Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ARTIKEL PENELITIAN

“ PENGARUH TELENURSING TERHADAP PENGETAHUAN IBU


TENTANG PERAWATAN NIFAS ”

Dosen Pembimbing : Isna Ovari, S.Kp,. M.Kep


Mata Kuliah : Komunikasi Keperawatan II
Oleh : Rizkyka Putrri Ananda (19010011)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEKANBARU MEDICAL CENTER
T.A 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan, rahmat, taufik
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah menganalisis dari artikel
penelitian yang berjudul “Pengaruh Telenursing Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang
Perawatan Nifas”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada nabi besar
alam kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan makalah ini disusun untuk
melengkapi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Keperawatan II.

Kami menyadari bahwasanya dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah
guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik lagi di masa yang
akan datang.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

2.1. Pengertian Telenursing.............................................................................3


2.2. Bentuk Implementsi Telenursing Di Dunia Dan Di Indonesia.................3
2.3. Kemampuan Perawatan Diri Pretest Pada Kelompok Perlakuan Dan
Kontrol.............................................................................................................3
2.4. Kemampuan Perawatan Diri Post test Pada Kelompok Perlakuan Dan
Kontrol.............................................................................................................4
2.5. Analisis Pengaruh telenursing terhadap Kemampuan Perawatan Diri
Pada Pasien Dengan penyakit Kronis..............................................................5

BAB III PENUTUP .........................................................................................................6

3.1 Kesimpulan................................................................................................6
3.2 Saran..........................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nifas (puerperium) ialah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan sampai kepada keadaan sebelum hamil.(Depkes RI, 2016). Periode post partum
dibagi menjadi tiga fase yaitu taking in phase dimana perilaku ibu cenderung mengharapkan
keinginannya terpenuhi oleh orang lain, perhatian ibu terpusat pada diri sendiri, pemenuhan
kebutuhan diutamakan untuk istirahat dan makan, mengenang pengalaman melahirkan.
Taking hold phase dimana ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung
jawab dalam perawatan bayinya. Letting go phaseibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri
dengan ketergantungan bayinya. Terjadi peningkatan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa
percaya diri peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya
(Bobak, 2010).
Minggu pertama setelah persalinan merupakan periode kritis bagi seorang wanita dan
bayinya, dibutuhkan peran dari tenaga kesehatan dan keluarga untuk mengoptimalkan
kesehatan ibu nifas dan bayi, perawatan pascapersalinan harus menjadi proses yang
berkelanjutan, bukan hanya satu pertemuan, dengan pelayanan dan dukungan yang kebutuhan
oleh ibu nifas. Ibu nifas dianjurkan untuk mengunjunggi dokter atau keperawatan maternitas
dalam 3 minggu pertama pascapersalinan. Kunjungan pascapersalinan atau nifas yang
komprehensif akan mengkaji kesehatan fisik, kebutuhan sosial, dan psikologis dan juga:
suasana hati dan kesejahteraan emosional; perawatan dan pemberian makan bayi; seksualitas,
kontrasepsi, dan jarak kelahiran; tidur dan kelelahan; pemulihan fisik sejak lahir; manajemen
penyakit kronis; dan pemeliharaan kesehatan. (Stuebe Alison, Auguste Tamika, 2018)

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa Itu Pengertian Telenursing ?
2. Bagiamana Bentuk Implementsi Telenursing Di Dunia Dan Di Indonesia ?
3. Bagimana Hasil Penelitian Kemampuan Perawatan Diri Pretest Pada Kelompok
Perlakuan Dan Kontrol ?
4. Bagimana Hasil Penelitian Kemampuan Perawatan Diri Post test Pada Kelompok
Perlakuan Dan Kontrol ?
5. Bagimana Hasil Penelitian Analisis Pengaruh telenursing terhadap Kemampuan
Perawatan Diri Pada Pasien Dengan penyakit Kronis ?

1
1.3. Tujuan
Tujuan pemberian metode asuhan keperawatan jarak jauh dengan menggunakan
media komunikasi atau telenursing adalah tidak untuk memperjelas diagnosis medis pasien,
tetapi lebih difokuskan pada dimensi kegawatan atau keterlibatan perawat sehingga para
perawat akan lebih terfokus pada informasi dukungan dan peningkatan pengetahuan pasien.
Untuk mencapai hasil positif dari konsultasi perawat dengan pasien melalui telepon
terkait dengan penyakit yang dialami pasien maka sangat dibutuhkan sebuah metode atau
cara berkomunikasi yang baik dari perawat yang akan memberikan asuhan keperawatan
jarak jauh dengan telepon.
1.4. Manfaat
Makalah ini di buat supaya pemakalah dan tentu nya pembaca mengetahui :
1. Apa Itu Pengertian Telenursing
2. Bagiamana Bentuk Implementsi Telenursing Di Dunia Dan Di Indonesia
3. Bagimana Hasil Penelitian Kemampuan Perawatan Diri Pretest Pada Kelompok
Perlakuan Dan Kontrol
4. Bagimana Hasil Penelitian Kemampuan Perawatan Diri Post test Pada Kelompok
Perlakuan Dan Kontrol
5. Bagimana Hasil Penelitian Analisis Pengaruh telenursing terhadap Kemampuan
Perawatan Diri Pada Pasien Dengan penyakit Kronis

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1. Pengertian Telenursing
Telenursing didefiniskan sebagai suatu proses pemberian, manajemen dan
koordinasi asuhan serta pemberian layanan kesehatan melalui teknologi informasi dan
telekomunikasi (CNA, 2005). Telenursing merupakan metode baru dalam melakukan
asuhan keperawatan. Bentuk telenursing meliputi penggunaan website, media
sosial,telepon, mobile phone dan video interaktif dalam memberikan perawatan pada
pasien(Lee, Chen, Haiso, 2007). Metode ini cukup menarik karena pasien
dimonitor oleh perawat dan mendapatkan akses pelayanan sesuai keinginan pasien melalui
komunikasi jarak jauh. Metode telenursing memiliki beberapa keuntungan diantaranya
efektif dan efisien,menurunkan biaya pengobatan pasien, dan menurunkan angka
kunjungan ke rumah sakit untuk kondisi akut diantara periode kronis.
2.2. Bentuk Implementsi Telenursing Di Dunia Dan Di Indonesia
Telenursing telah berhasil dibeberapa negara dengan laju pertumbuhan yang tinggi.
Telenursing dapat membantu menyelesaikan kekurangan perawat, menurunkan jarak, waktu
kunjungan dan menjaga pasien yang sudah keluar dari rumah sakit. di Indonesia sendiri
model ini belum berkembang, namun seiring dengan peningkatan prekembangan teknologi
informasi di Indonesia diharapkan telenursing juga dapat berkembang di Indonesia.
Rekomendasi dari tulisan ini diharapkan meningkatkan pemahaman perawat tentang
telenursing sehingga perawat mampu mengaplikasikan telenursing dengan efektif dan efisien
dalam pelayanan praktek keperawatan.
Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat untuk
mendapatkan layanan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga
semakin pendek. Pasien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via internet atau melalui
video converence untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan sampai
pengobatan. Pada kesempatan ini penulis mencoba menggali lebih mendalam mengenai
informasi dan hasil-hasil riset seputar telenursing tersebut, sehingga perawat di Indonesia
bisa lebih memahami dan mengaplikasi telenursing.
2.3. Kemampuan Perawatan Diri Pretest Pada Kelompok Perlakuan Dan Kontrol
Setelah dilakukan pengukuran kemampuan perawatan diri pretest dari 30 responden
kelompok perlakuan menunjukkan hasil nilai kemampuan perawatan diri tertinggi 3 dari
rentang 1–5 yang diberikan peneliti yang berarti kemampuan perawatan diri pasien mendapat
bantuan sedang dari orang terdekatnya meliputi buang air besar atau buang air kecil, pergi ke
toilet, berpindah,dan mandi dengan variance sebesar 2,36 dan standar deviasi sebesar
0,57135, sedangkan pada kelompok kontrol nilai kemampuan perawatan diri tertinggi

3
didapatkan nilai sebesar 3 dari skala 1—5 yang diberikan peneliti dengan variance sebesar
2,86 dan standar deviasi sebesar 0,53498.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan perawatan diri pretest pada
kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol lebih rendah dari nilai kemampuan perawatan
diri pada orang normal biasanya. Menurut Nilsson Carinaet al (2006) dalam penelitiannya
yang berjudul Information and Communication Technology Insupporting People with Serious
Chronic Illness Living at Home an Intervention Study,ada beberapa hal yang dapat membuat
seorang pasien memiliki perasaan takut yang dapat menghambat proses pengobatan sehingga
dapat memperpanjang proses perawatan. Adapun faktor-faktor yang dimaksud dalam
penelitian tersebut adalah perasaan takutakan prognosis penyakit yang diderita, ketakutan
akan perubahan perlakuan dari orang terdekat akibat penyakit yang dialami, hilangnya
kepedulian orang terdekat, baik keluarga maupun teman dan sahabat, ketakutan akan
keterbatasan atau kecacatan yang mungkin akan dialami setelah menjalani pengobatan,
hilangnya harapan untuk dapat kembali ke kondisi seperti saat belum mengalami sakit, serta
harapan untuk tetap dihargai dan diperlakukan seperti saat belum menderita penyakit kronis.
Rasa sakit yang diderita akan mengganggu aktivitasnya sehari-hari, tujuan dalam hidup, dan
kualitas tidurnya (Afflecket al. dalam Sarafino, 2006).
2.4. Kemampuan Perawatan Diri Post test Pada Kelompok Perlakuan Dan Kontrol
Setelah dilakukan pengukuran kemampuan perawatan diri post test dari 30 responden
kelompok perlakuan diperoleh hasil nilai tertinggi kemampuan perawatan diri pasien sebesar
5 dari rentang 1—5 yang diberikan peneliti yang berarti tidak ada bantuan perawatan diri
yang diberikan pada pasien karena pasien sudah melakukan perawatan diri secara mandiri
dengan nilai variance sebesar 6,02 dan standar deviasi sebesar 0,77608. Pada kelompok
kontrol didapatkan nilai tertinggi perawatan diri pasien adalah 3 dari rentang 1—5 yang
diberikan peneliti yang menunjukan perubahan yang tidak signifikan pada kelompok kontrol
yang tidak mendapat intervensi telenursing dengan nilai variance sebesar 3,23 dan standar
deviasi sebesar 0,56832.
Hasil tersebut menunjukan bahwa kemampuan perawatan diri pada kelompok
perlakuan menunjukan perubahan yang signifikan setelah tiga minggu pemberian intervensi
telenursing. Menurut Nilsson Carinaet al (2006) dalam penelitiannya yang berjudul
Information and Communication Technology Insupporting People with Serious Chronic
Illness Living at Home an Intervention Study, terdapat hal yang mampu memberikan
dampak positif yang besar sehingga dapat membuat seorang pasien merasa lebih baik setelah
mendapat intervensi atau perawatan jarak jauh dengan menggunakan media komunikasi.

4
Hal yang dimaksud dalam penelitian tersebut adalah rasa percaya dan yakin terhadap
pengobatan yang akan diberikan oleh tenaga medis akan mampu memberikan efek positif
dalam mengatasi masalah yang timbul dari sakit yang dialami pasien selama ini.
Telenursing dapat membantu mengurangi hari perawatan pasien dengan penyakit kronis di
rumah sakit karena pasien dapat dipantau kembali melalui telekomunikasi jarak jauh
mengenai kondisi dan keluhan yang terjadi saat pasien sudah berada dirumah (Woottonet
al,2009). Selain itu, telenursing juga meningkatkan rasa aman (safety) perawat dan klien
(Jackson, 2008 dan Bohnen kamp, 2009).
2.5. Analisis Pengaruh telenursing terhadap Kemampuan Perawatan Diri Pada Pasien
Dengan penyakit Kronis
Hasil analisis perbedaan kemampuan perawatan diri pada pasien dengan penyakit
kronis antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dilakukan dengan Mann-Whitney
U-Test, diperoleh nilai p sebesar 0,000 lebih kecil dari α penelitian (0,05) yang
menunjukkan bahwa Hoditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap kemampuan perawatan diri pada kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol yang berarti ada pengaruh Telenursing terhadap kemampun perawatan diri pada
pasien penderita penyakit kronis di RSUP Sanglah Denpasar. Hal tersebut terjadi karena
perbedaan perlakuan yang diberikan pada tiap-tiap kelompok, yaitu kelompok perlakuan
mendapat metode intervensi telenursing, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan
metode intervensi telenursing.
Pemberian metode intervensi telenursing dapat meningkatkan motivasi pasien dalam
proses penyembuhan sehingga pasien lebih termotivasi untuk mampu segera beraktivitas
secara normal kembali. Sebaliknya, pada kelompok kontrol yang tidak diberikan telenursing,
pasien cenderung pasif dan kurang motivasi serta penghargaan untuk bisa segera beraktivitas
seperti saat sebelum dirawat di rumah sakit.

BAB III
PENUTUPAN

5
3.1. Kesimpulan
Ada pengaruh Telenursing terhadap kemampuan perawatan diri pada pasienpen derita
penyakit kronis. Telenursing telah terbukti memiliki banyak manfaat dalam mendukung
praktik keperawatan. Telenursing dapat mempermudah akses pasien dalam mencari
pelayanan kesehatan, menambah efektivitas waktu, dan mendukung dalam kelancaran
proses pembelajaran bidang keperawatan. Penelitian yang berkaitan dengan telehealth dan
telenursing telah menunjukkan manfaat yang besar berhubungan dengan diagnosis dan
konsultasi, pemantauan dan pengawasan pasien, hasil pelayanan kesehatan dan klinik, serta
kemajuan teknologi. Tiap-tiap area ini memiliki perhatian khusus tentang keselamatan pasien
(Murdiyanti, 2012).
3.2. Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, diharapkan dengan makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi
para pembacanya dan khususnya bagi mahasiswa yang telah menyusun makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

DAFTAR PUSTAKA

6
 Ameen, J., Coll, A. M., & Peters, M. 2005.Impact of tele-advice on
communitynurses' knowledge of venous legulcer care. Journal of
AdvancedNursing, 50(6), 583-594
 Bohnenkamp K.S. Lopez. A.M. BlackettA. 2009.Traditional Versus Telenursing
Outpatient Managementof Patients With Cancer With NewOstomies. Oncology
Nursing Forum.31;5.
 Canadian Nurses Assosiation. 2005.NurseOne, the Canadian
NursesPortal Ottawa. Diperoleh melaluiwww.cna-alic.capada tanggal 30April
2015.
 Hartford Kathleen. 2005.Telenursing andpatients’ Recovery from
Bypass.Lawson Health Research Institute,University of Western
Ontario,London, Ontario N6A 4G5, Canada.J Adv Nurs. 2005 Jun;50(5):459-68
 JacksonS. 2008.Technology Study ShowGrowing Use, Increase Satisfactionwith
Telehealth. Hospital Home Health. 25;5;61-72. Available
from:www.ahcmedia.com/online.html.
 Lashkari Tahereh, Fariba Borhani,Sabzevari Sakineh, AbbaszadehAbbas. 2013.Effect
of telenursing(telephone follow-up) on glycemiccontrol and body mass index
(BMI)of type 2 diabetes patients.IranianJournal of Nursing and
MidwiferyResearch, November-December2013. Vol. 18. Issue 6
 Lee RG,Chen KC, Hsiao CC, Tseng CL.2007.Mobile care system with
analertmechanism.IEEE Trans InfTechnical Biomol.; 11 : 507-517.
 Murdiyanti Dewi. 2012.PenerapanTelenursing Sebagai Salah SatuCara
Menyediakan PelayananKeperawatan Dalam Era TeknologiInformasi.Jakarta.
UnversitasIndonesia
 Nilsson Carina, Ohman Marja, SoderbergSiv.2006.Information andCommunication
TechnologyInsupporting people with seriouschronic illness living at home
anintervention study. Siv Journal ofTelemedicine and Telecare;2006;12, 4;
ProQuest Medical Library pg.198
 Nursalam, 2009.Konsep dan PenerapanMetodelogi penelitian
IlmuKeperawatan.Cetakan Pertama.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai