Trauma Abdomen
Disusun Oleh :
Rizki Pilayati
20300015
Profesi Ners
Dosen Pengampu ;
Ns. Rezka Nurvinanda, M.Kep
TRAUMA ABDOMEN
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang
adalah suatu kerusakan pada daerah abdomen yang dapat disebabkan oleh benda
tumpul atau benda yang menusuk yang dapat menyebabkan cidera fisik, psikologis
ataupun emosional.
2. Etiologi
3. Klasifikasi
b. Laserasi
Jika terdapat luka pada dinding abdomen yang menembus rongga abdomen
a. Nyeri
Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat
timbul di bagian yang luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan
nyeri lepas.
5. Manifestasi Klinis
Kasus trauma abdomen ini bisa menimbulkan manifestasi klinis meliputi: nyeri
tekan diatas daerah abdomen, distensi abdomen, demam, anorexia, mual dan
3) Apabila trauma terkena usus, mortilisasi usus terganggu sehingga fungsi usus
4) Kemungkinan bukti klinis tidak tampak sampai beberapa jam setelah trauma.
5) Cedera serius dapat terjadi walaupun tak terlihat tanda kontusio pada dinding
abdomen.
3) Biasanya organ yang terkena penetrasi bisa keluar dari dalam abdomen.
Abdomen ialah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuk lonjong dan meluas dari
bagian – abdomen yang sebenarnya, yaitu rongga sebelah atas dan yang lebih
Sebagian besar dari saluran pencernaan, yaitu lambung, usus halus, dan usus
besar. Hati menempati bagian atas, terletak di bawah diafragma, dan menutupi
lambung dan bagian pertama usus halus. Kandung empedu terletak dibawah hati.
Pankreas terletak dibelakang lambung, dan limpa terletak dibagian ujung pancreas.
Ginjal dan kelenjar suprarenal berada diatas dinding posterior abdomen. Ureter
berjalan melalui abdomen dari ginjal. Aorta abdominalis, vena kava inferior,
reseptakulum khili dan sebagaian dari saluran torasika terletak didalam abdomen.
Pembuluh limfe dan kelenjar limfe, urat saraf, peritoneum dan lemak juga dijumpai
ketinggian), maka beratnya trauma merupakan hasil dari interaksi antara faktor –
faktor fisik dari kekuatan tersebut dengan jaringan tubuh. Berat trauma yang
menahan tubuh.
tubuh yang akan menimbulkan disrupsi jaringan. Hal ini juga karakteristik dari
Beratnya trauma yang terjadi tergantung kepada seberapa jauh gaya yang ada akan
permukaan benturan. Hal tersebut dapat terjadi cidera organ intra abdominal yang
a. Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh gaya
tekan dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak
benar dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun organ
berongga.
8. Pathway
Trauma Abdomen
Perdarahan intraabdomen
Volume darah
Hipovolemia
Risiko Syok
9. Komplikasi
b. Lambat : infeksi
c. Trombosis Vena
d. Emboli Pulmonar
f. Pneumonia
g. Tekanan ulserasi
h. Atelektasis
i. Sepsis
Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri. Urine
yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran urogenital.
e. VP (Intravenous Pyelogram)
Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan trauma
pada ginjal.
Dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam rongga
perut. Hasilnya dapat amat membantu. Tetapi DPL ini hanya alat diagnostik.
otak)
belakang)
1) Hamil
a. Abdominal paracentesis
untuk laparotomi.
b. Pemeriksaan laparoskopi
c. Pemasangan NGT
e. Pemberian antibiotic
f. Laparotomi
B. Konsep Asuhan Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian
Hal ini dikarenakan trauma abdomen harus dianggap sebagai dari multi
a) Anamnesa
1) Biodata
2) Keluhan Utama
saat jatuh.
Berapa berat keluhan yang dirasakan bila nyeri, bagaimana sifatnya pada
b) Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi bagian frekwensinya, iramanya dan adakah jejas pada dada
Pada palpasi simetris tidaknya dada saat paru ekspansi dan pernapasan
tertinggal.
Pada inspeksi adakah perdarahan aktif atau pasif yang keluar dari daerah
Pada palpasi bagaimana mengenai kulit, suhu daerah akral dan bagaimana
suara detak jantung menjauh atau menurun dan adakah denyut jantung
paradoks.
Pada inspeksi adakah gelisah atau tidak gelisah dan adakah jejas di kepala.
Pada inspeksi :
cavum abdomen.
Pada palpasi :
Pada perkusi :
abdomen.
Pada Auskultasi :
menghilang.
Pada inspeksi adakah jejas pada daerah rongga pelvis dan adakah distensi
pada daerah vesica urinaria serta bagaimana produksi urine dan warnanya.
Pada palpasi adakah nyeri tekan daerah vesica urinaria dan adanya
distensi.
Pada perkusi adakah nyeri ketok pada daerah vesica urinaria.
c) Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan gelisah,
Brunner dan Suddarth, 2005. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 VoL. 4. Jakarta: Penerbit
Pengurus Pusat
Pengurus Pusat
PPNI, 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Ed. 1 cet. 2, Jakarta:Dewan Pengurus
Pusat