Anda di halaman 1dari 12

Anemia Defisiensi Besi ec Perdarahan Kronik

Gloria Stefanie Ferdian


Gloria.2015fk116@civitas.ukrida.ac.id
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Alamat Korespondensi Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Pendahuluan

Defini dari anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah SDM, kuantitas
hemoglobin, dan volume packed red blood cells (hematokrit) per 100 ml darah. Dengan
demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan suatu cerminan perubahan patofisiologik
yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan
konfirmasi laboratorium.
Karena semua sistem organ dapat terkena, maka pada anemia dapat menimbulkan manifestasi
klinis yang luas, bergantung pada : kecepatan timbulnya anemia, usia individu, mekanisme
kompensasi, tingkat aktivitas seseorang, keadaan penyakit yang mendasarinya, beratnya
anemia.
Jumlah efektif eritrosit yang berkurang membuat pengiriman Oksigen menuju ke jaringan
menurun. Kehilangan darah yang mendadak (30% atau lebih), seperti pada perdarahan,
mengakibatkan gejala-gejala hipovolemia dan hipoksemia, termasuk kegelisahan, diaforesis
(keringan dingin), takikardia, napas pendek, dan berkembang cepat menjadi kolaps sirkulasi
atau syok. Namun, berkurangnya massa eritrosit dalam waktu beberapa bulan (bahkan
pengurangan sebanyak 50%) memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh untuk
beradaptasi, dan pasien biasanya asimtomatik, kecuali pada kerja fisik berat.

Maka respon tubuh akan beradaptasi dengan berbagai cara seperti; meningkatkan curah
jantung dan pernapasan agar meningkatkan pengiriman O2 ke jaringan-jaringan oleh eritrosit,
meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin, mengembangkan volume plasma dengan
menarik cairan dari jaringan, redistribusi aliran darah ke organ-organ vital.
DEFINISI

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan
besi untuk eritropoietik , karena cadangan besi kosong, sehingga pembentukan hemoglobin
berkurang. Berbeda dengan anemia akibat penyakit kronik, berkurangnya penyediaan besi
untuk eritropoietik terjadi akibat pelepasan besi dari sistem retikuloendotelial yang berkurang,
sementara cadangan besi normal. Namun, kedua jenis anemia ini merupakan anemia dengan
gangguan metabolisme besi.

ANAMNESIS

1. Riwayat faktor predisposisi dan etiologi :

 Kebutuhan meningkat secara fisiologis


 Masa pertumbuhan yang cepat
 Menstruasi
 Infeksi kronis
 Kurangnya besi yang diserap; asupan besi dari makanan tidak adekuat, malabsorpsi
besi
 Perdarahan : Perdarahan saluran cerna seperti contoh; tukak lambung, penyakit Crohn,
colitis ulserativa

2. Pucat, lemah, lesu, gejala pika

PEMERIKSAAN FISIK

 Konjungtiva anemis, tidak disertai sklera ikterus, tanpa di temukan organomegali dan
limphadenopati
 Stomatitis angularis, atrofi papil lidah
 Ditemukan takikardi ,murmur sistolik dengan atau tanpa pembesaran jantung  
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk mendiagnosa anemia kekurangan zat besi, dokter Anda dapat menjalankan tes untuk
mencari:

 Pemeriksaan Hematologi

Pemeriksaan kadar Hb, hitung leukosit, hitung trombosit, hitung eritrosit, LED, hitung
retikulosit, sediaan hapus darah tepi untuk menilai morfologi, nilai indeks eritrosit (MCH,
MCV, MCHC, RDW) dan pemeriksaan sumsum tulang. Dengan defisiensi anemia zat besi
dapat ditemukan sel-sel darah merah lebih kecil dan pucat dalam warna dari biasanya
(mikrositik hipokrom ).

 Pemeriksaan Urin

Meliputi pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia.

 Pemeriksaan Tinja

Meliputi pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan darah samar.

 Pemeriksaan Kimia

Meliputi pemeriksaan kadar bilirubin indirek serum.

Menilai cadangan besi tubuh: Serum iron (SI), Total iron binding capacity (TIBC), saturasi
transferin, kadar ferritin serum, sitokimia. Kadar ferritin, merupakan cadangan besi yang
merupakan indikator yang sensitif terhadap penurunan kadar besi dalam tubuh.

 Tes diagnostik tambahan 

Jika hasil pemeriksaan penunjang menunjukkan anemia defisiensi zat besi, dapat di lakukan
pemeriksaan tambahan untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari, seperti:

 Endoskopi / EGD

 Colonoscopy

Untuk mencari sumber perdarahan usus yang lebih rendah, Sebuah tabung tipis
fleksibel dilengkapi dengan kamera dimasukkan ke dalam rektum hingga
colon. Sebelumnya pasien biasanya di lakukan anastesi selama pengujian ini.
Kolonoskopi dilakukan untuk melihat dalam beberapa atau seluruh usus besar dan
rektum untuk mencari pendarahan internal.
 Barium enema

Prosedur barium enema dilakukan dengan cara penuangan cairan barium sulfat melalui
anus dengan selang yang akan terdeteksi saat rontgen ke dalam colon. Cairan ini
kemudian akan memenuhi rongga usus besar dan hasil rontgen barium enema ini akan
mendeteksi kondisi: pertumbuhan jaringan abnormal seperti polip ataupun kanker
colorectal, peradangan usus besar.

Working Diagnosis

Anemia defisiensi besi ec perdarahan kronik

Penegakan Diagnosis

1. Penentuan adanya anemia


Anemia secara klinis dapat memberikan beberapa gambaran, yang disebut sebagai
sindroma anemia yakni badan lemah, letih, leu, cepat lelah, mata berkunang-kunang,
telinga sering berdenging. Namun, biasanya, gejala simptomatis ini ditemukan apabila
kadar Hb < 7 g/dl.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan anemis pada konjutiva dan jaringan bawah kuku.

Berdasarkan kadar hemoglobin, kriteria anemia menurut WHO

Kelompok Kriteria anemia ( Hb)

Laki-laki dewasa < 13 g/dl

Wanita dewasa tidak hamil < 12 g/dl

Wanita dewasa hamil < 11 g/dl

2. Penentuan defisiensi besi sebagai penyebab anemia


Manifestasi klinis yang khas untuk anemia defisiensi besi adalah ;

 Atrofi papil lidah ; permukaan lidah licin, mengkilap karena papil lidah hilang
 Stomatitis angularis ; radang pada sudut mulut
 Disfagia akibat kerusakan epitel hipofaring
 Koilonichya ; kuku sendok ( spoon nail ), kuku rapuh, bergaris-garis vertical
dan menjadi cekung sehingga mirip sendok
 Atrofi mukosa gaster
 Pica ; makan yang tidak lazim seperti tanah liat, es, lem dll

Secara laboratorium, untuk menegakan diagnosis defisiensi besi ( modifikasi kriteri


Kerlin, et al ) yaitu :

Anemia hipokrom mikrositik pada apusan darah tepi , atau MCV < 80 fl, dan
MCHC < 31 % dengan salah satu dari criteria berikut :

 2 dari 3 parameter berikut :


 Besi serum < 50 mg/dl
 TIBC > 350 mg/dl
 Saturasi transferin < 15 %
 Feritin serum < 20 mg/l
 Pengecatan besi sumsum tulang negative
 Pemberian SF 3 x 200 mg/hari selama 4 minggu dapat meningkatkan kadar Hb
> 2 gr.dl

Metabolisme Besi

DIAGNOSIS BANDING
Anemia defisiensi besi ec infeksi cacing
Anemia defisiensi besi ec divertikel
Anemia defisiensi besi ec kanker kolorectal
Thalassemia
Gejala klinis dari thalasemia adalah kelainan darah berupa anemia berat tipe mikrositik karena
sintesis HbA menurun, penghancuran eritrosit meningkat.
 
Dapat ditemukan aspek klinis yaitu, kelainan organ karena proses penyakit dan hemosiderosis
karena transfusi darah berulang.
Pemeriksaan fisik menjunjukan hepatomegali, splenomegali, pada anak yang besar disertai
gizi yang buruk dan muka fasies mongoloid, tulang medula lebar, kortek tipis sehingga mudah
fraktur dan trabekula kasar, tulang tengkorak memperlihatkan diploe dan brush appereance.
Gangguan pertumbuhan berupa pendek, menarche, gangguan pertumbuhan sexsekunder,
perikarditis dan kardiomegali dapat menyebabkan dekomp kordis.
 
Darah tep ditemukan, Mikrositik hipokrom, jumlah retikulosit meningkat, pada hapusan darah
tepididapatkan anisositosis, hipokromi, poikilositositosis, sel target. Tetapi yang membedakan
dengan anemia defisiensi besi yaitu, Kadar besi dalam serum (SI) meninggi dan daya ikat
serum besi (IBC) menjadi rendah. Hemoglobin mengandung kadar HbF yang tinggi lebih dari
30%,

ETIOLOGI
Anemia kekurangan zat besi terjadi ketika tubuh Anda tidak memiliki cukup zat besi untuk
memproduksi hemoglobin. Hemoglobin adalah bagian dari sel darah merah yang memberikan
darah warna merah dan memungkinkan sel darah merah untuk membawa darah beroksigen ke
seluruh tubuh Anda. Jika Anda tidak mengkonsumsi cukup zat besi, atau jika Anda
kehilangan zat besi yang terlalu banyak, tubuh tidak dapat memproduksi hemoglobin cukup,
dan besi anemia defisiensi akhirnya akan berkembang.

Penyebab anemia kekurangan zat besi meliputi:

 kehilangan darah. Darah mengandung zat besi dalam sel darah merah. Jadi jika Anda
kehilangan darah, Anda kehilangan zat besi. Wanita dengan periode berat beresiko anemia
defisiensi besi karena mereka kehilangan darah selama menstruasi. Lambat, kehilangan darah
kronis dalam tubuh - seperti dari ulkus peptikum, hernia hiatus, polip usus besar atau kanker
kolorektal - dapat menyebabkan anemia kekurangan zat besi. perdarahan gastrointestinal
dapat hasil dari penggunaan teratur beberapa penghilang rasa sakit over-the-counter, terutama
aspirin.

 Kurangnya zat besi dalam diet .Tubuh mendapatkan zat besi dari makanan yang
anda makan. Jika Anda mengkonsumsi besi terlalu sedikit, dari waktu ke waktu tubuh Anda
bisa menjadi kekurangan zat besi. Contoh makanan kaya zat besi seperti daging, telur,
sayuran berdaun hijau dan makanan yang diperkaya zat besi. Untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang tepat, bayi dan anak-anak membutuhkan zat besi dari diet mereka, juga.

 Ketidakmampuan untuk menyerap zat besi makanan.Besi dari diserap ke dalam


aliran darah Anda dalam usus kecil Anda.Gangguan usus, seperti penyakit celiac, yang
mempengaruhi kemampuan usus anda menyerap nutrisi dari makanan yang dicerna, dapat
menyebabkan anemia defisiensi besi. Jika bagian dari usus kecil Anda telah dilewati atau
dihapus operasi, yang dapat mempengaruhi kemampuan Anda untuk menyerap zat besi dan
nutrisi lainnya.

 Kehamilan. Tanpa suplemen zat besi, anemia kekurangan zat besi terjadi pada wanita
hamil banyak karena toko besi mereka perlu untuk melayani peningkatan volume darah
mereka sendiri serta menjadi sumber hemoglobin untuk perkembangan janin.

Faktor risiko
Kelompok-kelompok ini orang mungkin memiliki peningkatan risiko anemia kekurangan zat
besi:

 Perempuan. Karena perempuan kehilangan darah selama menstruasi, perempuan


pada umumnya berada pada risiko yang lebih besar anemia kekurangan zat besi.
 Bayi dan anak-anak,. Bayi terutama mereka yang lahir dengan berat badan rendah
atau lahir prematur, yang tidak mendapatkan cukup zat besi dari ASI atau susu formula
mungkin menghadapi risiko kekurangan zat besi. Anak-anak membutuhkan zat besi ekstra
selama spurts pertumbuhan. Jika anak Anda tidak makan diet, sehat bervariasi, ia mungkin
menghadapi resiko anemia.

 Vegetarian. Orang yang tidak makan daging dapat memiliki risiko yang lebih besar
kekurangan zat besi anemia jika mereka tidak makan makanan kaya zat besi lainnya.

 Sering donor darah. Orang-orang yang secara rutin menyumbangkan mungkin


memiliki peningkatan risiko anemia defisiensi besi, karena donor darah dapat menghabiskan
toko besi.hemoglobin rendah yang berkaitan dengan donor darah mungkin merupakan
masalah sementara diatasi dengan makan makanan kaya zat besi lebih banyak. Jika Anda
diberitahu bahwa Anda tidak dapat menyumbangkan darah karena hemoglobin rendah,
tanyakan kepada dokter Anda apakah anda harus peduli.

EPIDEMIOLOGI

Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan jenis anemia yang paling banyak diderita oleh
penduduk di negara berkembang, termasuk di indonesia. Sebanyak 16-50 % laki-laki dewasa
di Indonesia menderita ADB dengan penyebab terbanyak yaitu infeksi cacing tambang (54%)
dan hemoroid (27%). 25-48 % perempuan dewasa di Indonesia menderita ADB dengan
penyebab terbanyak menorraghia (33%) , hemoroid (17%) dan infeksi cacing tambang (17%).
46-92 % wanita hamil di Indonesia menderita ADB
PATOGENESIS

Perubahan Fungsional Anemia

feritin serum
Iron Depleted Stated pengecatan besi pada
Cadangan besi menurun namun, sumsum tulang negatif
eritropoietik belum terganggu absorbsi besi melalui usus

Iron Deficient Eritropoietic


Cadangan besi kosong dan Free protophorfirin
eritropoietik terganggu namun, TIBC
gejala anemia belum manifes

Iron Deficiency Anemia Anemia hipokrom


Eritropoietik sangat terganggu, mikrositer
kadar Hb menurun sehingga gejala Gejala klinik anemia
anemia bermanifes

Anemia
Defisiensi Besi

Perubahan Fungsional Non-Anemia

Sistem Neuromuskuler
Fe mioglobin, enzim sitokrom, gliserofosfat gangguan gilkolisis
asam laktat kelelahan otot

Gangguan mental dan kecerdasan


Fe gangguan enzim aldehidoksidase & enzim
monoaminooksidase serotonin & katekolamin di otak

Gangguan imunitas dan ketahanan terhadap infeksi


Fe enzim untuk sintesis DNA dan enzim mieloperoksidase
netrofil imunitas seluler

Gangguan terhadap ibu hamil dan janin yang dikandung


Fe angka kematian maternal, gangguan partus, risiko
prematuritas, morbiditas & mortalitas fetus
MANIFESTASI KLINIS

 Gejala umum anemia


o Gejala ini baru akan timbul apabila terjadi penurunan kadar hemoglobin
hingga 7-8 gr/dl
o Lemah, lesu, lelah, mata berkunang-kunang dan telinga berdenging
 Gejala khas defisiensi besi
o Koilonichya (spoon nail) yaitu kuku yang cekung seperti sendok, memiliki
garis-garis vertikal dan rapuh
o Atrofi papil lidah sehingga permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap
o Stomatitis angularis (cheilosis) yaitu adanya radang pada sudut mulut berupa
bercak keputihan
o Disfagia
o Atrofi mukosa gaster
o Pica ; keinginan makan makanan yang tidak lazim seperti tanah liat, lem dll
 Gejala penyakit dasar
o Gejala tergantung penyebab dasar yang menimbulkan anemia
o Pada infeksi cacing tambang terdapat gejala dispepsia, parotis yang
membengkak dan kulit telapak tangan berwarna kuning seperti jerami
o Anemia akibat kanker kolon dapat disertai oleh gangguan BAB

PENATALAKSANAAN

I.Medikamentosa

Pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-6 mg besi


elemental/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di antara waktu makan. Preparat
besi ini diberikan sampai 2-3 bulan setelah kadar hemoglobin normal.

Asam askorbat 100 mg/15 mg besi elemental (untuk meningkatkan absorbsi besi).
II. Bedah
Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti perdarahan karena diverticulum
Meckel.
 
III. Suportif
Makanan gizi seimbang terutama yang mengandung kadar besi tinggi yang bersumber dari
hewani (limfa,hati, daging) dan nabati (bayam, kacang-kacangan)

IV. Lain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya )

Ke sub bagian terkait dengan etiologi dan komplikasi (Gizi, Infeksi, Pulmonologi, Gastro-
Hepatologi, Kardiologi )

PENCEGAHAN
Anda dapat mengurangi risiko anemia defisiensi besi dengan memilih makanan kaya zat besi.

Pilih makanan kaya zat besi 


Makanan kaya zat besi antara lain:

 Kacang

 Dark sayuran berdaun hijau, seperti bayam

 Buah kering, seperti kismis dan aprikot

 Telur

 sereal yang diperkaya zat besi, roti dan pasta

 Kacang polong

 Daging babi

 Unggas

 Daging merah

 Hidangan laut

Tubuh Anda menyerap zat besi lebih banyak dari daging daripada tidak dari sumber lain. Jika
Anda memilih untuk tidak makan daging, Anda mungkin perlu untuk meningkatkan asupan
yang kaya zat besi, makanan nabati untuk menyerap jumlah yang sama besi sebagai seseorang
yang makan daging.
Pilih makanan yang mengandung vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi 
Anda dapat meningkatkan penyerapan tubuh Anda dari besi dengan minum jus jeruk atau
makan makanan lain kaya vitamin C pada saat yang sama yang Anda makan makanan tinggi
zat besi. Vitamin C dalam jus jeruk, seperti jus jeruk, membantu tubuh Anda untuk lebih
menyerap zat besi.

Vitamin C juga ditemukan di:

 Brokoli

 Jeruk bali

 Kiwi

 Berdaun hijau

 Mangga

 Melon

 Jeruk

 Peppers

 Stroberi

 Tomat

Anda mungkin juga menyukai