Anda di halaman 1dari 5

WABAH VIRUS KORONA DAN MASALAH SOSIOLOGIS

Pada Januari 2020 lalu, dunia digemparkan dengan temuan kasus wabah virus corona
yang diduga sumber asalnya dari Kota Wuhan, Cina. Tak hanya kehidupan sosial-ekonomi
negara Cina yang berimbas atas wabah virus corona ini, negara-negara lain pun ikut terkena
imbasnya. Indonesia. Berdasarkan data dari Coronavirus COVID-19 Global Cases by Johns
Hopkins CSSE tertanggal 3 Maret 2020, tercatat kasus wabah virus corona mencapai 89.254
kasus dan yang dinyatakan meninggal ada 3.048 kasus, serta 45.393 kasus yang dapat
dipulihkan yang tersebar diberbagai dunia.

NO NEGARA JUMLAH JUMLAH JUMLAH


KASUS KEMATIAN TERPULIHKAN
1. China 80.026 2.912 44.789
2. South korea 4.335 26 30
3. Italy 1.694 34 83
4. Iran 978 54 175
5. Other 705 6 10
6. Japan 256 6 32
7. Germany 150 0 16
8. France 130 2 12
9. Spain 120 0 2
10. Singapore 106 0 72
11. Hongkong 98 2 36
12. US 86 2 7
13. Bahrain 47 0 0
14. Kuwait 45 0 0
15. Thailand 43 1 31
16. Taiwan 41 1 12
17. UK 36 0 8
18. Australia 29 1 11
19. Malaysia 29 0 18
20. Switzerland 27 0 0
21. Canada 24 0 6
22. United Arab Emirates 21 0 5
23. Norway 19 0 0
24. Iraq 19 0 0
25. Vietnam 16 0 16
26. Swedan 14 0 0
27. Australia 14 0 0
28. Israel 10 0 1
29. Lebanon 10 0 0
30. Netherlands 10 0 0
31. Macau 10 0 8
32. San Marino 8 0 0
33. Croatia 7 0 0
34. Greece 7 0 0
35. Equador 6 0 0
36. Oman 6 0 1
37. Finland 6 0 1
38. Mexico 5 0 0
39. Denmark 4 0 0
40. Pakistan 4 0 0
41. Qatar 3 0 0
42. Czech republic 3 0 0
43. Georgia 3 0 0
44. Iceland 3 0 0
45. Philippines 3 1 1
46. Romania 3 0 0
47. Alergia 3 0 0
48. India 3 0 3
49. Azerbaijan 3 0 0
50. Indonesia 2 0 0
51. Belgium 2 0 1
52. Rusia 2 0 2
53. Brazil 2 0 0
54. Egypt 2 0 1
55. Afghanistan 1 0 0
56. Nepal 1 0 1
57. Lithuania 1 0 0
58. Cambodia 1 0 1
59. Andorra 1 0 1
60. Ireland 1 0 0
61. Nigeria 1 0 0
62. Armenia 1 0 0
63. Dominician Republic 1 0 0
64. Estonia 1 0 0
65. North Macedonia 1 0 0
66. Luxembourg 1 0 0
67. Monaco 1 0 0
68. Belarus 1 0 0
69. New Zealand 1 0 0
70. Sri Lanka 1 1 1
Total 89.254 3.048 45.393

Hingga akhirnya pada 2 Maret 2020, Presiden Jokowi menyatakan bahwa ada dua
warga Indonesia yang positif terjangkit virus corona.
Pernyataan Presiden Jokowi rupanya mempengaruhi situasi dan kondisi psikologis dan
sosiologis masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat yang tinggal di wilayah korban yang
positif terjangkit virus corona. Anne Kerr dalam bukunya yang berjudul “Genetics and
Society: A Sociology of Disease” menjelaskan bahwa fenomena wabah penyakit di masyarakat
dapat membuat masyarakat mengalami kecemasan (anxiety) dan ketakutan (fear).

1. Disorganisasi dan disfungsi social

Perlu dipahami, ciri otentik dari masyarakat adalah kedinamisan dalam perubahan di
tatanan sosialnya saat mendapat stimulus tertentu – dalam hal ini rasa takut atas wabah virus
corona. Kondisi perubahan ini bersifat interpenden. Artinya, sulit untuk dapat membatasi
perubahan – perubahan pada masyarakat karena masyarakat merupakan mata rantai yang
saling terkait. Oleh karena itulah, diorganisasi dan disfungsi sosial menjadi suatu
keniscayaan.

Disorganisasi pada masyarakat akan mengarah pada situasi sosial yang tidak menentu.
Sehingga dapat berdampak pada tatanan sosial di masyarakat. Wujud nyatanya berupa
prasangka dan diskriminasi.Hal ini bisa dilihat dari berbagai pemberitaan di media
mengenai reaksi masyarakat saat ada warga Indonesia positif terjangkit virus corona.
Misalnya, ada masyarakat yang mulai membatasi kontak sosialnya untuk tidak
menggunakan angkutan umum, transportasi online, dan menghindari berinteraksi diruang
sosial tertentu (seperti pasar dan mall) karena kuatir tertular virus corona.
Prasangka masyarakat ini tentu memiliki alasan logis. Sebab dalam perspektif
epidemiologi, terjadinya suatu penyakit dan atau masalah kesehatan tertentu disebabkan
karena adanya keterhubungan antara pejamu (host) – dalam hal ini manusia atau makhluk
hidup lainnya, penyebab (agent) – dalam hal ini suatu unsur, organisme hidup, atau kuman
infektif yang dapat menyebabkan terjadinya suatu penyakit, dan lingkungan ( environment) –
dalam hal ini faktor luar dari individu yang dapat berupa lingkungan fisik, biologis, dan
sosial. Kenneth J. Rothman dkk. (2008) dalam buku “Modern Epidemiology” menjelaskan
bahwa kondisi keterhubungan antara pejamu, agen dan lingkungan adalah suatu kesatuan
yang dinamis yang jika terjadi gangguan terhadap keseimbangan hubungan diantaranya,
inilah yang akan menimbulkan kondisi sakit.

2. Snowball effect

Terjadinya diorganisasi dan disfungsi sosial akan memicu efek bola salju (snowball
effect) pada sektor kehidupan lainnya. Efek paling nyata adalah bidang ekonomi. Dampak
dari diorganisasi dan disfungsi sosial karena wabah virus corona, membuat individu atau
kelompok masyarakat mengalami penurunan produktivitas kegiatan ekonominya. Mulai dari
kegiatan produksi, hingga kegiatan konsumtif.

Penurunan produktivitas kegiatan ekonomi warga negara akan berdampak pada tingkat
pertumbuhan ekonomi negara. Contoh paling nyata bisa kita lihat pada pertumbuhan ekonomi
di Cina. Managing Director IMF, Kristalina Georgieva pada pertemuan pemimpin keuangan 20
negara ekonomi terbesar dunia (G20) pada Februari 2020 lalu, menyatakan bahwa ekonomi
Cina diramalkan hanya akan tumbuh perekonomiannya sebesar 5.6% dari yang sebelumnya
6%. Artinya, mengalami penurunan.Indonesia sendiri pun sudah diramalkan oleh para ekonom
akan mengalami gangguan pada pertumbuhan ekonominya karena wabah virus corona.
Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian (Sesmenko) Susiwidjono pada Februari
2020 lalu menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia memiliki potensi tergerus antara
0,11% hingga 0,30%.

3. Penanganan lintas sectoral

Wabah virus corona kini menjadi realitas sosial yang harus dihadapi masyarakat dunia,
khususnya Indonesia. Dampak wabah virus corona ini menciptakan kematian (death), penyakit
(disease), kekurangnyamanan (discomfort), kekurang-puasan (dissatisfication), dan
kemelaratan (destitusion). Oleh karena itulah untuk menanggulangi wabah virus corona tidak
hanya dilakukan dengan intervensi dibidang kesehatan saja, tetapi harus dilakukan secara
terpadu (lintas sektoral).

Tentu hal yang kini sudah dilakukan oleh para peneliti diberbagai dunia, yaitu
melakukan etiologi atau penelitian untuk mengetahui sebab dan muasal secara pasti virus
corona. Selain etiologi, tindakan pengobatan (curing) dan perawatan (caring) pada pasien yang
diduga dan terjangkit virus corona dilakukan dengan serius. Namun tidak hanya
etiologi, curing, dan caring saja yang harus dilakukan. Proses intervensi sosial juga perlu
dilakukan. Hal ini sebagai upaya penanganan secara lintas sektoral.

Intervensi sosial dilakukan sebagai upaya mengantisipasi kondisi masyarakat yang


disorganisasi dan disfungsi sosia yaitu dengan adanya intervensi sosial, diharapkan dapat
memperbaiki fungsi sosial atau mencegah individu atau kelompok masyarakat tertentu
mengalami disfungsi akibat fenomena wabah virus corona.

intervensi sosial yang dapat dilakukan oleh negara, antara lain:

1. memberikan pelayanan sosial


2. pelayanan fisik dan psikososial
3. pelayanan ketrampilan dalam mencegah agar tidak terjangkit virus corona atau
ketrampilan hidup sehat,
4. pelayanan spiritual
5. pelayanan pendampingan
6. pelayanan advokasi
7. pelayanan edukasi atas informasi seputar virus corona.

Anda mungkin juga menyukai