3 MARET, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 1
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.3 MARET, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 2
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.3 MARET, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 3
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.3 MARET, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 4
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.3 MARET, 2019
seseorang akan sulit untuk memulai tidur dewasa yang berumur 18 sampai 64 tahun telah
sehingga kualitas tidur bisa menjadi buruk. didiagnosa dengan depresi dan telah diungkapkan
Namun, dalam sebuah penelitian lain yang bahwa mereka yang mengalami depresi akan
dilakukan oleh Jerithea, didapatkan bahwa tidak mengalami gangguan tidur. Selain itu, sebuah
ada hubungan yang signifikan antara kualitas penelitian korelasi menegaskan bahwa keparahan
tidur pada anak dengan usia orang tua, etnis dan gangguan tidur secara signifikan terkait dengan
status perkawinan.17 gejala cemas dan depresi yang dimiliki
Mengenai faktor-faktor yang seseorang.12
mempengaruhi kualitas tidur, faktor fisik Faktor lingkungan juga mengambil
merupakan faktor yang paling banyak diakui oleh peran sebagai penyebab kualitas tidur yang
responden sebagai faktor yang mempengaruhi buruk. Hal-hal seperti pemakaian tempat tidur,
kualitas tidurnya. Faktor fisik yang dimaksudkan cahaya, suara/bising ternyata dapat memberikan
bisa berupa kelelahan akibat bekerja berlebihan, pengaruh pada pemanjangan latensi tidur. Ketika
sesak nafas, nyeri atau pegal, hidung pilek atau seseorang merasa terganggu akan hal-hal
tersumbat, atau saat mereka sedang sakit dan tersebut, seseorang akan sulit memulai tidur,
beberapa faktor seperti menjaga bayi sampai larut maka terjadilah pemanjangan latensi tidur, dan
malam dan mengerjakan tugas dari kantor atau durasi tidur yang memendek, sehingga terjadilah
kampus.17 perburukan pada kualitas tidur itu sendiri. Doi
Kelelahan didefinisikan sebagai rasa dkk5 juga menemukan bahwa poor bedroom
lelah subjektif yang disebabkan oleh latihan yang environment atau lingkungan tempat tidur yang
keras atau stres atau kondisi yang mengganggu buruk, adalah salah satu penyebab kualitas tidur
efisiensi dalam bekerja yang berakhir pada yang buruk yang ditemukan pada pegawai di
aktivitas mental atau fisik yang memanjang atau Jepang.17
dirasakan sebagai rasa memuakkan terhadap Jika dikaitkan dengan skala mengantuk
pekerjaan yang monoton terus menerus.17 Pada dengan penggunaan kuesioner Epworth Sleep
sebuah penelitian terhadap perawat menemukan Scale, orang dengan kualitas tidur yang buruk
bahwa perawat yang mendapatkan shift malam mempunyai banyak kesempatan untuk
memiliki tingkat kelelahan yang lebih tinggi dan mengantuk bahkan tertidur, baik disaat membaca,
kualitas tidur yang lebih buruk dibandingkan menonton televisi, duduk santai di tempat umum,
perawat pada shift siang.16 duduk dan berbicara dengan seseorang, bahkan di
Banyak penelitian yang mengaitkan dalam mobil saat sedang menunggu lampu hijau.
antara keadaan sakit dengan kualitas tidur yang Hal ini sejalan dengan penelitian tentang
buruk pada pasien. Seperti misalnya pada pasien hubungan penggunaan kuesioner Pittsburgh
epilepsi akan terjadi gangguan tidur yang sering Sleep Quality Index dan Epworth Sleep Scale
terutama insomnia, begitu pula kualitas tidur pada ras kulit hitam dan kulit putih tahun 2006
buruk akan terjadi pada pasien yang menderita yaitu bahwa semakin buruk kualitas tidur
hipertensi, parkinson, dan sebagainya.13 seseorang maka skor skala mengantuknya akan
Faktor psikis yang dapat memberikan semakin tinggi atau semakin tinggi skor
pengaruh terhadap terjadinya kualitas tidur yang Pittsburgh Sleep Quality Index maka skor
buruk adalah cemas, stres, tegang, marah dan Epworth Sleep Scale juga akan semakin
takut. Dari total 44,78% responden dengan meningkat.14
kualitas tidur yang buruk, masalah psikis yang Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
paling banyak ditemukan adalah rasa cemas, melanjutkan penelitian mengenai kualitas tidur
diikuti oleh stres dan depresi. Jika seseorang pada guru dengan menggunakan lebih banyak
mengalami kecemasan maka seseorang akan sulit sampel penelitian dan dilanjutkan dengan
memulai tidur yang dapat menyebabkan latensi mencari penyebab pasti dari kualitas tidur buruk
tidur memanjang, durasi tidur memendek, dan intervensi yang dapat dilakukan untuk
terbangun saat malam atau dini hari, bahkan menghindari kualitas tidur yang buruk agar guru
penggunaan obat tidur yang menyebabkan dapat bekerja dengan lebih optimal.
penambahan skor dalam Pittsburgh Sleep Quality
Index, sehingga seseorang akan dapat mengalami
SIMPULAN
kualitas tidur yang buruk.5
Begitu juga dengan stres dan depresi. Proporsi kualitas tidur buruk yang terjadi pada
Saat seseorang merasa stres atau depresi akan guru-guru SMA Negeri di Denpasar
terjadi peningkatan hormon adrenalin dan menunjukkan angka yang cukup tinggi, meskipun
kortisol yang kerjanya berlawanan dengan kerja jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan guru-
hormon melatonin, sehingga orang tersebut akan guru yang memiliki kualitas tidur baik. Kualitas
susah memulai tidur. Menurut data dari National tidur buruk memiliki proporsi yang sama antara
Sleep Foundation pada tahun 2005, 18% orang laki-laki dan perempuan, dan guru dengan
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 5
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.3 MARET, 2019
kelompok umur di bawah 30 tahun, lama bekerja Terimakasih disampaikan kepada Kepala Sekolah
sebagai guru lebih dari 24 bulan, bertugas di SMA Negeri 1 sampai dengan 8 Denpasar atas
sebagai guru mata pelajaran dan bukan sebagai izin yang diberikan, beserta Bapak/Ibu guru yang
wali kelas, serta status sudah berkeluarga sudah meluangkan waktunya untuk mengikuti
merupakan karakteristik guru dengan proporsi penelitian, serta semua pihak yang telah
kualitas tidur buruk paling banyak. membantu dalam penyelesaian penelitian ini.
UCAPAN TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA J. Sethi, B.S. 2012. A Comparison Of The
Pittsburgh Sleep Quality Index, A New
1. Anonim. 2013. “Faktor yang Sleep Questionnaire, And Sleep Diaries.
Mempengaruhi Kualitas Tidur”. [diakses Texas. University of North Texas
di 10. Debora, Damanik Evelina. 2013. Tes
http://midwifevery2.blogspot.com/2013/1 DASS. [diakses di:
0/faktor-yang-mempengaruhi- http://www2.psy.unsw.edu.au/dass/Indone
kualitas.html pada 13 Februari 2015] sian/DASS42%20Bahasa%20Indonesia%
2. Anonim. Sleep Quality Assessment. 20Damanik.doc pada tanggal 13 Februari
[diunduh di: 2015]
www.aurora.edu/documents/wellness/tool 11. Diah, S Yesssy. 2012. “Stress dan
box/assessment.pdf pada tanggal 10 Pengukurannya”. [diakses di:
November 2014] https://yessydiah.wordpress.com/2012/06/
3. Smyth, Carole. 2007. The Pittsburgh 20/stress-dan-pengukurannya/ pada
Sleep Quality Index (PSQI). Hartford tanggal 13 Februari 2015]
Institute for Geriatric Nursing. College of 12. Widoyoko, Eko Putro. 2013. “Analisis
Nursing, Newyork University. Pengaruh Kinerja Guru Terhadap
[diunduh di: Motivasi Belajar Siswa. [diakses di
consultgerirn.org/uploads/File/trythis/try_t https://www.academia.edu/8036899/analis
his_6_1.pdf pada tanggal 10 November is_pengaruh_kinerja_guru_terhadap_moti
2014] vasi_belajar_siswa?login pada tanggal 13
4. Smyth, Carole. 2012. The Epworth Februari 2015]
Sleepiness Scale (ESS). Hartford Institute 13. Buysse, Daniel J, Hall, Martica,
for Geriatric Nursing. College of Nursing, Matthews, Karen A. “Relationships
Newyork University. Between the Pittsburgh Sleep Quality
[diunduh di: Index (PSQI), Epworth Sleepiness Scale
consultgerirn.org/uploads/File/trythis/try_t (ESS), and Clinical/Polysomnography
his_6_2.pdf pada tanggal 30 Januari 2015] Measures in a Community Sample”.
5. Destiana, Agustin. 2012 “Faktor-Faktor American Academy of Sleep Medicine. J
yang Mempengaruhi Kualitas Tidur pada Clin Sleep Med. 2008 ; 4(6):563-571
Pekerja Shift di PT Krakatau Tirta Industri 14. Samatra, Purwa, Kesanda, Phala,
Cilegon”. Universitas Indonesia. Depok Adnyana, Oka, Widyadharma, Eka. The
6. Haiz, Muhammad. 2013. “Peran Kinerja Effect of Partial Sleep Deprivation in
Guru dalam Meningkatkan Kwalitas Decrease of Cognitive Function in
Pendidikan ditinjau dari input, Proses, dan Resident Doctors of Udayana.
Output”. [diakses di: http://haiz- International Journal of Science and
fisika.blogspot.com/2013/03/peran- Research (IJSR).2017 ; Vol 6(4): 215-218
kinerja-guru-dalam -meningkatkan.html 15. Indah Lestari, Yuliantry, DK Indrasari,
pada 13 Februari 2015] Utami, Budiarsa IGN, Widyadharma, Eka.
7. Indrawati B, Nova. 2012. “Perbandingan 2015. Poor Quality of Sleep Correlated
Kualitas Tidur Mahasiswa yang with Elderly Cognitive Impairment.
Mengikuti UKM dan Tidak Mengikuti Conference paper presented in National
UKM pada Mahasiswa Reguler FUI”. Congress of Indonesian Neurological
Universitas Indonesia. Depok Association, Makassar. hal 1-5
8. John E. Hall, Ph.D. Guyton dan Hall Buku 16. Antara, Agus, Adnyana, Oka, Samatra
Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi Purwa. Korelasi Kualitas Tidur dengan
Keduabelas. Singapore : Elsevier.2014 Nyeri Kepala Primer pada Siswa-Siswi
9. Kevin J. Sethi, B.S. 2012. A Comparison Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Of The Pittsburgh Sleep Quality Index, A Amlapura Kabupaten Karangasem. Jurnal
New Sleep Questionnaire, And Sleep Ilmiah Kedokteran. 2015 ; vol 46(3). 156-
Diaries. University of North Texas. Kevin 160
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 6
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.3 MARET, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 7