Anda di halaman 1dari 9

PERJANJIAN JUAL BELI

Nomor :………/CINT-………../PJB/XI/2019

Perjanjian Jual Beli ini di tandatangani pada hari Kamis tanggal …… bulan …….. tahun Dua Ribu
Sembilan Belas (…..-……-2019), oleh dan antara :

1. …………………….. : Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku Direktur dari dan oleh
karenanya sah dan berwenang mewakili Direksi untuk dan atas nama PT.
Chitose Internasional Tbk., yang berkedudukan di Cimahi dan beralamat di
Jalan Industri III Nomor 5 RT. 01 RW. 08 Cimahi Selatan, yang selanjutnya
disebut “Pihak Kesatu”.

2. ……………………. : Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku …………… dari dan oleh
karenanya sah dan berwenang mewakili Direksi untuk dan atas nama
………………………, yang berkedudukan di ………………. dan beralamat di Jalan
………………………………, yang selanjutnya disebut “Pihak Kedua”.

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak” dan secara sendiri-
sendiri disebut “Pihak”

Para Pihak dengan ini menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa Pihak Kesatu adalah perusahan yang bergerak dibidang industry furniture;
2. Bahwa Pihak Kedua adalah perusahaan yang bergerak di bidang ……………….
3. Bahwa dalam melaksanakan kegiatan usaha bisnisnya Pihak Kedua membeli produk jenis ……..
dari Pihak Kesatu sesuai dalam lampiran Purchase Order (PO).
4. Bahwa melalui Perjanjian ini Pihak Kesatu bermaksud untuk menjual sesuai pesanan Purcase
Oeder (PO) dari Pihak Kedua.
5. Bahwa Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat dan setuju untuk menerima semua ketentuan
yang ada dalam perjanjian ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Para Pihak setuju untuk mengikatkan diri mengadakan perjanjian
ini, dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Paraf Pihak Kesatu : ……….


Paraf Pihak Kedua : ……...
Pasal 1
Ruang Lingkup

Ruang lingkup Perjanjian ini adalah Pihak Kedua akan membeli ………… yang diproduksi dan disediakan
oleh Pihak Kesatu (“produk”) dengan desain, spesifikasi dan harga produk sebagaimana diatur dalam
Lampiran 1 Perjanjian ini (yang tidak terpisahkan).

Pasal 2
Jangka Waktu Perjanjian

1. Perjanjian ini dibuat dan mulai berlaku efektif sejak ………………… sampai dengan tanggal
………………………..
2. Jangka waktu Perjanjian ini dapat diperpanjang dengan pemberitahuan dari salah satu Pihak paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum Jangka Waktu Perjanjian ini berakhir.
3. Apabila salah satu Pihak bermaksud mengakhiri Perjanjian ini, sebelum Jangka Waktu sebagaimana
tercantum dalam Pasal 2 ayat (1) Perjanjian ini, maka Pihak tersebut wajib memberikan
pemberitahuan secara tertulis mengenai maksud dan alasannya tersebut kepada Pihak lainya
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pengakhiran tersebut berlaku efektif.
4. Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapus kewajiban-kewajiban Para Pihak yang tidak/belum
dilaksanakan pada saat berakhirnya Perjanjian ini.

Pasal 3
Pemesanan

1. Pihak Kedua melakukan pemesanan kepada Pihak Kesatu dengan mengirimkan Purchase Order
(“PO”)
2. Apabila PO disetujui oleh Pihak Kesatu, maka Pihak Kesatu akan menerbitkan Sales Confirmation
(“SC”) dalam waktu 3 hari sejak PO diterima oleh Pihak Kesatu. Apabila terdapat penambahan atau
pengurangan pesanan oleh Pihak Kedua harus disampaikan secara tertulis dan disetujui oleh Pihak
Kesatu dengan penerbitan SC.
3. Pihak Kesatu berkomitmen untuk memenuhi kuantitas Produk tepat waktu sesuai dengan jadwal
pengiriman yang tercantum dalam PO sepanjang sesuai dengan desain dan spesifikasi sebagaimana
diatur dalam Lampiran 1.
4. Persetujuan Pihak Kesatu atas PO akan berlaku sejak Pihak Kedua menerima SC tersebut dari Pihak
Kesatu yang dikirimkan melalui fax, email atau jasa kurir.
5. Apabila terjadi ketidakmampuan pengiriman Produk oleh Pihak Kesatu sesuai dengan jadwal
pengiriman yang tercantum dalam PO, maka Pihak Kedua dapat memberikan saksi sebagaimana
diatur dalam Pasal 9 Perjanjian ini.
6. Bilamana Pihak Kedua menyampaikan pemesanan yang bersifat darurat, Pihak Kesatu akan
memberikan usaha yang terbaik untuk memenuhi order tersebut sesuai dengan kapasitas produksi
maksimun Pihak Kesatu dan ketersediaan material yang digunakan untuk memproduksi Produk.
7. Ketentuan sebagaimana tercantum dalam ayat 5 dilakukan secara tertulis oleh Pihak Kedua
dengan persetujuan Pihak Kesatu.

Pasal 4
Harga

1. Harga jual produk dari Pihak Kesatu ke Pihak Kedua adalah harga yang tercantum dalam Lampirann
1 Perjanjian ini dan yang telah disepakati oleh Para Pihak.
2. Harga Produk yang tercantum di dalam PO bersifat mengikat Para Pihak dan berlaku sepanjang
dalam satuan nomor PO yang diterbitkan.
3. Pihak Kesatu berhak melakukan peninjauan kembali atas harga produk setiap 3 bulan sekali.
Apabila dalam proses peninjauan harga Produk terdapat perubahan harga produk, maka
Perubahan Harga Produk akan disampaikan kepada Pihak Kedua secara tertulis dan diikuti dengan
perubahan Lampiran 1 Perjanjian ini. Jangka waktu pemberitahuan perubahan harga adalah 1
(satu) bulan sebelum harga baru berlaku.
4. Apabila dalam jangka waktu 30 hari setelah pemberitahuan perubahan harga produk belum
tercapai kesepakatan atas perubahan harga Produk, maka Pihak Kesatu berhak menghentikan
pengadaan Produk kepada Pihak Kedua dan mengakhiri Perjanjian ini dan untuk itu Pihak Kesatu
tidak dikenakan saksi apapun oleh Pihak Kedua.
5. Dalam hal perjanjian ini berakhir disebabkan oleh ketentuan pada ayat (4) pasal ini dan masih
terdapat tagihan atas PO yang belum dibayarkan oleh Pihak Kedua, maka Pihak Kedua wajib
dengan seketika melunasi tagihan atas PO tersebut.

Pasal 5
Pengiriman

1. Pengiriman dilakukan oleh Pihak Kesatu ke tempat Pihak Kedua atau tempat yang ditunjuk oleh
Pihak Kedua sebagaimana dimaksud dalam PO.
2. Pada saat pengiriman dari Pihak Kesatu kepada Pihak Kedua, maka Pihak Kesatu wajib
mencantumkan nomor PO yang masih berlaku dari Pihak Kedua pada surat jalan Pihak Kesatu.

Paraf Pihak Kesatu : ……….


Paraf Pihak Kedua : ……...
3. Pengiriman dari Pihak Kesatu kepada Pihak Kedua atau tempat yang ditunjuk oleh Pihak Kedua
harus sesuai dengan jadwal pengiriman yang disepakati oleh kedua belah pihak dan tercantum di
dalam PO ataupun jadwal pengiriman yang terpisah dari PO yang disetujui oleh Pihak Kesatu.
4. Pengiriman yang dilakukan oleh Pihak Kesatu harus sesuai dengan spesifikasi, jumlah dan harga
yang disepakati oleh Para Pihak dan tercantum di dalam PO.
5. Pihak kesatu bertanggung jawab atas segala resiko yang mungkin terjadi selama proses pengiriman
Produk sampai Produk diterima oleh Pihak Kedua ditempat penerimaan sebagaimana dimaksud
dalam PO.
6. Produk yang telah dikirim oleh Pihak Kesatu ke tempat Pihak Kedua atau tempat yang ditunjuk oleh
Pihak Kedua dibuktikan dengan Berita Serah Terima Produk yang ditandatangani oleh Pihak Kesatu
dan Pihak Kedua.
7. Pihak Kesatu dapat melakukan pengiriman Produk lebih awal dari yang diatur dalam PO dengan
pemberitahuan terlebih dahulu 3 (tiga) hari kerja sebelumnya untuk mendapatkan konfirmasi dari
Pihak Kedua.

Pasal 6
Pembatalan Pemesanan

1. Pembatalan dapat dilakukan oleh masing-masing Pihak dengan cara mengajukan permohonan
pembatalan secara tertulis yang diterima dan disetujui oleh Pihak Lainya paling lambat 7 (tujuh)
hari kerja sebelum jadwal pengiriman Produk sebagaimana diatur dalam PO.
2. Pihak Kedua harus mengorder maksimal sisa barang yang telah diakhiri order sebelum akhir batas
tanggal run out barang yang telah disetujui pengakhiran ordernya.
3. Discontinue Part hanya dapat dilakukan dengan cara Pihak Kedua mengajukan permohonan
pembatalan secara tertulis yang diterima dan disetujui oleh Pihak Kesatu, sampai dengan
pegambilan sisa komponen dari Pihak Kesatu habis terkirim.
4. Apabila pembatalan pemesanan dilakukan oleh Pihak Kedua setelah adanya konfirmasi pengiriman
dipercepat sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (7), maka Pihak Kesatu berhak atas ganti rugi
seluruh harga Produk sebagaimana tercantum dalam tagihan yang dikirimkan oleh Pihak Kesatu
kepada Pihak Kedua.
5. Apabila Pihak Kedua ingin melakukan pemesanan selanjutnya setelah pembatalan pesanan maka
Pihak Kedua harus terlebih dahulu melunasi tagihan yang telah dikirimkan oleh Pihak Kesatu
kepada Pihak Kedua.

Paraf Pihak Kesatu : ……….


Paraf Pihak Kedua : ……...
Pasal 7
Pembayaran

1. Setiap penagihan dari Pihak Kesatu wajib disertai salinan PO, Berita Serah Terima Produk, surat
jalan asli, faktur penjualan asli, kwitansi bermaterai cukup dan faktur pajak asli yang berlaku
(“Dokumen Penagihan”)
2. Pembayaran akan dilakukan per realisasi dari pengiriman Produk dan sesuai dengan harga yang
tercantum dalam PO, wajib dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya
seluruh Dokumen Penagihan.
3. Pihak Kedua melakukan pembayaran tersebut secara transfer ke rekening Pihak Kesatu.
Bank :
No Rekening :
Atas Nama : PT Chitose Internasional Tbk
4. Pihak Kedua berhak menunda pembayaran, bila persyaratan Dokumen Penagihan sebagaimana
diatur dalam ayat (1) Pasal ini tidak lengkap atau salah.
5. Dalam hal ini Pihak Kedua terlambat melakukan pembayaran , maka Pihak Kedua dikenakan denda
sebesar 1%o (satu permil) dari nilai tagihan per hari keterlambatan, dan maksimal denda adalah
5% (lima persen) dari nilai tagihan. Apabila denda telah melebihi 5% (lima persen) dan pembayaran
masih belum dilakukan oleh Pihak Kedua, maka Pihak Kesatu berhak untuk memutuskan Perjanjian
ini secara sepihak, tanpa mengurangi segala kewajiban pembayaran Pihak Kedua kepada Pihak
Kesatu, namun denda tersebut akan terus diperhitungkan sampai pembayaran tagihan berikut
denda-denda yang timbul diterima oleh Pihak Kesatu.

Pasal 8
Pengenaan Pajak

Para Pihak akan dikenakan kewajiban perpajakan berdasarkan peraturan perundang-undangan


perpajakan yang berlaku di Indonesia.

Pasal 9
Sanksi

1. Apabila salah satu Pihak melanggar ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 3 (3),
Pasal 5 (3) dan Pasal 5 (4) maka dikenakan sanksi administrasi berupa teguran tertulis dari pihak
yang dirugikan.
2. Bila pelanggaran Pasal 3, ayat (3), Pasal 5 ayat (3), Pasal 5 ayat (4) mengakibatkan kerugian materil
dan financial kepada Pihak Kedua, maka berdasarkan pertimbangan Pihak Kedua berhak meminta
ganti rugi kepada Pihak Kesatu.
Paraf Pihak Kesatu : ……….
Paraf Pihak Kedua : ……...
3. Apabila salah satu Pihak tidak melakukan kewajibannya sebagaimana yang dimaksud dalam
Perjanjian ini dikarenakan kelalaiannya, kesalahannya, atau ketidaksesuaian dalam pelaksanaan
Perjanjian ini, maka Pihak yang dirugikan dapat meminta ganti rugi sesuai dengan jumlah kerugian
yang dialaminya didasarkan pada bukti-bukti yang ada.

Pasal 10
Pernyataan dan Jaminan Garansi

1. Para Pihak menyatakan dan menjamin bahwa pihak-pihak yang menandatangani Perjanjian ini
adalah pihak yang berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama masing-masing Pihak
sesuai anggaran dasarnya.
2. Para Pihak menyatakan dan menjamin bahwa Perjanjian ini tidak bertentangan dengan perjanjian
apapun yang telah dibuat oleh dan antara masing-masing Pihak dengan pihak ketiga.
3. Para Pihak menyatakan dan menjamin akan melaksanakan serta mematuhi ketentuan-ketentuan
dalam Perjanjian ini dengan penuh rasa tanggung jawab dan sikap profesionalisme.
4. Para Pihak dengan ini setuju untuk bertanggungjawab secara penuh atas setiap tindakan yang
buruk dan/atau perbuatan yang tidak benar dari setiap karyawan-karyawan salah satu Pihak
sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini, dan dengan ini berjanji dan menjamin untuk
memberikan ganti rugi atas setiap kerugian, biaya, pengeluaran (termasuk tetapi tidak terbatas
pada biaya jasa pengacara), dan kerusakan yang dialami dan/atau ditanggung oleh Pihak lainnya
sehubungan dengan tingkah laku yang buruk dan/atau perbuatan yang tidak benar dari karyawan
(-karyawan) salah satu Pihak.
5. Pihak Kesatu memberikan jaminan garansi atas mutu/kualitas Produk yang diproduksinya dalam
keadaan 100% baik dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Apabila terdapat kesalahan dan/atau ketidaksesuaian material, maka Pihak Kesatu akan
memberikan penggantian berupa pembaharuan terhadap produksi Produk hingga sesuai
dengan rincian material yang telah disepakati oleh Para Pihak;
b. Apabila terdapat kesalahan dalam proses produksi yang dilakukan oleh Pihak Kesatu yang
berdampak pada cacat, rusak dan/atau gagalnya Produk, maka Pihak Kesatu akan memberikan
penggantian dengan opsi retur barang atau tukar guling pada pengiriman sesuai dengan PO
berikutnya.

Paraf Pihak Kesatu : ……….


Paraf Pihak Kedua : ……...
6. Dalam hal Produk diterima oleh Pihak Kedua dalam kondisi rusak atau tidak sesuai dengan
rincian dan spesifikasi sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I Perjanjian ini, maka Pihak
Kedua akan membuat catatan keluhan atas Produk pada Berita Serah Terima Produk dan
catatan mana wajib disetujui oleh perwakilan masing-masing Pihak. Apabila Berita Serah
Terima Produk yang telah ditandatangani oleh perwakilan masing-masing Pihak dikembalikan
kepada Pihak Kesatu tanpa catatan mengenai keluhan atas Produk, maka Produk dianggap
telah diterima dengan kondisi baik, sesuai design dan spesifikasi sebagaimana dimaksud
dalam Lampiran I Perjanjian ini. Oleh karena itu Pihak Kedua tidak berhak untuk melakukan
klaim kepada Pihak Kesatu atas kondisi kemasan setelah Berita Serah Terima Produk tanpa catatan
keluhan atas Produk dikembalikan kepada Pihak Kesatu.

Pasal 11
Keadaan Memaksa

1. Keadaan memaksa adalah kejadian-kejadian yang tidak dapat diprediksi oleh Para Pihak pada saat
pembuatan perjanjian ini dan penanggulangannya di luar kemampuan Para Pihak, seperti : bencana
alam, huru-hara, kebakaran, pemogokan, perang, dll, yang mengakibatkan salah satu Pihak atau
Para Pihak tidak mampu memenuhi kewajibannya.
2. Terjadinya keadaan memaksa ini akan membebaskan Para Pihak dari kewajibannya masing-masing
dengan melakukan pemberitahuan secara tertulis oleh pihak yang mengalami keadaan memaksa
ini kepada pihak yang lainnya dengan jangka waktu maksimum 7 (tujuh) hari terhitung sejak hari
terjadinya keadaan memaksa tersebut dan disetujui oleh pihak yang lainya.
3. Apabila Pihak yang mengalami keadaan memaksa tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 10 ayat (2) diatas, maka kejadian keadaan memaksa tidak diakui oleh Pihak
yang lainya sehingga segala kerugian, resiko dan konsekuensi yang timbul menjadi beban dan
tanggung jawab Pihak yang mengalami keadaan memaksa tersebut.
4. Apabila salah satu Pihak mengalami pailit, maka keputusan pailit akan dianggap berlaku apabila
telah mendapatkan keputusan yang sah dari pihak yang berwenang, untuk kerugian yang timbul
akibat dari kepailitan tersebut akan dimusyawarahkan oleh Para Pihak.

Paraf Pihak Kesatu : ……….


Paraf Pihak Kedua : ……...
Pasal 12
Hak Kekayaan Intelektual

1. Pihak Kesatu setuju bahwa Merek Dagang adalah milik ........................ Tidak ada ketentuan dalam
Perjanjian ini boleh dianggap sebagai pemberian atau pemindahan hak atas kepemilikan Merek
Dagang atau hak kekayaan intelektual lainnya kepada Pihak Kesatu;
2. Yang dimaksud dengan Merek Dagang adalah segala bentuk desain, logo, jenis huruf, warna dan
hal-hal lainnya yang terdapat dalam produk.

Pasal 13
Larangan Pengalihan Perjanjian

Perjanjian ini tidak dapat dialihkan kepada pihak manapun juga tanpa persetujuan tertulis sebelumnya
dari Pihak lainnya.

Pasal 13
Kerahasiaan

1. Para Pihak wajib menjaga kerahasiaan dan dilarang mengungkapkan dan/atau menyebarluaskan
segala Informasi Rahasia sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini kepada pihak manapun,
tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari Pihak lainnya, kecuali Informasi Rahasia tersebut wajib
diungkapkan kepada pejabat berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Republik Indonesia.
2. Yang dimaksud dengan informasi rahasia adalah segala bentuk informasi, laporan dan/atau
dokumen lainnya, termasuk namun tidak terbatas pada spesifikasi Produk, harga Produk, metode
pembuatan Produk atau hal apapun yang terkait dengan Perjanjian ini baik yang dibuat secara
tertulis maupun yang tidak tertulis yang digunakan dalam pelaksanaan Perjanjian ini.
3. Para Pihak wajib untuk menjaga kerahasiaan Informasi Rahasia selama Perjanjian ini berlangsung
maupun setelah Perjanjian ini berakhir.

Pasal 14
Ketentuan Lain

1. Perjanjian ini tunduk pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara
Republik Indonesia.
2. Apabila terdapat kesalah-pahaman dalam pelaksanaan Perjanjian ini, maka Para Pihak setuju untuk
menyelesaikan perselisihan tersebut dengan cara musyawarah untuk mufakat.

Paraf Pihak Kesatu : ……….


Paraf Pihak Kedua : ……...
3. Apabila kesalah-pahaman tersebut tidak dapat diselesaikan, maka Para Pihak setuju untuk
menyelesaikan kesalah-pahaman tersebut melalui Pengadilan Negeri domisili Pihak Kesatu.
4. Pihak Kesatu dilarang untuk memberikan gratifikasi dalam bentuk apapun kepada Pihak Kedua,
atau siapapun yang ada hubungan pekerjaan dengan Pihak Kedua, apabila dibuktikan adanya
pemberian gratifikasi maka perjanjian ini akan dibatalkan secara sepihak oleh Pihak Kedua atau
ditinjau kembali.
5. Hal-hal yang tidak atau belum tercantum dalam Perjanjian ini atau akan dilakukan perubahan
terhadap ketentuan maupun lampiran Perjanjian ini, maka akan ditentukan bersama oleh Para
Pihak secara musyawarah dan akan dituangkan dalam suatu addendum (tambahan) perjanjian dan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian ini.
6. Apabila ada ketentuan(-ketentuan) dalam Perjanjian ini yang dinyatakan cacat hukum/tidak berlaku
maka kecacatan hukum/ketidakberlakuan tersebut tidak mempengaruhi keberlakuan ketentuan-
ketentuan lainnya dalam Perjanjian ini dan Para Pihak sepakat untuk mengadakan perubahan
(amendemen) guna mengesahkan/memberlakukan ketentuan-ketentuan tersebut.
7. Setiap Lampiran dari Perjanjian ini merupakan bagian dan menjadi satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian ini. Pemberlakuan atas perubahan lampiran dapat dilakukan dengan
surat menyurat yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari kedua belah pihak.

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangi dalam rangkap 2 (dua) asli, masing-masing bermeterai
cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama

PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA,


PT. Chitose Internasional Tbk. PT. ……………………………………

………………………………………… ………………………………………
Direktur Direktur

Anda mungkin juga menyukai