Disusun Oleh :
Tasya Nabila
26219296
2EB14
a. Achmad Ali : hukum adalah norma yang mengatur mana yang benar dan mana yang salah,
yang eksistensi atau pembuatannya dilakukan oleh pemerintah, baik itu secara tertulis
ataupun tidak tertulis, dan memiliki ancaman hukuman bila terjadi pelanggaran terhadap
norma tersebut.
b. Plato : hukum merupakan sebuah peraturan yang teratur dan tersusun dengan baik serta
juga mengikat terhadap masyarakat maupun pemerintah.
c. Tullius Cicerco : hukum merupakan sebuah hasil pemikiran atau akal yang tertinggi yang
mengatur mengenai mana yang baik dan mana yang tidak.
d. Utrecht : hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah dan larangan) yang mengatur
tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan
jika dilanggar dapat menimbulkan tindakan dari pemerintah.
e. Prof. Dr. Van Kan : hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa
untuk melindungi kepentingan manusia di dalam Masyarakat.
Hukum ini merupakan aspek yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan yang mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum untuk masyarakat.
Jadi, tiap masyarakat berhak mendapat hak yang sama dalam mata hukum.
3. Kodifikasi Hukum
Kodifikasi hukum ialah pembukuan jenis-jenis hukum tertentu dalam kitab undang-undang
secara sistematis dan lengkap.menurut bentuknya kodifikasi hukum dibedakan menjadi dua
macam yaitu:
a. Hukum tertulis (statute law = written law) yaitu hukum yang dicantumkan dalam berbagai
peraturan.
b. Hukum tak tertulis (unstatutery law = unwritten law) yaitu hukum yang masih hidup dalam
keyakinan masyarakat,tetapi tidak tertulis namun berlakunya ditaati seperti suatu
peraturan perundangan (disebut juga hukum kebiasaan).hukum tertulis ada yang sudah
dikodifikasikan dan ada yang belum dikodifikasikan.
Adapun Unsur-unsur kodifikasi ialah:
Jenis-jenis hukum tertentu (misalnya hukum perdata).
sistematis
lengkap
Beberapa Tujuan kodifikasi hukum tertulis ialah untuk memperoleh :
Kepastian hukum
Penyederhanaan hukum
Kesatuan hukum.
Beberapa Contoh-contoh kodifikasi hukum:
Di Eropa :
Corpus iuris Civilis (mengenai hukum perdata) yang diusahakan oleh kaisar Justinianus
dari kerajaan Romawi timur dalam tahun 527-565.
Code Civil (mengenai hukum perdata) yang diusahakan oleh kaisar Napoleon di Prancis
dalam tahun 1604
Di Indonesia :
Kitab Undang-undang hukum sipil (1 Mei 1848).
Kitab Undang-undang hukum dagang (1Mei 1848).
Kitab Undang-undang hukum pidana (1 Januari 1918).
Kitab Undang-undang hukum acara pidana (KUHAP) tanggal 31 Desember 1981.
B. Norma Hukum
Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Aturan yang bertujuan
untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa. Namun masih ada
segelintir orang yang masih melanggar norma-norma dalam masyarakat, itu dikarenakan
beberapa faktor, diantaranya adalah faktor pendidikan, ekonomi dan lain-lain.
Ada 4 macam norma yaitu :
Norma Agama adalah peraturan hidup yang berisi pengertian-pengertian, perintah-
perintah, larangan-larangan dan anjuran-anjuran yang berasal dari Tuhan yang merupakan
tuntunan hidup ke arah atau jalan yang benar.
Norma Kesusilaan adalah peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati. Peraturan ini
berisi suara batin yang diakui oleh sebagian orang sebagai pedoman dalam sikap dan
perbuatannya.
Norma Kesopanan adalah peraturan hidup yang muncul dari hubungan sosial antar
individu. Tiap golongan masyarakat tertentu dapat menetapkan peraturan tertentu
mengenai kesopanan.
Norma Hukum adalah peraturan-peraturan hidup yang diakui oleh negara dan harus
dilaksanakan di tiap-tiap daerah dalam negara tersebut. Dapat diartikan bahwa norma
hukum ini mengikat tiap warganegara dalam wilayah negara tersebut.
2. Obyek Hukum
Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum (manusia
dan badan hukum), dan dapat menjadi pokok/objek suatu hubungan hukum , karena itu
dapat dikuasa oleh subyek hukum.
Contoh, Ahmad dan Ali mengadakan sewa tanah. Tanah di sini adalah objek
hukum. Biasanya objek hukum itu adalah benda atau zaak, dan yang dapat dimiliki dan
dikuasai oleh subjek hukum.
Benda menurut Pasal 499 KUH Perdata ialah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak ,
yang dapat dikuasai oleh hak milik. Hak disebut juga dengan bagian dari harta kekayaan
(vermogens bestanddeel). Harta kekayaan meliputi barang, hak dan hubungan hukum
mengenai barang dan hak, diatur dalam buku II dan buku III KUH Perdata.
Adapun zaak meliputi barang dan hak diatur dalam Buku II KUH Perdata. Barangg
sifatnya berwujud, sedangkan hak sifatnya tidak berwujud.
Menurut ilmu pengetahuan hukum, benda itu dapat diartikan dalam arti luas dan
sempit. Benda dalam arti luas adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki oleh orang.
Pengertian ini meliputi benda-benda yang dapat dilihat, seperti meja, kursi, jam tangan,
motor, komputer, mobil, dan sebagainya, dan benda-benda yang tidak dapat dilihat, yaitu
berbagai hak seperti hak tagihan, hak cipta, dan lain-lain.
Adapun benda dalam arti sempit adalah segala benda yang dapat dilihat. Menurut
Pasal 503 KUH Perdata, bahwa benda itu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. benda berwujud, yaitu benda segala sesuatu yang dapat dilihat dan diraba dengan panca
indra, contoh : buku, rumah, tanah, meja, kursi, dan lain sebagainya;
b. benda tidak berwujud, yaiitu semua hak, contoh : hak cipta, hak atas merek, dan
sebagainya
Selanjutnya dalam pasa 504 KUH Perdata, benda dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu :
a. Benda bergerak (benda tidak tetap), yaitu benda yang dapat dipindahkan;
b. benda tetap (tidak bergerak), yaitu benda yang dapat dipindahkan
Benda bergerak dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Menurut sifatnya adalah benda yang dapat dipindahkan (Pasal 509 KUH Perdata)
misalnya kursi, meja, buku, ternak, mobil dan sebagainya;
2. Menurut ketentuan undang-undang ialah benda dapat bergerak atau dipindahkan,
yaitu hak-hak yang melekat atas benda bergerak (Pasal 511 KUH Perdata) seperti
hak memungut hasil atas benda bergerak, hak memakai atas benda bergerak,
saham-saham perusahaan, piutang-piutang
Adapun benda tidak bergerak (tetap) dapat juga dibedakan sebagai berikut :
1. menurut sifatnya, benda tersebut tidak dapat dipindahkan, seperti tanah dan segala
yang melekat di atasnya, contoh : gedung, bunga, pepohonan;
2. menurut tujuannya, benda itu tidak dapat dipindahkan, kerena dilekatkan pada
benda tidak bergerak sebagai benda pokok untuk tujuan tertentu, misalnya mesin-
mesing yang di pasang dalam pabrik, tujuannya untuk dipakai tetap dan tidak
berpindah-pindah (507 KUH Perdata)
3. menurut undang-undang benda tersebut tidak dapat bergerak, ialah hak yang
melekat atas benda tidak bergerak (Pasal 508 KUH Peredata) seperti
hipotik, crediet verband, hak pakai atas benda tidak bergerak, hak memungut hasil
atas benda tidak bergerak. Selain pembagian benda sebagaimana telah disebutkan
di atas, ada lagi pembagian benda, yaitu benda materiil; benda immateriil (ciptaan
orang), misalnya karangan dalam buku, pendapatan baru dalam bidang teknik, dan
lain-lainnya.
3. Hak kebendaan yang bersifat sebagai pelunasan hutang ( hak jaminan)
Hak kebendaan yang bersifat sebagai pelunasan hutang (hak jaminan) adalah hak
jaminan yang melekat pada kreditor yang memberikan kewenangan untuk melakukan
eksekusi kepada benda yang dijadikan jaminan jika debitur melakukan wansprestasi
terhadap suatu prestasi (perjanjian). Dengan demikian hak jaminan tidak dapat berdiri
karena hak jaminan merupakan perjanjian yang bersifat tambahan (accessoir) dari
perjanjian pokoknya, yakni perjanjian hutang piutang (perjanjian kredit).
Perjanjian hutang piutang dalam KUH Perdata tidak diatur secara terperinci, namun
bersirat dalam pasal 1754 KUH Perdata tentang perjanjian pinjaman pengganti yakni
dikatakan bahwa bagi mereka yang meminjam harus mengembalikan dengan bentuk dan
kualitas yang sama.
Syarat-syarat benda jaminan :
o Mempermudah diperolehnya kredit bagi pihak yang memerlukannya.
o Tidak melemahkan potensi/kekuatan si pencari kredit untuk melakukan dan
meneruskan usahanya.
o Memberikan informasi kepada debitur, bahwa barang jaminan setiap waktu dapat
di eksekusi, bahkan diuangkan untuk melunasi utang si penerima (nasabah debitur).