Anda di halaman 1dari 4

Nama : Annisa Noviani

NIM : 4001419027

• Tugas Identifikasi Jenis Batuan dan Mineral


1. Cari 3 Batuan dan 3 Mineral berbeda di sekitar rumah saudara
2. Foto batuan tersebut
3. Klasifikasikan batuan tersebut masuk ke dalam batuan/mineral apa, kemudian
deskripsikan cirinya
4. Validasi batuan tersebut menggunakan sumber dari internet

Identifikasi Jenis Batuan dan Mineral


1. Batu Apung

Gambar 1 Batu apung


• Klasifikasi
Nama umum : batu apung (pumice)
Jenis batuan : batuan beku
Mineral penyusun: feldspar, kuarsa, tridimit, kristobalit

• Ciri-ciri
Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang
banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas yang terkandung di dalamnya.
Banyaknya ruang pori (vesikel) pada batu apung yang dibatasi oleh dinding tipis
membuat batuan ini mempunyai berat jenis yang sangat rendah.
Batu apung biasanya memiliki berat jenis kurang dari 1, sehingga membuat batuan
ini mampu mengapung di atas air. Pada umumnya batu apung terdapat sebagai
bahan lepasan atau fragmen-fragmen dalam breksi gunung api. Mineral-mineral
yang terdapat dalam batu apung biasanya adalah feldspar, kuarsa, tridimit, dan
kristobalit.
Batu apung mempunyai sifat kimia dan fisika antara lain mengandung oksida SiO2,
K2O, MgO, CaO, Al2O3, SO3, Fe2O3, Na2O, TiO2, dan Cl, LOI (Loss of Ignition)
6%, pH 5, berat jenis 0,8 gr/cm3, hantaran suara (sound transmission) rendah,
water absorption (peresapan air) 16,67%, ketahanan terhadap api bisa sampai 6
jam, konduktivitas panas (thermal conductivity) rendah, dan rasio kuat tekan
terhadap beban cukup tinggi.
Ruang pori (dikenal sebagai vesikel) pada batu apung merupakan petunjuk
bagaimana batuan tersebut dapat terbentuk. Vesikel sebenarnya merupakan
gelembung gas yang terperangkap di batuan selama pendinginan cepat dari magma
yang kaya akan gas. Material yang mengalami pendinginan sangat cepat tersebut
menyebabkan atom-atom di dalamnya tidak mampu mengatur diri untuk
membentuk kristal. Inilah yang mendasari para ahli mengkategorikan batu apung
sebagai mineraloid karena tersusun atas kaca vulkanik bersifat amorf.

2. Batu Pualam

Gambar 2 Batu pualam


• Klasifikasi
Nama umum : batu marmer (pualam)
Jenis batuan : batuan metamorf
Mineral penyusun: kalsit, kuarsa, mika, chlorit, tremolit, serta silikat lainnya
seperti graphit, hematit, limonit

• Ciri-ciri
Marmer mempunyai sruktur yang kompak, gugusan kristalnya relatif sama dengan
tekstur halus sampai agak kasar. Marmer di dominasi oleh mineral kalsit dengan
kandungan mineral minor lainnya adalah kuarsa, mika, chlorit, tremolit, serta
silikat lainnya seperti graphit, hematit, juga limonit. Nilai komersil marmer
bergantung kepada warna maupun teksturnya.
Marmer berkualitas tinggi adalah berwarna putih sangat jernih, karena kandungan
kalsitnya > 90 %. Sedangkan marmer berwarna abu-abu dihasilkan karena
kandungan grafit pada batuan tersebut, pink-merah akibat adanya kandungan
hematit, kuning-krem sebagai pengaruh dari kandungan limonit.
Pada kalangan umum (secara komersial) nama lain batu marmer adalah batu
pualam. Batu marmer termasuk jenis batuan metamorf yang merupakan hasil
proses metamorfosa (batuan malihan) dari batuan asalnya yaitu batu kapur (batu
gamping).
Akibat pengaruh temperatur maupun tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen,
batu gamping akan mengalami kristalisasi kembali (rekristalisasi) sehingga
menghasilkan berbagai struktur foliasi maupun non foliasi dan pada akhirnya
terbentuklah batu marmer.

Berdasarkan distribusi warnanya, batuan ini terbagi atas 2 jenis yaitu marmer putih
dan marmer berwarna. Marmer putih dihasilkan dari metamorfosa batu kapur
murni atau batu kapur dolomitan. Sedangkan marmer berwarna berasal dari
metamorfosa batu kapur tidak murni. Distribusi warnanya tergantung pada alam
dan impuritasnya (unsur pengotornya).

Marmer juga dicirikan oleh gores arah jurus lapisan grapit atau silikat gelapnya.
Berdasarkan besar butirnya, tekstur batuan ini berkisar halus hingga kasar. Sifat
sifat lainnya yang berpengaruh terhadap kualitas marmer adalah porositas,
kekuatan regangan serta kekuatan terhadap perubahan cuaca ekstrim.
3. Batu Andesit

Gambar 3 Batu andesit


• Klasifikasi
Nama umum : batu andesit
Jenis batuan : batuan beku
Mineral penyusun: silika, kuarsa, biotit, basalt, feltis, plagiocase feldspar,
pyroxene (clinopyroxene dan orthopyroxene), hornblende.

• Ciri-ciri
Di lapangan, morfologi batuan andesit dapat dikenali dari warna abu -abu yang
dominan sampai merah. Warna ini menandakan kandungan silicanya yang cukup
besar. Ciri morfologi lainnya adalah memiliki pori-pori yang cukup padat dan
struktur yang sangat pejal.
Batuan andosit berbentuk kristalin. Terdapat beberapa macam kristal mineral pada
batuan andesit. Kristal-kristal ini sudah terbentuk jauh sebelum proses pembekuan
magma terjadi. Kristal-kristal penyusun batuan andesit memiliki dua ukuran.
Perbedaan ukuran ini terjadi karena magma yang keluar ke permukaan bumi belum
sempat terkristal akan terkristal dengan cepat karena suhu permukaan yang rendah.
Hasilnya adalah dua kristal dengan ukuran yang berbeda yaitu fenokris dan
groundmass. Fenokris adalah kristal besar yang sudah terbentuk perlahan-lahan
sejak di bawah permukaan bumi. Groundmass, adalah kristal berukuran kecil yang
terbentuk dengan cepat di permukaan. Pada umumnya, jenis kristal-kristal dalam
batuan andesit seragam (Fenokris saja atau Groundmass saja). Namun ada kejadian
dimana, batuan andesit mengandung keduanya, baik fenokris maupun groundmass.
Batuan andosit dengan ciri-ciri seperti ini disebut Andosit Porfiri.
Proses pembentukan batuan andosit secara letusan (vulkanologi). Batuan andosit
biasanya ditemukan dalam aliran lava yang dihasilkan stratovulkano. Lava yang
naik ke permukaan bumi akan mengalami proses pendinginan dengan sangat cepat,
karena itu tekstur batuan andesit sangat halus.
Ada banyak situasi yang mendorong terbentuknya batuan andesit. Salah satuanya
adalah terbentuk setelah proses melting (pelelehan/ pencairan) lempeng samudra
akibat subduksi. Subduksi yang menyebabkan pelelehan itu merupakan sumber
magma yang naik dan membeku menjadi batuan andesit. Karena itu biasanya
batuan andosit terletak diatas zona subdiksi yang jadi batuan umum penyusun
kerak benua.
Selain karena subdiksi, batuan andesit juga bisa terbentuk jauh dari zona subdiksi.
Misalnya, batuan andesit juga bisa terbentuk pada ocean ridges dan oceanic
hotspot yang dihasilkan dari pelelehan sebagian (partial melting) batuan basalt.
Batuan andesit juga bisa terbentuk saat terjadi letusan pada struktur dalam lempeng
benua yang menyebabkan magma yang meleleh keluar menuju kerak benua (lava)
bercampur dengan magma benua.
Daftar Pustaka
Tim Geologinesia. (2016). “Batu Marmer (Pualam): Ciri-Ciri, Jenis, Pemanfaatan dan Proses
Terbentuknya”, https://www.geologinesia.com/2016/01/jenis-dan-proses-
terbentuknya-batu-marmer.html, diakses pada 9 Juli 2021 pukul 12:43.
Tim Geologinesia. (2016). “Jenis, Asal, dan Kegunaan Batu Apung (Pumice)”,
https://www.geologinesia.com/2016/05/jenis-asal-dan-kegunaan-batu-apung.html,
diakses pada 9 Juli 2021 pukul 12:41.
Tim Ilmugeografi.com. (2016). “Batuan Andesit: Pengertian, Proses dan Manfaatnya”,
https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-andesit, diakses pada diakses pada 9 Juli
2021 pukul 12:36.

Anda mungkin juga menyukai