonesia. Sebanyak 16-50 % laki-laki dewasa
di Indonesia menderita ADB dengan penyebab terbanyak yaitu infeksi cacing tambang (54%)
dan hemoroid (27%). 25-48 % perempuan dewasa di Indonesia menderita ADB dengan
penyebab terbanyak menorraghia (33%) , hemoroid (17%) dan infeksi cacing tambang (17%).
46-92 % wanita hamil di Indonesia menderita ADB
PATOGENESIS
feritin serum
Iron Depleted Stated pengecatan besi pada
Cadangan besi menurun namun, sumsum tulang negatif
eritropoietik belum terganggu absorbsi besi melalui usus
Anemia
Defisiensi Besi
Sistem Neuromuskuler
Fe mioglobin, enzim sitokrom, gliserofosfat gangguan gilkolisis
asam laktat kelelahan otot
PENATALAKSANAAN
I.Medikamentosa
Asam askorbat 100 mg/15 mg besi elemental (untuk meningkatkan absorbsi besi).
II. Bedah
Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti perdarahan karena diverticulum
Meckel.
III. Suportif
Makanan gizi seimbang terutama yang mengandung kadar besi tinggi yang bersumber dari
hewani (limfa,hati, daging) dan nabati (bayam, kacang-kacangan)
Ke sub bagian terkait dengan etiologi dan komplikasi (Gizi, Infeksi, Pulmonologi, Gastro-
Hepatologi, Kardiologi )
PENCEGAHAN
Anda dapat mengurangi risiko anemia defisiensi besi dengan memilih makanan kaya zat besi.
Kacang
Telur
Kacang polong
Daging babi
Unggas
Daging merah
Hidangan laut
Tubuh Anda menyerap zat besi lebih banyak dari daging daripada tidak dari sumber lain. Jika
Anda memilih untuk tidak makan daging, Anda mungkin perlu untuk meningkatkan asupan
yang kaya zat besi, makanan nabati untuk menyerap jumlah yang sama besi sebagai seseorang
yang makan daging.
Pilih makanan yang mengandung vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi
Anda dapat meningkatkan penyerapan tubuh Anda dari besi dengan minum jus jeruk atau
makan makanan lain kaya vitamin C pada saat yang sama yang Anda makan makanan tinggi
zat besi. Vitamin C dalam jus jeruk, seperti jus jeruk, membantu tubuh Anda untuk lebih
menyerap zat besi.
Brokoli
Jeruk bali
Kiwi
Berdaun hijau
Mangga
Melon
Jeruk
Peppers
Stroberi
Tomat