Anda di halaman 1dari 7

ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.

3 MARET, 2019

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 1
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.3 MARET, 2019

PENDAHULUAN Udayana dengan nomor protokol 359.01.1.2015.


Penelitian berlokasi di delapan SMA Negeri di
Tidur bermanfaat untuk memperbaiki
kota Denpasar mulai bulan Maret sampai
fungsi dan kinerja tubuh setelah manusia
November 2015. Penelitian ini merupakan studi
beraktivitas8. Sebuah data epidemiologi
deskriptif dengan design penelitian cross-
menjelaskan bahwa telah terjadi peningkatan
sectional. Pengambilan sampel dilakukan melalui
angka keluhan pasien terhadap kualitas tidur. Hal
metode total sampling dengan kriteria inklusi :
tersebut didukung oleh hasil survei yang
Merupakan guru tetap dan bersedia menjadi
mengindikasikan bahwa 15-35% dari populasi
sampel penelitian dengan menandatangani
remaja dan orang dewasa mengeluhkan gangguan
lembar informed consent. Sedangkan kriteria
kualitas tidur yang sering mereka alami, seperti
eksklusi : pernah mengalami cedera kepala,
gangguan memasuki tidur atau gangguan
stroke, infeksi otak, parkinson, atau gangguan
mempertahankan tidur sehingga durasi tidur
psikiatri berat.
menjadi memendek. Menurut data, diperkirakan
Sesuai dengan perkiraan sampel minimal
tiap tahun, 20-40% orang dewasa mengalami
dan kriteria inklusi serta eksklusi, jumlah sampel
kesukaran tidur dan 17% diantaranya mengalami
yang didapat pada penelitian ini adalah sebanyak
masalah serius.
67 sampel.
Dampak dari kualitas tidur yang buruk
Pengambilan data dilakukan dengan
juga dirasakan oleh banyak orang yaitu seperti
menggunakan teknik wawancara dan mengisi
penurunan aktivitas sehari-hari, rasa lelah, lemah,
kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index,
tanda vital tidak stabil, kondisi neuromuscular
Epworth Sleep Scale, dan Depression, Anxiety,
yang buruk, proses penyembuhan luka lambat,
and Stress Scale yang telah disiapkan. Masing-
dan penurunan daya imunitas tubuh7. Selain itu,
masing wawancara menghabiskan lima sampai
kualitas tidur yang buruk juga dapat
sepuluh menit. Setelah wawancara peneliti
menyebabkan dampak psikologis yang negatif
menghitung skor total dari masing-masing
bagi manusia seperti stres, depresi, cemas, tidak
kuesioner dan selanjutnya melakukan pengolahan
konsentrasi dan koping tidak efektif7,12 .
data.
Data-data tersebut diatas menimbulkan
Instrumen yang digunakan dalam
kemungkinan pekerjaan yang membutuhkan
penelitian ini adalah kuesioner Pittsburgh Sleep
konsentrasi serta kesiapan fisik dan mental,
Quality Index dan Epworth Sleep Scale 4.
seperti guru justru memiliki kualitas tidur yang
Pittsburgh Sleep Quality Index memiliki
buruk. Guru adalah salah satu tenaga
pertanyaan yang mencakup 7 komponen yang
kependidikan yang mempunyai peran sebagai
berkaitan dengan kualitas tidur yaitu kualitas
faktor penentu keberhasilan tujuan pendidikan
tidur subyektif, latensi tidur, durasi tidur,
yang diharapkan memberikan bimbingan untuk
efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat
menghasilkan kualitas lulusan yang diharapkan6.
tidur dan disfungsi siang hari. Dari kuesioner ini
Bila seorang guru memiliki kualitas tidur
diperoleh nilai yang berupa Sleep Index dan
yang buruk maka kesiapan fisik, psikis dan
kemudian skor dari Sleep Index inilah yang akan
kesiapan untuk memberikan pendidikan dan
menentukan bagaimana kualitas tidur dari
pengajaran akan menjadi terganggu, sehingga
sampel. Skor total <5 menunjukkan kualitas tidur
tujuan pendidikan tidak akan bisa dicapai.
yang baik, sedangkan skor >5 menunjukkan
Melihat masalah tersebut, tujuan
kualitas tidur yang buruk. 2,3,9
penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi
guru yang memiliki kualitas tidur buruk di SMA
Epworth Sleep Scale terdiri dari 8
Negeri di Denpasar serta meneliti lebih dalam
komponen yang berhubungan dengan skala
mengenai karakteristik dari guru-guru yang
mengantuk pada seseorang. Kuesioner ini
memiliki kualitas tidur buruk tersebut.
merupakan skala yang berfungsi untuk menilai
tingkat mengantuk di siang hari (daytime
BAHAN DAN METODE
sleepiness), sehingga dapat diketahui apakah
Penelitian ini telah mendapatkan izin seseorang mendapatkan tidur yang cukup pada
penelitian pada manusia dari unit Penelitian dan malam harinya atau mengalami gangguan tidur
Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas sehingga mengantuk di siang hari.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 2
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.3 MARET, 2019

Skor 0-6 menunjukkan skala mengantuk


ringan, skor 7-8 menunjukkan skala mengantuk Tabel 1. Karakteristik responden dan
sedang, skor >9 menunjukkan skala mengantuk Proporsi Kualitas Tidur
berat. Karakteristik Fekuensi Persentase(
Selain kedua kuesioner diatas, penelitian responden (n) %)
ini juga menggunakan kuesioner Depression, Jenis kelamin
Anxiety, and Stress Scale yang terdiri dari 42 Laki-laki 31 46,27
item, mencakup komponen depresi, kecemasan Perempuan 36 53,73
serta stres secara bersamaan10,11. Skor untuk Umur (tahun)
depresi >9, skor untuk cemas >7, dan skor untuk <30 23 34,33
stres >14.15 30-39 9 13,44
Data yang telah diperoleh diolah dengan 40-49 13 19,40
menggunakan program SPSS ver.20. Kemudian >50 22 32,83
data dianalisis secara deskriptif. Hasil disajikan Lama dinas
dalam bentuk tabel untuk mengetahui angka (bulan)
proporsi dan karakteristik sampel yang diteliti. <12 7 10,45
12-23 12 17,91
>24 48 71,64
HASIL
Tugas guru
Dalam penelitian ini didapatkan 67 Guru mata 44 65,67
responden yang memenuhi kriteria eligibilitas pelajaran
dan bersedia menjadi sampel. Karakteristik Guru mata 23 34,33
sampel meliputi jenis kelamin, umur, lama dinas, pelajaran dan
tugas di sekolah, dan status perkawinan. Jumlah wali kelas
responden dengan kualitas tidur buruk laki-laki Status
dan perempuan memiliki persentase yang sama perkawinan
(50%). Usia di bawah 30 tahun (34,33%), lama Sudah menikah 49 73,13
dinas lebih dari 24 tahun (71,64%), hanya Belum menikah 18 26,87
bertugas sebagai guru mata pelajaran tanpa
menjadi wali kelas (65,67%), dan sudah menikah Kualitas
Tabel Tidur
2. Proporsi Mengantuk, Depresi, Cemas, dan
(73,13%) merupakan karakteristik responden Baik 37
Stres pada Guru dengan Kualitas Tidur55,22
Buruk
dengan frekuensi tertinggi. Data selengkapnya Buruk 30 44,78
dapat dilihat di Tabel 1.
Komponen Frekuensi Persentase
Dilakukan pula pengukuran terhadap Penilaian (n) (%)
skala mengantuk menggunakan kuesioner ESS
Epworth Sleep Scale dan skala depresi, cemas, Skala mengantuk
12 40
dan stres menggunakan kuesioner Depression, rendah
Anxiety, and Stress Scale dari 44,78% responden Skala mengantuk
4 13,33
dengan kualitas tidur buruk. Sebanyak 46,67% rata-rata
responden yang memiliki kualitas tidur buruk Skala mengantuk
14 46,67
ternyata memiliki skala mengantuk yang tinggi. tinggi
Sebanyak 6,67% responden dengan kualitas tidur DASS-D (Depresi)
buruk menunjukkan tanda dan gejala dari depresi Normal 24 80
sedang, 3,33% menunjukkan tanda dan gejala Depresi Ringan 4 13,33
cemas berat serta stres berat. Data selengkapnya Depresi Sedang 2 6,67
telah disajikan pada Tabel 2. DASS-A (Cemas)
Normal 16 53,33
Cemas Ringan 7 23,33
Cemas Sedang 6 20
Cemas Berat 1 3,33
DASS-S (Stres)
Normal 21 70
Stres Ringan 6 20
Stres Sedang 2 6,33
Stres Berat 1 3,33

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 3
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.3 MARET, 2019

PEMBAHASAN durasi tidur akan memendek dan menyebabkan


terjadinya kualitas tidur yang buruk.17
Berdasarkan hasil penelitian diatas, Doi dkk5 menemukan bahwa usia lebih
peneliti dapat menjawab pertanyaan mengenai muda adalah faktor risiko untuk kualitas tidur
proporsi kualitas tidur yang buruk pada guru- yang buruk dan berpendapat bahwa usia muda
guru SMA Negeri di Denpasar. Data lebih rentan terhadap tekanan dalam pekerjaan
menunjukkan bahwa dari semua responden yang karena mereka belum bisa melakukan coping
telah menjawab kuesioner Pittsburgh Sleep (upaya untuk menghindari dan menghilangkan
Quality Index dengan lengkap, ternyata 44,78% stres pada individu). Semakin tinggi strategi
responden memiliki kualitas tidur yang buruk coping maka stres akan semakin rendah, begitu
sementara 55,22% memiliki kualitas tidur yang pula apabila strategi coping rendah maka stres
baik. Angka tersebut menunjukkan angka yang akan semakin tinggi.5
cukup besar. Kualitas tidur seseorang menjadi Namun ternyata penelitian tentang
buruk dapat disebabkan oleh multifaktor. hubungan antara usia dan kualitas tidur
Kelainan fisik maupun psikis dalam tubuh, sangat mempunyai hasil yang bervariasi. Beberapa
mempengaruhi kualitas tidur yang dimiliki oleh penelitian besar mendapatkan hasil bahwa
seseorang, seperti adanya penyakit sistemik atau kualitas tidur akan memburuk dengan
adanya depresi.15 bertambahnya usia. Seperti misalnya penelitian
Sesuai dengan isi dari kuesioner yang dilakukan oleh Klink, Quan, Kaltenborn,
Pittsburgh Sleep Quality Index yang terdiri dari dan Lebowitz7 melaporkan bahwa terdapat
tujuh komponen yaitu kualitas tidur subjektif, hubungan yang positif antara umur dengan
latensi tidur, durasi tidur malam, efisiensi tidur, kejadian gangguan tidur. Selain itu, menurut
gangguan tidur malam hari, penggunaan obat Breslau dkk7 pekerja yang lebih muda akan lebih
tidur, dan terganggunya aktifitas di siang hari, mudah mengantuk pada siang hari. Berlawanan
penilaian individu disini sangat bersifat subjektif dengan penelitian-penelitian tersebut,
yang juga mempengaruhi pengisian kuesioner. Kuppermman dkk17 menyatakan tidak ada
Persentase 44,78% tersebut di atas hubungan antara usia dan gangguan tidur pada
kemungkinan akan dapat meningkat apabila pekerja telekomunikasi.
peneliti melakukan penelitian menjelang Ujian Hubungan antara beban kerja dengan
Nasional (UN), Ujian Tengah Semester (UTS), kualitas tidur yang buruk lebih kompleks
atau disaat aktivitas atau kegiatan guru-guru daripada yang diharapkan. Pada penelitian yang
bertambah, hal tersebut dikarenakan saat momen- dilakukan oleh Breslau dkk13, hanya pekerjaan
momen tersebut, para guru mendapatkan tugas yang berlebihan (work overload) yang bisa
yang lebih ekstra dibandingkan dengan bertugas menimbulkan perbedaan yang signifikan untuk
di hari biasanya. menyebabkan kualitas tidur yang buruk. Dalam
Menurut hasil penelitian ini, proporsi penelitian tersebut juga dijelaskan bahwa
kualitas tidur buruk pada laki-laki dan perempuan mengerjakan tugas yang berulang-ulang akan
adalah sama. Hal serupa juga ditemukan dalam menjadi sebuah stresor yang berhubungan
penelitian lain yang dilakukan oleh Janet dkk5 dengan kualitas tidur yang buruk. Data dari
yang menyatakan tidak ada perbedaan yang Swedia, seorang peneliti menemukan bahwa
signifikan antara kejadian kualitas tidur buruk beban kerja yang berat terkait dengan masalah
pada laki-laki dan perempuan yang dilakukan tidur yang lebih sering.
pada empat populasi yang berbeda. Hal ini Guru mata pelajaran lebih banyak
mungkin disebabkan karena faktor-faktor yang mengalami kualitas tidur yang buruk, hal ini
mempengaruhi kualitas tidur bisa berpengaruh mungkin disebabkan karena guru yang mengajar
pada laki-laki maupun perempuan dan tidak pada satu bidang pelajaran akan melakukan pekerjaan
satu pihak saja. yang sama berulang yaitu mengajar dari kelas ke
Kelompok usia yang paling sering kelas, sehingga menimbulkan stresor yang
mengalami kualitas tidur yang buruk berdasarkan menyebabkan kualitas tidur menjadi buruk.
penelitian ini adalah pada kelompok usia 20-29 Dalam penelitian ini juga didapatkan
tahun. Hal ini terkait dengan lebih sering hasil bahwa responden yang sudah berkeluarga
terjadinya ketidakstabilan hormon antara hormon memiliki kualitas tidur buruk lebih banyak
kortisol dan melatonin pada usia ini, dimana dibandingkan yang belum. Hal ini kembali
terjadi peningkatan hormon kortisol yang bisa dikaitkan dengan tanggung jawab yang
disebabkan oleh stres pada pekerjaan, tugas bertambah sehingga dapat menyebabkan
kuliah ataupun tugas kantor. Di samping itu peningkatan kejadian cemas, stres, ataupun
untuk wanita, usia ini merupakan usia yang tepat depresi yang berujung kepada ketidakseimbangan
untuk mengurus anak dan keluarga sehingga hormon dalam tubuh. Jika terjadi peningkatan
kortisol dan penurunan melatonin maka

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 4
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.3 MARET, 2019

seseorang akan sulit untuk memulai tidur dewasa yang berumur 18 sampai 64 tahun telah
sehingga kualitas tidur bisa menjadi buruk. didiagnosa dengan depresi dan telah diungkapkan
Namun, dalam sebuah penelitian lain yang bahwa mereka yang mengalami depresi akan
dilakukan oleh Jerithea, didapatkan bahwa tidak mengalami gangguan tidur. Selain itu, sebuah
ada hubungan yang signifikan antara kualitas penelitian korelasi menegaskan bahwa keparahan
tidur pada anak dengan usia orang tua, etnis dan gangguan tidur secara signifikan terkait dengan
status perkawinan.17 gejala cemas dan depresi yang dimiliki
Mengenai faktor-faktor yang seseorang.12
mempengaruhi kualitas tidur, faktor fisik Faktor lingkungan juga mengambil
merupakan faktor yang paling banyak diakui oleh peran sebagai penyebab kualitas tidur yang
responden sebagai faktor yang mempengaruhi buruk. Hal-hal seperti pemakaian tempat tidur,
kualitas tidurnya. Faktor fisik yang dimaksudkan cahaya, suara/bising ternyata dapat memberikan
bisa berupa kelelahan akibat bekerja berlebihan, pengaruh pada pemanjangan latensi tidur. Ketika
sesak nafas, nyeri atau pegal, hidung pilek atau seseorang merasa terganggu akan hal-hal
tersumbat, atau saat mereka sedang sakit dan tersebut, seseorang akan sulit memulai tidur,
beberapa faktor seperti menjaga bayi sampai larut maka terjadilah pemanjangan latensi tidur, dan
malam dan mengerjakan tugas dari kantor atau durasi tidur yang memendek, sehingga terjadilah
kampus.17 perburukan pada kualitas tidur itu sendiri. Doi
Kelelahan didefinisikan sebagai rasa dkk5 juga menemukan bahwa poor bedroom
lelah subjektif yang disebabkan oleh latihan yang environment atau lingkungan tempat tidur yang
keras atau stres atau kondisi yang mengganggu buruk, adalah salah satu penyebab kualitas tidur
efisiensi dalam bekerja yang berakhir pada yang buruk yang ditemukan pada pegawai di
aktivitas mental atau fisik yang memanjang atau Jepang.17
dirasakan sebagai rasa memuakkan terhadap Jika dikaitkan dengan skala mengantuk
pekerjaan yang monoton terus menerus.17 Pada dengan penggunaan kuesioner Epworth Sleep
sebuah penelitian terhadap perawat menemukan Scale, orang dengan kualitas tidur yang buruk
bahwa perawat yang mendapatkan shift malam mempunyai banyak kesempatan untuk
memiliki tingkat kelelahan yang lebih tinggi dan mengantuk bahkan tertidur, baik disaat membaca,
kualitas tidur yang lebih buruk dibandingkan menonton televisi, duduk santai di tempat umum,
perawat pada shift siang.16 duduk dan berbicara dengan seseorang, bahkan di
Banyak penelitian yang mengaitkan dalam mobil saat sedang menunggu lampu hijau.
antara keadaan sakit dengan kualitas tidur yang Hal ini sejalan dengan penelitian tentang
buruk pada pasien. Seperti misalnya pada pasien hubungan penggunaan kuesioner Pittsburgh
epilepsi akan terjadi gangguan tidur yang sering Sleep Quality Index dan Epworth Sleep Scale
terutama insomnia, begitu pula kualitas tidur pada ras kulit hitam dan kulit putih tahun 2006
buruk akan terjadi pada pasien yang menderita yaitu bahwa semakin buruk kualitas tidur
hipertensi, parkinson, dan sebagainya.13 seseorang maka skor skala mengantuknya akan
Faktor psikis yang dapat memberikan semakin tinggi atau semakin tinggi skor
pengaruh terhadap terjadinya kualitas tidur yang Pittsburgh Sleep Quality Index maka skor
buruk adalah cemas, stres, tegang, marah dan Epworth Sleep Scale juga akan semakin
takut. Dari total 44,78% responden dengan meningkat.14
kualitas tidur yang buruk, masalah psikis yang Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
paling banyak ditemukan adalah rasa cemas, melanjutkan penelitian mengenai kualitas tidur
diikuti oleh stres dan depresi. Jika seseorang pada guru dengan menggunakan lebih banyak
mengalami kecemasan maka seseorang akan sulit sampel penelitian dan dilanjutkan dengan
memulai tidur yang dapat menyebabkan latensi mencari penyebab pasti dari kualitas tidur buruk
tidur memanjang, durasi tidur memendek, dan intervensi yang dapat dilakukan untuk
terbangun saat malam atau dini hari, bahkan menghindari kualitas tidur yang buruk agar guru
penggunaan obat tidur yang menyebabkan dapat bekerja dengan lebih optimal.
penambahan skor dalam Pittsburgh Sleep Quality
Index, sehingga seseorang akan dapat mengalami
SIMPULAN
kualitas tidur yang buruk.5
Begitu juga dengan stres dan depresi. Proporsi kualitas tidur buruk yang terjadi pada
Saat seseorang merasa stres atau depresi akan guru-guru SMA Negeri di Denpasar
terjadi peningkatan hormon adrenalin dan menunjukkan angka yang cukup tinggi, meskipun
kortisol yang kerjanya berlawanan dengan kerja jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan guru-
hormon melatonin, sehingga orang tersebut akan guru yang memiliki kualitas tidur baik. Kualitas
susah memulai tidur. Menurut data dari National tidur buruk memiliki proporsi yang sama antara
Sleep Foundation pada tahun 2005, 18% orang laki-laki dan perempuan, dan guru dengan

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 5
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.3 MARET, 2019

kelompok umur di bawah 30 tahun, lama bekerja Terimakasih disampaikan kepada Kepala Sekolah
sebagai guru lebih dari 24 bulan, bertugas di SMA Negeri 1 sampai dengan 8 Denpasar atas
sebagai guru mata pelajaran dan bukan sebagai izin yang diberikan, beserta Bapak/Ibu guru yang
wali kelas, serta status sudah berkeluarga sudah meluangkan waktunya untuk mengikuti
merupakan karakteristik guru dengan proporsi penelitian, serta semua pihak yang telah
kualitas tidur buruk paling banyak. membantu dalam penyelesaian penelitian ini.

UCAPAN TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA J. Sethi, B.S. 2012. A Comparison Of The
Pittsburgh Sleep Quality Index, A New
1. Anonim. 2013. “Faktor yang Sleep Questionnaire, And Sleep Diaries.
Mempengaruhi Kualitas Tidur”. [diakses Texas. University of North Texas
di 10. Debora, Damanik Evelina. 2013. Tes
http://midwifevery2.blogspot.com/2013/1 DASS. [diakses di:
0/faktor-yang-mempengaruhi- http://www2.psy.unsw.edu.au/dass/Indone
kualitas.html pada 13 Februari 2015] sian/DASS42%20Bahasa%20Indonesia%
2. Anonim. Sleep Quality Assessment. 20Damanik.doc pada tanggal 13 Februari
[diunduh di: 2015]
www.aurora.edu/documents/wellness/tool 11. Diah, S Yesssy. 2012. “Stress dan
box/assessment.pdf pada tanggal 10 Pengukurannya”. [diakses di:
November 2014] https://yessydiah.wordpress.com/2012/06/
3. Smyth, Carole. 2007. The Pittsburgh 20/stress-dan-pengukurannya/ pada
Sleep Quality Index (PSQI). Hartford tanggal 13 Februari 2015]
Institute for Geriatric Nursing. College of 12. Widoyoko, Eko Putro. 2013. “Analisis
Nursing, Newyork University. Pengaruh Kinerja Guru Terhadap
[diunduh di: Motivasi Belajar Siswa. [diakses di
consultgerirn.org/uploads/File/trythis/try_t https://www.academia.edu/8036899/analis
his_6_1.pdf pada tanggal 10 November is_pengaruh_kinerja_guru_terhadap_moti
2014] vasi_belajar_siswa?login pada tanggal 13
4. Smyth, Carole. 2012. The Epworth Februari 2015]
Sleepiness Scale (ESS). Hartford Institute 13. Buysse, Daniel J, Hall, Martica,
for Geriatric Nursing. College of Nursing, Matthews, Karen A. “Relationships
Newyork University. Between the Pittsburgh Sleep Quality
[diunduh di: Index (PSQI), Epworth Sleepiness Scale
consultgerirn.org/uploads/File/trythis/try_t (ESS), and Clinical/Polysomnography
his_6_2.pdf pada tanggal 30 Januari 2015] Measures in a Community Sample”.
5. Destiana, Agustin. 2012 “Faktor-Faktor American Academy of Sleep Medicine. J
yang Mempengaruhi Kualitas Tidur pada Clin Sleep Med. 2008 ; 4(6):563-571
Pekerja Shift di PT Krakatau Tirta Industri 14. Samatra, Purwa, Kesanda, Phala,
Cilegon”. Universitas Indonesia. Depok Adnyana, Oka, Widyadharma, Eka. The
6. Haiz, Muhammad. 2013. “Peran Kinerja Effect of Partial Sleep Deprivation in
Guru dalam Meningkatkan Kwalitas Decrease of Cognitive Function in
Pendidikan ditinjau dari input, Proses, dan Resident Doctors of Udayana.
Output”. [diakses di: http://haiz- International Journal of Science and
fisika.blogspot.com/2013/03/peran- Research (IJSR).2017 ; Vol 6(4): 215-218
kinerja-guru-dalam -meningkatkan.html 15. Indah Lestari, Yuliantry, DK Indrasari,
pada 13 Februari 2015] Utami, Budiarsa IGN, Widyadharma, Eka.
7. Indrawati B, Nova. 2012. “Perbandingan 2015. Poor Quality of Sleep Correlated
Kualitas Tidur Mahasiswa yang with Elderly Cognitive Impairment.
Mengikuti UKM dan Tidak Mengikuti Conference paper presented in National
UKM pada Mahasiswa Reguler FUI”. Congress of Indonesian Neurological
Universitas Indonesia. Depok Association, Makassar. hal 1-5
8. John E. Hall, Ph.D. Guyton dan Hall Buku 16. Antara, Agus, Adnyana, Oka, Samatra
Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi Purwa. Korelasi Kualitas Tidur dengan
Keduabelas. Singapore : Elsevier.2014 Nyeri Kepala Primer pada Siswa-Siswi
9. Kevin J. Sethi, B.S. 2012. A Comparison Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Of The Pittsburgh Sleep Quality Index, A Amlapura Kabupaten Karangasem. Jurnal
New Sleep Questionnaire, And Sleep Ilmiah Kedokteran. 2015 ; vol 46(3). 156-
Diaries. University of North Texas. Kevin 160

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 6
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.3 MARET, 2019

17. Kang, Jeong Mi, dkk. “Factors Associated


with Poor Sleep Quality in Primary Care”.
Korean Journal of Family Medicine.
2013; 34(2): 107–114.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 7

Anda mungkin juga menyukai