MANAJEMEN LINGKUNGAN
“PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DRAINASE BERWAWASAN
LINGKUNGANPADA INSTALASI KOMERSIAL (PERKANTORAN DAN
PERTOKOAN”
DOSEN PENGAMPU :
HARRY KURNIAWAN, ST.MT
NIDN.1010078502
Dengan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahNya kepada penulis sehingga makalah yang berjudul “Pengembangan infrastruktur
drainase berwawasan lingkungan pada instalasi komersial (Perkantoran dan Pertokoan)” dapat
selesai pada waktunya. Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan dapat diterima
pembaca dengan senang hati. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
sehingga penulis mengharap kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.Terimakasih semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.................................................................................................
2. Rumusan Masalah..........................................................................................
6. Sistematika Penulisan....................................................................................
B. Saran……………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai aktivitas, maka untuk
menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus ada sanitasi yang memadai, misalnya drainase.
Dengan adanya drainase tersebut genangan air hujan dapat disalurkan sehingga banjir dapat dihindari dan
tidak akan menimbulkan dampak gangguan kesehatan pada masyarakat serta aktivitas masyarakat tidak
akan terganggu.
Drainase merupakan suatu sistem untuk menyalurkan air hujan. Sistem ini mempunyai peranan
yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat, apalagi di daerah yang berpenduduk
padat seperti di perkotaan. Drainase juga merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai
sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota
(perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau
lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk
mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan suatu cara
pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan
akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang
dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat.
Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan
dan bawah permkaantanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali
kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dari tugas drainase ini adalah agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami sistem
drainase di perkotaan dan tujuannya, serta bisa mengaplikasikannya di lapangan. Sehingga mampu untuk
merancang sistem penyaluran air dalam kota, dimana rancangan disesuaikan dengan kriteria disain dan
memenuhi kaidah-kaidah perencanaan.
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah Hidrologi dan Drainase,
program studi teknik sipil dan perencanaan. Selain itu, penulis juga bertujuan untuk meningatkan
pengetahuan mengenai pentingnya keberadaan saluran drainase pada sebuah kota atau daerah sebagai
bagian dari menanggulangi bencana banjir maupun krisis kekurangan air.
C. Batasan Masalah
Banjir merupakan kata yang sangat popular di Indonesia, khususnya pada musim hujan,
mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami bencana banjir. Peristiwa ini hampir setiap tahun
berulang, namun sampai saat ini belum terselesaikan bahkan cenderung makin meningkat, baik
frekuensinya, luasannya, kedalamannya, maupun durasinya.
Jika dilihat, akar permasalahan banjir di perkotaan berawal dari pertambahan penduduk yang
sangat cepat akibat urbanisasi (baik migrasi musiman maupun permanen). Pertambahan penduduk yang
tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang memadai mengakibatkan
pemanfaatan lahan perkotaan menjadi semrawut. Pemanfaatan lahan yang tidak tertib inilah yang
menyebabkan persoalan drainase di perkotaan menjadi sangat kompleks. Hal ini barangkali juga
disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah dan tidak peduli terhadap permasalahan
yang dihadapi oleh kota.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Drainase
Drainase yang berasal dari kata kerja 'to drain' yang berarti mengeringkan atau mengalirkan air,
adalah terminologi yang digunakan untuk menyatakan sistem-sistem yang berkaitan dengan penanganan
masalah kelebihan air, baik diatas maupun dibawah permukaan tanah.
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang
terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia.
Drainase perkotaan adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah perkotaan
(urban) yang berfungsi untuk mengendalikan atau meringankan kelebihan air permukaan didaerah
pemukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan
manfat bagi kehidupan manusia.
Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong-
gorong di bawah tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.
Pengertian drainase perkotaan tidak terbatas pada teknik pembuangan air yang berlebihan namun lebih
luas lagi menyangkut keterkaitannya dengan aspek kehidupan yang berada di dalam kawasan perkotaan.
Semua hal yang menyangkut kelebihan air yang berada di kawasan kota sudah pasti dapat
menimbulkan permasalahan drainase yang cukup komplek. Dengan semakin kompleknya permasalahan
drainase di perkotaan, maka di dalam perencanaan dan pembangunan bangunan air untuk drainase
perkotaan, keberhasilannya tergantung pada kemampuan masing-masing perencana. Dengan demikian di
dalam proses pekerjaan memerlukan kerjasama dengan beberapa ahli di bidang lain yang terkait.
Sistem drainase berfungsi untuk mengalirkan air kotor dan air hujan menuju saluran pembuangan
utama. Untuk area gedung dan bangunan system drainase terdiri dari system drainase di dalam gedung
dan sistem drainase diluar atau lingkungan sekitar gedung.
Sistem drainase di dalam area gedung dan bangunan berfungsi untuk mengalirkan air kotor yang berasal
dari aktivitas di dalam gedung menuju kesaluran pembuangan utama.
Selain itu sistem drainase di sekitar gedung dan bangunan juga perlu menjadi perhatian bagi pemilik
bangunan. Misalnya di area trotoar yang ada di depan gedung. Dibawah Trotoar biasa dibangun saluran
drainase untuk mengalirkan air hujan sehingga tidak terjadi genangan di area gedung.
C. Macam – Macam Drainase
1. Menurut Asalnya
Menurut asalnya drainase dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Saluran alam (natural)
b. Saluran buatan (artificial)
2. Menurut Konstruksi
a. Saluran terbuka
Saluran terbuka yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di daerah yang
mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak membahayakan
kesehatan/ mengganggu lingkungan.
b. Saluran tertutup
Saluran tertutup yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air yang
mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di kota/permukiman.
3. Menurut Fungsi
a. Single purpose
Single purpose yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air hujan saja
atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik, air limbah industri dan lain – lain.
b. Multi purpose
Multi purpose yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik secara
bercampur maupun bergantian.
E. Pola Jaringan
1. Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada sungai. Sungai sebagai
saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah kota.
2. Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang (sekunder) yang cukup
banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan
diri.
3. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang dikumpulkan
dulu pada saluran pengumpulan.
4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar
5. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.
F. Fungsi Drainase Perkotaan Secara Umum
1. Mengeringkan bagian wilayah kota dari genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif.
2. Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat secepatnya.
3. Mengendalikan kelebihan air permukan yang dapat dimanfaatkan untuk persedian air dan kehidupan
akuatik.
4. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah (konservasi air).
5. Melindungi sarana dan prasarana yang sudah terbangun.
H. Berdasarkan Fisiknya
1. Sistem Saluran Primer
Adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran sekunder. Dimensi saluran ini relatif
besar. Akhir saluran primer adalah badan penerima air.
Dalam perencanaan dan pembangunan suatu drainase perlu strategi yang dapat diandalkan sehingga sitem
drainase berjalan dengan lancar tanpa timbulnya permasalahan dikemudian hari. Adapun yang harus
diperhatikan yaitu :
· Penyiapan rencana induk sistem drainase yang terpadu antara sistem drainase utama maupun lokal
dengan pengaturan dan pengelolaan sungai.
· Mengembangkan sistem drainase yang berwawasan lingkungan.
Adapun gambar alur perencanaanya sebagai berikut :
· Pembangunan sistem drainase perkotaan perlu memperhatikan fungsi drainase sebagai prasarana kota yang
didasarkan pada konsep berwawasan lingkungan.
Konsep ini antara lain berkaitan dengan usaha konservasi sumber daya air, yang pada prinsipnya
menendalikan air hujan agar lebih banyak yang diresapkan ke dalam tanah sehingga mengurangi jumlah
limpasan, antara lain dengan membuat bangunan resapan buatan, kolam retensi dan penataan lansekap.
· Sedapat mungkin menggunakan sistem gravitasi, hanya dalam hal sistem gravitasi tidak memungkinkan
baru digunakan sistem pompa.
· Meminimalisasi pembebasan lahan.
· Meminimalkan aliran permukaandan memaksimalkan resapan.
· Letak sistem memenuhi kriteria perkotaan dan memiliki kesempatan untuk perluasan sistem. Dalam
pelaksanaannya harus mempehatikan segi hydraulik dan tata letak dalam kaitannya dengan prasarana
lainnya (jalan, dan utilitas kota).
· Stabilitas sistemharus terjamin, baik dari segi struktural, keawetan sistem dan kemudahan dalam operasi
dan pemeliharaan.
· Pembuatan Kolam Retensi dan Sistem Polder disusun dengan memperhatikan faktor sosial ekonomi antara
lain perkembangan kota dan rencana prasarana dan sarana kota.
· Kelayakan pelaksanaan Kolam Retensi dan Sistem Polder harus berdasarkan tiga faktor antara lain :
biaya konstruksi, biaya operasi dan biaya pemeliharaan.
4. Rencana Induk
Rencana Induk sistem drainase perkotaan adalah perencanaan menyeluruh sistem drainase pada
suatu wilayah perkotaan, untuk perencanaan 25 tahun. Lingkupnya adalah sistem drainase utama saja
yang berada dalam suatu daerah administrasi.
5. Studi Kelayakan
· Perencanaan sistem drainase perkotaan satu atau lebih daerah pengaliran air untuk waktu 5 atau 10 tahun.
· Lingkupnya diarahkan pada daerah prioritas yang telah ditentukan dalam rencana induk.
· Kajian meliputi kelayakan teknik, kelayakan keuangan/sosial ekonomi, kelayaan kelembagan serta
kelayakan lingkungan.
6. Perecanaan Teknik
· Perencanaan teknis dibuat untuk daerah prioritas yang telah mempunyai studi kelayakan atau rencana
kerangka (outline plan). Jangka waktu perencanaan untuk 2 sampai 5 tahun.
· Rencana teknis harus membuat persyaratan teknis dan gambar teknis, kriteria perencanaan dan langkah-
langkah konstruksi.
7. Salah satu rumus yang dapat digunakan dalam mendisain saluran drainase adalah :
‘’METODE RASIONAL’’
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan perkotaan dan permasalahan banjir yang makin meningkat
pula maka pengelolaan drainase perkotaan harus dilaksanakan secara menyelutruh dimulai dari tahap
perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan yang ditunjang peningkatan kelembagaan dan
partisipasi masyarakat. perkotaan
Pembangunan Sistem Drainase Perkotaan harus memperhatikan fungsi drainase perkotaan sebagai
prasarana kota yang didasarkan pada konsep berwawasan lingkungan.
Konsep ini berkaitan dengan upaya konservasi sumber daya air yang pada prinsipnya adalah pengendalian
air hujan.
Dengan memaksimalkan peresapan ke dalam tanah dan meminimalkan aliran permukaan (limpasan).