Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN

MANAJEMEN PERENCANAAN ( POAC ) DI KAMAR BEDAH

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

DAFFA ‘AFIF SETIAWAN (190106029)


DIAS PERMATA SARI (190106035)
DIMAS PRITYO HJERMAWAN (190106038)
EKA SEPTIA NINGSIH (190106044)

PRODI D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah manajemen dan kepemimpinan manajemen perencanaan (POAC) di kamar
bedah.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

 Purwokerto, 30 Juni 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………1

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………4

A. Latar Belakang………………………………………………………………………….4

a. Sistem Pencernaan Manusia…………………………………………………….4

b. Macam-macam Sistem Proses Pencernaan ……………………………………4

c. Tahap Proses Pencernaan Manusia…………………….………………………5

d. Anatomi Sistem Pencernaan Manusia…………………………………………..5

e. Gangguan pada Sistem Pencernaan Manusia……………….………………….12

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………13

C. Tujuan……………………………………………………………………………………13

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….14

A. DEFINISI………………………………………………………………………………….14

B. EPIDEMILOGI…………………………………………………………………………….14

C. ETIOLOGI………………………………………………………………………………….14

D. DIAGNOSA…………………………………………………………………………………16

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………….21

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………..21

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam fenomena manajemen dunia perumah sakitan saat sekarang ini telah
menumbuhkan polemik baru dari segi filosofis yaitu apakah Rumah Sakit di
kelola secara bisnis dalam artisuatu instansi yaitu profit marking. Meskipun
demikian dalam perkembangan dewasa ini Rumah Sakit tidak mungkin di kelola
secara sosial.
Dalam keadaan sekarang, seluruh Rumah Sakit swasta menghadapi realita
kehidupan yang makin matrelialistis. Rumah Sakit harus membayar teknologi
kedokteran, listrik, air, dapur dan bahkan imbalan jasa dokter dan paramedis
dengan mengikuti harga pasar. Dalam keadaan inilah keperluan manajemen dalam
mengelola Rumah Sakit adalah mutlak. Satu manajemen dalam satu rumah sakit
adalah manejemen manajemen kamar operasi.
Kamar operasi adalah salah satu fasilitas yang ada di rumah sakit dan termasuk
sebagai fasilitas yang mempunyai banyak persyaratan. Fasilitas ini dipergunakan
untuk pasien-pasien yang membutuhkan tindakan operasi, terutama untuk tindakan
operasi besar. Proses operasi meskipun sebuah operasi yang kompleks akan terbagi
menjadi 3 periode yaitu 1. Prior Surgery 2. During Surgery 3. After Surgery.
Kegiatan pada periode prior surgery dapat dilakukan di ruang perawatan atau di
ruang persiapan operasi untuk kasus-kasus One Day Care Surgery. Kegiatan pada
periode during surgery tentu saja berada di kamar operasi. Sedangkan kegiatan
pada periode After Surgery , pasien yang telah selesai dilakukan tindakan operasi
akan dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 1 sealam 1 atau 2 jam. Setelah pasien
siuman dapat dipindahkan ke ruang perawatan yang tentunya tergantung dari
kondisi pasien itu sendiri, jika pasien dalam keadaan baik maka akan dipindahkan

4
ke bangsal perawatan biasa, apabila pasien perlu mendapatkan perawatan intensive
maka akan di relokasi ke ICU. Sedangkan pasien yang dilakukan tindakan operasi
dengan system one day care maka akan dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 2
sebelum pasien ini pulang ke rumah.

B Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan manajemen?
b. Seberapa besar peran manajemen dalam dunia kesehatan?
c. Apa saja manajemen yang ada di rumah sakit?
d. Bagaimana penerapan manajemen dalam kamar operasi?

C. TUJUAN

a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan manjemen


b. Untuk mengetahui manajemen apa saja yang ada di rumah sakit.
c. Mengetahui peran manajemen dalam suatu rumah sakit.
d. Agar mahasiswa mengetahui apa saja manajemen dalam kamar
operasi.
e. Agar mahasiswa mampu menerapkan fungsi manajemen dalam
bekerja nanti.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN

Masalah manajemen pada rumah sakit akhir-akhir ini banyak di sorot. Tidak
saja atas keluhan masyarakat yang merasa kecewa dengan pelayanan rumah sakit,
baik dari segi mutu, kemudahan dan tarif dan perkembangan zaman yang memang
sudah mendesak ke arah perbaikan-perbaikan. Setidaknya ada beberapa alasan
untuk meningkatkan kemampuan manajemen rumah sakit.

Manajemen adalah proses pengaturan berbagai sumberdaya organisasi untuk


mencapai tujuan yang sudah ditentukan melalui fungsi-fungsi tertentu atau di sebut
juga proses pengorganisasian aktifitas kerja beberapa orang sehingga kerja bisa
terselesaikan secaraefektif dan efisien.

Manajemen sering diartikan sama dengan administrasi dan tidak dapat di


pisahkan. Manajemen merupakan pokok atau inti administrasi dan proses
kolektivitas manusia sebagai ilmu dan sebagai seni.

B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN

Beberapa manajemen yang ada di rumah sakit adalah :

 Manajemen Administrasi
 Manajemen Pelayanan
 Manajemen Kamar Operasi
 Manajemen SDM

6
C. MANAJEMEN KAMAR OPERASI

1. Pengertian Manajemen Kamar Operasi

Manajemen Kamar Operasi adalah pengkoordinasian aktifitas kerja


beberapa orang atau merupakan bagian integral yang penting dari pelayanan suatu
rumah sakit berbentuk suatu unit yang terorganisir dan sangat terintegrasi, dimana
didalamnya tersedia sarana dan prasarana penunjang untuk melakukan tindakan
pembedahan.

Manajemen Kamar Operasi meliputi bagaimana seorang pemimpin yaitu


seorang dokter bedah,perawat instrumen,anastesi dan asisten dokter lainnya secara
bersama-sama melakukan perencanaan,pengorganisasian dan pengendalian
sehingga tercapai suatu tujuan yang mulia.

2. Bagian Kamar Operasi

Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area.

a. Area bebas terbatas (unrestricted area)


Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus
kamar operasi .
b. Area semi ketat (semi restricted area)
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi yang
terdiri atas topi,masker,baju dan celana operasi.
c. Area ketat atau terbatas (restricted area)
Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi
lengkap dan melaksanakan prosedur aseptic.

7
3. Perletakan dan Peruangan Kamar Operasi

Rumah sakit dirancang dengan sistem zonasi(zoning). Zonasi rumah sakit


disarankan mempunyai pengelompokan sebagai berikut:

- Zona Publik
Area mempunyai akses cepat dan langsung terhadap lingkungan luar
misalnya unit gawat darurat, poliklinik,administrasi,apotik,rekam medik,dan
kamar mayat.
- Zona Semi Publik
Area yang menerima beban kerja dari zona publik tetapi tidak lagsung
berhubungan dengan lingkungan luar, misalnya laboratorium,radiologi,dan
rehabilitasi medik.
- Zona Privasi
Area yang menyediakan dan ruang perawatan dan pengelolaan pasien,
misalnya gedung operasi,kamar bersalin,ICU,ICCU, dan ruang perawatan.
-Zona Pelayanan
Area yang menyediakan dukungan terhadap aktivitas rumah sakit misalnya
ruang cuci,dapur,bengkel, dan CSSD.

Pelayanan,tenaga sarana prasarana dan peralatan untuk pelayanan kamar operasi


yang berada di zona privasi terkait dengan pelayanan anestesiologi dan deanimasi
serta perawatan intensif sesuai klasifikasi rumah sakit. Selain berdekatan dengan
ICU serta pelayanan anestesiologi pada tipe rumah sakit D dan C dimana UGD
belum memiliki kamar operasi cito sendiri maka letak kamar operasi ini(IBS) harus
berdekatan dengan UGD. Rumah sakit menyediakan lingkungan yang aman dan
nyaman untuk melakukan operasi baik untuk pasien maupun tenaga medis yang
beraktifitas didalamnya. Kenyamanan dan keamanan ini dapat dicapai dari 2 hal

8
kenyamanan fisik dan kenyamanan non fisik. Yang dimaksud dengan kenyamanan
fisik dapat dicapai dengan memenuhi persyaratan sebuah kamar operasi dan
membuat desain bangunannya memberikan kenyamanan visual, termal dan audio.
Sedangakan kenyamanan non fisik dapat dicapai dengan memberikan ruangan
sesuai dengan kebutuhan. Kenyamanan hidup manusia dan mendesain ruangan
agar bersuasana yang tidak membuat bosan. Contohnya dengan memberikan ruang
tunggu bagi dokter dokter sebelum atau sesudah melakukan operasi, dimana
ruangan tersebut dilengkapi dengan fasilitas sofa yang ergonomis, view natural
atau artifisial, internet connection, bed dan pantry semi steril misalnya.

Persyaratan fisik kamar operasi meliputi:

1. Bangunan kamar operasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:


a. Mudah dicapai oleh pasien
b. Penerimaan pasien dilakukan dekat dengan perbatasan daerah steril dan
non steril
c. Kereta dorong pasien harus mudah bergerak
d. Lalu lintas kamar operasi harus teratur dan tidak simpang siur
e. Terdapat batas yang tegas yang memisahkan antara daerah steril dan non
steril, untuk pengaturan penggunaan baju khusus
f. Letaknya dekat dengan UGD

2. Rancang bangun kamar operasi harus mencakup:


a. Kamar yang tenang untuk tempat pasien menunggu tindakan anestesi
yang dilengkapi dengan fasilitas induksi anestesi.
b. Kamar operasi yang langsung berhubungan dengan kamar induksi
c. Kamar pulih(recovery room)

9
d. Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan,linen,obat farmasi
termasuk bahan narkotik
e. Ruang atau tempat pengumpulan/pembuangan peralatan dan linen bekas
pakai operasi
f. Ruang ganti pakaian pria dan wanita terpisah
g. Ruang istirahat untuk staf yang jaga
h. Ruang operasi hendaknya tidak bising dan steril,
kamar ganti hendaknya ditempatkan sedemikian rupa terhindar dari area
kotor setelah ganti dengan pakaian operasi. Ruang perawat hendaknya
terletak pada lokasi yang dapat mengamati pergerakan pasien.
i. Dalam ruang operasi diperlukan 2 ruang tindakan, yaitu tindakan elektif
dan tindakan cito
j. Alur terdiri dari pintu masuk dan keluar untuk staf medik dan para
medik; pintu masuk pasien operasi : dan alur perawatan
k. Harus disediakan spoelhock untuk membuang barang barang bekas
operasi
l. Disarankan terdapat pembatasan yang jelas antara:
- Daerah bebas, area lalu lintas dari luar termasuk pasien
- Daerah semi steril, daerah transisi yang menuju koridor kamar operasi dan
ruangan semi steril
- Daerah steril, daerah prosedur steril diperlukan bagi personil yang harus
sudah berpakaian khusus dan masker
- Setiap 2 kamar operasi harus dilayani oleh 2 kamar scrub up
- Harus disediakan pintu keluar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor yang
tidak terlihat oleh pasien dan pengunjung

10
m. Syarat Kamar Operasi:
- Pintu kamar operasi harus selalu tertutup
- Lebar pintu minimal 1,2 m dan tinggi minimal 2,1 m terdiri dari 2 daun
pintu
- Pintu keluar masuk harus tidak terlalu mudah dibuka dan ditutup
- Sepertiga bagian pintu harus dari kaca tembus pandang
- Paling sedikit salah satu sisi dari ruang operasi ada kaca
- Ukuran kamar operasi minimal 6x6 m2 dengan tinggi minimal 3m
- Dinding, lantai dan langit-langit dari bahan yang tidak berpori
- Pertemuan lantai,dinding dan langit-langit dengan lengkung
- Plafon harus rapat, kuat dan tidak bercelah
- Cat/dinding berwarna terang
- Lantai terbuat dari bahan yang kuat,kedap air,mudah dibersihkan dan
berwarna terang, ditutup dengan vinyl atau keramik
- Tersedia lampu operasi dengan pemasangan seimbang, baik jumlah lampu
operasi dan ketinggian pemasangan
- Pencahayaan 300-500 lux, meja operasi 10.000-20.000 lux
- Ventilasi menggunakan AC sentral atau semi sentral dengan 98%steril dan
dilengkapi saringan. Ventilasi harus dengan sistem tekanan positif/total
pressure.
- Suhu kamar idealnya 20-26 C dan harus stabil
- Kelembaban ruangan 50-60%
- Arah udara bersih yang masuk kedalam kamar operasi dari atas kebawah
- Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu
harus dibuat ruang antara

11
- Hubungan dengan ruang scrub-up untuk melihat kedalam ruang operasi
perlu dipasang jendela kaca mati, hubungan keruang steril dari bagian alat
steril cukup dengan sebuah loket yang dapat dibuka/ditutup
- Pemasangan gas medik secara sentral diusahakan melalui atas langit-langit
- Dibawah meja operasi perlu adanya kabel anti petir yang dipasang dibawah
lantai
- Ada sistem pembuangan gas anestesi yang aman
4. Gambar Kamar Operasi

12
Lay Out Kamar Operasi

Rumah sakit memberikan pelayanan anestesiologi dan reanimasi dengan


memberikan anestesia dan analgesia bagi pasien pembedahan dan tindakan medik
lain yang menimbulkan rasa takut, rasa cemas, dan rasa nyeri, melakukan resusitasi
jantung, paru dan otak, melakukan tindakan penunjang hidup pasien gawat karena
trauma atau penyakit medik lain, melakukan penatalaksanaan gangguan
keseimbangan cairan, asam basa, gas darah dan metabolisme, serta melakukan
penatalaksanaan nyeri kronis, rumah sakit menyediakan lingkungan yang nyaman
untuk melakukan anestesi, yaitu minimum 20c dan maksimal 26c fasilitas untuk
induksi anestesi dirancang dan dilengkapi untuk dapat memberika pelayanan yang
aman.

a. Ruangan dilengkapi dengan oksigen medik, penghisap lendir, penerangan


yang sesuai
Dan perlengkapan standar resusitasi
b. Adanya peralatan elektrik dan instalasi listrik yang memenuhi syarat
c. Tenaga listrik darurat dan penghisap lendir yang digunakan secara mekanik
dapat diperoleh sewaktu-waktu terjadi kegagalan listrik.

13
Sarana fisik minimal yang diperlukan untuk mendukung pelayanan anestesiologi
dan reaminasi:

a. Kamar persiapan anestesia


b. Fasilitas di kamar bedah
c. Kamar pulih sadar
d. Ruang perawatan/terapi intensif (ICU)
e. Kantor administrasi
f. Kamar obat dan alat

5. Intervensi Klien Intra Operatif


a. Tim pembedahan dalam kamar operasi
Tim pembedahan meliputi :
 Ahli bedah
Tim pembedahan dipimpin oleh ahli bedah senior
 Asisten pembedahan 1 orang atau lebih
Asisten bius dokter, residen atau perawat dibawah petunjuk ahli bedah
asisten memegang retraco dan suction untuk melihat letak operasi.
 Anaesthesologis atau perawat anasthesi
Perawat anestesi memberikan obat-obat anestesi dan obat-obat lain untuk
mempertahankan status fisik klien selama pembedahan,
 Circulating Nurse
Peran vital sebelum,selama dan sesudah pembedahan. Tugasnya adalah:
- Set up ruangan operasi
- Menjaga kebutuhan alat
- Check up kemanan dan fungsi peralatan sebelum pembedahan
- Posisi klien dan kebersihan daerah operasi sebelum drapping

14
- Memenuhi kebutuhan klien memberi dukungan mental dan orientasi klien

Selama pembedahan

- Mengkoordinasi aktivitas
- Mengimplementasikan NCP
- Membantu anastesi
- Mndokumentasikan secara lengkap drain,kateter dll.
 Nurse Scrub

Bertanggung jawab menyiapkan dan mengendalikan peralatan steril dan


instrumen , kepada ahli bedah/asisten. Pengetahuan anatomi fisiologis dan
prosedur pembedahan memudahkan antisipasi instrumen apa yang di butuhkan.

b. Penyiapan Kamar dan Tim Pembedahan


Keamanan klien di atur dengan adanya ikat klien dan pengunci meja
operasi. 2 faktor penting yang berhubungan dengan kamar penbedahan
adalah Lay Out kamar operasi dan pencegahan infeksi.
c. Anasthesia
Anasthesia menyebabkan keadaan kehilangan rasa secara kartial dan
total, dengan atau tanpa disertai kehilangan kesadaran. Tujuannya yaitu
memblok transmisi impuls saraf, menekan refleks, meningkatkan reaksi
otot. Pemeliharaan anasthesia oleh anasthesiology berdasarkan konsultasi
dengan ahli bedah dan faktor klien.

15
1. Anasthesia Umum
Adalah keadaan kehilangan kesadaran yang reversible karena inhibisi
impulse saraf otak.
Misalnya: bedah kepala,leher, klien yang tidak kooperatif

Stadium anasthesia

- Stadium 1: relaksasi
Mulai klien sadar dan kehilangan kesadaran secara bertahap
- Stadium 2: excitement
Mulai kehilangan kesadaran secara total sampai dengan pernapasan yang
irregulair dan pergerakan anggota badan tidak teratur.
- Stadium 3: anasthesia pembedahan
Ditandai dengan reaksi rahang, respirasi teratur penurunan pendengaran dan
sensasi nyeri
- Stadium 4: bahaya
Apnoe, cardiapulmonarry arrest dan kematian

2. Anasthesia local atau regional


Anasthesia local atau regional secara sementara memutus transmisi impuls
saraf menuju dan dari lokasi khusus luas anasthesia tergantung letak
aplikasi, volume total anestesi, konsentrasi, kemampuan penetrasi obat.

16
D. Pengkajian

Diruang penerimaan perawat sirkulasi:

- Memvalidasi identitas klien


- Memvalidasi inform consent
Chart review :
- Memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi kebutuhan
aktual dan potensial selama pembedahan.
- Mengkaji dan merencanakan kebutuhan klien selama dan sesudah operasi
Perawat menanyakan:
- Riwayat alergi, reaksi sebelumnya terhadap anasthesia atau transfusi darah.
- Check riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
- Check pengobatan sebelumnya: terapi, anticoagulasi
- Check adanya gigi palsu, kontak lensa, prhiasan, wigs dan dilepas
kateterisasi
E. Diagnosa Keperawatan
Resiko infeksi dengan faktor resiko: prosedur invasif: pembedahan, infus,
DC. NOC: kontrol infeksi
Selama dilakukan tindakan operasi tidak terjadi transmisi agent infeksi

7. Intervensi Klien Post Operasi


1. Pengkajian
Setelah menerima dan laporan dari perawat sirkulasi, dan pengkajian
klien, perawat meriview catatan klien yang berhubungan dengan riwayat
klien status fisik dan emosi, sebelum pembedahan dan alergi.
Pemeriksaan fisik dan manifestasi klinik meliputi:

17
1. Sistem pernafasan
2. Sistem cardiovasculer
3. Sistem keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Sistem persyarafan
5. Sistem perkemihan
6. Sistem gastrointestinal
7. Sistem integumen
8. Drain dan balutan
9. Pengkajian nyeri
10.Pemeriksaan laboratorium

2. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan efek sisa anasthesia,
imobilisasi, nyeri.
- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pembedahan, drain dan
drainage
- Nyeri berhubungan dengan incisi pembedahan dan posisi selama
pembedahan
- Resiko injury berhubungan dengan efek anasthesi,sedasi,analgesi
- Kehilangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan intra dan
post operasi

8. Pembersihan Kamar Operasi


Pemeliharaan kamar operasi merupakan proses pembersihan ruang beserta
alat-alat standar yang ada di kamar operasi. Dilakukan teratur sesuai jadwal,
tujuannya untuk mencegah infeksi silang dari atau kepada pasien serta
mempertahankan sterilitas.

18
Cara pembersihan kamar operasi ada 3 macam:

1. Cara pembersihan rutin/harian


2. Cara pembersihan mingguan
3. Cara pembersihan sewaktu

9. Penanganan limbah
Pembuangan limbah dan penanganan limbah kamar operasi, tergantung jenis
limbah dengan prinsip, limbah padat ditangani terpisah dengan limbah cair:
1. Limbah cair dibuang ditempat khusus yang berisi larutan desinfektan
yang selanjutny mengalir ketempat pengelolaan limbah cair rumah sakit.
2. Limbah pada/anggota tubuh ditempatkan dalam kantong/tempat tertutup
yang selanjutnya dibakar atau dikubur dirumah sakit sesuai ketentuan
yang berlaku, atau diserah terimakan keapada keluarga pasien bila
memungkinkan.
3. Limbah non infeksi yang kering dan basah ditempatkan pada tempat yang
tertutup serta tidak mudah bertebaran dan selanjutnya dibuang ke tempat
pembuangan rumah sakit.
4. Limbah infeksi ditempatkan pada tempat yang tertutup dan tidak mudah
bocor serta diberi label warna merah “untuk dimusnahkan”

19
BAB III

PENUTUP

Manajemen adalah proses pengaturan berbagai sumber daya organisasi untuk


mencapai tujuan yang sudah ditentukan melalui fungsi-fungsi tertentu atau disebut
juga proses pengorganisasian aktifitas kerja beberapa orang,sehingga kerja bisa
terselesaikan secara efektif dan efisisien.

Penerapan manajemen dan rumh sakit salah satunya adalah manajemen kamar
operasi. Manajemen kamar operasi adalah pengkoordinasian aktifitas kerja
beberapa orang atau merupakan bagian integral yang penting dari pelayanan suatu
rumah sakit berbentuk suatu unit yang terorganisir dan sangat terintegrasi, dimana
didalamnya tersedia sarana dan prasarana penunjang untuk melakukan tindakan
pembedahan.

Oleh karena itu sangat penting dalam suatu pelayanan kesehatan menerapkan
manajemen untuk dapat melakukan perencanaan, pengorganisasian, fungsi kontrol
dan pelaksanaan sehingga tercapai tujuan yang di harapkan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Neuvert, 1999, Data Arsitek Jilid 2 Edisi 2, PT Erlangga

Olds dan Daniel, 1987, Child Healt Care Facilities, association for the Care
of children’s Health

Planning an ENT hospital – Architecture – Express Healthcare


Management.htm, 2003

Dirjen Yanmed 2008, Pedoman Pelayanan dan Penyelenggaraan Rumah


Sakit, Depkes RI

21

Anda mungkin juga menyukai