Milik Daerah, pengelolaan barang milik daerah telah memiliki landasan hukum
yang lebih kuat agar tertib administrasi dan tertib pengelolaan BMN/D yang
Permendagri No. 17 Tahun 2007 ada beberapa hal, yaitu perencanaan kebutuhan
aset tetap ke dalam Laporan Keuangan, salah satu yang harus dilakukan adalah
inventarisasi, dan pelaporan barang milik daerah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Salatiga adalah barang milik daerah yang belum terkoordinir dengan baik. Belum
Permasalahan yang sering terjadi pada pengelolaan barang milik daerah di Kota
1
yang kurang tepat, kurang baiknya pendataan aset, serta inventarisasi yang kurang
rapi. Proses pengelolaan barang milik daerah yang dilakukan secara bertahap akan
membuat permasalahan yang muncul ditahap awal akan terus berlanjut ditahap
tahap kedua dalam proses pengelolaan barang milik daerah. Masalah tersebut
inventarisasi dan pelaporan menjadi terhambat pula. Berdasarkan audit BPK RI,
tiga tahun terkhir Pemerintah Kota Salatiga masih memperoleh opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP), dengan salah satu pengecualiannya yaitu aset tetap.
diakibatkan oleh kurang disiplinnya pengguna aset sesuai dengan peraturan yang
pengelolaan barang milik daerah. Pengguna aset daerah, seperti sekolah, rumah
sakit, dan beberapa instansi pemerintah, sering kali tidak melaporkan aset yang
pengelolaan aset daerah seperti, kualitas pegawai yang tidak sesuai dengan bidang
pekerjaan dan kuantitas pegawai bidang aset yang tidak sebanding dengan
jangkauan pengelolaan aset daerah yaitu seluruh aset yang dimiliki pemerintah
Kota Salatiga. Beberapa alasan di atas yang menjadi alasan mengapa selama tiga
tahun terakhir BPK selalu memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian kepada
tetap.
Untuk mengetahui mengapa barang milik daerah yang dimiliki tidak bisa
perbedaan yang signifikan antara nilai yang tercantum pada laporan keuangan
dengan nilai fisik yang sebenarnya, serta menimbulkan pengecualian dari hasil
audit BPK selama tiga tahun terakhir. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk memberikan solusi mengenai langkah strategik yang harus
Tahun 2007.
KAJIAN PUSTAKA
sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di
keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
Sedangkan aset tetap dalam PSAP 07 didefinisikan sebagai aset berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan
dalam aktivitas operasi entitas. Aset tetap dibagi menjadi 6 klasifikasi, yaitu:
a. Tanah
yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas)
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang
selesai seluruhnya
1. Pembukuan
Daerah (DBMD).
2. Inventarisasi
dan pelaporan barang milik daerah dalam unit pemakaian. Tujuan dari
Berat)
diketemukan/hilang
ketiga
Di samping itu, untuk mendapatkan data barang yang benar dan dapat
barang daerah. Barang yang akan disensus adalah seluruh barang milik
METODE PENELITIAN
Keuangan, dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Salatiga. DPPKAD yang terletak di
penelitian. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari DPPKAD
Salatiga, berupa prosedur penatausahaan barang milik daerah yang ada di Kota
proses penatausahaan barang milik daerah. Data sekunder yaitu data yang
Barang Milik Daerah mulai dari tahun 2010-2013, yang didalamnya terdapat
melalui observasi dan wawancara. Pada penelitian ini teknik analisis yang
1. Merangkum dan memilih data yang relevan dalam penelitian, agar dapat
Tahun 2007.
Hasil Penelitian
Barang milik daerah yang ada di Kota Salatiga diperoleh dari berbagai
daerah dilaksanakan oleh bidang aset sebagai salah satu tugas pokok dan fungsi
bidang aset. Kepala bidang aset bertugas melakukan pencatatan dan inventarisasi
terhadap barang milik daerah setiap 6 bulan dan akhir tahun, kemudian
Di DPPKAD Kota Salatiga, sebelum aset tetap diakui dan dicatat oleh
dahulu. Aset yang bersumber dari APBD, APBD Provinsi, dan APBN dibutuhkan
dokumen pengadaan kontrak. Sedangkan aset yang bersifat hibah dan bantuan,
dokumen yang dibutuhkan yaitu berita acara serah terima barang hibah ataupun
berita acara serah terima dari Komite terkait. Apabila barang telah selesai
diadakan dan dokumen pendukung telah tersedia, barang baru dapat diakui
Apabila barang telah dapat diakui sebagai barang milik daerah, pengguna
KIB A merupakan kartu catatan untuk tanah. Tanah yang dimiliki oleh
pemerintah harus didata dan dicatat di KIB A. Informasi yang perlu dicantumkan
dalam KIB A adalah jenis barang/nama barang, nomor kode barang, nomor
register, luas tanah, tahun pengadaan, lokasi tanah, hak status tanah, tanggal dan
nomor sertifikat tanah, penggunaan tanah, asal-usul tanah, harga tanah, serta
lampiran 1.
KIB B untuk mendata dan mencatat mesin dan peralatan yang dimiliki
oleh pemerintah. Informasi yang perlu dicantumkan dalam KIB B adalah kode
pembelian, nomor pabrik, nomor rangka, nomor mesin, nomor polisi, nomor
BPKB, asal-usul cara perolehan, harga, serta keterangan yang perlu ditambahkan.
apakah bertingkat atau tidak serta beton atau tidak, luas lantai, lokasi
gedung/bangunan, tanggal dan nomor dokumen gedung, luas, status tanah, nomor
kode tanah, asal-usul, harga, serta keterangan yang perlu ditambahkan. Format
KIB D digunakan untuk mencatat jalan, irigasi, dan jaringan yang dimiliki
nama/jenis barang, nomor kode barang, nomor register, konstruksi, panjang (KM),
lebar (M), luas, lokasi, tanggal dan nomor dokumen, status tanah, nomor kode
tanah, asal-usul, harga, kondisi, serta keterangan yang perlu dicantumkan. Format
KIB E merupakan kartu untuk mencatat aset tetap lainnya yang dimiliki
barang, jenis bangunan, konstruksi bangunan apakah bertingkat atau tidak serta
beton atau tidak, luas lantai, lokasi, tanggal dan nomor dokumen,
nilai kontrak, serta keterangan yang perlu ditambahkan. Format pencatatan KIB F
Kartu Inventaris Ruangan (KIR). Dalam mengisi KIR, pengurus barang harus
menuliskan kabupaten, provinsi, unit, satuan kerja, dan ruangan yang ditempati
beli/perolehan, keadaan barang apakah baik, kurang baik, atau rusak berat, serta
tanah sampai dengan konstruksi dalam pengerjaan yang dicatat dalam kartu yang
dahulu. Setelah itu baru mencantumkan informasi nomor kode barang, nomor
jumlah harga, serta keterangan yang perlu ditambahkan. Format Buku Inventaris
dipisahkan menurut warna. Aset yang bersumber dari APBD diberi warna biru,
APBD Provinsi diberi warna merah muda, dan aset yang bersumber dari APBN
diberi warna kuning. Tetapi, setelah adanya peraturan dari pemerintah yang
mengharuskan pencatatan dijadikan satu, saat ini pembukuan untuk seluruh aset
yang berasal dari berbagai sumber dana yang berbeda tidak dibedakan dalam
pencatatannya, hanya saja diberi keterangan berasal dari mana sumber dana aset
tersebut.
Tahap Inventarisasi.
Aset tetap yang telah dicatat dalam masing-masing KIB disetiap SKPD,
inventaris dibuat, dibuat pula rekap buku inventaris yang berisi rangkuman dari
buku inventaris. Jika buku inventaris berisi macam-macam aset secara rinci
seperti yang tercantum dalam KIB, rekap buku inventaris ini merupakan total
lampiran 9. Buku inventaris dan rekap yang dibuat oleh masing-masing SKPD
Inventaris yang merupakan gabungan dari semua catatan buku inventaris masing-
masing SKPD. Untuk mendapatkan data barang dan pembuatan buku induk
Sensus Barang Daerah Kota Salatiga baru saja dilakukan pada tahun 2013.
DPPKAD membuat tim khusus yang bertugas untuk melakukan verifikasi. Tim
khusus ini mengecek apakah catatan yang dibuat oleh SKPD tersebut sesuai
dengan kondisi fisik aset. Apabila terjadi perbedaan perhitungan menurut tim
khusus, SKPD membuat catatan khusus yang berisi hal-hal yang mengakibatkan
adanya perbedaan tersebut dan apa saja perbedaan yang ada. Selanjutnya catatan
menghasilkan daftar yang disebut Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP) dan
Daftar Barang Pengguna (DBP). SKPD melakukan pelaporan selama dua kali
dalam setahun, yaitu laporan semesteran dan laporan tahunan. Setiap akhir
smester ataupun akhir tahun, setiap SKPD harus membuat laporan mutasi barang
sesuai dengan lampiran 10. Laporan mutasi ini berisi nilai pada awal periode,
mutasi tambah atau kurang, dan nilai pada akhir periode. Mutasi tambah biasanya
berasal dari pengadaan baru, mutasi dari SKPD lain, adanya hibah ataupun
bantuan. Sedangkan mutasi kurang dapat terjadi apabila ada aset yang dihapus
oleh SKPD. Aset yang akan dihapus karena rusak atau hilang harus diusulkan
DPPKAD tetap harus dilampiri dengan Kartu Inventaris Barang dan buku
inventaris.
ketidaksesuaian nilai aset tetap pada Laporan Keuangan Kota Salatiga dengan
Salatiga
Kota Salatiga
Pembahasan
milik daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang bertujuan untuk
penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat dianalisis dari ketiga rangkaian
Tahap pembukuan
Permendagri No. 17 Tahun 2007, Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2013, dan
Daerah yang diatur dalam Permendagri No. 17 tahun 2007 tentang pedoman
teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah pada BAB VII pasal 25, 26, 27, 28, 29,
dan 30. Sedangkan Peraturan Walikota Salatiga tersebut isinya hampir sama
pembukuan barang milik daerah yang merupakan proses pencatatan barang milik
daerah ke dalam daftar barang pengguna yang dimuat dalam kartu inventaris
barang dan kartu inventaris ruang, dan selanjutnya dicatat dalam daftar barang
penggolongan dan kodefikasi barang milik daerah. Akan tetapi peraturan daerah
yang tersedia saat ini tidak mengatur mengenai pencatatan secara spesifik,
ada maupun Peraturan Walikota Salatiga, isinya sama dengan Permendagri No. 17
Tahun 2007, sehingga tidak membantu untuk menyelesaikan masalah yang ada di
Kota Salatiga. Semua aset yang berasal dari sumber yang berbeda-beda,
Aset baru dapat dicatat dan diakui setelah selesai diadakan. Pengadaan
tidak terlambat dan tidak melewati batas akhir penyampaian laporan. Akan tetapi
pengadaan aset dilakukan diawal periode, maka proses pencatatan dalam laporan
tidak akan terhambat diakhir periode seperti saat ini. Selain itu, banyak juga
SKPD yang tidak melaporkan barang apa saja dan berapa nilai aset yang telah
selesai diadakan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya otorisasi terhadap
Seharusnya dokumen yang dimiliki bisa diarsipkan secara lebih rapi, baik
waktu. Masalah yang terakhir yaitu banyak aset yang hilang tetapi masih tercatat
dalam laporan barang SKPD. Barang di SKPD tidak mendapat perhatian yang
cukup dan belum ada pengamanan yang memadai. Sebaiknya ada pegawai yang
ditugaskan untuk mengontrol barang masuk dan keluar dan kemudian mengecek
Tahap Inventarisasi
pelaporan barang milik daerah dalam unit pemakaian, sudah dilaksanakan oleh
DPPKAD Kota Salatiga sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini dapat
dibuktikan dari adanya bukti-bukti pelaksanaan inventarisasi, seperti dokumen
pencatatan yang berbentuk Buku Induk Inventaris, Buku Inventaris, KIB , dan
KIR. Selain itu ada juga bukti dari dokumen pelaporan seperti Daftar Rekapitulasi
pegawai yang ada di Bagian Aset DPPKAD Kota Salatiga. Jumlah pegawai
Bagian Aset DPPKAD berjumlah 12 orang. Sedangkan jumlah SKPD yang ada di
Kota Salatiga berjumlah 26. Menurut informan, seharusnya satu orang menangani
satu SKPD besar, sedangkan untuk SKPD kecil, satu pegawai bisa menangani dua
SKPD. Hal ini disebabkan oleh perencanaan sumber daya manusia yang kurang
menangani SKPD dan UPTD diseluruh Kota Salatiga. Seperti yang telah
Daerah untuk mendapatkan data barang dan pembuatan buku induk inventaris
yang jangkauannya adalah seluruh aset yang dimiliki Pemerintah Kota Salatiga,
menjadi lama. Karena pegawai yang ada di Bagian Aset DPPKAD Kota Salatiga
tidak sebanding dengan jumlah SKPD yang ada di Kota Salatiga, sehingga dalam
proses survey kemasing-masing SKPD tentu saja memakan waktu yang cukup
lama.
Selain kendala pada keterbatasan pegawai, masalah yang terjadi pada
tahap pembukuan tentu saja akan berdampak pada tahap inventarisasi. Proses
pembukuan yang terlalu lama karena banyaknya masalah yang terjadi dalam tahap
kesalahan yang sering muncul, sensus yang dilakukan setiap 5 tahun sekali jadi
terkesan terlalu lama dan akan semakin menyulitkan team khusus yang menangani
sensus daerah maupun pegawai DPPKAD yang lain. Masalah juga muncul pada
beberapa SKPD yang belum membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR) atau tidak
memperbaharui KIR yang dahulu pernah dibuat, dengan alasan waktu yang
dibutuhkan tidak ada atau kurang. Seharusnya dengan perencanaan yang lebih
matang dan dokumen yang sudah lengkap, proses pencatatn KIB dan KIR tidak
akan memakan waktu yang lama. Berdasarkan kondisi di atas, maka pemetaan
barang milik daerah yang dilakukan oleh pengguna barang disampaikan setiap
semester, tahunan dan 5 (lima) tahunan kepada Kepala Daerah melalui pengelola.
2007, DPPKAD Kota Salatiga memang sudah melaksanakan hal yang sama
dengan yang telah ditetapkan. Akan tetapi pelaksanaan yang terjadi di lapangan
melakukan rekapitulasi terhadap semua aset daerah Kota Salatiga, yang untuk
yang terjadi dalam tahap pembukuan dan tahap inventarisasi akan muncul pada
timbulnya salah saji material seperti yang telah terjadi selama lebih dari tiga tahun
SKPD yang sering tidak tertib dalam melaksanakan penatausahaan barang milik
daerah. SKPD yang terbilang tidak tertib biasanya merupakan SKPD yang
tergolong besar, atau memiliki jangkauan yang luas. Seperti Dinas Pendidikan
milik daerah yang ada disekolah tersebut, sehingga Disdikpora harus menunggu
laporan dari sekolah untuk dapat menginput semua data mengenai barang milik
ketiga tahap penatausahaan ada 20 SKPD, sedangkan yang belum tertib ada 6
SKPD. Pada tahap pembukuan, semua SKPD telah melaksanakan dengan tertib.
Sedangkan pada tahap inventarisasi dan pelaporan didapat angka yang sama, yaitu
4 SKPD belum tertib, dan 22 SKPD lainnya telah tertib. Tertib dalam artian
SKPD melakukan setiap tahapan tersebut masih dalam batas waktu yang telah
ditentukan oleh DPPKAD Kota Salatiga. Lebih jelasnya pada lampiran 12.
Kota Salatiga.
tersebut akan menurun dan menyebabkan masalah yang lain pada tahap
berikutnya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada bagan berikut ini
Aset 2. Pembuatan
rekapitulasi menjadi terhambat
2. Inventarisasi
mendapatkan hasil yang tidak akurat. 3. Akan
melaporkan hasil laporan yang tidak akuratdan
yang tidak menyebabkan salah saji material
nilainya tercatat.
pemerintah Kota Salatiga, harus ada tindak lanjut strategis yang dilakukan untuk
Simpulan
ditarik kesimpulan bahwa penyebab utamanya adalah peraturan daerah yang tidak
mengatur secara spesifik, lemahnya kualitas dan kedisiplinan pegawai, serta
masalah yang sering muncul selama ini di Kota Salatiga terkait penatausahaan.
Peraturan daerah yang ada tidak mengadopsi Permendagri No.17 Tahun 2007
sesuai dengan kondisi Kota Salatiga. Selain itu, lemahnya kualitas dan
berlaku dan masih sering melakukan kesalahan. Pegawai hanya melakukan tugas
terakhir yaitu prosedur pencatatan barang milik daerah masih dilakukan secara
manual, karena program Simbada yang saat ini dimiliki belum dapat digunakan.
Saran
efisien.
Keterbatasan Penelitian
namun masih terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu dalam proses
wawancara hanya dapat dilakukan oleh satu orang pegawai yang telah ditunjuk
saja, sehingga tidak bisa mendapatkan pernyataan dan pandangan dari pegawai
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
FORMAT KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) A TANAH
No Jenis Nomor Luas Tahun Letak/ Status tanah Penggunaan Asal- Harga Ket
Barang (m2) Pengadaan Alamat Usul (Ribuan
/ Nama Rp)
Barang Kode Register Hak Sertifikat
barang Tanggal Nomor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
MENGETAHUI ……..,……………………
(…………………………) (…………………………)
NIP NIP
32
Lampiran 2
FORMAT KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) B PERALATAN DAN MESIN
No. Kode Nama/ Nomor Merk/ Ukuran/ Bahan Tahun Nomor Asal-usul Harga Ket
Urut Barang Jenis Register Type CC Pembelian Cara
Barang Perolehan
Pabrik Rangka Mesin Polisi BPKB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
MENGETAHUI ……..,……………………
(…………………………) (…………………………)
NIP NIP
Lampiran 3
FORMAT KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) C GEDUNG DAN BANGUNAN
No. Nama/ Nomor Kondisi Konstruksi Luas Letak/ Dokumen Luas Status Nomor Asal- Harga Ket
Urut Jenis Bangunan Bangunan Lantai Lokasi Gedung (m2) Tanah Kode Usul
Barang (B,KB,RB) (m2) Alamat Tanah
Kode Register Bertingkat/ Beton/ Tanggal Nomor
Barang Tidak Tidak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
MENGETAHUI ……..,……………………
(…………………………) (…………………………)
NIP NIP
Lampiran 4
FORMAT KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) D JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN
MENGETAHUI ……..,……………………
(…………………………) (…………………………)
NIP NIP
Lampiran 5
FORMAT KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) E ASSET TETAP LAINNYA
MENGETAHUI ……..,……………………
(…………………………) (…………………………)
NIP NIP
LAMPIRAN 6
FORMAT KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) F KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN
MENGETAHUI ……..,……………………
(…………………………) (…………………………)
NIP NIP
Lampiran 7
FORMAT KARTU INVENTARIS RUANGAN
KAB :
PROVINSI :
UNIT :
SATUAN KERJA :
RUANGAN : NO. KODE LOKASI :
No. Urut Nama/ Merk/ No. Seri Ukuran Bahan Tahun No. Kode Jumlah Harga Keadaan Barang Ket
Jenis Model Pabrik Pembuatan/ Barang Brang/ Beli/ Baik Kurang Rusak
Barang pembelian Register Peroleha Baik Berat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
MENGETAHUI ……..,……………………
(…………………………) (…………………………)
NIP NIP
Lampiran 8
FORMAT BUKU INVENTARIS
SKPD :
KABUPATEN/KOTA :
PROVINSI : NO. KODE LOKASI :
NOMOR SPESIFIKASI BARANG Bahan Asal/ Tahun Ukuran Satuan Keadaan Jumlah Ket
Cara Perolehan Barang/ barang
Peroleha Konstruksi (B,RR,RB)
n Barang (P,S,D)
No. Kode Register Nama/ Merk/ No.Sertifikat Barang Harga
Urut Barang jenis Type No.Pabrik
barang No.Chasis
No.Mesin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
MENGETAHUI ……..,……………………
(…………………………) (…………………………)
NIP NIP
Lampiran 9
SKPD :
KAB
UPA
TEN/
NO KODE JUMLAH JUMLAH
URUT KOTBIDANG
GOLONGAN NAMA BIDANG BARANG BARANG HARGA KET
BARANG
A:
1 2 3 4 5 6 7
PRO
1 01 01 TANAH
VIN
2 02 SI : PERALATAN DAN MESIN
02 a.Alat-alat besar
03 b.Alat-alat angkota
04 c.Alat-alat bengkel dan alat ukur
05 d.Alat-alat pertanian dan peternakan
06 e.Alat-alat kantor dan rumah tangga
07 f.Alat-alat stodio dan komunikasi
08 g.Alat-lat kedokteran
09 h.Alat-alat laboratorium
10 i.Alat-alat keamanan
40
Lampiran 10
FORMAT DAFTAR MUTASI BARANG PROV/KAB/KOTA.........................
TAHUN ANGGARAN .......................
SKPD :
KAB/KOTA :
PROVINSI : KODE LOKASI :
NOMOR Asal/ Tahun Ukura satua Kondi Jumlah awal Mutasi/perubahan Jumlah Ket
Cara Peroleha n n si (B, .
No Kode Re Nama Merk No.Sertifik Baha Perole n baran RR, baran harg berkurang Bertamba baran harg
. baran g / jenis / at n han g/ RB) g a h g a
uru g baran Type No.Pabrik Baran Kon- jm harg jm harg
t g No.Chasis g struksi l a l a
No.Mesin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
MENGETAHUI ……..,……………………
(…………………………) (…………………………)
NIP NIP
41
Lampiran 11
SKPD : KABUP
ATEN/K
OTA :
PROVI
NSI :
No. Gol Kode Nama Bidang Keadaan per 1 Mutasi perubahan selama 1 Keadaan per
urut Bidang Barang Jan Jan…s/d 31 Des… 31 Des
Barang Jml Jml Bertambah Berkurang Jml Jml
Baran Harga Jml Jml Jml Jml Baran Harg
g Baran Harga Barang Harga g a
g
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 01 01 Tanah
2 02 PERALATAN
DAN MESIN
02 a.Alat-alat besar
03 b.Alat-alat
angkota
04 c.Alat-alat
bengkel dan
alat
ukur
05 d.Alat-alat
pertanian dan
peternakan
06 e.Alat-alat
kantor dan
rumah tangga
07 f.Alat-alat stodio
dan komunikasi
08 g.Alat-lat
kedokteran
09 h.Alat-alat
laboratorium
10 i.Alat-alat
keamanan
3 03 GEDUNG DAN
BANGUNAN
11 a.Bangunan dan
gedung
12 b.Bangunan dan
monumen
4 04 JALAN,IRIGAS
I DAN
JARINGAN
13 a.Jalan dan
jembatan
14 b.Bangunan air
dan irigasi
15 c.Instalasi
16 d.Jaringan
5 05 ASET TETAP
LAINNYA
42
43
18 b.Barang
bercorak
kesenian/kebuda
yaan
19 c.Hewan ternak
dan tumbuhan
6 06 KONSTRUKSI
DALAM
PENGERJAAN
Lampiran 12