4341-Article Text-2933-1-10-20160928
4341-Article Text-2933-1-10-20160928
2
ISSN :1979-4878
misal indeks LQ45, JII maupun Kompas saham akan mempengaruhi return yang akan
100, dan yang ketiga adalah indeks harga didapat investor.
saham gabungan (IHSG), yang merupakan Pasar yang sangat volatile akan
gabungan dari 332 emiten. Indeks harga menyulitkan perusahaan untuk menaikkan
saham banyak digunakan untuk modalnya di pasar modal. Mestinya dengan
menganalisis return saham. Indeks harga munculnya JII, memungkinkan bagi investor
saham berubah bisa karena harga saham di untuk mendapatkan alternatif investasi
bursa berubah atau karena perubahan total saham dengan resiko ketidakpastian yang
nilai dasar saham. Perubahan total nilai relatif kecil karena volatilitasnya yang lebih
dasar saham terjadi karena perusahaan rendah dibanding saham konvensional.
mengeluarkan modal saham tambahan
melalui right issue, warrant dan convertible Tinjauan Pustaka
bond.
Perubahan harga saham individu di Pasar Modal Sebagai Alternatif Investasi
pasar terjadi karena perubahan permintaan Pasar modal (capital market)
dan penawaran. Perubahan permintaan dan merupakan pasar untuk berbagai instrumen
penawaran bisa terjadi karena faktor yang keuangan jangka panjang yang bisa
rasional maupun yang irrasional. Faktor diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),
rasional mencakup kinerja perusahaan, ekuiti (saham), reksa dana, instrumen
tingkat bunga, tingkat inflasi, tingkat derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
pertumbuhan, kurs valuta asing atau indeks modal menjadi sarana pendanaan bagi
harga saham negara lain. Faktor yang perusahaan maupun institusi lain. Dana yang
irrasional mencakup rumor di pasar, diperoleh dari pasar modal dapat digunakan
mengikuti mimpi, bisikan teman atau untuk pengembangan usaha, ekspansi,
permainan harga. Dalam kenaikan atau penambahan modal kerja dan lain-lain. Pasar
penurunan harga saham selalu ada kesalahan modal juga menjadi sarana bagi masyarakat
yang disebut overreaction atau mispriced. untuk berinvestasi. Dengan demikian,
Jika harga terus naik maka akan diikuti masyarakat dapat menempatkan dana yang
dengan penurunan harga pada periode dimilikinya sesuai dengan karakteristik
berikutnya. Overreaction terjadi karena keuntungan dan resiko masing-masing
terlalu optimistis atau pesimistis dalam instrumen.
menanggapi suatu peristiwa yang Setiap investor mempunyai tujuan
diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja yang sama dalam melakukan investasi yaitu
perusahaan di masa datang. Kedua sikap mendapatkan capital gain dan deviden.
tersebut mempercepat kenaikan atau Tetapi investor juga bisa mendapatkan
penurunan harga saham sehingga ada unsur kerugian (capital loss). Dilihat dari
mispriced, akibatnya akan terjadi arus balik kesediannya menanggung resiko, investor
untuk mengkoreksi mispriced tersebut. Oleh dikategorikan dalam tiga tipe yaitu, pertama
karena itu, investor harus hati-hati terhadap investor yang berani mengambil resiko atau
pergerakan harga saham yang terlalu cepat disebut risk taker/risk lover/risk seeker.
naik atau terlalu cepat turun dengan tajam Kedua, investor yang takut atau enggan
atau istilahnya terjadi volatilitas harga resiko, biasa disebut risk averter atau risk
saham. Kemampuan investor untuk aversion. Ketiga, investor yang takut tidak,
memprediksi ada tidaknya volatilitas harga berani juga tidak disebut risk
moderate/moderate investor atau
83
Ali Maskur Dinamika Keuangan dan perbankan
84
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan
dalam fluktuasi harga yang tidak waras Penetapan harga maksimum sebagai
disebabkan beberapa faktor yaitu spekulasi salah satu wujud intervensi dibolehkan
yang didukung dengan margin trading. Para dalam Islam. Akan tetapi hal ini
spekulan mencari keuntungan dari menyebabkan batasan pada bekerjanya
perbedaan harga dalam jangka pendek. mekanisme pasar. Terdapat kekhawatiran,
Spekulasi dengan margin trading bahwa penerapan prinsip-prinsip Islam
mendorong terjadinya bubble, overreaction, dalam pasar modal akan menyebabkan
mania, ataupun overshooting. Oleh inefisiensi pasar. Dianggap ada trade-off
karenanya Chapra menyarankan antara nilai Islam dengan efisiensi pasar.
perdagangan dengan 100% margin atau
melakukan pembayaran penuh untuk Indeks Harga Saham
mencegah fluktuasi yang tidak waras Indeks harga saham adalah suatu
tersebut. Hal ini sejalan dengan Miller, indikator yang menunjukkan pergerakan
Scholes dan Hawke (1987) yang meneliti harga saham. Indeks berfungsi sebagai
crash oktober 1987, yang menunjukkan indikator trend pasar, artinya pergerakan
bahwa persentase margin berkorelasi negatif indeks menggambarkan kondisi pasar pada
dengan fluktuasi yang diukur dengan standar suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau
deviasi. Makin tinggi persentase margin lesu. Pergerakan indeks juga menjadi
makin rendah fluktuasinya. Oleh karenanya indikator penting bagi para investor untuk
disarankan menaikkan margin untuk menentukan apakah mereka akan menjual,
derivatives trading. menahan atau membeli suatu atau beberapa
Fluktuasi bertambah parah bila saham. Karena harga-harga saham bergerak
keputusan yang diambil berdasarkan rumor dalam hitungan detik dan menit, maka nilai
dan bahkan tipuan. Tingkat “dosa” indeks juga bergerak turun naik dalam
manipulator tentunya jauh lebih besar hitungan waktu yang cepat pula.
dibanding spekulan, karena spekulan tidak Indeks Harga Saham Gabungan
punya kekuatan apa-apa untuk (IHSG) disebut juga Jakarta Composit
mempengaruhi pasar sedangkan manipulator Index, JCI atau JSX Composite, merupakan
mempengaruhi pasar untuk keuntungan salah satu indeks pasar saham yang
pribadi, contohnya adalah insider trading. digunakan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Pencegahan atas praktek yang tidak waras Diperkenalkan pertama kali tanggal 1 April
ini adalah dengan pengawasan dan 1983, sebagai indikator pergerakan harga
pemberlakuan aturan yang lebih ketat dari saham di BEJ. Indeks ini mencakup
badan pengawas atau istilahnya adalah pergerakan seluruh saham biasa dan
transparansi. preferen yang tercatat di BEJ.
Spekulasi dapat membantu penentuan Indeks LQ45 memuat indeks harga
harga efisien jika spekulan bergerak dengan saham dari 45 perusahaan terpilih yang
arah berbeda dan saling mengkorekai. Tetapi sahamnya paling sering di perdagangkan di
bila yang terjadi adalah efek bebek atau BEJ. Jenis saham yang terpilih harus
herding behavior, yang terjadi bukannya memenuhi syarat yang ditetapkan oleh bursa
ekuilibrium harga wajar tetapi fluktuasi dan LQ 45 selalu disesuaikan setiap periode
tajam. Ditekankan sekali tentang pentingnya 6 bulan sekali. Walaupun hanya 45 jenis
menangkal spekulasi yang mengakibatkan saham dari seluruh jenis saham yang
terjadinya fluktuasi harga tajam yang tidak dimiliki oleh sekitar 335 emiten, tetapi nilai
ada sangkut pautnya dengan kinerja yang diwakilinya mencapai lebih dari 80%
perusahaan. dari total kapitalisasi pasar. Indeks LQ45 di
86
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan
BEJ dimulai tahun 1995 dan indeks ini Indonesia. Data yang digunakan adalah data
diterbitkan setiap bulan. indeks harga saham harian dari IHSG, LQ
JII menghitung indeks harga rata-rata 45, Kompas 100 dan JII, dengan periode
saham untuk jenis saham yang memenuhi waktu penelitian 2 Januari 2007 – 16 Juli
kriteria syariah. JII dikembangkan sejak 3 2009.
Juli 2000. Pembentukan instrument syariah
ini untuk mendukung pembentukan pasar Definisi Operasional
modal syariah yang diluncurkan pada a. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
tanggal 14 Maret 2003. Setiap periode, adalah suatu nilai yang digunakan untuk
saham yang masuk di JII berjumlah 30 mengukur kinerja gabungan seluruh
saham yang memenuhi kriteria syariah. JII saham yang tercatat di bursa efek yaitu
menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 332 saham perusahaan.
1995 dengan nilai dasar 100. Tujuan b. Indeks LQ45 adalah indeks yang terdiri
pembentukan JII adalah untuk meningkatkan dari 45 saham pilihan dengan mengacu
kepercayaan investor dalam melakukan kepada dua variabel yaitu likuiditas
investasi saham berbasis syariah dan perdagangan dan kapitalisasi pasar.
memberikan manfaat bagi pemodal dalam c. Jakarta Islamic Index (JII) merupakan
menjalankan syariah Islam. indeks yang terdiri dari 30 saham yang
Kompas 100 merupakan indeks mengakomodasi syariat investasi dalam
saham dari 100 saham perusahaan publik Islam atau indeks yang berdasarkan
yang diperdagangkan di BEJ. Indeks syariat Islam.
kompas 100 secara resmi diterbitkan BEJ d. Indeks Kompas 100 merupakan indeks
bekerja sama dengan Koran Kompas pada harga saham hasil kerja sama Bursa Efek
hari Jumat, 10 Agustus 2007. Saham-saham Indonesia dengan harian Kompas. Indeks
yang terpilih untuk dimasukkan dalam ini meliputi 100 saham.
indeks kompas 100 ini selain memiliki
likuiditas yang tinggi, serta nilai kapitalisasi Perumusan Model
pasar yang besar, juga merupakan saham- Model yang digunakan dalam
saham yang memiliki fundamental dan penelitian ini adalah model ARCH(q) dari
kinerja yang baik. Hakan Yilmazkuday yaitu:
σt2 = α0+ α1Yt-12 + α2Yt-22 + α3Yt-32 +……. + αqYt-q2
Metodologi Penelitian Jika di masukkan lag dari σt2 ke dalam
model ARCH, di dapat Model
Jenis dan Sumber Data GARCH(p,q):
Data yang digunakan adalah data σt2 = α0 + α1Yt-12 + β1σt-12
sekunder yang diperoleh dari situs internet, Di mana :
JSX daily stock price index dan surat kabar σt2 : Varian
harian Republika dan Bisnis Indonesia. α0 : konstanta
Y : indeks harga saham
Populasi dan Sampel t : Periode
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh dunia karena penelitian ini bisa Tehnik Analisis
diterapkan di negara manapun. Tetapi dalam Data time series, terutama data
penelitian ini digunakan sampel saham- finansial seperti data indeks harga saham,
saham yang di jual di pasar modal tingkat bunga, nilai tukar, inflasi seringkali
87
Ali Maskur Dinamika Keuangan dan perbankan
88
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan
89
Ali Maskur Dinamika Keuangan dan perbankan
Tabel 1
Hasil Estimasi ARCH/GARCH
90
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan
Dari tabel tersebut nampak bahwa model yang bisa digunakan untuk peramalan
hanya indeks saham dari Kompas 100 yang hanya indeks harga saham Kompas 100.
berdistribusi normal, sedangkan indeks
saham lainnya yaitu IHSG, LQ45 dan JII Uji Heteroskedastis
distribusinya tidak normal. Distribusi yang Untuk menguji ada tidaknya
tidak normal mengakibatkan data tersebut heteroskedastisitas maka digunakan ARCH
tidak bisa digunakan untuk peramalan. Jadi test. Hasil uji disajikan pada tabel di bawah
ini :
Tabel 3
Uji ARCH
pergerakan harga saham mempunyai trend dan efek volatilitas berlangsung terus
yang meningkat. Tetapi karena terjadi krisis menerus (persistent) karena reaksi untuk
global yang melanda seluruh dunia termasuk kembali normal kecil sehingga cenderung
Indonesia yang terjadi sejak tahun 2007 dan terus bergerak. Oleh karena itu saham
sampai sekarang masih terasa imbasnya, dengan indikator seperti itu, cenderung
maka sulit untuk menyimpulkan saham diatur oleh para speculator bersama frenzy
mana yang lebih baik antara yang investor.
konvensional dengan yang syariah karena Dengan memahami volatilitas maka,
masing-masing indeks harga saham para investor akan bisa meraih keuntungan.
mengalami trend yang menurun dari tahun Hal ini tentu saja mengandung resiko yang
ke tahun dimulai dari tahun 2007 sampai tidak kecil karena hukum ekonomi
dengan 2009. Meskipun demikian bila mengatakan high risk high return, low risk
dilihat rata-rata penurunannya pada periode low return.
tersebut, indeks saham konvensional yaitu Dari hasil penelitian menunjukan
IHSG paling kecil penurunannya dibanding bahwa hanya ada dua indeks harga saham
indeks yang lainnya , baru kemudian yang memiliki efek ARCH saja yaitu IHSG
berturut-turut diikuti indeks Kompas 100, JII dan LQ45. Hal ini berarti indeks harga
dan yang terakhir adalah LQ45. Hal itu saham IHSG dan LQ45 hanya dipengaruhi
berarti kinerja IHSG relatif lebih baik oleh volatilitas harga saham saat ini tanpa
dibanding indeks saham lainnya. dipengaruhi oleh volatilitas harga saham
Akan tetapi, investor selain melihat periode sebelumnya. Sedangkan dua indeks
kinerja saham lewat trend pertumbuhannya, lainnya yaitu Kompas 100 dan JII
dia juga harus mempertimbangkan dipengaruhi oleh volatilitas harga saham
bagaimana kondisi volatilitasnya apakah saat ini sekaligus juga dipengaruhi oleh
indeks syariah lebih baik kinerjanya volatilitas periode sebelumnya. Oleh karena
dibanding indeks konvensional maka, untuk itu bagi investor tentu saja lebih mudah
mengukurnya digunakan analisis memahami pergerakan harga saham dari
ARCH/GARCH. IHSG dan LQ45 (konvensional) dibanding
Mengukur volatilitas harga saham memahami indeks Kompas 100 dan JII yang
berguna untuk menunjukkan apakah asset syariah karena untuk memahami atau
tersebut adalah excessive movement dari menganalisis pergerakan harga saham hanya
irrational behavior para pelaku pasar, perlu melihat pergerakan harga saham saat
dimana para speculator bersama frenzy ini saja tanpa perlu mempertimbangkan
(emosional) investor mengatur atau pergerakan harga saham sebelumnya.
mempengaruhi harga saham sehingga Ketiga indeks harga saham yang
pergerakan harga saham tersebut terjadi diteliti (konvensional dan syariah) yaitu
bukan karena alasan yang fundamental. IHSG, LQ45, dan JII memiliki nilai α yang
Untuk mengetahui apakah terjadi lebih besar dari 0,7. Hal itu berarti ketiga
volatilitas atau tidak, bisa dilihat dari indeks tersebut memiliki volatilitas yang
koefisien ARCH (nilai α) dan melihat tinggi dan berlangsung terus menerus. Hal
koefisien dari GARCH (nilai β). Bila nilai itu didukung dengan hasil penjumlahan dari
dari α ≥ 0,7 maka volatilitas tinggi dan nilai α dan β yang nilainya mendekati satu,
berlangsung terus menerus. Bisa juga dilihat yang artinya indeks tersebut juga memiliki
dari hasil penjumlahan dari α dan β, dimana volatilitas yang tinggi dan bersifat menetap
jika jumlah keduanya mendekati satu maka, (persistent). Hanya indeks Kompas 100
saham tersebut memiliki volatilitas tinggi yang mempunyai nilai α kurang dari 0,7,
92
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan
artinya Kompas 100 volatilitasnya rendah. yang menonjol. Hal ini nampak dari kinerja
Akan tetapi hasil penjumlahan dari α dan β mereka yang berupa trend pertumbuhan
menunjukkan kesimpulan yang berbeda indeks yang sama-sama mengalami
karena nilai α dan β mendekati satu. Itu penurunan, bahkan JII mengalami
berarti indeks harga saham dari Kompas 100 penurunan yang lebih drastis pada tahun
juga memiliki volatilitas yang tinggi dan 2009. Bila dilihat dari volatilitasnya, indeks
bersifat menetap. harga saham baik itu konvensional maupun
Dengan adanya volatilitas yang syariah menunjukkan nilai α ≥ 0,7 dan hasil
tinggi dan persistent pada saham penjumlahannya juga mendekati 1. Hal itu
konvensional maupun syariah maka, para artinya ketiga indek tersebut memiliki
investor yang mau membeli saham di volatilitas yang tinggi dan berlangsung
Indonesia harus hati-hati dalam melakukan terus-menerus, hanya Kompas 100 yang
investasi. Dia harus betul-betul memiliki volatilitas yang rendah α ≤ 0,7.
memperhitungkan setiap aktivitas jual beli Tetapi Kompas 100 hasilnya meragukan
sahamnya karena mengharapkan harga karena bila dilihat dari hasil penjumlahan α
saham bergerak normal kembali peluangnya dengan β hasilnya mendekati satu, itu
kecil. Tetapi kondisi ini justru bagus bagi artinya indeks tersebut sebenarnya juga
para investor yang menyukai resiko, karena memiliki volatilitas yang tinggi dan bersifat
kalau dia faham bagaimana kondisi menetap (persistent). Oleh karena itu, para
volatilitasnya dia akan bisa memanfaatkan investor di Indonesia harus hati-hati dalam
volatilitasnya itu untuk meraih keuntungan melakukan investasi baik pada saham
yang besar dengan aksi jual belinya itu. konvensional maupun saham syariah agar
Tentu saja kegiatan jual-belinya itu bukan tidak mengalami capital loss.
untuk jangka panjang atau untuk disimpan
tetapi untuk jangka pendek. Daftar Pustaka
Engel Robert, 2004, Downside Risk : Indeks Harga Saham Gabungan, Wikipedia
Implications for Financial Indonesia
Management, NYU Stern School of
Business BSI, GAMMA Fondation Indeks Kompas 100, Wikipedia Indonesia
94
Dinamika Keuangan dan Perbankan, Agustus 2009, Hal: 82 - 94 Vol. 1 No. 2
ISSN :1979-4878