Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstract Cual is a woven fabric from Bangka Belitung which is made by sungkit with using gold thread. Tenun
Cual fabric also has a variety of inspired pattern by nature around philosophy that can be translated into daily life,
but at this time the existence of Cual fabric was not realized by the public. It was stated directly by the Badan
Kerajinan Nasional that Cual fabric is almost extinct, therefore it is necessary for innovation both from weaving and
pattern.
The method used in this study is a qualitative method of doingliterature studies, observations and interviews
regarding collecting data about Cual and its current developments. Then the method of exploration, stylation,
compositing and coloring.
The results of this study are in the form of innovation from Cual fabric motifs with more modern style but still keep
the rules of composing Cual’s pattern. The exploration results applied to fabrics measuring 200 cm x 150 cm using
digital printing techniques, then applied to ready to wear fashion products with reference to Bangka Belitung’s
bridal wear designs and analysis of the market target and brand comparison as an approaches method. The results of
this study are expected to increase the variety of Cual's pattern to make it more known by the community.
Batik Sepiak sudah mengupayakan hal tersebut dipakai susunan benang pakan dengan pewarnaan
dengan membuat motif batik yang terinspirasi dari menggunakan teknik pencelupan.
kain Cual, Oleh karenanya kain Cual memiliki
potensi untuk lebih dikembangkan melalui media 3.2 Ornamen dan Motif
digital printing. Fenomena saat ini yaitu masyarakat Kata ornamen berasal dari bahasa Latin
mulai banyak tertarik untuk menggunakan motif khas “ornare” yang berarti menghiasi. Menurut Gustami
nusantara karena banyaknya inovasi yang dilakukan (1978) ornamen adalah komponen produk seni yang
oleh para desainer, seperti yang dilakukan oleh ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan
desainer ternama Biyan Wanaatmadja pada koleksi sebagai hiasan. Ornamen merupakan hiasan yang
“Humba Hammu” yang terinspirasi oleh motif dapat memperindah suatu produk. Fungsi dari
Sumba. Hal serupa juga dilakukan oleh Sapto Djoko ornamen itu sendiri pada umumnya untuk
Kartiko dalam perayaan 10 tahun berkarya di dunia memperindah suatu produk agar terlihat lebih
fesyen dengan mengemas motif khas Sumba dengan menarik (estetis) dan lebih memiliki nilai jual.
teknik bordir.
3.3 Rekalatar Tekstil
2. METODE Rekalatar tekstil adalah menciptakan,
Metode yang digunakan dalam penulisan ini merancang, dan membuat sesuatu bentuk motif yang
metode penulisan kualitatif. Metode penulisan ini berbentuk dua dimensi diatas permukaan kain.
dilakukan melalui pendekatan yang meliputi; (1) Rekalatar umumnya diproses pada kain yang
Studi Pustaka yaitu melakukan pengumpulan data bewarna putih polos dengan menggoreskan berbagai
dengan referensi kepustakaan dari buku, jurnal, macam motif dan warna sehingga kain tersebut
laporan tugas akhir, dan internet untuk memperkuat memiliki keindahan, keunikan, dan kekhasan
argumen pada penulisan, maka penulis mengutip tersendiri (Juliana, 2011).
beberapa studi literatur yang terkait dengan
penulisan. (2) Observasi yaitu mengumpulkan data 1. Digital Printing : Teknik mencetak tinta diatas
melalui pengamatan secara langsung ke tempat media berupa bahan atau media lain sesuai
pembuatan kain Tenun Cual dan Galeri Sepiak dengan bentuk yang dibutuhkaan, biasanya digital
Belitong yang memproduksi motif Cual dengan printing dilakukan oleh
teknik batik. (3) Wawancara yaitu melakukan sebuah mesin print laser atau inkjet (Daniel,
wawancara secara langsung dengan pemilik tenun 2017).
Cual Lestari dan CEO Galeri Sepiak Belitong (4) 2. Bordir : Mengutip dari pernyataan dari Yuliarna
Eksperimen yaitu melakukan stilasi pada motif kain dalam bukunya The Art Of Embroidery Design
Cual lalu melakukan pegkomposisian dan pewarnaan. istilah bordir identik dengan menyulam karena
kata bordir diambil dari istilah Bahasa inggris
embroidery (im broide) yang memiliki arti
3. DASAR TEORI sulaman. Menurut Suhersono (2006) dalam
3.1 Kain Cual bukunya bahwa bordir merupakan salah
Kain Cual awalnya lebih dikenal dengan satu kerajinan ragam hias yang menitikberatkan
Limar Muntok, yaitu kain tenun ikat yang berasal pada keindahan dan kompisisi warna benang pada
dari Muntok, nama sebuah kota di Provinsi Bangka medium berbagai jenis kain, dengan alat bantu
Belitung tempat kain cual pertama kali berkembang seperangkat mesin jahit (mesin jahit bordir) atau
(Rohana, 2009). Menurut Rohana pada buku Kain mesin bordir komputer.
Cual Bangka bahwa Cual dalam pengertian setempat
berarti “celupan benang pada proses awal”, benang 3.4 Ready to Wear Deluxe
mori yang akan diwarnai dicelup atau diikat. Dalam Busana Ready-to-Wear Deluxe merupakan
perkembangannya kata cual menjadi sebutan untuk suatu jenis busana jadi yang dapat dikenakan sesuai
kain itu. Ciri khas pada kain tenun cual yaitu pada dengan fungsi dan kegunaanya, yang diproduksi
teknik pembuatannnya dengan memadukan teknik secara terbatas karena dalam pengerjaannya dilihat
ikat dan sungkit yang juga digunakan pada dari ketahanan pada material, proses perawatan, dan
pembuatan kain songket palembang dan kain siak teknik yang digunakannya, handmade.
riau.
Dijelaskan oleh Maslinah pada buku Kain Cual
Bangka bahwa meskipun dalam banyak hal kain cual
memiliki kesamaan dengan kain songket Palembang,
namun diantara keduanya terdapat berbedaan
mendasar yaitu pada kain songket Palembang teknik
pencukitan lebih dominan sedangkan motifnya lebih
didominasi oleh benang emas sedangkan kain tenun
cual Muntok lebih didominasi oleh kain tenun ikat
sehingga dalam penyusunan motif lebih banyak
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 2084
Tabel 1. Eksplorasi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Indonesia memiliki kekayaan ragam hias Palet Hasil Pewarnaan Proses
berupa ornamen dan motif yang berpotensi untuk Warna
dikembangkan dalam dunia fesyen, Hal ini sudah R : 160 Palet warna yang
G : 41
banyak diupayakan oleh desainer besar seperti Biyan B : 33
#A02921 digunakan
Wanaatmadja pada koleksi R : 231
G : 115 mengambil warna
“Humba Hammu” yang terinspirasi oleh motif B : 74
#E7734A
asli dari kain Cual
Sumba. Hal serupa juga dilakukan oleh Sapto Djoko R : 255
G : 214 yaitu
B : 24
#481677 digunakan
khas motif melayu yang kental dengan kaidah R : 160
mengambil warna
G : 41
#E7734A maroon,kuning
Perancangan motif dilakukan melalui beberapa tahap R : 223
keemasan dan
G : 205
#DFCD7B
ungu, proses
dikembangkan lebih lanjut lalu proses stilasi, pewarnaan 2 ini
pengkomposisian, dan pewarnaan. Dalam menggunakan
pengembangan motif ini penulis tetap aplikasi digital
mempertahankan kaidah penyusunan motif kain Cual yaitu Adobe
khas Bangka Belitung yaitu mempertahankan bagian Illustrator.
kepala, badan, kaki dan menggunakan R : 72 Palet warna yang
pengkomposisian pengantin bekecak (susunan G : 22
B : 119
digunakan
#481677
#E7734A maroon,kuning
Pengembangan motif kain Cual khas Bangka keemasan dan
R : 255
Belitung akan di print pada kain berukuran panjang G : 214
B : 24
ungu, proses
200 cm dan lebar 145 cm dan diberikan aplikasi #FFD618
pewarnaan 2 ini
R : 223
imbuh berupa bordir untuk menambah tekstur pada G : 205
B : 123
menggunakan
kain. #DFCD7B
aplikasi digital
yaitu Adobe
Pengembangan motif kain Cual akan diaplikasikan Illustrator.
pada pakaian ready to wear delux yang terinspirasi R : 72 Palet warna yang
dari pakaian pengantin Bangka Belitung baik dari G : 22
B : 119
#481677 digunakan
siluet busana maupun peletakan motif. R : 143
mengambil warna
G : 110
B : 138
R : 72
Palet warna yang R : 72
G : 22
Palet warna yang
G : 22
digunakan digunakan
B : 119
B : 119
#481677
#481677
R : 143
mengambil warna R : 160
G : 41
B : 33
mengambil warna
G : 110
B : 138
#8F6E8A
asli dari kain Cual #A02921
asli dari kain Cual
R : 237
yaitu R : 231
G : 115
B : 74
yaitu
G : 32
B : 40 maroon,kuning #E7734A
maroon,kuning
#D2028
keemasan dan R : 223
G : 205
B : 123
keemasan dan
R : 255
G : 214
B : 24
ungu, proses #DFCD7B
ungu, proses
#FFD618
pewarnaan 2 ini pewarnaan 2 ini
menggunakan menggunakan
aplikasi digital aplikasi digital
yaitu Adobe R : 143
G : 110
Palet warna yang
Illustrator. B : 138
#8F6E8A digunakan
R : 160
G : 41
Palet warna yang R : 160
G : 41
mengambil warna
B : 33
B : 33
#A02921
digunakan #A02921 asli dari kain Cual
R : 231
mengambil warna R : 231
G : 115
yaitu
G : 115
B : 74
#E7734A
asli dari kain Cual B : 74
#E7734A
maroon,kuning
R : 255
yaitu R : 255
keemasan dan
G : 214
G : 214
B : 24 maroon,kuning B : 24
#FFD618
ungu, proses
#FFD618
keemasan dan pewarnaan 2 ini
R : 223
G : 205
B : 123
ungu, proses menggunakan
#DFCD7B
pewarnaan 2 ini aplikasi digital
menggunakan yaitu Adobe
aplikasi digital Illustrator.
yaitu Adobe
Illustrator. Berdasarkan hasil eksplorasi lanjutan pada tabel
R : 72
G : 22
Palet warna yang diatas didapatkan pengkomposisian motif yang masih
B : 119
#481677
digunakan sesuai dengan kaidah penyusunan motif kain Cual
mengambil warna
R : 143 dengan inspirasi warna pada trend forecast svarga
G : 110
B : 138 asli dari kain Cual
#8F6E8A
yaitu yang masih sesuai dengan warna kain Cual asli yaitu
R : 160
G : 41 maroon,kuning kuning, ungu dan maroon.
B : 33
#E7734A
pewarnaan 2 ini Dalam proses perancangan karya, terdapat beberapa
menggunakan tahapan yang dilalui, diantaranya studi literatur,
aplikasi digital wawancara, pembuatan moodboard , analisa brand
yaitu Adobe pembanding, market research, proses eksplorasi serta
Illustrator. analisa penerapan motif pada busana.
R : 72 Palet warna yang Dalam proses eksplorasi penulis mengupayakan agar
G : 22
B : 119
digunakan karakter motif Cual tetap terjaga dengan
#481677
#A02921 keemasan dan terlihat saat sudah diterapkan pada busana. Inspirasi
R : 255
ungu, proses siluet busana dan penerapan motif Cual ialah pakaian
G : 214
B : 24
pewarnaan 2 ini pengantin khas Bangka Belitung yang memiliki ciri
#FFD618