Anda di halaman 1dari 5

DIAGNOSA KEBUNTINGAN

Manfaat :

1. Mempercepat siklus kehidupan ternak


2. Menjadi pertimbangan dalam manajemen pemeliharaan

Tanda-tanda kebuntingan pada sapi :

1. Tidak ada tanda-tanda berahi pada siklus berahi berikutnya


2. Ada pembesaran abdomen (rongga perut) pada 1/3 bagian bawah kanan
pada umur kebuntingan 3 bulan
3. Pada kebuntingan 5 bulan, massa otot di daerah Fossa Para Lumba
melegok sekali karena ada relaksasi Ligamentum Sacro Illiaca
4. Ternak lebih gemuk
5. Akhir kebuntingan : pada sapi dara kelenjar ambing volumenya meningkat
6. Ada Premitus (getaran) : arteria Uterina Media

Metode pemeriksaan kebuntingan.

1. Pengamatan siklus berahi ( jika tidak timbul berahi kembali setelah


dikawinkan maka pertanda bunting)
2. Eksplorasi rektal (kornua uteri kanan dan kiri tidak sama, yang besar
artinya ada embryo, artinya bunting)
3. Auscultasi jantung fetus (stetoskof pada kebuntingan 5 bulan)
4. Pemeriksaan kadar gonadotropin darah (plasenta sapi tidak menghasilkan
gonadotrophin)
5. Pemeriksaan progesterone plasma darah/ air susu (sapi > 2 ng/ml, domba
>1 ng/ml, artinya bunting)

DIAGNOSA KEBUNTINGAN (PKB) DENGAN PALPASI REKTAL

Teknik palpasi rektal secara ringkas sebagai berikut :

a. Pemeriksa memakai pelindung sepatu boot, pakaian praktek lapangan


berlengan pendek
b. Memakai sarung tangan plastik
c. Kuku pemeriksa harus dipotong tumpul, rata, licin dan tidak boleh
memakai cincin
d. Melakukan pemeriksaan dengan tangan kanan atau kiri sesuai kebiasaan
e. Waspada terhadap sepakan (tendangan) kaki sapi yang biasanya terjadi
menjelang atau waktu tangan dimasukkan ke dalam rectum.
f. Sarung tangan plastik harus dilicinkan dengan sabun
g. Tangan dimasukkan kedalam rectum dalam bentuk mengerucut dan
diteruskan sampai melampaui organ reproduksi. Apabila feses banyak
maka perlu dikeluarkan terlebih dahulu.
h. Rasakan setiap perubahan-perubahan pada organ reproduksi (koruna uteri
kanan dan kiri tidak sama, yang besar artinya ada embryo, artinya bunting)

Teknik palpasi rektal sabagai dasar Teknik Pemeriksaaan Kebuntingan


(PKB), Melalui teknik PKB maka dapat mendeteksi lebih dini terhadap status
kebuntingan, sekaligus mengetahui kondisi reproduksi sapi. Pemeriksaan
Kebuntingan melalui palpasi rektal, merupakan cara pemeriksaan yang sederhana,
namun membutuhkan keterampilan dan latihan yang intensif sehingga petugas
PKB mampu mendiagnosa kebuntingan, sekaligus menentukan umur kebuntingan,
mengetahui posisi fetus dan memprediksikan kelahiran. Dengan demikian maka
dapat diprediksikan kondisi kebuntingan sapi, sekaligus dapat mencegah kondisi
gangguan reproduksi maupun gangguan kelahiran pada sapi saat melahirkan.

Suatu pemeriksaan kebuntingan secara tepat dan dini sangat penting bagi
program evaluasi keberhasilan inseminasi buatan (IB). Keterampilan untuk
menentukan kebuntingan secara dini sangat perlu dimiliki oleh setiap petugas
pemeriksa kebuntingan. Selain keterampilan menentukan kebuntingan perlu juga
menentukan umur kebuntingan dan ramalan waktu kelahiran dengan ketepatan
beberapa hari sampai satu dua minggu tergantung pada tingkat kebuntingan.

Kebuntingan pada sapi dapat didiagnosa melalui palpasi rectal dan


penentuan kadar progesterone dalam serum darah. Darah dapat diambil pada hari
21 sampai 24 sesudah IB untuk diperiksa di laboratorium dengan metode
radioimmunoassay (RIA) atau metode ELISA.

A. PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN

A.1. INDIKASI LUAR

Berhentinya gejala-gejala birahi sesudah IB sudah bisa menandakan


adanya kebuntingan, akan tetapi tidak berarti bahwa seratus persen akan terjadi
kebuntingan. Peternak mungkin lalai atau tidak memperhatikan gejala birahi
walaupun tidak terjadi kebuntingan. Kematian embrio dini atau abortus mungkin
saja dapat terjadi. Perubahan-perubahan patologis dapat terjadi didalam uterus
seperti myometra, sista ovarium bisa menyebabkan kegagalan birahi. Penelitian
menunjukkan tidak ada hubungan antara perdarahan setelah IB dengan konsepsi.
Kelenjar susu pada sapi dara berkembang dan membesar mulai
kebuntingan 4 bulan. Pada sapi yang pernah beranak/ sering beranak pembesaran
ambing terjadi pada 1 sampai 4 minggu menjelang kelahiran.

Ternak betina bertambah tenang, lamban dan hati-hati dalam


pergerakannya sesuia dengan bertambahnya umur kebuntingan. Pada minggu
terakhir kebuntingan ada kecenderungan pertambahan berat badan. Pada akhir
kebuntingan ligamentum pelvis mengendur, terlihat legokan pada pangkal tulang
ekor, oedema dan relaksasi vulva.

Pada umur kebuntingan 6 bulan keatas gerakan fetus dapat dipantulkan


dari dinding luar perut. Fetus teraba sebagai benda padat dan besar yang
tergantung berayun didalam struktur lunak perut (abdomen).

A.2. INDIKASI DALAM

Palpasi per-rektal terhadap uterus, ovaria dan pembuluh darah uterus


adalah cara diagnosa diagnose kebuntingan yang paling praktis dan akurat pada
sapi dan kerbau.

Sebelum palpasi rektal perlu diketahui :

 Sejarah perkawinan ternak yang bersangkutan


 Tanggal melahirkan terakhir
 Tanggal dan jumlah perkawinan atau IB
 Kejadian-kejadian penyakit pada ternak tersebut

Catatan reproduksi yang lengkap sangat membantu dalam menentukan


kebuntingan secara cepat dan tepat.

Indikasi yang pasti tentang adanya kebuntingan pada ternak sapi dan
kerbau melalui pemeriksaan per-rektal adalah :

a. Palpasi secar halus dan sangat hati-hati terhadap kantong amnion pada
kebuntingan muda, 35 sampai 50 hari
b. Palpasi cornu uteri yang membesar berisi cairan plasenta dari hari ke 30
sampai ke 90 periode kebuntingan
c. Selip selaput fetal, allantochorion, pada penjepitan secara luwes terhadap
uterus diantara ibu jari dan jari telunjuk pada kebuntingan muda, 40
sampai 90 hari
d. Perabaan dan pemantulan kembali fetus didalam uterus yang membesar
yang berisi selaput fetus dan cairan plasenta
e. Perabaan plesentoma
f. Palpasi arteria uterine media yang membesar, berdinding tipis dan berdesir
(fremitus)
INDUKSI KELAHIRAN

Induksi kelahiran pada ternak harus dilakukan sedapat mungkin mendekati waktu
kelahiran normal karena bila dilakukan terlalu cepat menyebabkan penurunan
berat badan anak dan menurunkan daya tahan hidup setelah lahir.

Secara umum periode kritis induksi kelahiran adalah :


babi: kurang dari 3 hari waktu kelahiran normal,
domba: 5-7 hari dan
kuda/sapi: 7 hari dari waktu kela
hiran normal.

Manfaat yang bisa diperoleh dari suatu prosedur induksi kelahiran adalah:

1. Memajukan tanggal kelahiran pada sapi-sapi yang memiliki masa


kebuntingan yang panjang.
2. Mempersingkat interval melahirkan kelompok ternak.
3. Membuat kelompok melahirkan pada waktu yang tepat sehingga pekerja,
tempat, dan perhatian dapat diberikan pada saat melahirkan.
4. Memperpendek lama kebuntingan dengan tujuan mengurangi ukuran anak
dan incidens dystokia.
5. Menghentikan kebuntingan jika diperlukan.

Aplikasi lapangan induksi kelahiran :

1. Miferpristone (RU 486)

 Pada sapi potong dara


 Hari 277 kebuntingan (total kebuntingan = 283 hari)
 43 jam setelah terapi melahirkan
 Dosis: 2 mg/kg bb, intra muscular (i.m) sekali sehari pada jam 08.00 pagi
pada hari ke-277 dan hari ke-278
 Cara kerja obat ini: kompetisi dg receptor progesterone

2. Relaxin pada sapi perah dara

 Pada hari 276 atau 277 kebuntingan


 Dosis 1 mg 2x interval 12 jam
 Hasil: 64 ± 17 jam melahirkan
 Menurunkan sekresi progesterone
 Meningkatkan dilatasi cerviks
 Meningkatan ekspansi areal pelvis
 Menurunkan insidens dystokia
 Cara kerja: luteolysis selama akhir kebuntingan
3. Synthetic glucocorticoid (dexamethasone)

 Pada sapi perah


 Dosis: 25-35 mg, i.m
 Pada kebuntingan antara 27 dan 35 minggu

4. Prostaglandin F 2 alpha

1. Dosis: 2 ml untuk Estroplan (Cloprostenol)


2. Tidak boleh diberikan kurang dari 270 hari kebuntingan.

Tugas : Silakan pelajari lebih lanjut teknologi reproduksi ternak lainnya, seperti
sexing sperma, cloning, dan kriopreservasi (pembekuan) oosit. Masing-masing
buat 5 slide, minggu depan presentasikan yang akan dipilih secara acak langsung
pas kuliah.

Anda mungkin juga menyukai