Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Polemik Dalam Pengolaan Sumber Daya Alam Pertambangan Di Indonesia”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Yang Diampu Oleh Pak Redi Yamanto S,IP M,Pd

Disusun Oleh :

Ericko Timur Afandi (203040127)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas kehendak-Nyalah makalah  ini dapat
terselesaikan. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Selain itu juga untuk mengetahui ancaman dan
permasalahan dalam pengolaan sumber daya alam pertambangan. Dengan terselesaikannya
makalah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang potensi dan polemik sumber daya
alam pertambangan yang terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu
saja bukan karena kemampuan penulis semata-mata. Namun, berkat dukungan dan bantuan dari
pihak-pihak terkait.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik serta
saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapakan demi penyempurnaan
makalah ini. Semoga malakah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca tentang potensi
sumber daya alam pertambangan batu bara

                                                                                                  Bekasi, 04 Mei 2021

                                             
                                                                                                                     Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL                                                                                        
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
C. Tujuan......................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Siklus Hidrologi....................................................................................................... 3
B. Proses Terjadinya Siklus Hidrologi............................................................................................ 4
C. Jenis-Jenis Siklus Hidrologi....................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................................ 8
B. Saran........................................................................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................................................... 9
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya alam merupakan sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera. Sumber
daya alam terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain
sebagainya, dimana sumberdaya alam ada yang dapat di perbaharui maupun yang tidak dapat
diperbaharui. Indonesia merupakan negara dengan keragaman sumberdaya alam yang
melimpah dengan dilewati oleh garis khatulistiwa yang menjadikan wilayah Indonesia
memiliki iklim tropis, sehingga berdampak pada luasnya hutan hujan tropis yang tersebar di
berbagai wilayah Indonesia, selain itu Negara Indonesia memilik banyak gunung api yang
masih aktif berdampak pada kesuburan tanah, Indonesia juga dihimpit oleh dua samudera
menambah keragamannya sumber hayati yang tersedia. Melimpahnya sumber daya alam
yang tersedia belum banyak dimanfaatkan secara menyeluruh oleh berbagai pihak. Dimana
pembangunana yang semakin meningkat, dan diiringi dengan bertambahnya jumlah
penduduk yang berdapak pada peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap sumber daya
yang semakin meningkat.
Kebutuhan manusia yang semakin beragam dan meningkatnya jumlah penduduk
menjadikan meningkatnya kebutuhan dan semakin beragamnya kebutuhan hidup,
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan beberapa peluang usaha oleh
mereka yang peka terhadap perubahan dan dalam pengolahan hasil bumi yang ada di sekitar
lingkungan dengan munculnya industri-industri, mulai dari industri pangan, industri
pengolahhan, sampai industri pemenuhan kebutuhan lainnya. Pembangunan di berbagai
sektor industri-industri, seperti sektor pertanian dan pertambangan, serta kelautan yang
memiliki peluang besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Pembangunan sektor
industri pengolahan (manufaktucturing industri) sering mendapat prioritas utama di dalam
perencanaan pembangunana yang dominan diterapkan oleh negara berkembang. Hal ini di
karenakan sektor industri pengolahan banyak dianggap sebagai perintis pembangunana (Wie,
1988: 17). Dengan kebijakan pembangunan didalam sektor industri yang mengarah pada
petumbuhan industri-industri yang memiliki peluang besar dalam perekonomian Indonesia
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pertambangan merupakan salah satu usaha yang paling banyak menimbulkan polemik
di tengah-tengah masyarakat Kalimantan Selatan dewasa ini, hal ini dipicu karena aturan
pertambangan yang dilakukan tidak dijalankan dengan semestinya. Ciri khas operasional
pertambangan batu bara di wilayah Kalimantan Selatan adalah dengan jalan kupasan
sehingga akan mengakibatkan rusaknya vegetasi yang tidak jarang berasal dari alih fungsi
hutan produktif dan perkebunan milik masyarakat menjadi lahan tambang, serta masih
memanfaatkan jalan umum dalam operasional pengangkutan hasil tambangnya, juga
dikhawatirkan berdampak secara sistemik terhadap kehidupan bermasyarakat. Selain
berdampak terhadap lingkungan, pengetahuan dan keimanan masyarakatpun mengalami
dinamika yang begitu cepat akibat terbukanya daerah pertambangan yang akan
mengakibatkan terjadinya mobilitas penduduk, pertambahan penduduk yang cepat secara
tidak langsung berdampak bagi masyarakat sekitar.
Kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan sosial pun seharusnya meningkat.
Akan ada banyak sumber daya yang digunakan perusahaan untuk mengubah sumber daya
tersebut menjadi suatu barang atau jasa yang dapat digunakan oleh banyak orang untuk
memenuhi kebutuhannya. Sumber daya tersebut dapat berupa sumber daya alam atau pun
masyarakat sosial. Pengeksploitasian sumber daya alam atau masyarakat sosial secara tidak
terkendali yang dilakukan perusahaan secara sengaja atau tidak sengaja, disadari atau tidak
disadari, akan menimbulkan kerusakan pada lingkungan dan moral masyarakat yang pada
akhirnya akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan manusia. Bahkan ada sebagian
masyarakat yang melakukan unjuk rasa bahkan kekerasan, apabila ada kerusakan lingkungan
atau hal-hal lain yang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat yang ditimbulkan oleh
perusahaan tersebut. Hal ini merupakan salah satu kendala yang akan dialami oleh
perusahaan yang tidak memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan
sekitarnya, bahkan ada perusahaan yang ditutup oleh pihak yang berwenang.
Terkait dengan hal tersebut, dalam Social Environmental Accounting muncul dan
berkembanglah suatu istilah yang dikenal dengan namaCorporate Social Responsibility atau
tanggung jawab sosial perusahaan yang sering disingkat CSR.Corporate Social
Responsibility adalah bentuk kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan dimana
CSR merupakan sebuah gagasan yang berpijak pada triple bottom lines, yang selain pada
aspek finansial juga terdapat aspek sosial dan lingkungan. Kewajiban perusahaan akan
tanggung jawab sosial semakin jelas setelah disahkannya Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas (yang merupakan hasil revisi dari
Undang-Undang nomor 1 tahun 1995).
B. Rumusan Masalah
a. Apasaja karakteristik sumber daya alam pertambangan di Indonesia?
b. Apasaja potensi dari sumber daya alam pertambangan?
c. Apasaja permasalahan pengolaan sumber daya alam pertambangan Indonesia?
d. Bagaimana strategi dan langkah kebijakan sumber daya alam pertambangan?
C. Tujuan
a. Untuk memahami dan mengetahui potensi dari sumber daya alam pertambangan yang
ada Indonesia
b. Untuk mengeksplor kembali sumber daya alam pertambangan
c. Untuk memecahkan masalah yang terjadi di bidang pertambangan indonesia
d. Untuk memberikan nilai jual tinggi kepada pembeli dari Negara asing
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Pertambangan di Indonesia


Ditinjau dari segi fisik serta susunan kimianya, salah satu pertambangan yaitu
batu bara Indonesia termasuk ke dalam jenis bituminus sampai lignit. Hal ini antara lain
ditunjukan oleh tinggi rendahnya nilai kalor, tingginya kandungan air lembab dan
kandungan gas terbang, serta rendahnya kandungan belerang serta abu. Sebagian besar
batu bara yang terdapat di Indonesia termasuk ke dalam jenis batu bara uap (steaming
coal), sehingga cocok digunakan sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik tenaga uap,
pabrik semen dan industri pengecoran logam.
Berdasarkan bentuk dan keterdapatannya/ penyebarannya, batu bara merupakan
sumber daya alam dengan cadangan tidak teratur dan tidak dapat diperbaharui. Apabila
cadangan batu bara yang ditemukan sekarang ini terus dieksploitasi maka suatu saat
cadangan akan habis jika tidak ditemukan cadangan baru. Lokasi kegiatan pertambangan
umumnya berada di daerah pedalaman dan terpencil dimana infrastruktur yang ada sangat
minim, dan memerlukan perbaikan infrastruktur yang seringkali menimbulkan
bergesekan dengan kegiatan masyarakat terpencil. Secara mayoritas batu bara Indonesia
berada di Pulau Sumatera dan Kalimantan, sedangkan mayoritas pengguna di Pulau Jawa.
Maka hal-hal yang perlu menjadi perhatian ke-depan adalah angkutan batu bara dari luar
Pulau Jawa ke Pulau Jawa perlu ditingkatkan, emisi gas buang dari pembakaran batu bara
di Pulau Jawa perlu dikaji secara mendalam serta pemanfaatan batu bara peringkat rendah
masih belum optimal.
Selain yang disebutkan di atas, karakteristik batu bara yaitu non-renewable (tidak
dapat diperbarui), mempunyai risiko relatif lebih tinggi, dan pengusahaannya mempunyai
dampak lingkungan baik fisik maupun sosial yang relatif lebih tinggi dibandingkan
pengusahaan komoditi lain pada umumnya. Karena sifatnya yang tidak dapat
diperbaharui tersebut pengusaha pertambangan selalu mencari proven reserves
(cadangan terbukti) baru. Cadangan terbukti berkurang dengan produksi dan bertambah
dengan adanya penemuan.
Berdasarkan tingkat risikonya, kegiatan pertambangan batu bara mengandung
risiko tinggi, dimana tingkat keberhasilan eksplorasi sangat rendah (antara 2%-5%) dan
tergolong kegiatan yang lambat menghasilkan, yaitu membutuhkan waktu 8-10 tahun
untuk sampai ke kegiatan eksploitasi. Ada beberapa macam risiko di bidang
pertambangan yaitu risiko geologi (eksplorasi) yang berhubungan dengan ketidakpastian
penemuan cadangan (produksi), risiko teknologi yang berhubungan dengan
ketidakpastian biaya, risiko pasar yang berhubungan dengan perubahan harga, dan risiko
kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan perubahan pajak dan harga domestik.
Sektor Pertambangan membutuhkan peralatan berteknologi tinggi yang relatif padat
modal untuk melakukan kegiatannya, baik eksplorasi, eksploitasi maupun saat
mengolahnya menjadi komoditas akhir (ada nilai tambah).
Risiko-risiko tersebut berhubungan dengan besaran-besarannya yang
mempengaruhi keuntungan usaha yaitu produksi, harga, biaya dan pajak. Usaha yang
mempunyai risiko lebih tinggi menuntut pengembalian keuntungan (Rate of Return) yang
lebih tinggi. Cadangan batu bara dapat ditemukan di atas maupun di bawah permukaan
tanah, sehingga cadangan yang berada di bawah permukaan tanah mempunyai implikasi
terhadap tumpang tindih dengan kegiatan lainnya, seperti perkebunan, kehutanan dan
sebagainya.

B. Potensi Sumber Daya Alam Pertambangan

Provinsi Kalimantan Selatan yang merupakan daerah yang terkenal akan sumber
daya alam khususnya tambang. Bahan galian tambang yang ditemukan di wilayah
Kalimantan Selatan terdiri atas bahan galian energi, bahan galian logam, maupun bahan
galian industri. Bahan galian seperti batubara dan bijih besi merupakan komoditi
unggulan yang menjadikan sektor pertambangan menjadi salah satu sektor unggulan
dalam menopang perekonomian Kalimantan Selatan. Selain batubara dan bijih besi,
Kalimantan Selatan juga dikenal sebagai produsen intan terbesar di
Indonesia. Pendulangan dan penggosokan intan dapat dijumpai di Kota Martapura,
Kabupaten Banjar.
Potensi pertambangan bahan galian energi, meliputi :
1) Batubara
Pengusahaan batubara di Kalimantan Selatan dilakukan oleh perusahaan yang
tergolong dalam kelompok PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
Batubara) dan IUP (Izin Usaha Pertambangan). Jumlah PKP2B yang berhasil
menambang pada tahun 2013 sebanyak 13 perusahaan, sedangkan jumlah IUP
yang berhasil menambang sebanyak 160 perusahaan.
Produksi batubara Kalimantan Selatan tahun 2013 sebesar 162.952.196 ton, yang
terdiri dari produksi batubara PKP2B sebesar 101.234.960 ton dan produksi
batubara IUP sebesar 61.717.236 ton. Lokasi endapan batubara di Kalimantan
Selatan berada di Kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru, Banjar, Tapin,
Hulu Sungai Selatan, Balangan dan Tabalong.
2) Minyak Bumi
Potensi minyak bumi di Kalimantan Selatan terdapat di Kabupaten
Tabalong. Potensi ini dieksplorasi dan dieksploitasi oleh PT Pertamina Unit
Bisnis, Eksplorasi dan Produksi (UBEP) Tanjung dengan wilayah pengerjaan
seperti Tanjung Raya, Murung Pudak, Warukin Tengah, Warukin Selatan, Tapian
Timur, Tanta dan Kambitin dengan produksi rata-rata 4.000-4.500 barel per hari.

Potensi pertambangan bahan galian logam, meliputi :


1) Emas
Potensi emas di Kalimantan Selatan terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu sebesar
11.250 ton, Kotabaru sebesar 25.289 ton dan Hulu Sungai Tengah sebesar 67.500
ton.
2) Bijih Besi
Potensi tambang bijih besi di Kalimantan Selatan terdapat di Kabupaten Tanah
Laut 185.667 ton, Tanah Bumbu sebesar 593.800.000 ton, Kotabaru sebesar
510.633.000 ton, Tapin sebesar 625.000 ton dan Balangan sebesar 5.062.900 ton.
Dengan terbitnya Undang-Undang Mineral dan Batubara (Minerba) yang
membantu pelarangan ekspor sejumlah mineral sebelum diolah (termasuk bijih
besi), maka di Kalimantan Selatan berdiri sejumlah pabrik smelter (pengolahan
bijih besi menjadi besi spons). Proyek smelter berkapasitas 315.000 ton / tahun
yang digarap oleh PT. Aneka Tambang bersama PT Krakatau Steel dengan
membentuk perusahaan patungan yang diberi nama PT. Meratus Jaya Iron & Steel
di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu menjadi yang pertama
kali beroperasi di Kalimantan Selatan.
Selain itu, terdapat 2 perusahaan lagi yang menggarap proyek smelter, yaitu
PT. Bijih Besi Sebuku (kapasitas 1 juta ton / tahun) di Pulau Sebuku, Kabupaten
Kotabaru dan PT. Delta Prima Steel (kapasitas 100.000 ton / tahun) yang
berlokasi di Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut.

C. Permasalahan pengolaan sumber daya alam pertambangan Indonesia


Pertambangan merupakan salah satu usaha yang paling banyak menimbulkan
polemik di tengah-tengah masyarakat Kalimantan Selatan dewasa ini, hal ini dipicu
karena aturan pertambangan yang dilakukan tidak dijalankan dengan semestinya. Ciri
khas operasional pertambangan batu bara di wilayah Kalimantan Selatan adalah
dengan jalan kupasan sehingga akan mengakibatkan rusaknya vegetasi yang tidak
jarang berasal dari alih fungsi hutan produktif dan perkebunan milik masyarakat
menjadi lahan tambang, serta masih memanfaatkan jalan umum dalam operasional
pengangkutan hasil tambangnya, juga dikhawatirkan berdampak secara sistemik
terhadap kehidupan bermasyarakat. Selain berdampak terhadap lingkungan,
pengetahuan dan keimanan masyarakatpun mengalami dinamika yang begitu cepat
akibat terbukanya daerah pertambangan yang akan mengakibatkan terjadinya
mobilitas penduduk, pertambahan penduduk yang cepat secara tidak langsung
berdampak bagi masyarakat sekitar.
Kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan sosial pun seharusnya
meningkat. Akan ada banyak sumber daya yang digunakan perusahaan untuk
mengubah sumber daya tersebut menjadi suatu barang atau jasa yang dapat digunakan
oleh banyak orang untuk memenuhi kebutuhannya. Sumber daya tersebut dapat
berupa sumber daya alam atau pun masyarakat sosial. Pengeksploitasian sumber daya
alam atau masyarakat sosial secara tidak terkendali yang dilakukan perusahaan secara
sengaja atau tidak sengaja, disadari atau tidak disadari, akan menimbulkan kerusakan
pada lingkungan dan moral masyarakat yang pada akhirnya akan memberikan
dampak buruk bagi kehidupan manusia. Bahkan ada sebagian masyarakat yang
melakukan unjuk rasa bahkan kekerasan, apabila ada kerusakan lingkungan atau hal-
hal lain yang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat yang ditimbulkan oleh
perusahaan tersebut. Hal ini merupakan salah satu kendala yang akan dialami oleh
perusahaan yang tidak memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan
sekitarnya, bahkan ada perusahaan yang ditutup oleh pihak yang berwenang.
Terkait dengan hal tersebut, dalam Social Environmental Accounting muncul
dan berkembanglah suatu istilah yang dikenal dengan namaCorporate Social
Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan yang sering disingkat
CSR.Corporate Social Responsibility adalah bentuk kegiatan-kegiatan sosial yang
dilakukan perusahaan dimana CSR merupakan sebuah gagasan yang berpijak pada
triple bottom lines, yang selain pada aspek finansial juga terdapat aspek sosial dan
lingkungan. Kewajiban perusahaan akan tanggung jawab sosial semakin jelas setelah
disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 2007 tentang
perseroan terbatas (yang merupakan hasil revisi dari Undang-Undang nomor 1 tahun
1995).
BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan
Siklus hidrologi merupakan perputaran air atau sirkulasi air yang berasal dari bumi
kemudian menuju atmosfer lalu kembali ke bumi lagi. Proses ini berlangsung secara terus
menerus. Beberapa proses yang terjadi pada siklus hidrologi diantaranya evaporasi,
evapotranspirasi, transpirasi, infiltrasi, run-off, dan proses lainnya. Siklus hidrologi sendiri
terbagi menjadi tiga jenis, yaitu siklus hidrologi pendek (siklus kecil), siklus sedang, dan siklus
panjang (siklus besar).

B.       Saran
Sebagai mahasiswa, sudah sepantasnya kita perlu memiliki kesadaran dari dalam diri
sendiri untuk melakukan penghematan air agar ketersediaan air terjaga hingga masa yang akan
datang. Juga dari proses siklus hidrologi yang telah kita pelajari, mahasiswa dapat memaparkan
siklus hidrologi yang sangat luas. Misalnya, perubahan hutan alam menjadi hutan tanaman dan
pengaruhnya terhadap siklus hara dan air. Juga lebih harus memahami dan melakukan konservasi
air demi keberlangsungan kehidupan alam dan kehidupan manusia juga.
DAFTAR PUSTAKA

Wati, Risma. Siklus Hidrologi Dan Proses Yang Terjadi Didalamnya.


https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/siklus-hidrologi-dan-proses-yang-terjadi-di-
dalamnya7086/ (diakses pada 09:11 tanggal 07 November 2020)

Rizal, Muhammad. Penelitian Siklus Hidrologi.


https://www.jtsiskom.undip.ac.id/index.php/jtsiskom/article/view/12698 (diakses pada 16:46
tanggal 07 November 2020)

Darmawan. Manfaat Siklus Air Bagi Kehidupan Dibumi.


https://palu.tribunnews.com/2020/06/01/jelaskan-manfaat-siklus-air-bagi-kehidupan-di-bumi-
cek-jawaban-belajar-dari-rumah-tvri-sd-kelas-4-6?page=all (diakses pada 10:06 tanggal 09
November 2020)

Anda mungkin juga menyukai