Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) atau Chronic Obstructive

Pulmonary Disease (COPD) adalah suatu penyumbatan menetap pada saluran

pernapasan yang disebabkan oleh emfisema dan bronkitis kronis. Menurut

American College of Chest Physicians /American Society, (2015) ”PPOK

didefinisikan sebagai kelompok penyakit paru yang ditandai dengan perlambatan

aliran udara yang bersifat menetap” (Irianto,2014). Suatu kasus Obstruksi aliran

udara ekspirasi dapat digolongkan sebagai PPOK jika obstruksi aliran udara

tersebut cenderung progresif. Masalah utama yang menyebabkan terhambatnya

arus udara tersebut bisa terletak pada saluran pernapasan (Bronkitis kronik)

maupun pada parenkim paru (Emfisema). Kedua penyakit dapat dimasukkan ke

dalam kelompok PPOK jika keparahan penyakitnya telah berlanjut dan

obstruksinya bersifat progresif (Darmanto,2009).

Menurut hasil Riskesdas 2013, prevalensi tertinggi penderita PPOK

dengan umur ≥ 30 tahun, terdapat di Nusa Tenggara Timur (10,0%), diikuti

Sulawesi Tengah (8,0%), Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan masing-masing

6,7 persen. Untuk Sumatera Utara, prevalensi penderita PPOK adalah 3,6 persen.

Menurut karakteristik, prevalensi PPOK meningkat seiring dengan bertambahnya

usia. Sekitar 1,6 persen penderita PPOK berusia 25-34 tahun. Sedangkan di

Amerika, pada tahun 2007 sampai 2009, sekitar 5,1% atau 11,8 juta orang berusia

1
2

18 tahun ke atas menderita PPOK. Angka tersebut berjalan stabil sejak 1998

sampai 2009 (Akinbami & Liu, 2011). Prevalensi PPOK lebih tinggi pada laki-

laki dibanding perempuan dan lebih tinggi terjadi di perdesaan dibanding

perkotaan. Prevalensi PPOK cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan

pendidikan rendah dan kuintil indeks kepemilikan terbawah (Riskesdas, 2013).

B. Rumusan Masalah

1. Definisi Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)

2. Bagaimana patofisiologi, memeriksaan dan penatalaksanaan

fisioterapi pada klien Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)

C. Tujuan Masalah

Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan fisioterapi pada pasien

Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Fisioterapi

a. Mendapatkan gambaran tentang Penyakit Paru Obstruksi Kronik

(PPOK)

b. Mengetahui patofisiologi, pemeriksaan dan penetalaksanaan

fisioterapi pada klien Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)

2. Bagi Penulis

Mengetahui dan memahami tentang proses terjadinya kondis Penyakit

Paru Obstruksi Kronik (PPOK)

3. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi


3

a. Memberikan bukti empiris dan teori tentang Penyakit Paru

Obstruksi Kronik (PPOK)

dan penanganan apa saja yang berpengaruh pada kondisi ini

sehingga dapat diterapkan dalam praktek klinis sehari-hari

b. Menjadi dasar penelitian dan pengembangan ilmu Fisioterapi di

masa yang akan datang

Anda mungkin juga menyukai