EKSTRAKURIKULER PRAMUKA
(RPP)
GOLONGAN PENGGALANG
Oleh Pembina
Eka Herry Susanto
I. Standar Kompetensi
Taat beribadah sesuai agama dan kepercaya-annya dan mampu hidup rukun dalam
keberagaman tanpa ada-nya diskriminasi.
X. Penilaian
- Secara tidak langsung (pengamatan)
I. Standar Kompetensi
Mampu menerimadan mendorong orang lain untuk menaati norma-norma dan nilai-nilai
yang berada di masya rakat lingkungannya.
IV. Indikator
- Menjalankan ibadah sholat secara pribadi atau berjamaah.
- Menyebutkan isi TriSatya
- Menyebutkan Dasadarma.
- Menyebutkan contoh-contoh pengamalan tri satya dan dasa darma dalam kehidupan
sehari-hari.
- Menyebutkan perbuatan-perbuatan yang melanggar Trisatya dan Dasadarma.
V. Tujuan Pembelajaran
- Melalui datangnya waktu sholat, siswa dapat menjalankan ibadah sholat secara pribadi
atau berjamaah.
- Melalui penjelasan dari pembina, siswa dapat menyebutkan isi Trisatya dengan benar.
- Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat menyebutkan Dasadarma dengan benar.
- Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat menyebutkan contoh-contoh pengamalan
trisatya dan dasa darma dalam kehidupan sehari-hari.
- Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat menyebutkan perbuatan-perbuatan yang
melanggar Trisatya dan Dasadarma.
TRISATYA
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
mengamalkan Pancasila.
2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.
3. Menepati Dasa dharma.
DASA DARMA
Di dalam Dasa Darma, ada banyak sikap hidup sehari-hari, seperti:
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
a. Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing
b. Patuh dan berbakti kepada orangtua
c. Sayang kepada saudara, dsb.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
a. Menjaga kebersihan lingkungan
b. Ikut menjaga kelestarian lingkungan
c. Membantu fakir misin, anak terlantar, dan orag tua, dsb.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
a. Mengikuti upacara bendera
b. Ikut serta dalam bela Negara
c. Belajar di sekoalah dengan baik, dsb.
4. Patuh dan suka bermusyawarah
a. Patuh kepada orang tua, guru, dan pembina.
b. Berusaha mufakat dalam musyawarah
c. Tidak mengambil keputusan yang tergesa-gesa tanpa bermusyawarah, dsb.
5. Rela menolong dan tabah
a. Berusaha menolong orang yang terkena musibah
b. Tabah dalam menghadapi musibah dan kesulitan
c. Tidak banyak mengeluh dan tak mudah putus asa, dsb.
6. Rajin, terampil dan gembira.
a. Selalu hadir dalam pelatihan pramuka
b. Dapat membuat berbagai macam kerajianan
c. Selalu riang gembira dalam setiap melakukan kegiatan atau pekerjaan tersebut.
7. Hemat, cermat dan bersahaja.
a. Tidak boros dan bersikap hidup mewah
b. Teliti dalam melakukan sesuatu
c. Bersikap hidup sederhana, tidak berlebih-lebihan, dsb.
8. Disiplin berani dan setia
a. Selalu menepati waktu yang ditentukan
b. Mendahulukan kewajiban dari pada hak
c. Tidak pernah ragu-ragu dalam bertindak, dsb.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
a. Menjalankan segala sesuatu dengan sikap bersungguh-sungguh
b. Tidak pernah mengecewakan orang lain
c. Bertanggung jawab dalam setiap tindakan,dsb.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
a. Berusaha untuk berkata baik dan benar dan tidak pernah berbohong
b. Tidak pernanh menyusahkan atau mengganggu orang lain.
c. Berbuat baik kepada orang tua, dsb.
IX. Sumber Belajar
1 Buku Boyman.
2 Buku saku.
X. Penilaian
Bentuk instrumen: SOAL
1. Sebutkan janji Trisatya yang ke tiga!
2. Sebutkan Dasadarma yang ke enam!
3. Sebutkan contoh-contoh pengamalan Dasadarma yang ke enam dalam kehidupan
sehari-hari!
4. Sebutkan perbuatan-perbuatan yang melanggar tri satya!
5. Usia berapakah golongan penggalang sesuai dengan perkembangan rohani dan
jasmani masing-masing anggota gerakan pramuka!
JAWAB
1. Menepati Dasadarma
2. Rajin, terampil dan gembira
3. Selalu hadir dalam latihan pramuka, dapat membuat berbagai macam kerajinan, selalu
gembira setiap melakukan kegiatan
4. Tidak melaksanakan ibadah shalat, malas tidak mau belajar, tidak mau menolong orang
lain, dll.
5. Usia anggota penggalang 11-15 tahun
Pedoman Penilaian
Nilai = jumlah jawaban benar X 100 : 5
I. Standar Kompetensi
Mampu menjelaskan perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan tubuh (fisik dan
psikis), termasuk kesehatan lingkungan.
IV. Indikator
- Menjelaskan pengertianBaris-berbaris.
- Menjelaskan maksud dan tujuan Baris-berbaris.
- Melakukan Baris-berbaris.
V. Tujuan Pembelajaran
- Melalui penjelasan dari pembina, siswa dapat menjelaskan pengertian Baris-berbaris
dengan tepat.
- Melalui penjelasan dari pembina, siswa dapat menjelaskan maksud dan tujuan
Baris-berbaris dengan tepat.
- Melalui kegiatan praktek, siswa dapat melakukan Baris-berbaris dengan baik.
VI. Materi Ajar
BARIS-BERBARIS
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam
yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun
baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam
Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .
1. Baris Berbaris
a. Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan
kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu
perwatakan tertentu.
b. Maksud dan tujuan
1) Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa
tanggung jawab.
2) Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga
secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3) Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta
ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
4) Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas
kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan
penyisihan pilihan hati sendiri.
5) Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang
mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya
tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
2. Gerakan Perorangan – Gerakan Dasar
a. Sikap sempurna
Aba-aba : Siap – GERAK. Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh
berdiri tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut 60…, lutut
lurus paha dirapatkan, berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada
dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat
pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa
rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut
ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan, benafas sewajarnya.
b. Istirahat
Aba-aba istirahat ditempat – GERAK
1) Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak
sepanjang telapak kaki (30cm)
2) Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan
kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan,
tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke
dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan:
a) Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang
untuk memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan
pemimpin/atasan dengan menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil
sikap sempurna tanpa mengucapkan kata siap, kemudian mengambil sikap
istirahat.
b) Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna tanpa
didahului aba-aba kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat.
c) Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa
petunjuk-petunjuk yang diberikan akan dijalankan
c. Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)
Aba-aba : Lencang kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.
1) Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping,
jari-jari kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada
di sebelah kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan
ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah tempat masing-masing
meluruskan diri
2) Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan
pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak
mengangkat tangan.
3) Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan
kanan/kiri ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan
kanan/kiri tanpa menunggu aba-aba.
4) Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan
memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
5) Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan
sedang meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu
memberikan kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan
menitikberatkan pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).
Catatan:
a) Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri,
hendaknya lengan diluruskan melalui belakang punggung orang yang berada di
samping, kalau jarak 1 (satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan
gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada di smaping.
b) Kelurusan barisan dilihat dari tumit.
d. Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di
pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri
disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat
jari lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus saf depan). Pada aba-aba tegak
GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan
dan berdiri dalam sikap sempurna.
e. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba : Lencang depan – GERAK
Pelaksanaannya:
1) Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan
dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan
tangan.
2) Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan,
setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan
dengan serentak tanpa menunggu aba-aba.
3) Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan
f. Cara berhitung
Aba-aba : Hitung – MULAI
Pelaksanaannya:
1) Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf terdepan
memalingkan mukanya ke kanan.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan
nomornya sambil memalingkan muka ke depan.
3) Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.
4) Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap
sempurna.
5) Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang
menyebutkan nomornya masing-masing.
6) Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan :
LENGKAP atau KURANG SATU/KURANG DUA.
1. Perubahan Arah
(dalam keadaan berhenti)
a) Hadap kanan/kiri
Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK
1) Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki kanan/kiri
berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.
2) Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
b) Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya:
1) Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri
2) Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri
3) Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
c) Balik kanan
Aba-aba : Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap
kanan) di depan kaki kanan.
2) Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°
3) Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
● Dalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke
sikap sempurna
● Dalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak
dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan.
d) Cara berkumpul
Aba-aba : 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul – MULAI
Pelaksanannya :
1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk
mengulangi perintah yang diberikan oleh pelatih.
Contoh:
Sdr.Gatot sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai penjuru. Oleh orang yang
ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Gatot sebagai penjuru.
2) Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ± 4 langkah
3) Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya
berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri seperti pada waktu
lencang kanan.
4) Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan
isyarat dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru nelihat ke depan, yang
lainnya (saf depan) menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
e) Cara latihan memberi hormat
Aba-aba : Hormat – GERAK
Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti)
1) Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah
pelipis kanan, siku-siku 15° serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus, telapak
tangan serong ke bawah dan kiri ujung, jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir
bawah dari tutup kepala setinggi pelipis.
2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata
tertuju kepada yang diberi hormat.
3) Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.
4) Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke sikap
sempurna.
VII. Metode Pembelajaran
Ceramah dan Praktik
IX. Sumber Belajar
- Boyman
X. Penilaian
- Ujian langsung (praktek)
I. Standar Kompetensi
Mampu menerimadan mendorong orang lain untuk menaati norma-norma dan
nilai-nilai yang berada di masya rakat lingkungannya.
II. Kompetensi Dasar
Menerima dan mematuhi peraturan yang di ciptakan masyarakat dengan rasa
tanggung jawab.
III. Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU)
10. Dapat menyebutkan tanda- tanda pengenal Gerakan Pramuka sesuai dengan
golongan dan tingkatannya.
17. Dapat menjelaskan tentang lambang Negara RI.
IV. Indikator
- Dapat menyebutkan tanda- tanda pengenal umum dalam Gerakan Pramuka
- Dapat menunjukkan penempatan tanda-tanda pengenal pada baju seragam Pramuka
sesuai golongannya
- Dapat menyebutkan dimana saja penggunaan lambang Indonesia
- Tahu lambang-lambang 5 (lima) dasar Pancasila
- Tahu penempatan lambang- lambang tersebut pada perisai Burung Garuda.
V. Tujuan Pembelajaran
- Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat menyebutkan tanda- tanda pengenal umum
dalam Gerakan Pramuka.
- Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat menunjukkan penempatan tanda-tanda pengenal
pada baju seragam Pramuka sesuai golongannya.
- Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat menyebutkan dimana saja penggunaan lambang
Indonesia.
- Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat menyebutkan lambang-lambang 5 (lima) dasar
Pancasila.
- Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat menyebutkanpenempatan lambang- lambang
tersebut pada perisai Burung Garuda.
VI.Materi Ajar
Lambang Gerakan Pramuka
Lambang Gerakan adalahtanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap
anggota
Bentuk
Gerakan Pramuka Lambang Gerakan Pramuka berbentuk / berupa Silluete Tunas
Kelapa.Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomer
06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka.
Arti kiasan
Lambang Gerakan Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut:
1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini mengandung arti Pramuka
adalah inti bagi kelangsungan hidup bangsa (tunas penerus bangsa).
2. Buah nyiur tahan lama. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang jasmani
dan rohaninya kuat dan ulet.
3. Nyiur dapat tumbuh dimana saja. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang
mampu beradaptasi dalam kondisi apapun
4. Nyiur tumbuh menjulang tinggi. Ini mengandung arti, setiap Pramuka memiliki
cita-cita yang tinggi.
5. Akar nyiur kuat. Mengandung arti, Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat.
6. Nyiur pohon yang serbaguna. Ini mengandung arti, Pramuka berguna bagi nusa,
bangsa dan agama.
Penggunaan
● Lambang Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama
Kwartir / Satuan, Tanda Pengenal dan alat administrasi Gerakan Pramuka
● Penggunaan lambang tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk
mengingatkan dan menanamkan sifat dan keadaan seperti yang termaktub dalam arti
kiasan lambang Tunas Kelapa itu pada setiap anggota Gerakan Pramuka.
● Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu mengamalkan dan
mempraktekkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya kepada masyarakat
di sekelilingnya. Sebab generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka
diharapkan kelak mampu menjadi kader pembangunan yang berjiwa Pancasila.
Lambang NKRI
Lambang garuda pertama kali dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, dan
kemudian disempurnakan oleh presiden Soekarno.Lambang garuda ini diresmikan
pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik
Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.
Penggunaan burung "Garuda" ini didasari dari berbagai candi di Indonesia.Garuda
digunakan sebagai kendaraan Wishnu.Jadi burung "garuda" itu sebenanya hanya
burung dalam mitos, tidak ada burung garuda sungguhan.Garuda digambarkan di
sebagian besar candi sebagai sebagai makhluk yang memiliki kepala, paruh, sayap,
dan cakar elang, tetapi memiliki tubuh dan lengan manusia.Biasanya digambarkan
dalam ukiran yang halus dan rumit dengan warna cerah keemasan, digambarkan dalam
posisi sebagai kendaraan Wishnu, atau dalam adegan pertempuran melawan Naga.
Awal mulanya Sultan Hamid II mengajukan kepada RIS (waktu itu) setelah pengakuan
kedaulatan dari Belanda.Ada 2 rancangan awalnya.Satu rancangan lagi dari M.
Yamin.Namun ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari sehingga
menampakkan pengaruh Jepang.Selanjutnya beberapa kali garuda rancangan Sultan
Hamid II ini mengalami perombakan.Pita yang dicengkram garuda tadinya berwarna
merah putih, dirubah menjadi putih dan ditambahkan tulisan Bhineka Tunggal
Ika.Atas masukan dari partai Masyumi, tubuh garuda yang berbentuk badan dan
memiliki lengan ini dirubah menjadi Rajawali - Garuda Indonesia seperti sekarang
ini.Dan terakhir adalah kepalanya.Tadinya kepala garuda ini gundul tanpa
jambul.Namun karena mirip dengan "Bald Eagle" lambang Amerika Serikat, maka
ditambahkan jambul.
Deskripsi dan makna Lambang Burung Garuda :
Warna keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan
kejayaan.Garuda memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang melambangkan
kekuatan dan tenaga pembangunan.
Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945, antara lain:
17 helai bulu pada masing-masing sayap
8 helai bulu pada ekor
19 helai bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor
45 helai bulu di leher
Perisai pada burung garuda adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan
dan peradaban Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan,
pertahanan, dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis
khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu
negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa membentang dari timur ke barat.
Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaan Indonesia
"merah-putih".Sedangkan pada bagian tengahnya berwarna dasar hitam.
Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila.
Pengaturan lambang pada ruang perisai adalah sebagai berikut :
Sila Pertama dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah perisai berbentuk bintang
yang bersudut lima berlatar hitam;
Sila Kedua dilambangkan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri
bawah perisai berlatar merah;
Sila Ketiga dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri atas perisai berlatar
putih;
Sila Keempat dilambangkan dengan kepala banteng di bagian kanan atas perisai
berlatar merah ; dan
Sila Kelima dilambangkan dengan kapas dan padi di bagian kanan bawah perisai
berlatar putih.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah kutipan dari Kakawin Sutasoma karya Mpu
Tantular.Kata "bhinneka" berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, kata "tunggal"
berarti satu, kata "ika" berarti itu.Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan
"Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya
tetap adalah satu kesatuan, bahwa di antara pusparagam bangsa Indonesia adalah satu
kesatuan.Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan
Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam
budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Langkah-langkah Pembelajaran
❖ Kegiatan awal (waktu : 15 menit)
➢ Pembukaan.
➢ Pembina mengawali dengan Salam dan doa sebelum materi.
➢ Presensi, Apersepsi dan motivasi.
➢ Penyampaian Tujuan pembelajaran.
❖ Kegiatan inti (waktu : 60 menit)
➢ Setiap regu berdiskusi tentang tanda- tanda pengenal umum dalam Gerakan
Pramuka.
➢ Dan setiap regu berdiskusi menunjukkan penempatan tanda-tanda pengenal
pada baju seragam Pramuka sesuai golongannya.
➢ Setiap regu berdiskusi tentang arti lambang NKRI dan penempatan lambang-
lambang tersebut pada perisai Burung Garuda.
➢ Perwakilan dari setiap regu presentasi hasil diskusi dan maju kedepan kelas.
➢ Regu lain menanggapi hasil diskusi regu yang presentasi.
➢ Siswa bertanya jawab dengan Pembina tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa.
➢ Siswa bersama Pembina bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan.
❖ Kegiatan Akhir( waktu : 15 menit )
➢ Evaluasi.
➢ Refleksi.
➢ Tindak lanjut.
➢ Penutupan.
IX. Penilaian
Format Kriteria Penilaian
• PRODUK ( HASILDISKUSI )
No
Aspek Kriteria Skor
.
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semuasalah 1
PERFORMANSI
Sko
No. Aspek Kriteria
r
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadangPengetahuan 2
* tidakPengetahuan 1
2. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadangSikap 2
* tidakSikap 1
Lembar Penilaian
Performan
N JumlahSko
Nama Regu Pengetahua Produk Nilai
o Sikap r
n
1.
2.
3.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Sumenep, 15 April 2016
Mengetahui,
Majelis Pembimbing Gugus Depan Pembina
I. Standar Kompetensi
Mampu menganalisis situasi dan menyikapinya serta mengaplikasikan iptek, dan
keterampilan kepramukaan secara kreatif dan inovatif.
IV. Indikator
● Dapat membuat simpul – simpul.
● Dapat mengikat 3 (tiga) batang tongkat pramuka menjadi satu bagian.
● Dapat menyambunag 2 (dua) utas tali sesuai dengan fungsi dan gunanya
● Dapat menjelaskan fungsi dari masing-masing simpul
● Dapat menyebutkan jumlah ikatan yang diketahui
V. Tujuan Pembelajaran
● Melalui diskusi regu, anak membuat simpul – simpul.
● Setiap regu dapat mengikat 3 (tiga) batang tongkat pramuka menjadi satu bagian.
● Tiap-tiap regu dapat menyambunag 2 (dua) utas tali sesuai dengan fungsi dan
gunanya.
● Masing-masing regu dapat menjelaskan fungsi dari masing-masing simpul
● Melalui praktek, masing-masing regu dapat menyebutkan jumlah ikatan yang
diketahui.
Fungsi : Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin.
b. Simpul hidup
● Simpul hidup berfungsi untuk mengikat suatu benda akan tetapi untuk
melepasnya tidak susah biasanya di gunakan untuk mengikat hewan cara
membuat
c. Simpul Anyam
Untuk membuat simpul anyam atau sheet bend tidaklah sulit. Caranya adalah:
1. Buatlah sosok pada ujung utas tali yang berukuran lebih besar (dalam gambar,
tali berwarna biru)
2. Masukkan ujung tali yang lebih kecil (merah) ke dalam sosok tali besar (biru)
dari arah bawah
3. Belitkan ujung tali kecil (merah) di bawah tali biru
4. Sisipkan ujung tali merah ke bawah badan tali itu sendiri (gambar 3)
Fungsi : Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan
dalam keadaan kering.
Simpul Anyam Berganda
Cara membuat:
d. Simpul tiang
Untuk membuat simpul tiang caranya tidak sulit. Perhatikan terlebih dahulu gambar
berikut:
Fungsi : Gunanya Untuk mengikat benda hidup/leher binatang agar yang diikat tidak
terjerat, dan untuk menambatkan tali pengikat binatang pada pohon agar binatang itu
dapat bergerak bebas.
e. Simpul pangkal
1) Simpul pangkal merupakan simpul yang sering digunakan untuk mengawali atau
mengakhiri suatu simpul lain nya. contoh jika kita ingin membuat simpul palang
maka langkah pertama kita harus pangkal terlebih dahulu pada salah satu tongkat.
2) Cara membuat simpul pangkal ada dua yaitu dengan cara memebuat lingkaran dan
dililitkan
X. Penilaian
- Hasil Praktek
- Kekuatan simpul
- Kerapian ikatan
Sumenep, 20 Mei 2016
Mengetahui,
Majelis Pembimbing Gugus Depan Pembina
I. Standar Kompetensi
Mampu menganalisis situasi dan menyikapinya serta mengaplikasikan iptek, dan
keterampilan kepramukaan secara kreatif dan inovatif.
IV. Indikator
1) Dapat menyebutkan 16 arah mata angin dan besaran derajatnya dengan kompas.
2) Tahu dan dapat menyebutkan jenis-jenis kompas
3) Dapat menjelaskan alasan jarum magnet kompas selalu ke arah Utara.
4) Dapat melakukan kegiatan menaksir tinggi pohon dan lebar sungai
5) Dapat menunjukkan arah mata angin tanpa menggunakan kompas.
V. Tujuan Pembelajaran
● Melalui diskusi regu/kelompok anak dapat menunjukkan16 arah mata angin.
● Melalui diskusi regu/kelompok anak dapat menyebutkan besaran derajat dengan
kompas
● Setiap regu dapat menjelaskan alasan jarum magnet kompas selalu ke Arah Utara.
● Masing-masing regu dapat melakukan kegiatan menaksir pohon dan lebar sungai.
● Setiap regu dapat menunjukkan arah mata angin tanpa menggunakan kompas
Jenis-Jenis Kompas
Kompas dibedakan menjadi dua jenis yaitu kompas analog dan kompas digital.
1. Kompas Analog
Kompas analog adalah kompas yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
termasuk oleh para anggota pramuka. Penggunaan kompas analog secara manual,
yaitu dengan menyelaraskan jarus kompas yang terdapat di dalamnya. Kompas analog
terdiri atas beberapa jenis, seperti:
1. Kompas Lensa
Kompas lensa merupakan kompas yang dilengkapi dengan
lensa biconcave yang berfungsi untuk mempermudah dalam pembacaannya.
Umumnya kompas lensa berbentuk sederhana, ringan, dan harganya lebih
murah. Namun validitas pengukuran besarnya sudut kompas kurang akurat.
2. Kompas Bidik (Kompas Prisma)
Kompas bidik atau disebut juga sebagai kompas prisma adalah kompas yang
berfungsi sebagai pembidik besar derajat pada sebuah medan (bentang alam
sebenarnya) untuk diproyeksikan dalam peta. Jenis kompas ini yang sering
digunakan dalam kegiatan-kegiatan alam termasuk dalam kepramukaan.
3. Kompas Orientering (Kompas Silva)
Kompas orientaring atau kompas silva adalah kompas yang digunakan dalam
orientasi (penghitungan dan pembacaan peta secara langsung), Kompas ini
umumnya memiliki badan (wadah) transparan memudahkan pembacaan
terhadap peta yang ditaruh di bawahnya.
2. Kompas Digital
Kompas digital adalah kompas yang bekerja secara digital. Jenis ini biasanya
disertakan sebagai sistem navigasi dalam dunia robotika atau
dalam gadget-gadget elektronik.
Kompas Bidik
Kompas Bidik
Kompas Lensa
Kompas Silva
Bagian-bagian Kompas
Bagian-bagian kompas yang akan kita pelajari kali ini adalah bagian-bagian pada
kompas bidik atau kompas prisma karena kompas jenis inilah yang paling sering
digunakan dalam kegiatan-kegiatan kepramukaan.
Pada 16 arah mata angin, selain disebutkan dengan namanya, ke-16 arah mata angin pun
dapat disebutkan dengan besaran derajat yang membentuk sebuah lingkaran dengan
3600 yang dimulai dengan 00 pada titik utara dan diakhiri dengan 3600 pada titik utara
lagi.
Sewaktu siaga para pramuka telah dikenalkan dengan 8 arah mata angin yang meliputi
Utara (00 atau 3600); Timur Laut (450) Timur (900); Tenggara (1350); Selatan (1800); Barat
Daya (2250); Barat (2700); dan Barat Laut (3150). Untuk keterampilan para pramuka
penggalang dikenalkan dengan 16 arah mata angin.
huruf dan angka pada dial kompas yang menyatakan arah dan derajat
Untuk dapat menunjukkan arah mata angin musti dapat menggunakan kompas secara
dasar. Menggunakan kompas untuk mencari arah mata angin bisa menggunakan salah
satu diantara dua cara berikut:
1. Cara Pertama: Letakkan kompas di atas permukaan yang datar. Tunggu sebentar
hingga jarum kompas tidak bergerak. Maka jarum tersebut akan menunjukkan arah
utara magnet (00 atau 3600). Untuk mengetahui arah-arah lainnya, perhatikan dial
kompas (permukaan tempat angka dan huruf). Angka-angka dan garis dalam dial
tersebut merupakan besaran derajat yang dapat menunjukkan arah. Sehingga ketika
hendak mencari arah Barat Barat Laut, cari saja angka 292.50 atau garis yang
mewakili angka tersebut. Sebaliknya jika hendak mengetahui sebuah obyek berada di
arah mana, lihat obyek tersebut tepat berada di angka atau garis berapa dalam dial
kompas.
2. Cara kedua, jika menggunakan kompas bidik: Pegang kompas secara mendatar dan
tenang. Bidik sasaran melalui Visir, melalui celah pada, kaca pembesar, setelah itu
miringkan kaca pembesar kira-kira bersudut 500 dengan kaca dial. Lihat angka dan
garis yang menyatakan derajat pada dial.
1. MENAKSIR TINGGI
A. PENGERTIAN
Menaksir tinggi, pohon adalah salah satu kegiatan dalam pramuka dimana seorang
peserta didik dituntut untuk bisa menaksir ketinggian sebuah pohon dengan menggunakan
media dan alat yang sederhana.
Adapun ketentuan Tehnik Menaksir tinggi Pohon adalah :
1. Dilakukan oleh dua atau tiga orang.
2. Menggunakan alat bantu meteran/ langkah dan tongkat 2 meter.
3. Perlengkapan alat tulis.
B. PELAKSANAAN
1. Salah seorang berdiri di bawah pohon, kemudian melangkah ke depan sepanjang
misalnya 8 meter.
2. Tepat dilangkah ke 8 meter salah seorang tiarap dan membidik ujung pohon.
3. Seorang lagi memegang tongkat 2 meter melangkah secara perlahan ke arah pohon atas
perintah komando yang membidik.
4. Kalau sudah lurus bidikan antara ujung tongkat dan ujung pohon maka pembidik
teriak stop.
5. Setelah itu diukur jarak tongkat berdiri dengan kedudukan si pembidik (apabila di
ketemukan panjang 3 meter)
Selanjutnya di ketemukan kesimpulan sebagai berikut :
1. Jarak pohon dengan pembidik : 8 meter.
2. Panjang tongkat : 2 Meter.
3. Jarak tongkat dengan pembidik : 3 Meter.
Dengan demikian hasilnya adalah : 2 X 8 : 3 = 5 1/3.
Jadi tinggi pohon diperkirakan/ ditaksir + : 5 1/3 meter
Dengan RUMUS : AB : AD = BC : DE
Keterangan :
AB : Jarak penaksir dengan tongkat
BD : Jarak tongkat dengan pohon
AD : AB + BD
BC : Panjang tongkat
DE : Tinggi Pohon
2. MENAKSIR LEBAR
Cara- cara menaksir lebar ( dengan ilmu ukur segitiga siku-siku) adalah sebagai berikut :
a) Tetapkan checkpoint A diseberang sungai
b) Jadikan tempat kita berdiri sebagai titik B
c) Buat sudut 90 derajat dan bergerak ke C sebanyak x langkah ( x adalah jumlah
langkah)
d) Lanjutkan melangkah ke D dengan 1/2 x langkah (1/2 x langkah adalah jumlah
langkah)
e) Dari titik D buat sudut 90 derajat dan bergeraklah mundur sambil mengintai ke point
A ke C
f) Tempat berdiri, berada di satu garis lurus
g) Berhenti setelah A, C, dan E berada di satu garis lurus
h) Dengan Demikian Lebar Sungai : AB = 2 DE
X. Penilaian
- Secara tidak langsung pembina menilai dan menandatangani SKU.