Anda di halaman 1dari 17

MEMAHAMI WARIS ISLAM

PENGERTIAN

Waris adalah berpindahnya suatu


hak dan kewajiban dari segala
sesuatu berupa harta maupun
tanggungan (utang) dari seseorang
yang telah meninggal dunia kepada
keluarganya yang masih hidup
PENGERTIAN

Hukum Waris menurut Islam


suatu disiplin ilmu yang membahas
tentang harta peninggalan, tentang
bagaimana proses pemindahan, siapa saja
yang berhak menerima bagian harta
warisan / peninggalan itu serta berapa
masing-masing bagian harta waris
menurut hukum waris islam
SUMBER HUKUM WARIS ISLAM

1. Al- Quran
Surat An Nisa ayat 7
❖ Bagi laki laki ada hak bagian dari harta peninggalan kedua orang tua
dan kerabatnya, dan bagi perempuan ada hak bagian (pula) dari harta
peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, baik sedikit atau
banyak menurut bagian yang telah ditetapkan.
2. Hadist
❖ Hadits riwayat Ahmad mengajarkan bahwa anak dalam kandungan
berhak waris setelah dilahirkan dalam keadaan hidup yang ditandai
dengan tangisan kelahiran.
UNSUR-UNSUR HUKUM WARIS
ISLAM
1. Pewaris (Muwarit), seseorang yang telah
meninggal dan meninggalkan sesuatu yang
dapat beralih kepada keluarganya yang masih
hidup. Dan pewaris adalah islam dan yang
menerima waris pun harus bergama islam pula.
2. Ahli waris yaitu orang yang pada saat pewaris
meninggal dunia mempunyai hubungan darah
atau hubungan perkawinan dengan pewaris,
beragama islam, dan tidak terhalang menjadi
pewaris.
3. Warisan adalah sesuatu yang ditinggalkan oleh
orang yang meninggal dunia, baik berupa benda
bergerak maupun benda tak bergerak.
SYARAT-SYARAT HUKUM WARIS
1. Meninggalnya pewaris
2. Adanya ahli waris yang masih hidup
3. Seluruh ahli waris diketahui secara pasti
SYARAT-SYARAT HUKUM WARIS) Hal-hal yang Dapat Menggugurkan Waris

1. Meninggalnya pewaris 1. Budak


2. Adanya ahli waris yang 2. Pembunuhan
masih hidup 3. Perbedaan Agama
3. Seluruh ahli waris
diketahui secara pasti
ASAS-ASAS HUKUM WARIS ISLAM

1. Asas Ijbari
✔ terjadinya peralihan harta seseorang yang telah meninggal dunia kepada yang masih
hidup dengan sendirinya, maksudnya tanpa ada perbuatan hukum atau pernyataan
kehendak dari pewaris, bahkan si pewsaris (semasa hidupnya) tidak dapat menolak
atau menghalang-halangi terjadi peralihan tersebut
2. Asas Bilateral
✔ seseorang menerima hak kewarisan dari kedua belah pihak garis kerabat, yaitu pihak
garis kerabat, garis keturunan laki-laki dan maupun garis keturunan perempuan.
3. Asas Individual
✔ setiap ahli waris (secara individu) berhak atas bagian yang didapatnya tanpa terikat
kepada ahli waris lainnya
4. Asas Keadilan Berimbang
✔ adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban dan keseimbangan antara yang
diperoleh dengan keperluan dan kegunaan
5. Asas Kewarisan Semata Kematian
✔ peralihan harta seseorang kepada orang lain berlaku setelah yang mempunyai harta
tersebut meninggal dunia dan selama yang mempunyai harta masih hidup maka secara
kewarisan harta itu tidak dapat beralih kepada orang lain.
PEMBAGIAN WARISAN DALAM AGAMA
ISLAM
PEMBAGIAN WARISAN DALAM AGAMA
ISLAM
KELOMPOK AHLI WARIS
KELOMPOK AHLI WARIS LAKI-LAKI PEREMPUAN

Anak laki-laki Anak perempuan


Cucu laki-laki dan
seterusnya kebawah Cucu perempuan
Bapak Ibu
Kakek dan seterusnya ke
atas Nenek
Saudara laki-laki Saudara
Paman
Isteri
Suami
ASHABUL FURUDH
BAGIAN-BAGIAN YANG TELAH DITENTUKAN OLEH SYARIAT ISLAM
(AL-QUR’AN DAN HADITS)

o Seperdua (1/2), Para ahli warisnya adalah 5 (lima) orang


▪ Anak Perempuan, apabila hanya seorang diri, jika si mati tidak meninggalkan anak
laki-laki
▪ Seorang cucu perempuan dari laki-laki, jika si mati tidak meninggalkan anak atau cucu
laki-laki
▪ Seorang saudara perempuan sekandung apabila seorang diri
▪ Seorang saudara perempuan, jika hanya seorang diri
▪ Suami, jika tidak ada anak atau susu

o Seperempat (1/4), Para ahli warisnya adalah 2 (dua) orang, yaitu:


▪ Suami, jika ada anak atau cucu dari anak laki-laki
▪ Istri seorang atau lebih, jika si mayit tidak meninggalkan anak atau cucu

o Seperdelapan (1/8), Para ahli warisnya adalah 1 (satu) orang, yaitu:


▪ Istri seorang atau lebih, apabila ada anak atau cucu
ASHABUL FURUDH

o Sepertiga (1/3), Para ahli warisnya adalah 2 (dua) orang, yaitu:


▪ Ibu, jika si mati tidak meninggalkan anak atau cucu dari anak laki-laki atau dua orang
saudara
▪ Dua orang atau lebih saudara seibu bagi si mati, baik laki-laki maupun perempuan

o Dua pertiga (2/3), Para ahli warinya adalah 4 (empat) orang, yaitu:
▪ Dua orang anak perempuan atau lebih, jika mereka tidak mempunyai saudara laki-laki
▪ Dua cucu perempuan atau lebih dari anak laki-laki, jika mereka tidak ada anak
perempuan atau saudara laki-laki
▪ Dua orang saudara perempuan sekandung atau lebih, jika si mati tidak meninggalkan
anak perempuan atau cucu perempuan dari anak laki-laki atau saudara laki-laki
mereka
▪ Dua orang saudara perempuan seayah atau lebih, jika tidak ada yang tersebut nomor 1,
2 dan 3 atau saudara laki-laki mereka
ASHABUL FURUDH

o Seperenam (1/6), Para ahli warisnya adalah 7 (tujuh) orang, yaitu:


▪ Ayah, jika si mati meninggalkan anak atau cucu
▪ Ibu, jika si mati meninggalkan anak, cucu laki-laki atau saudara laki-laki/perempuan
lebih dari seorang
▪ Kakek, jika si mati meninggalkan anak, cucu dan tidak meninggalkan Bapak.
▪ Nenek, jika si mati tidak ada ibu
▪ Cucu perempuan dari anak laki-laki jika bersama-sama seorang anak perempuan
▪ Saudara perempuan seayah atau lebih bila ia bersama-sama saudara perempuan
sekandung
▪ Saudara seibu baik laki-laki/perempuan, jika si mati tidak meninggalkan anak, bapak
atau datuk .
ASHABAH

o Ashabah bil Nafsi


✔ Orang-orang yang mempunyai ahli waris ashabah bil nafsih
adalah seluruh ahi waris laki-laki,selain dari pada suami dan
saudara laki-laki seibu.
o Ashabah bil ghair
✔ Oran-gorang yang menjadi ahli waris ashabah bil ghair adalah
seorang atau kelompok anak perempuan bersama atau
seklomok anak laki-laki, dan seorang atau sekelompok saudara
perempuan dengan seorang atau sekelompok saudara laki-laki,
manakala kelompok laki-laki tersebut menjadi ahli waris
ashabah bil nafsih.
o Ashabah ma’al ghair
✔ Orang-orang yang menjadi ahli waris ashabah ma’al ghair
adalah seorang atau sekelompok saudara perempuan baik
DZAWIL ARHAM & HIJAB

Dzawil arham
mencangkup seluruh keluarga yang mempunyai hubungan
kekerabatan
Hijab
menghalangnya seorang ahli waris yang mempunyai
sebab-sebab pewarisan atas ahli waris, apakah seluruh atau
sebagian baik ia dalam keadaan menerima bagian maupun
dalam keadaan terhijab pula.
✔ Hijab hirman adalah terhalangnya seseorang dalam menerima harta
peninggalan secara keseluruhan karena adanya orang yang lebih dekat
✔ hijab nuqshan adalah terhalangnya seseorang dalam menerima bagian yang
lebih besar kepada bagian yang lebih kecil karena adanya orang lain yang
menjadikan pengurangan tersebut
KESIMPULAN

❖ Hukum warisan islam merupakan hukum waris


yang wajib di pelajari dan di terapkan dalam
setiap peristiwa hukum yang terjadi di dalam
masyarakat terutama bagi yang beragama islam.
❖ Dalam pembagian waris menurut islam telah
dirasa adil berdasarkan sumber hukum waris
islam berdasarkan Surat An-Nisa ayat 33 “Dan
janganlah kamu iri hati terhadap apa yang
dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih
banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi
orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang
mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada
bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai