Anda di halaman 1dari 14

Dinamika Keuangan dan Perbankan, Agustus 2009, Hal: 82 - 94 Vol. 1 No.

2
ISSN :1979-4878

VOLATILITAS HARGA SAHAM ANTARA SAHAM KONVENSIONAL DAN


SYARIAH

Oleh: Ali Maskur


Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang
Abstract

Disintermediatior phenomena in financial market show that many people tend to


invest in capital market more than in banking. That’s happened, because of the return on
stock is profitable than banking interest rate. But, there is a big risk in capital market.
It’natural, financial market say that high risk high return, low risk low return. So, if we
do not want to loss, we must have ability to analyse stock performance, specially
volatility of stock. This research use to ARCH/GARCH Model to estimation.
The research show that stock growth in 2007 – 2009 tend to decrease for all index
(convensional and shariah index). The research show too, that α value ≥ 0,7 and sum of α
and β almost one for all index (JSE, LQ45,Kompas 100 and JII). That are means, the
volatility shock are persistent or the volatility are high and persistent.

Key Words : ARCH, GARCH, volatility and persistent

Pendahuluan Setiap investor selalu dihadapkan pada


kemungkinan mendapatkan capital gain atau
Perkembangan pasar keuangan capital loss. Jadi Investasi saham di samping
menunjukkan, bahwa semakin maju mengandung resiko besar juga menawarkan
peradaban ekonomi suatu masyarakat, keuntungan yang menggiurkan. Mengingat
semakin besar peran pasar modal yang dalam pasar keuangan, dikenal istilah high
diikuti dengan semakin mengecilnya peran risk high return, low risk low return. Oleh
perbankan komersial di dalam memobilisasi karena itu, agar investor mendapatkan
dana mereka ke sektor produktif. Fenomena keuntungan maka dia harus bisa
ini disebut sebagai disintermediasi pasar memperkirakan pergerakan dari indeks
keuangan. saham sehingga investor tahu kapan harus
Besarnya peran reksa dana bagi beli dan kapan harus jual saham.
pertumbuhan pasar modal di Amerika telah Seiring dengan munculnya kesadaran
menjadi salah satu model dalam rangka masyarakat muslim untuk kembali
mengantisipasi pertumbuhan pasar modal di keajarannya, maka muncul indeks saham
Indonesia. Pada 1 Juli 1996, lahir reksadana syariah atau disebut dengan Jakarta Islamic
Kontrak Investasi Kolektif (KIK) dengan Index (JII). Saham yang masuk JII
emisi 500 juta unit penyertaan atau senilai berjumlah 30 saham yang memenuhi kriteria
Rp 500 milyar. Setahun kemudian telah ada syariah. JII menjadi jawaban atas keinginan
67 reksa dana dengan hampir 8 juta unit investor yang ingin berinvestasi sesuai
penyertaan dan nilainya mencapai Rp 8 syariah. Selain itu, JII menjadi tolok ukur
trilyun. Tahun 2003 jumlahnya mencapai kinerja (benchmark) dalam memilih
186 reksa dana dengan nilai Rp 69,475 portofolio saham yang halal.
trilyun. Perkembangan tersebut Jenis indeks harga saham yang
menunjukkan semakin diminatinya pasar ditawarkan di Indonesia adalah indeks harga
modal sebagai altenatif investasi. saham individu, indeks harga saham parsial,
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan

misal indeks LQ45, JII maupun Kompas saham akan mempengaruhi return yang akan
100, dan yang ketiga adalah indeks harga didapat investor.
saham gabungan (IHSG), yang merupakan Pasar yang sangat volatile akan
gabungan dari 332 emiten. Indeks harga menyulitkan perusahaan untuk menaikkan
saham banyak digunakan untuk modalnya di pasar modal. Mestinya dengan
menganalisis return saham. Indeks harga munculnya JII, memungkinkan bagi investor
saham berubah bisa karena harga saham di untuk mendapatkan alternatif investasi
bursa berubah atau karena perubahan total saham dengan resiko ketidakpastian yang
nilai dasar saham. Perubahan total nilai relatif kecil karena volatilitasnya yang lebih
dasar saham terjadi karena perusahaan rendah dibanding saham konvensional.
mengeluarkan modal saham tambahan
melalui right issue, warrant dan convertible Tinjauan Pustaka
bond.
Perubahan harga saham individu di Pasar Modal Sebagai Alternatif Investasi
pasar terjadi karena perubahan permintaan Pasar modal (capital market)
dan penawaran. Perubahan permintaan dan merupakan pasar untuk berbagai instrumen
penawaran bisa terjadi karena faktor yang keuangan jangka panjang yang bisa
rasional maupun yang irrasional. Faktor diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),
rasional mencakup kinerja perusahaan, ekuiti (saham), reksa dana, instrumen
tingkat bunga, tingkat inflasi, tingkat derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
pertumbuhan, kurs valuta asing atau indeks modal menjadi sarana pendanaan bagi
harga saham negara lain. Faktor yang perusahaan maupun institusi lain. Dana yang
irrasional mencakup rumor di pasar, diperoleh dari pasar modal dapat digunakan
mengikuti mimpi, bisikan teman atau untuk pengembangan usaha, ekspansi,
permainan harga. Dalam kenaikan atau penambahan modal kerja dan lain-lain. Pasar
penurunan harga saham selalu ada kesalahan modal juga menjadi sarana bagi masyarakat
yang disebut overreaction atau mispriced. untuk berinvestasi. Dengan demikian,
Jika harga terus naik maka akan diikuti masyarakat dapat menempatkan dana yang
dengan penurunan harga pada periode dimilikinya sesuai dengan karakteristik
berikutnya. Overreaction terjadi karena keuntungan dan resiko masing-masing
terlalu optimistis atau pesimistis dalam instrumen.
menanggapi suatu peristiwa yang Setiap investor mempunyai tujuan
diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja yang sama dalam melakukan investasi yaitu
perusahaan di masa datang. Kedua sikap mendapatkan capital gain dan deviden.
tersebut mempercepat kenaikan atau Tetapi investor juga bisa mendapatkan
penurunan harga saham sehingga ada unsur kerugian (capital loss). Dilihat dari
mispriced, akibatnya akan terjadi arus balik kesediannya menanggung resiko, investor
untuk mengkoreksi mispriced tersebut. Oleh dikategorikan dalam tiga tipe yaitu, pertama
karena itu, investor harus hati-hati terhadap investor yang berani mengambil resiko atau
pergerakan harga saham yang terlalu cepat disebut risk taker/risk lover/risk seeker.
naik atau terlalu cepat turun dengan tajam Kedua, investor yang takut atau enggan
atau istilahnya terjadi volatilitas harga resiko, biasa disebut risk averter atau risk
saham. Kemampuan investor untuk aversion. Ketiga, investor yang takut tidak,
memprediksi ada tidaknya volatilitas harga berani juga tidak disebut risk
moderate/moderate investor atau
83
Ali Maskur Dinamika Keuangan dan perbankan

indifference investor. Seiring dengan dari sisi permintaan maupun


perkembangan ekonomi suatu negara, ada penawaran.
kecenderungan masyarakat semakin berani Bentuk ideal dari pasar modal syariah
menanggung resiko karena menjanjikan dapat dicapai dengan empat pilar yaitu :
return yang lebih tinggi, high risk high a. Emiten dan efek yang diterbitkannya
return, low risk low return. Oleh karena itu, memenuhi kaidah keadilan, kehati-
peranan bank dalam memobilisasi dana hatian dan transparansi.
semakin menurun diikuti dengan semakin b. Pelaku pasar (investor) memiliki
besarnya peran pasar modal dalam pemahaman yang baik tentang resiko
memobilisasi dana masyarakat ke sektor dan manfaat transaksi di pasar modal.
produktif atau istilahnya terjadi c. Infrastruktur informasi bursa efek
disintermediasi pasar keuangan. transparan dan tepat waktu yang
merata di publik yang ditunjang
Prinsip Syariah Di Pasar Modal dengan mekanisme pasar yang wajar.
Pada prinsipnya kegiatan pembiayaan d. Pengawasan dan penegakan hukum
dan investasi keuangan syariah adalah oleh otoritas pasar modal dapat
kegiatan yang dilakukan pemilik harta diselenggarakan secara efisien, efektif
(investor) terhadap pemilik perusahaan dan ekonomis.
(emiten) untuk memberdayakan emiten
dalam melakukan kegiatan usahanya dimana Konsep Dasar Investasi Syariah
investor berharap memperoleh manfaat Sejak bunga diharamkankan karena
tertentu. Adapun prinsip syariahnya adalah : riba, maka penggunaan diskonto menjadi
a. Pembiayaan dan investasi hanya dapat dipertanyakan. Yang satu menganggap
dilakukan pada asset atau kegiatan dilarang sedang pihak lain membolehkan
usaha yang halal, karena dipraktekkannya penjualan dengan
b. Pembiayaan dan investasi harus pada bentuk bai’ as-salam dan bai’ mu’ajjal yang
mata uang yang sama dengan ternyata tidak dilarang dalam Islam. Itu
pembukuan kegiatan usaha. artinya harga komoditi boleh berbeda
c. Aqad yang terjadi antara investor dan dengan harga spotnya dengan adanya
emiten dan tindakan maupun informasi pelibatan waktu dalam proses pertukaran.
yang diberikan emiten serta Anas Zarqa (1992) menyebutkan
mekanisme pasar tidak boleh diskonto sebagai opportunity cost untuk
menimbulkan kondisi keraguan efisiensi, hanya saja dia tidak menggunakan
(gharar) yang dapat menyebabkan interest rate sebagai faktor diskonto, sebagai
kerugian. alternatif digunakan rate of return dari asset
d. Investor dan emiten tidak boleh beresiko semisal saham dengan
mengambil resiko yang melebihi menggunakan Earning per share dengan
kemampuan (maisyir) yang dapat harga (E/P). Idenya seperti teori cost of
menimbulkan kerugian, yang capital Modigliani dan Miller yang
sebenarnya bisa dihindari. menyebutkan bahwa setiap asset memiliki
e. Investor, emiten, bursa efek dan self rate yang berbeda-beda.
regulating organization lainnya tidak M. Akhram Khan (1992) menentang
boleh melakukan hal-hal yang penggunaan rate sebagai faktor diskonto,
menyebabkan gangguan yang karena konsep diskonto mendorong
disengaja atas mekanisme pasar, baik legitimasi bunga. Sedangkan argumen
efisiensi dijawab dengan memajukan faktor-

84
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan

faktor lain sebagai penentu efisiensi, Kesediaan menangung resiko


misalnya proses manajerial. merupakan hal yang tidak terhindarkan,
Faktor diskonto yang digunakan tetapi resiko yang dihadapi adalah resiko
sebagai cost of capital tergantung dari asset yang melibatkan pengetahuan, sebagai game
dan resiko yang dikandungnya. Islam of skill bukan game of chance. Jika game of
membolehkan pinjam meminjam dengan skill dibolehkan maka konsekuensi logisnya
konsep profit and loss sharing. Hal itu adalah keharusan penguasaan manajemen
berarti, Islam mendorong umatnya untuk resiko. Karenya, upaya pengelolaan resiko
menjadi investor dan bukannya kreditor. dalam manajemen investasi melalui
Investor selalu berhadapan dengan resiko diversifikasi dan pemanfaatan financial
yang berarti risk sharing. Dengan demikian, engineering instrument semacam
penghitungan cost of capital dalam derivatives, dapat diselidiki lebih lanjut
pendanaan Islam akan lebih menjurus ke untuk pencegahan gharar ini.
cost of equity. Segala jenis sekuritas yang
Gharar dalam bahasa Arab menawarkan predetermined fixed-income,
diterjemahkan resiko, kadang juga dalam Islam tidak diperbolehkan, karena
menunjuk pada ketidakpastian. Ibnu termasuk kategori riba. Instrumen-instrumen
Taymiyah mendeskripsikan gharar sebagai yang dibolehkan, baik secara penuh atau
things with unknown fate sehingga selling dengan catatan-catatan meliputi saham
such things is maysir or gambling. (stock) dan Islamic bonds, profit-loss
Menurut Van Deer Heidjen (1996), sharing based government securities,
hasil masa depan yang memiliki penggunaan institusi pasar sekunder dan
ketidakpastian dapat digolongkan menjadi mekanismenya semisal margin trading.
tiga : risk, structural uncertainties dan Untuk investor muslim, investasi pada
unknownables. Risk, memiliki preseden saham (equity investment) memang sudah
historis dan dapat dilakukan estimasi semestinya menjadi preferensi untuk
probabilitas untuk tiap hasil yang mungkin menggantikan investasi pada interest
muncul. Structural uncertainties adalah yielding bonds atau sertifikat deposito,
kemungkinan terjadinya suatu hasil bersifat walaupun jika kemudian dinyatakan oleh
unik, tidak memiliki preseden di masa lalu, fiqh klasik bahwa saham tidak bisa
tetapi tetap terjadi dalam logika kausalitas. dipersamakan dengan instrumen keuangan
Sedangkan unknownables menunjuk Islami seperti kontrak mudharabah atau
kejadian yang secara ekstrim musyarakah. Saham dapat dijual kapan saja
kemunculannya tidak terbayangkan pada pasar sekunder tanpa memerlukan
sebelumnya. Dengan demikian kasus gharar persetujuan dari perusahaan yang
akan banyak terjadi pada unknownables. mengeluarkan saham sehingga saham lebih
Menurut Al-Suwailem (1999), resiko likuid dan lebih attractive dibanding
dibedakan menjadi dua tipe yaitu resiko mudharabah atau musyarakah.
pasif, seperti game of chance, yang hanya Pasar yang efisien adalah pasar yang
mengandalkan keberuntungan, Kedua, stabil dimana fluktuasi harga karena
resiko responsive yang memungkinkan tindakan irrasional disingkirkan. Sedangkan
adanya probabilitas hasil keluaran dengan pasar modal yang waras adalah dengan
hubungan kausalitas yang logis (game of membuat perilaku rasional dalam harga
skill). saham sesuai dengan tingkat deviden dan
ekspektasi yang wajar. Ketidakwajaran
85
Ali Maskur Dinamika Keuangan dan perbankan

dalam fluktuasi harga yang tidak waras Penetapan harga maksimum sebagai
disebabkan beberapa faktor yaitu spekulasi salah satu wujud intervensi dibolehkan
yang didukung dengan margin trading. Para dalam Islam. Akan tetapi hal ini
spekulan mencari keuntungan dari menyebabkan batasan pada bekerjanya
perbedaan harga dalam jangka pendek. mekanisme pasar. Terdapat kekhawatiran,
Spekulasi dengan margin trading bahwa penerapan prinsip-prinsip Islam
mendorong terjadinya bubble, overreaction, dalam pasar modal akan menyebabkan
mania, ataupun overshooting. Oleh inefisiensi pasar. Dianggap ada trade-off
karenanya Chapra menyarankan antara nilai Islam dengan efisiensi pasar.
perdagangan dengan 100% margin atau
melakukan pembayaran penuh untuk Indeks Harga Saham
mencegah fluktuasi yang tidak waras Indeks harga saham adalah suatu
tersebut. Hal ini sejalan dengan Miller, indikator yang menunjukkan pergerakan
Scholes dan Hawke (1987) yang meneliti harga saham. Indeks berfungsi sebagai
crash oktober 1987, yang menunjukkan indikator trend pasar, artinya pergerakan
bahwa persentase margin berkorelasi negatif indeks menggambarkan kondisi pasar pada
dengan fluktuasi yang diukur dengan standar suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau
deviasi. Makin tinggi persentase margin lesu. Pergerakan indeks juga menjadi
makin rendah fluktuasinya. Oleh karenanya indikator penting bagi para investor untuk
disarankan menaikkan margin untuk menentukan apakah mereka akan menjual,
derivatives trading. menahan atau membeli suatu atau beberapa
Fluktuasi bertambah parah bila saham. Karena harga-harga saham bergerak
keputusan yang diambil berdasarkan rumor dalam hitungan detik dan menit, maka nilai
dan bahkan tipuan. Tingkat “dosa” indeks juga bergerak turun naik dalam
manipulator tentunya jauh lebih besar hitungan waktu yang cepat pula.
dibanding spekulan, karena spekulan tidak Indeks Harga Saham Gabungan
punya kekuatan apa-apa untuk (IHSG) disebut juga Jakarta Composit
mempengaruhi pasar sedangkan manipulator Index, JCI atau JSX Composite, merupakan
mempengaruhi pasar untuk keuntungan salah satu indeks pasar saham yang
pribadi, contohnya adalah insider trading. digunakan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Pencegahan atas praktek yang tidak waras Diperkenalkan pertama kali tanggal 1 April
ini adalah dengan pengawasan dan 1983, sebagai indikator pergerakan harga
pemberlakuan aturan yang lebih ketat dari saham di BEJ. Indeks ini mencakup
badan pengawas atau istilahnya adalah pergerakan seluruh saham biasa dan
transparansi. preferen yang tercatat di BEJ.
Spekulasi dapat membantu penentuan Indeks LQ45 memuat indeks harga
harga efisien jika spekulan bergerak dengan saham dari 45 perusahaan terpilih yang
arah berbeda dan saling mengkorekai. Tetapi sahamnya paling sering di perdagangkan di
bila yang terjadi adalah efek bebek atau BEJ. Jenis saham yang terpilih harus
herding behavior, yang terjadi bukannya memenuhi syarat yang ditetapkan oleh bursa
ekuilibrium harga wajar tetapi fluktuasi dan LQ 45 selalu disesuaikan setiap periode
tajam. Ditekankan sekali tentang pentingnya 6 bulan sekali. Walaupun hanya 45 jenis
menangkal spekulasi yang mengakibatkan saham dari seluruh jenis saham yang
terjadinya fluktuasi harga tajam yang tidak dimiliki oleh sekitar 335 emiten, tetapi nilai
ada sangkut pautnya dengan kinerja yang diwakilinya mencapai lebih dari 80%
perusahaan. dari total kapitalisasi pasar. Indeks LQ45 di

86
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan

BEJ dimulai tahun 1995 dan indeks ini Indonesia. Data yang digunakan adalah data
diterbitkan setiap bulan. indeks harga saham harian dari IHSG, LQ
JII menghitung indeks harga rata-rata 45, Kompas 100 dan JII, dengan periode
saham untuk jenis saham yang memenuhi waktu penelitian 2 Januari 2007 – 16 Juli
kriteria syariah. JII dikembangkan sejak 3 2009.
Juli 2000. Pembentukan instrument syariah
ini untuk mendukung pembentukan pasar Definisi Operasional
modal syariah yang diluncurkan pada a. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
tanggal 14 Maret 2003. Setiap periode, adalah suatu nilai yang digunakan untuk
saham yang masuk di JII berjumlah 30 mengukur kinerja gabungan seluruh
saham yang memenuhi kriteria syariah. JII saham yang tercatat di bursa efek yaitu
menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 332 saham perusahaan.
1995 dengan nilai dasar 100. Tujuan b. Indeks LQ45 adalah indeks yang terdiri
pembentukan JII adalah untuk meningkatkan dari 45 saham pilihan dengan mengacu
kepercayaan investor dalam melakukan kepada dua variabel yaitu likuiditas
investasi saham berbasis syariah dan perdagangan dan kapitalisasi pasar.
memberikan manfaat bagi pemodal dalam c. Jakarta Islamic Index (JII) merupakan
menjalankan syariah Islam. indeks yang terdiri dari 30 saham yang
Kompas 100 merupakan indeks mengakomodasi syariat investasi dalam
saham dari 100 saham perusahaan publik Islam atau indeks yang berdasarkan
yang diperdagangkan di BEJ. Indeks syariat Islam.
kompas 100 secara resmi diterbitkan BEJ d. Indeks Kompas 100 merupakan indeks
bekerja sama dengan Koran Kompas pada harga saham hasil kerja sama Bursa Efek
hari Jumat, 10 Agustus 2007. Saham-saham Indonesia dengan harian Kompas. Indeks
yang terpilih untuk dimasukkan dalam ini meliputi 100 saham.
indeks kompas 100 ini selain memiliki
likuiditas yang tinggi, serta nilai kapitalisasi Perumusan Model
pasar yang besar, juga merupakan saham- Model yang digunakan dalam
saham yang memiliki fundamental dan penelitian ini adalah model ARCH(q) dari
kinerja yang baik. Hakan Yilmazkuday yaitu:
σt2 = α0+ α1Yt-12 + α2Yt-22 + α3Yt-32 +……. + αqYt-q2
Metodologi Penelitian Jika di masukkan lag dari σt2 ke dalam
model ARCH, di dapat Model
Jenis dan Sumber Data GARCH(p,q):
Data yang digunakan adalah data σt2 = α0 + α1Yt-12 + β1σt-12
sekunder yang diperoleh dari situs internet, Di mana :
JSX daily stock price index dan surat kabar σt2 : Varian
harian Republika dan Bisnis Indonesia. α0 : konstanta
Y : indeks harga saham
Populasi dan Sampel t : Periode
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh dunia karena penelitian ini bisa Tehnik Analisis
diterapkan di negara manapun. Tetapi dalam Data time series, terutama data
penelitian ini digunakan sampel saham- finansial seperti data indeks harga saham,
saham yang di jual di pasar modal tingkat bunga, nilai tukar, inflasi seringkali
87
Ali Maskur Dinamika Keuangan dan perbankan

bervolatilitas. Implikasi data yang  Rata-rata Vt adalah nol (E(Vt)=0);


bervolatilitas adalah variance dari error Variance Vt adalah satu (σv2 = 1) dan Vt
term tidak konstan atau mengalami mengikuti proses white noise.
heteroskedastisitas. Implikasi dari  ht merupakan faktor skala. Dalam
heteroskedastisitas terhadap estimasi OLS kesempatan ini, bagaimana set up ht
tetap tidak bias tetapi standard error dan menjadi penting dan dapat menghasilkan
interval keyakinan menjadi terlalu sempit beberapa kemungkinan yang berbeda.
sehingga dapat memberikan sense of Bentuk umum ht adalah
precision yang salah. q
Untuk memahami volatilitas ht = α0 + Σ αiεt-1 ini disebut model
digunakan model ARCH/GARCH (Auto ARCH(q).
Regressive conditional i=1

Heteroscedasticity/General Auto Regressive Apabila ht berbentuk sebagai berikut :


Conditional Heteroscedasticity). Model ini ht = α0 + α1 εt-12
menganggap variance yang tidak konstan maka bentuk tersebut dikenal dengan model
(heteroscedasticity) bukan sebagai suatu ARCH(1). Dengan model ARCH(1)
masalah, tetapi justru dapat digunakan untuk persamaan pertama menjadi :
modeling dan peramalan (forecasting). Yt = γXt + Vt√ α0 + α1 εt-12
Melalui model ARCH, Engle Pada unconditional long run variance dari
membandingkan hasil estimasi antara model galat εt adalah :
standar yakni model penaksiran OLS dengan Var(εt) = E(Vt2)E(ht) = α0 / 1-α1
model ARCH melalui penaksiran Agar variance menjadi positif maka perlu
maksimum likelihood. Hasilnya dibuat restriksi terhadap nilai α0 dan α1,
memperlihatkan bahwa model ARCH yaitu α0>0 dan 0< α1<1.
mampu memperbaiki hasil dari model OLS
dan memperoleh prediksi varian yang lebih Model GARCH
relistis (Engle, 1982). Kondisi yang seringkali terjadi
adalah bahwa varians saat ini tergantung
Model ARCH dari volatilitas beberapa periode di masa
ARCH pertama kali dipopulerkan lalu. Hal ini menimbulkan banyaknya
oleh Engle (1982) untuk memodelkan parameter dalam conditional variance yang
volatilitas residual yang sering terjadi pada harus diestimasi. Pengestimasian parameter-
data-data keuangan. Dengan menggunakan parameter tersebut sulit dilakukan dengan
metode ini, kasus heteroskedastis dan presisi yang tepat. Oleh karena itu,
korelasi serial dapat ditreatment sekaligus. Bollerslev (1986) memperkenalkan metode
Dalam metode OLS, error diasumsikan GARCH dimana variance dari error saat ini
homoskedastis, yaitu varians dari error terdiri dari 3 komponen : varians yang
konstan. Bentuk umum persamaan regresi konstan (σ2), volatilitas pada periode
univariat adalah : sebelumnya, u t-q (suku ARCH), dan varians
Yt = γXt + εt pada periode sebelumnya σ2t-p (suku
Awalnya, model conditional heteroscedastic GARCH).
yang diusulkan oleh Engle sebagai suatu Model GARCH merupakan
persamaan multiplikatif antara : pengembangan model ARCH. Model
εt = Vt√ht GARCH memungkinkan conditional
dimana : variance menjadi ARMA process. Dengan
error process yang sama dengan persamaan:

88
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan

εt = Vt√ht estimasi ditentukan jika konvergensi nilai


dimana : log terbesar tercapai.
 Rata-rata Vt adalah nol (E(Vt)=0);
Variance Vt adalah satu (σv2 = 1) dan Vt Hasil dan Pembahasan
mengikuti proses white noise independen
dari realisasi masa lalu dari εt-I maka Pengujian ARCH/GARCH
conditional means dan unconditional Untuk mengetahui mana yang lebih
means dari εt akan sama dengan nol. baik antara saham konvensional dengan
 ht merupakan faktor skala. Bentuk umum saham syariah maka bisa dilihat dari kinerja
ht adalah saham masing-masing. Kinerja saham yang
q p masuk dalam IHSG menunjukkan trend
ht = α0 + Σ αiεt-12 + Σβiht-1 yang menurun, terlihat dari pertumbuhan
i=1 i=1 indeks sebesar – 2,98% yaitu dari 2286,218
Ini disebut model GARCH(p,q). Model ini pada 16 Juli 2007 menjadi 2218,125 pada 16
memungkinkan terjadi komponen Juli 2008 dan tahun 2009 indeks tersebut
autoregressive (AR) maupun moving turun lagi menjadi sebesar – 4,45%. Untuk
average (MA) di dalam heteroscedastic LQ45, pertumbuhan indeks juga mengalami
variance. Keuntungan dari model GARCH penurunan sebesar -3,67% dan turun lagi
adalah lebih mudah diestimasi untuk kasus menjadi sebesar -9,46% pada 16 Juli 2009.
ARCH model dengan ordo tinggi. Kompas 100 pun mengalami nasib yang
Estimasi ARCG/GARCH sama yaitu turun sebesar -3,85% dari
Untuk mengestimasi model 537,547 pada 16 Juli 2008 menjadi 516,87
ARCH/GARCH, tehnik yang digunakan pada 16 Juli 2009.
adalah Maximum Likelihood (ML) Bagaimana dengan nasib JII yang
Estimation. Dengan tehnik ini diharapkan merupakan saham syariah, ternyata tak jauh
akan didapatkan estimator yang secara beda dengan saham konvensional,
asimtotik lebih efisien dibandingkan dengan pertumbuhannya mengalami penurunan
estimator OLS. Model GARCH yang sebesar -0,29% dimana pada 16 Juli 2007
digunakan di sini dievaluasi dengan fungsi sebesar 382,508 menjadi 381,404 pada 16
likelihood sebagai : Juli 2008, kemudian turun dengan tajam
I = - T – q / 2 log 2π – ½ Σ log(h) + sebesar -11,48% pada 16 Juli 2009.
½ Σ (e’e). Kinerja saham selain bisa dilihat dari
Model ARCH dan GARCH trend pertumbuhannya juga bisa dilihat dari
diestimasi dengan ML dengan asumsi kondisi volatilitasnya. Benarkah saham
bahwa kondisi error terdistribusi normal. syariah menunjukkan kinerja yang lebih
Penggunaan fungsi likelihood karena baik dibanding saham konvensional ?
persamaan conditional variance adalah Untuk itu bisa dilihat dari hasil estimasi
persamaan non linier. Fungsi likelihood ARCH/GARCH.
membutuhkan algoritma iterasi, sehingga

89
Ali Maskur Dinamika Keuangan dan perbankan

Tabel 1
Hasil Estimasi ARCH/GARCH

Variabel Konstanta ARCH GARCH AIC SIC


Koef. Prob. Koef. Prob. Koef. Prob.
IHSG 458.200 0.0972 0.8343 0.003 0.0179 0.271 14.05625 14.08508
LQ 45 14.3669 0.1849 0.7537 0.008 0.2628 0.137 11.11673 11.1456
Kompas 100 29.6602 0.0025 0.5477 0.006 0.4852 0.000 11.76308 11.7997
JII 5.96427 0.0922 0.7205 0.003 0.2989 0.045 10.79269 10.82153

Koefisien dari konstanta Untuk saham Kompas 100, ada efek


menunjukkan besarnya return saham yang ARCH (α) sebesar 0.5477 sekaligus juga
bisa diperoleh. Dari hasil estimasi di atas terdapat efek GARCH (β) sebesar 0,4852.
nampak bahwa return saham terbesar Hal ini berarti indeks harga Kompas 100
diperoleh dari IHSG (458,2%), diikuti dipengaruhi bukan hanya oleh volatilitas
berturut-turut Kompas 100 (2966%), LQ45 harga saham saat ini sehingga indeks
(14,37%) dan terakhir justru saham syariah tersebut mempunyai variance error term
yaitu JII hanya sebesar 5,96%. yang tidak konstan dari waktu ke waktu
Pada tabel 1 menunjukkan bahwa tetapi juga dipengaruhi volatilitas harga
hanya ada efek ARCH (α) pada IHSG yaitu saham periode lalu atau indeks ini
sebesar 0.834294. Hal ini berarti IHSG tergantung error term di masa lalu.
dipengaruhi volatilitas harga saham saat ini Sedangkan bila dilihat besaran dari α yang
sehingga indeks tersebut mempunyai nilainya lebih kecil dari 0,7 maka tidak ada
variance error term yang tidak konstan dari persistent volatile. Tetapi bila dilihat dari
waktu ke waktu. Kemudian kalau dilihat jumlah α dan β yang mendekati satu atau
dari tinginya nilai α yaitu lebih dari 0,7%, sebesar 1.032851 maka dapat dikatakan
menunjukkan bahwa pada IHSG terdapat bahwa indeks ini memiliki volatilitas yang
persistent volatile yaitu volatilitas yang tinggi dan bersifat menetap.
tinggi dan terjadi terus menerus. Hal ini Sekarang bagaimana dengan saham
didukung pula dari hasil penjumlah α dan β syariah yaitu JII ? Ternyata ada efek
dimana nilainya mendekati satu yaitu ARCH/GARCH pada saham JII yaitu
sebesar 1,0128, yang artinya the volatility sebesar 0,7205 dan 0.2989. Hal ini berarti
shocks are persistent atau volatilitas tinggi indeks tersebut dipengaruhi volatilitas harga
dan bersifat menetap. saham saat ini sekaligus dipengaruhi juga
Pada LQ45 juga hanya terdapat efek oleh volatilitas harga saham periode lalu.
ARCH (α) sebesar 0,7537 yang berarti Dengan α sebesar 0.7205 maka, pada saham
indeks LQ45 hanya dipengaruhi volatilitas ini terdapat volatilitas yang tinggi dan terus
harga saham saat ini. Nilai α > 0,7 yang menerus. Hal ini didukung juga dengan hasil
berarti indeks ini memiliki volatilitas yang penjumlahan α dan β yang nilainya
tinggi dan berlangsung terus menerus. Hasil mendekati satu yaitu sebesar 1.0194. Oleh
ini juga didukung oleh hasil dari karena itu volatilitas dari indeks harga
penjumlahan α dan β yang senilai 1,0164, saham JII bersifat menetap.
yang berarti sama dengan di atas yaitu Berdasar kriteria AIC dan SIC,
memiliki volatilitas yang tinggi dan bersifat model terbaik adalah model yang
menetap. mempunyai AIC dan SIC yang terkecil

90
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan

(Gujarati, 2003; Pindick dan Rubinfield, Uji Normalitas


1998; Hill, Griffiths dan Judge, 1998). Dari Untuk mengetahui apakah residual
tabel di atas kelihatan bahwa nilai AIC dan berdistribusi normal atau tidak maka,
SIC tertinggi adalah IHSG, diikuti Kompas digunakan uji normalitas dengan
100, kemudian LQ45 dan yang terkecil menggunakan uji Jarque-Bera. Hasil uji
nilainya adalah JII. Ini berarti indeks harga Jarque-Bera disajikan pada tabel di bawah
saham yang terbaik yang bisa digunakan ini :
untuk peramalan adalah JII.
Tabel 2
Nilai Jarque-Bera

Variabel Jarque-Bera Probabilitas


IHSG 73.45275 0.000000
LQ45 76.79877 0.000000
Kompas 100 0.724306 0.696176
JII 76.28718 0.000000

Dari tabel tersebut nampak bahwa model yang bisa digunakan untuk peramalan
hanya indeks saham dari Kompas 100 yang hanya indeks harga saham Kompas 100.
berdistribusi normal, sedangkan indeks
saham lainnya yaitu IHSG, LQ45 dan JII Uji Heteroskedastis
distribusinya tidak normal. Distribusi yang Untuk menguji ada tidaknya
tidak normal mengakibatkan data tersebut heteroskedastisitas maka digunakan ARCH
tidak bisa digunakan untuk peramalan. Jadi test. Hasil uji disajikan pada tabel di bawah
ini :

Tabel 3
Uji ARCH

Variabel F-Statistic Probabilitas


IHSG 4.193792 0.015528
LQ45 1.632952 0.201781
Kompas 100 0.109835 0.740488
JII 2.752987 0.097587

Dari hasil perhitungan di atas


nampak bahwa indeks harga saham dari Pembahasan
IHSG dan JII terjadi heteroskedastis Jika seorang investor menginginkan
sedangkan indeks lainnya yaitu LQ45 dan untuk melakukan investasi dalam bentuk
Kompas 100 tidak terjadi heteroskedastis, saham maka, dia harus memperhatikan
atau mengalami homoskedastis. bagaimana kinerja dari saham-saham
tersebut melalui pergerakan harga saham.
Kinerja saham dikatakan bagus bila
91
Ali Maskur Dinamika Keuangan dan perbankan

pergerakan harga saham mempunyai trend dan efek volatilitas berlangsung terus
yang meningkat. Tetapi karena terjadi krisis menerus (persistent) karena reaksi untuk
global yang melanda seluruh dunia termasuk kembali normal kecil sehingga cenderung
Indonesia yang terjadi sejak tahun 2007 dan terus bergerak. Oleh karena itu saham
sampai sekarang masih terasa imbasnya, dengan indikator seperti itu, cenderung
maka sulit untuk menyimpulkan saham diatur oleh para speculator bersama frenzy
mana yang lebih baik antara yang investor.
konvensional dengan yang syariah karena Dengan memahami volatilitas maka,
masing-masing indeks harga saham para investor akan bisa meraih keuntungan.
mengalami trend yang menurun dari tahun Hal ini tentu saja mengandung resiko yang
ke tahun dimulai dari tahun 2007 sampai tidak kecil karena hukum ekonomi
dengan 2009. Meskipun demikian bila mengatakan high risk high return, low risk
dilihat rata-rata penurunannya pada periode low return.
tersebut, indeks saham konvensional yaitu Dari hasil penelitian menunjukan
IHSG paling kecil penurunannya dibanding bahwa hanya ada dua indeks harga saham
indeks yang lainnya , baru kemudian yang memiliki efek ARCH saja yaitu IHSG
berturut-turut diikuti indeks Kompas 100, JII dan LQ45. Hal ini berarti indeks harga
dan yang terakhir adalah LQ45. Hal itu saham IHSG dan LQ45 hanya dipengaruhi
berarti kinerja IHSG relatif lebih baik oleh volatilitas harga saham saat ini tanpa
dibanding indeks saham lainnya. dipengaruhi oleh volatilitas harga saham
Akan tetapi, investor selain melihat periode sebelumnya. Sedangkan dua indeks
kinerja saham lewat trend pertumbuhannya, lainnya yaitu Kompas 100 dan JII
dia juga harus mempertimbangkan dipengaruhi oleh volatilitas harga saham
bagaimana kondisi volatilitasnya apakah saat ini sekaligus juga dipengaruhi oleh
indeks syariah lebih baik kinerjanya volatilitas periode sebelumnya. Oleh karena
dibanding indeks konvensional maka, untuk itu bagi investor tentu saja lebih mudah
mengukurnya digunakan analisis memahami pergerakan harga saham dari
ARCH/GARCH. IHSG dan LQ45 (konvensional) dibanding
Mengukur volatilitas harga saham memahami indeks Kompas 100 dan JII yang
berguna untuk menunjukkan apakah asset syariah karena untuk memahami atau
tersebut adalah excessive movement dari menganalisis pergerakan harga saham hanya
irrational behavior para pelaku pasar, perlu melihat pergerakan harga saham saat
dimana para speculator bersama frenzy ini saja tanpa perlu mempertimbangkan
(emosional) investor mengatur atau pergerakan harga saham sebelumnya.
mempengaruhi harga saham sehingga Ketiga indeks harga saham yang
pergerakan harga saham tersebut terjadi diteliti (konvensional dan syariah) yaitu
bukan karena alasan yang fundamental. IHSG, LQ45, dan JII memiliki nilai α yang
Untuk mengetahui apakah terjadi lebih besar dari 0,7. Hal itu berarti ketiga
volatilitas atau tidak, bisa dilihat dari indeks tersebut memiliki volatilitas yang
koefisien ARCH (nilai α) dan melihat tinggi dan berlangsung terus menerus. Hal
koefisien dari GARCH (nilai β). Bila nilai itu didukung dengan hasil penjumlahan dari
dari α ≥ 0,7 maka volatilitas tinggi dan nilai α dan β yang nilainya mendekati satu,
berlangsung terus menerus. Bisa juga dilihat yang artinya indeks tersebut juga memiliki
dari hasil penjumlahan dari α dan β, dimana volatilitas yang tinggi dan bersifat menetap
jika jumlah keduanya mendekati satu maka, (persistent). Hanya indeks Kompas 100
saham tersebut memiliki volatilitas tinggi yang mempunyai nilai α kurang dari 0,7,

92
Vol. 1 No. 2, Agustus 2009 Dinamika Keuangan dan Perbankan

artinya Kompas 100 volatilitasnya rendah. yang menonjol. Hal ini nampak dari kinerja
Akan tetapi hasil penjumlahan dari α dan β mereka yang berupa trend pertumbuhan
menunjukkan kesimpulan yang berbeda indeks yang sama-sama mengalami
karena nilai α dan β mendekati satu. Itu penurunan, bahkan JII mengalami
berarti indeks harga saham dari Kompas 100 penurunan yang lebih drastis pada tahun
juga memiliki volatilitas yang tinggi dan 2009. Bila dilihat dari volatilitasnya, indeks
bersifat menetap. harga saham baik itu konvensional maupun
Dengan adanya volatilitas yang syariah menunjukkan nilai α ≥ 0,7 dan hasil
tinggi dan persistent pada saham penjumlahannya juga mendekati 1. Hal itu
konvensional maupun syariah maka, para artinya ketiga indek tersebut memiliki
investor yang mau membeli saham di volatilitas yang tinggi dan berlangsung
Indonesia harus hati-hati dalam melakukan terus-menerus, hanya Kompas 100 yang
investasi. Dia harus betul-betul memiliki volatilitas yang rendah α ≤ 0,7.
memperhitungkan setiap aktivitas jual beli Tetapi Kompas 100 hasilnya meragukan
sahamnya karena mengharapkan harga karena bila dilihat dari hasil penjumlahan α
saham bergerak normal kembali peluangnya dengan β hasilnya mendekati satu, itu
kecil. Tetapi kondisi ini justru bagus bagi artinya indeks tersebut sebenarnya juga
para investor yang menyukai resiko, karena memiliki volatilitas yang tinggi dan bersifat
kalau dia faham bagaimana kondisi menetap (persistent). Oleh karena itu, para
volatilitasnya dia akan bisa memanfaatkan investor di Indonesia harus hati-hati dalam
volatilitasnya itu untuk meraih keuntungan melakukan investasi baik pada saham
yang besar dengan aksi jual belinya itu. konvensional maupun saham syariah agar
Tentu saja kegiatan jual-belinya itu bukan tidak mengalami capital loss.
untuk jangka panjang atau untuk disimpan
tetapi untuk jangka pendek. Daftar Pustaka

Kesimpulan Achsien Iggi H, 200,Investasi Syariah Di


Pasar Modal – Menggagas Konsep
Saham-saham yang tergabung dalam dan Praktek Manajemen Portfolio
indeks pasti menghadapai pasar yang Syariah, PT. Gramedia Pustaka
dinamis dimana salah satu sebab dari Utama, Jakarta
dinamisasi pasar saham adalah adanya
volatilitas. Di dalam pasar para investor Bollerslev, 2000, Financial Econometrics :
sangat mudah untuk keluar atau masuk Past Development and Future
pasar. Jika pemain mudah masuk dan keluar Chalenges, Department of Economic
maka akan terjadi fluktuasi harga saham Duke University Durham
atau istilahnya volatilitas. Untuk itu agar
Drobetz Wolfgang, 2003, Estimating
investor bisa mendapatkan keuntungan baik
Volatilities and Correlations :
itu berupa capital gain atau deviden maka
ARCH, GARCH and Related Model,
dia harus memahami volatilitas yang terjadi
University of Basel and Otto
di pasar sehingga dia bisa memanfaatkan
Beishem Graduate School of
efek dari volatilitas tersebut.
Management (WHU)
Dari hasil analisis di atas kelihatan
bahwa indeks saham konvensional dengan
indeks saham syariah tidak ada perbedaan
93
Ali Maskur Dinamika Keuangan dan perbankan

Engel Robert, 2004, Downside Risk : Indeks Harga Saham Gabungan, Wikipedia
Implications for Financial Indonesia
Management, NYU Stern School of
Business BSI, GAMMA Fondation Indeks Kompas 100, Wikipedia Indonesia

Engel Robert, 2004, Volatility Correlations Indeks LQ45, Wikipedia Indonesia


Measuring Risk, NYU Stern School
Jakarta Islamic Index, Wikipedia Indonesia
of Business BSI, GAMMA
Fondation Todi Kurniawan, 2008, Volatilitas Saham
Syariah (analisis Atas JII),
---------, 2006, Pelatihan Ekonometrika
www.Karimconsulting.com
Dasar dan Lanjutan, Lab. Ilmu
Ekonomi FEUI dan Dikti Depdiknas Lee Seng Jong and Heather Mitchell, 2002,
RI The use of closing Price Data for
Volatility Estimation : Does it Matter
---------, 1997, Eviews 3 User’s Guide,
?, School of Economics and Finance
Quantitative Micro Software
Muhammad Samsul, 2006, Pasar Modal
Gujarati, D., 2003, Basic Econometrics,
dan Manajemen Portfolio, Erlangga,
Mc.Graw-Hill
Jakarta
Yilmazkuday Hakan, 2004, Autoregressive
Conditional Heteroschedasticiy
(ARCH) Model

94
Dinamika Keuangan dan Perbankan, Agustus 2009, Hal: 82 - 94 Vol. 1 No. 2
ISSN :1979-4878

Anda mungkin juga menyukai