Anda di halaman 1dari 8

DAMPAK COVID-19 PADA PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Virus corona pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina. Corona adalah virus yang menyerang sistem
pernapasan manusia, virus ini sangat mudah menyebar sehingga menyebabkan angka kematian yg tinggi
pada tahun ini. Saat ini virus corona telah menyebar ke berbagai Negara salah satunya adalah Indonesia.
Virus corona ini memiliki dampak yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian. Penyebab rendahnya
pertumbuhan ekonomi di Indonesia ini adalah turunnya minat konsumsi dan investasi masyarakat, baik
lingkup rumah tangga maupun lingkup pemerintah.
Pada era pandemi corona virus saat ini, masyarakat dituntut untuk mengurangi aktivitas di luar rumah
yang mempengaruhi ekonomi para pedagang. Ekonomi merupakan faktor penting dikehidupan manusia.
Kehidupan keseharian manusia dapat dipastikan selalu bersinggungan dengan kebutuhan
ekonomi(Honoatubun,2020).
Para pedagang kecil mengalami kerugian pesat dengan adanya wabah covid-19 ini. Pembatasan
aktivitas akibat covid-19 telah menimbulkan kerugian ekonomi secara nasional(Hadiwardoyo,2020).
Dengan adanya PSBB maka perkantoran dan sebagian besar industri dilarang beroperasi, untuk kurun
yang relatif lama, dan menimbulkan kerugian ekonomi. Jika PSBB diperpanjang atau diperluas kekota - kota
lain, maka otomatis dampak kerugian membesar, dan dapat diproyeksikan berdasar perbandingan waktu dan
luasan area. Selanjutnya pembahasan kerugian dibagi dalam kelompok kerugian nasional, sektoral,
corporate, maupun individual.
Maka dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “DAMPAK COVID-19
PADA PEREKONOMIAN INDONESIA”

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi Indonesia sebagai negara yang mendapat bonus demografi ditengah ancaman
krisis ekonomi akibat pandemi covid-19?

2. Bagaimana upaya pemerintah dalam menangani krisis ekonomi pada saat pandemi covid-19 ?

3. Bagaimana upaya masyarakat yang menjadi bonus demografi di Indonesia dalam menghadapi
krisis ekonomi akibat pandemi covid-19?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kondisi perekonomian di Indonesia sebagai negara yang mendapatkan bonus


demografi ditengah acamanan penyebaaran virus covid-19

2. Mengetahui peran pemerintah dalam menangani krisis ekonomi saat pandemi covid-19

3. Mengetahui peran masyarakat khususnya masyarakat yang menjadi bagian dari bonus demografi
di Indonesia dalam menanggapi krisis ekonomi saat pandemi covid-19

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Kondisi Indonesia sebagai Negara yang Mendapat Bonus Demografi Ditengah Ancaman Krisis
Ekonomi Akibat Pandemic COVID-19
Penduduk dunia diperkirakan mencapai 7,4 miliar jiwa dimana Indonesia menyumbang sebesar
255.182.144 juta jiwa atau sekitar 28,98% penduduk dunia adalah penduduk Indonesia. Berdasarkan
data Survai Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 255,18
juta jiwa. Jumlah ini bertambah setiap tahunnya dalam jangka waktu lima belas tahun yaitu tahun 2000
hingga 2015, jumlah penduduk Indonesia mengalami penambahan sekitar 50,06 juta jiwa atau rata-rata
3,33 juta setiap tahun.

Komposisi penduduk Indonesia berdasarkan SUPAS menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk
Indonesia berada pada kelompok umur muda. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kelahiran atau
fertilitas di Indonesia. Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami penurunan yaitu dari 1,4 % tahun
2000-2010 menjadi 1,43% tahun 2010-2015. Sebagai sebuah negara yang memiliki jumlah penduduk
dalam usia produktif yang sangat banyak dan bahkan diprediksi hingga beberapat tahun kedepan Negara
Indonesia merupakan salah satu negara yang mendapatkan bonus demografi.

Sebagai sebuah negara yang memiliki proporsi penduduk produktif rentang usia antara 15 - 40 tahun
dalam evolusi kependudukan yang dialaminya, Indonesia sebagai negara yang mendapat bonus
demografi, dimana merupakan masa transisi demografi, yaitu terjadinya penurunan tingkat kematian
yang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran dan dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dengan memanfaatkan penduduk usia produktif secara optimal. Dengan demikian, bonus
demografi akan menjadi kesempatan besar, jika banyaknya penduduk usia produktif seimbang dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan (Noor, tth: 124).

Bangsa Indonesia diperkirakan mengalami bonus demografi pada tahun 2012-2028. Hal tersebut
menjelaskan bahwa Indonesia saat ini di tahun 2020 telah memasuki dan berda pada masa bonus
demografi tersebut. Sebagai negara yang mendapatkan bonus demografi akan menyebabkan
ketergantungan penduduk dimana tingkat penduduk produktif menanggung penduduk nonproduktif (usia
tua dan anak-anak) akan sangat rendah atau sekitar 10 penduduk usia produktif akan menanggung 3-4
penduduk usia non produktif. Hal ini akan menguntungkan bagi produktivitas dan pertumbuhan ekonomi
suatu Negara apabila sumberdaya manusia terutama usia produktif berkualitas.

Oleh karena itu seperti halnya kemajuan yang terjadi pada Negara Korea Selatan dimana kemajuan
negara tersebut terjadi setelah mengalami masa bonus demografi pasca mengalami kehancuran pada
perang dunia. Dengan sudah memasuki era bonus demografi, Indonesia harus bersiap siap
memanfaatkan bonus demografi ini dengan sebaik baiknya, agar bonus demografi ini benar benar
bermanfaat sehingga dapat menjadi anugerah (kemajuan ekonomi).

Akan tetapi kondisi Negara Indonesia pada saat ini sedang dalam kondisi terancam terkena krisis
ekonomi akibat wabah dari pandemi COVID-19. Virus yang pertama kali muncul pada masyarakat
Wuhan dinyatakan sebagai penyebab timbulnya corona virus pada Desember 2019.Saat itu hanya
beberapa orang yang dinyatakan positif terkena corona virus namun semakin hari semakin banyak
orang-orang yang terkena virus tersebut dikarenakan interaksi yang dilakukan oleh penderita yang belum
mengetahui bahwa dirinya terkena virus sehingga ketika mereka melakukan aktifitas sehari-hari tanpa
sadar orang-orang yang berinteraksi dengan mereka tertular penyakit tersebut. Hingga virus ini semakin
menyebar bukan hanya masyarakat Wuhan saja yang terkena corona virus tetapi hampir semua negara di
dunia termasuk Indonesia mendapatkan dampak nya. WHO menyatakan bahwa corona virus adalah
pandemi karena menyebar ke seluruh negara di dunia sebanyak 185 negara yang terjangkit corona virus.
Hal ini tentu sangat merugikan negara-negara yang tidak tahu menahu sehingga mereka merasakan
dampaknya.
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki dampak dari pandemi COVID-19 ini mengalami
banyak kerugian seperti dalam hal social, ekonomi dan budaya bahkan dengan adanya virus ini tidak
sedikit orang-orang dari berbagai negara yang telah meninggal karena daya tahan tubuh mereka yang
tidak kuat melawan virus tersebut.Di Indonesia, data hingga Senin (6/4/2020) jumlah orang yang 
terinfeksi  mencapai 2.491 orang, 209 meninggal dan 192 orang dinyatakan sembuh. Akibat dari
pandemi ini Indonesia pun ikut terkena dampak dalam segi ekonomi dimana dampaknya membuat setiap
negara harus mengeluarkan kebijakan guna mencegah penularan virus tersebut. Berbagai kebijakan
dikeluarkan oleh berbagai negara mulai dari social distancing, Physical distancing, Lock Down, dan
terkini di Indonesia dibuat regulasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menyusul terbitnya
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020.

Kondisi ini tentu berdampak pada turunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Berbagai
lembaga internasional memprediksi turunnya proyeksi ekonomi global tahun ini. Internasional Monetary
Found (IMF) menyebutkan penyebaran virus Corona yang cepat akan menghapus harapan pertumbuhan
ekonomi 2020. Imbas dari kebijakan setiap negara dan kebijakan negara itu sendiri menimbulkan
kelumpuhan sebagian sistem perekonomian seperti halnya sistem ekspor dan impor yang tertunda, serta
penuutupan sejumlah lapangan pekerjaan guna mencegah penyebarann virus tersebut.

Kondisi ini membuat Negara Indonesia mengalami berbagai persoalan ekonomi diberbagai sektor
dimana, sektor-sektor yang ikut terkena dampak dari wabah virus ini adalah sektor lembaga keuangandi
Indonesia seperti perbankan hingga konsumsi rumah tangga yang menurun. Di sektor konsumsi rumah
tangga terjadi ancaman kehilangan pendapatan masyarakat karena tidak dapat bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Terutama rumah tangga miskin dan rentan serta sektor informal.Kemudian, penurunan
lainnya juga terjadi pada UMKM. Pelaku usaha ini tidak dapat melakukan kegiatan usahanya sehingga
terganggu kemampuan memenuhi kewajiban kredit.

Selain itu menurut Menteri Keuangan RI bahwa ekonomi Indonesia mendapat pengaruh virus
corona. Dimana pada dasarnya Indonesia merespons apa yang berkembang di dunia ini terutama dari G-
20 bahwa suasana perekonomian dunia sangat terpengaruh oleh kondisi virus corona yang sampai hari
ini masih belum dipastikan ini akan menjadi seberapa panjang. Dalam menghadapi masalah iniberbagai
negara lain sudah membuat skenario untuk mengantisipasi penurunan pertumbuhan ekonomi akibat virus
corona, termasuk Indonesia.

Skenario tersebut perlu segera dibuat karena, Negara Indonesia mengalami kesulitan dalam segi
ekonomi dimana kebutuhan akan pentingnya biaya kesehatan dan logistik masyarakat yang harus
terpenuhi oleh masyarakat, serta menimbulkan banyaknya pemutusan hubungan kerja akibat banyak
lapangan pekerjaan khususnya di Indonesia dalam bidang industri yang mengalami berhenti produksi
akibat tidak adanya pesanan dari luar akibat wabah virus ini. Selain itu usaha industri kreatif dan
rumahan juga mengalami dampak akibat sulitnya mendapatkan konsumen akibat kondisi kesulitan saat
ini. Hal ini membuat kondisi di Indonesia sebagai negara yang mendapatkan bonus demografi
mengalami kesulitan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi akibat masalah pandemi virus ini.

Selain itu tingkat kematian yang terus menaik kini menjadikan masyarakat semakin khawatir karena
pemerintah akan memberikan waktu lebih lama lagi untuk melakukan Lock Down sehingga semakin
banyak para pekerja kesulitan mencari penghasilan karena pemberlakuan yang diterapkan oleh
pemerintah. Kini masyarakat berharap akan menurunnya tingkat kematian yang disebabkan COVID-19
agar Indonesia cepat ‘sembuh’ dari pandemi ini dan tidak ada lagi pekerja yang kehilangan pekerjaan
atau sulit untuk mencari penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
B. Upaya Pemerintah dalam Menangani Krisis Ekonomi Saat Pandemi COVID-19

Sebagai sebuah negara yang memiliki bonus demografi di era ini, ditambah dengan posisi indonesia
sebagai negara anggota G20 yang mewakili wilayah Asia Tenggara, serta telah dimasukannya isu bonus
demografi ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Termasuk menjabarkan kerangka pelaksanaannya. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena bonus
demografi telah disadari dan mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Salah satu upaya pemerintah untuk menghadapi era bonus demografi ini melalui pemerataan
pendidikan dasar bagi seluruh penduduk Indonesia dengan memberikan beasiswa dari Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebesar 1,3 Triliun. Pemerataan akses pendidikan dasar terutama
bagi penduduk yang ada di pelosok dan kurang mampu secara tidak langsung akan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Selain itu dicanangkannya pendidikan kependudukan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menjadi salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, kesadaran, dan tingkah laku tentang
komponen-komponen dalam demografi dan kependudukan. Dengan mengetahui, setidaknya penduduk
usia non produktif (penduduk usia sekolah sampai 15 tahun) menjadi sadar dan akhirnya akan
mempengaruhi perilaku mereka yang serba bertanggung jawab terhadap pertambahan penduduk di
Indonesia.

Akan tetapi saat ini seluruh dunia bahkan Negara Indonesia sedang dihadapi dengan isu penyebaran
wabah virus corona, dimana wabah ini telah mengancam pertumbuhan ekonomi dunia bahwa Indonesia.
Oleh karena ini sebagai sebuah negara yang sedang merancang pembangunan ekonominya melalui
bonus demografi, Indonesia harus segera membuat langkan atau skenario guna dapat mengatasi masalah
pandemi corona. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa ditengah pandemi virus ini dibutuhkan langkah
yang tepat guna mengatasi masalah ekonomi dinegara ini.

Berbagai kebijakan perlu dibuat dan dilakukan oleh Indonesia guna dapat mampu menekan angka
stabilitas ekonomi di Indonesia. Pada saat ini dimana Indonesia sedang di hadapkan oleh krisis ekonomi
akibat lambatnya laju pertumbuhan ekonomi serta banyaknya masyarakat yang bekerja terpaksa
dirumahkan akibat banyaknya lapangan pekerjaan yang tutup sementara akibat masalah pandemi ini
maka pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan bersamaan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah khususnya daerah yang saat ini menjalankan kebijakan PSBB guna menanggulangi
penyebaran virus tersebut.

Pemerintah pusat mengeluarkan beberapa kebijakan ekonomi guna mengatasi masalah akibat
Pandemi COVID-19 diantaranya yang pertama, Presiden memerintahkan seluruh menteri, gubernur dan
wali kota memangkas rencana belanja yang bukan belanja prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kedua, melalui
Presiden meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengalokasikan ulang anggarannya
untuk mempercepat pengentasan dampak corona, baik dari sisi kesehatan dan ekonomi. Langkah
tersebut sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2020 tentang Tentang Refocussing
Kegiatan, Realokasi Anggaran serta Pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka Percepatan Penanganan
Virus Corona.

Ketiga, pemerintah pusat serta pemerintah daerah menjamin ketersediaan bahan pokok, diikuti
dengan memastikan terjaganya daya beli masyarakat, terutama masyarakat lapisan bawah. Bantu para
buruh, pekerja harian, petani, nelayan, dan pelaku usaha mikro dan kecil agar daya belinya terjaga. Salah
satunya seperti halnya yang dilakukan di Provinsi Jawa Barat dimana pemerintah derah mebagikan
logistik kepada setiap masyarakat yang membutuhkan ditengah wabah virus COVID-19. ujar Jokowi.
Keempat, pemerintah mendorong program Padat Karya Tunai diperbanyak dan dilipatgandakan, dengan
catatan harus diikuti dengan kepatuhan terhadap protokol pencegahan virus corona, yaitu menjaga jarak
aman satu sama lain. selain itu pemerintah juga mengeluarkan kebijakan melaui kartu prakerja sebagai
salah satu upaya dalam mengatasi masalah ditengan penyebaran ekonomi, walaupun kebijakan ini dirasa
tidak sesuai dengan fungsi dari dibuatnya kebijakan ini pada awal masa kampanye presiden.

Kelima, pemerintah memberikan tambahan sebesar Rp 50.000 pada pemegang kartu sembako murah
selama enam bulan. Dengan demikian, peserta kartu sembako akan menerima Rp 200.000 per keluarga
per bulan. Untuk menjalankan alokasi tambahan kartu sembako ini, pemerintah menganggarkan biaya
Rp 4,56 triliun. Keenam, pemerintah juga membayarkan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 yang selama
ini dibayar oleh wajib pajak (WP) karyawan di industri pengolahan. Alokasi anggaran yang disediakan
mencapai Rp 8,6 triliun. Ketujuh, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan relaksasi kredit di bawah
Rp 10 miliar untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Relaksasi tersebut berupa penurunuan
bunga dan penundaan cicilan selama setahun, baik dari perbankan dan industri keuangan non bank.
Selain itu, penangguhan cicilan selama setahun juga berlaku bagi ojek, supir taksi dan nelayan yang
memiliki cicilan kendaraan.

Dari ketuju kebijakan tersebut masih dirasa belum efektif untuk tetap menekan dampak buruk dari
virus corona ini dalam aspek ekonomi. Indonesia dituntut untuk dapat menciptakan berbagai skenario
yang mungkin dapat digunakan untuk menekan masalah ekonomi ini. Hal ini karena dampak dari
penyebaran virus corona ini tidak diketahui kapan akan berhenti. Salah satu skenario yang dikeluarkan
oleh pemerintah adalah melalui pembuatan paket kebijakan pariwisata. Kebijakan ini berisi mengenai
pemberian paket-paket pariwisata untuk mencegah dampak terlalu besar terhadap jumlah kunjungan
pariwisata ke Indonesia. Hal ini karena kunjungan itu berpengaruh pada restoran, hotel, maka kebijakan
ini akan memfokuskan kepada daerah-daerah yang kena dampak langsung itu. Itu dipaket-paket seperti
paket pariwisata terkait diskon pesawat, untuk travel agen, untuk daerah sendiri juga malam ini
formulasinya sedang difinalkan.

Akan tetapi kebijakan tersebut menuai kritik yang keras dari masyarakat dan para akademis serta
para pihak pihak kesehatan. Hal ini karena kebijakan tersebut dapat menimbulkan penyebaran virus
covid-19 kesetiap daerah yang memiliki objek wisata. Hal ini akan berdampak fatal karena dengan biaya
paket wisata murah makan banyak masyarakat yang tergiur dan akan pergi berwisata dan akhirnya dapat
menimbulkan masalah abru yaitu mudahnya penyebaran virus corona dari program tersebut. Sehingga
program ini pun harus segera di respon oleh pemerintah untuk dikaji ulang agar mencegah terjadinya
permasalahan dan kegaduhan di masyarakat.

C. Upaya Mayarakatyang Menjadi Bonus Demografi di Indonesia dalam Menghadapi Krisis


Ekonomi Akibat Pandemic COVID-19

Penduduk dunia diperkirakan mencapai 7,4 miliar jiwa dimana Indonesia menyumbang sebesar
255.182.144 juta jiwa atau sekitar 28,98% penduduk dunia adalah penduduk Indonesia. Modal manusia
yang sangat besar ini harus dimanfaatkan sebaik baiknya untuk membangun Indonesia. Karena sejak
tahun 2015 Indonesia telah masuk ke era bonus demografi dimana jumlah penduduk usia produktif
sangat banyak. Penduduk usia produktif ini adalah merupakan tenaga kerja yang dapat dimanfaatkan
untuk membangun Indonesia. Tenaga kerja yang jumlahnya meningkat ini dapat dimanfaatkan apabila
mereka terdidik, terampil, sehat dan ada lapangan pekerjaannya.

Dalam perjalannya saat ini sebagai sebuah negara yang memiliki bonus demografi, Indonesia
mengalami masalah ancaman krisis ekonomi akibat wabah virus COVID-19 yang tengan terjadi di
seluruh dunia saat ini. Permasalahan ini pula menyebabkan banyaknya para golongan yang termasuk
kelompok bonus demografi mengalami putus kerja akibat banyaknya lapangan pekerjaan yang tutup
akibat penyebaran virus ini. Oleh karena itu sebagai golongan generasi muda diharapkan mampu
memberikan solusi atas masalah yang terjadi serta dalam hal memenuhi kebutuhan hidup di kondisi
masyarakat saat ini mereka diharapkan mampu menciptakan langkah yang tetap dapat menimbulkan
kondisi yang produktif walaupun saat ini tengah berada di tengah wabah COVID-19.

Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh para golongan generasi muda yang menjadi bonus
demografi negara bisa melakukan upaya guna tetap meningkatkan produktifitas dan juga meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Langkah yang dapat diambil diantaranya:

1. Melakukan usaha informal berbasis aplikasi. Langkah ini dianggap efektif dalam
meningkatkan produktifias karena ditengah kondisi saat ini banyak masyarakat yang tidak
bisa keluar rumah untuk membeli bahan kebutuhannya sehingga dengan melalui media
belanjan online mereka bisa tetap mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan juga golongan
yang mennjadi bonus demografi dapat menjadi tetap produktif ditengah kondisi saat ini.
2. Memanfaatkan situasi melalui inovasi. Langkah ini harus dilakukan guna dapat mendorong
diri setiap golongan generasi muda yang menjadi bonus demografi negara untuk tetap
produkif diantaranya adalah dengan membuat kelompok dalam berbisnis atau membuat
inovasi via aplikasi atau onlie seperti halnya di kota bandung dimana sekelompok pemuda
membuat aplikasi untuk para warga berbelanja kebutuhan di pasar tradisional sehingga
mereka bisa membatu dua golongan sekaligus yaitu pedagang pasar dan juga warga yang
menjadi konsumen dimana kelompok ini menjadi pelantara diantara keduanya.
3. Memanfaatkan media sosial untuk berbisnis dan berinovasi. Di era saat ini banyak langkah
yang dapat ditempuh oleh para generasi muda diantaranya yaitu melalui bisnis berbasis media
sosial dimana dengan melalui media sosial tidak akan terciptanya kontak langsung dan dapat
mencegah penularan virus serta tetap menjadi golongan yang produktif.

BAB 3
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Dengan demikian sebagai sebuah negara yang mendapatkan bonus demografi saat ini, Negara
Indonesia harus mampu menanfaatkan posisi tersebut walaupun saat ini Indonesia sedang berada
titengah ancaman krisis ekonomi akibat wabah virus corona dimana di saat ini, posisi pertumbuhan
ekonomi Indonesia sedang mengalami perlambatan serta berbagai persoalan akibat wabah virus corona
seperti halnya banyaknya pemutusan hubungan kerja, serta perlambatan laju investasi.

Sebagai sebuah negara yang memiliki bonus demografi di era ini, Indonesia harus mampu menjaga
pertumbuhan ekonominya guna dapat meningkatkan pembangunan negara walaupun saat ini Indonesia
berada ditengan kondisi ketidakstabilan ekonomi akibat penyebaran virus corona, Indonesia harus
mampu menjalankan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai kebijaakan yang dirasa
efektif guna mencegah perlambatan pertumbuhan ekonomi dan menjadi masalah diwaktu yang akan
datang.
Dengan demikian sebagai bagian dari masyarakat yang menjadi bonus demografi Indonesia, dalam
menjalankan dan tetap meningkatkan kondisi pertumbuhan ekonomi di Indonesia para bagian dari
masyarakat yang menjadi bagian dari bonus demografi dapat melakukan berbagai inovasi dan kegiatan
yang dapat tetap meningkatkan produktifitas dan keuntungan melalui media sosial dan dunia maya yang
dimanfaatkan guna mendapatkan keuntungan ditengan wabah covid-19 saat ini.

B. Saran
Sebagai negara yang memiliki bonus demografi saat ini, Indonesia seharusnya mampu mengatasi
masalah krisis ekonomi. Salah satu cara dalam mengatasi masalah ini adalah dengan memanfaatkan
masyarakat yang menjadi bagian dari bonus demografi untuk ikut berkontribusi dalam mengatasi
masalah ini salah satunya dapat dilakukan melalui industri kreatif pembuatan masker atau hand
sanitaizer sebagai langkah dalam mengatasi tingkat pengangguran dan kemiskinan serta sebagai langkah
dalam meningkatkan posisi perkembangan ekonomi guna mencegah terjadinya krisis ekonomi.

Selain itu melaluin pemanfaatan kebijakan dengan baik juga harus dilakukan agar dapat mengatasi
masalah ini serta dengan memberikan kesempatan masyarakat dalam bagian bonus demografi untuk
mengembangkan usaha inovatif informal maka akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi serta
melalui pemberian bantuan langsung tunai juga dapat meningkatkan kebutuhan masyakat serta dapat
menjadi sebuah modal awalan dalam menciptakan usaha di kondisi saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://ojs.udb.ac.id 

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA DISEBABKAN OLEH PANDEMI COVID-19


https://www.researchgate.net/publication/341026575

(n.d.). Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/48298-ID-profil-penduduk-indonesia-


hasil-supas-2015.pdf.
(n.d.).
Falikhah, N. (n.d.). Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia. Bonus Demografi, 1-3.
Ihsanuddin. (n.d.). 9 Kebijakan Ekonomi Jokowi di Tengah Pandemi COVID-19: Penangguhan Cicilan
hingga Relaksasi Pajak. Retrieved from Kompas.com:
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/26/07412441/9-kebijakan-ekonomi-jokowi-di-tengah-
pandemi-covid-19-penangguhan-cicilan?page=3.
Problematika Pemerintah Dalam Menyongsong Bonus Demografi Di Indonesia. (2018). Jurnal Potret -
Jurnal Penelitian dan Pemikiran Islam.
Q&A on Coronaviruses (COVID19). (2020, April 17). Retrieved from World Healt Organizatioj:
https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses
Septia, M. D. (2016). Kajian Penyebab Tingkat Kematian. 1-2.
Tarmidi, L. T. (1999). Krisis Moneter Indonesia Sebab, Dampak, Peran Dan Sasaran . Buletin Ekonomi
Moneter dan Perbankan, 1-3.

Anda mungkin juga menyukai