Anda di halaman 1dari 12

BAGIAN I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Pada awal abad ke 20 di dunia, terutama di Amerika dan di Eropa terjadi
ledakan industri, yang dalam hal ini telah mengakibatkan munculnya penyakit-
penyakit akibat pekerjaan atau yang berkaitan dengan pekerjaan.
Terbiasa di depan komputer, terlalu lama duduk di kantor, mengendalikan mesin-
mesin pabrik, atau bahkan mengolah bahan-bahan kimia yang berhubungan dengan
pekerjaan dan berbagai kebiasaan dalam melaksanakan tugas dalam pekerjaan,
tanpa disadari dapat memicu penyakit. Hal ini umumnya dinamakan sebagai
Penyakit Akibat Kerja (PAK).
Namun, sudahkah Anda memperhitungkan dan memahami risiko dari
pekerjaan Anda? Maka untuk memberikan kesadaran dan pengetahuan mengenai
PAK, berikut artikel singkatnya. Masalah kesehatan kerja adalah adanya penyakit
yang timbul akibat kerja, penyakit akibat hubungan kerja ataupun kecelakaan akibat
kerja, yang disebabkan adanya interaksi antara pekerja dengan alat, metode dan
proses kerja serta lingkungan kerja.
Oleh karena itu, deteksi dini penyakit akibat kerja sangatlah penting.
Dengan demikian, tenaga kerja yang sakit dapat segera diobati sehingga
penyakitnya tidak berkembang dan dapat disembuhkan dengan segera. selain itu
juga dapat dilakukan pencegahan agar tenaga kerja yang lain dapat terlindung dari
penyakit tersebut.
Dengan adanya tugas ini, diharapkan dapat menjelaskan sebagian kecil
masalah yang dialami pekerja.
BAGIAN II

ISI PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN JENISNYA

PenyakitAkibat Kerja adalah penyakit yang timbul akibat kerja, alat kerja,
bahan, proses maupun lingkungan kerja.

WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja :

1. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan,


Misalnya: Karsinoma, Bronkhogenik, Silikosis,Asbetosis, Kanker oleh rokok
dan debu.
2. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara factor-factor
penyebab lainnya, misalnya Bronkhitiskhronis.
3. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada
sebelumnya.
Misalnya asma yang di perberat oleh debu.
4. penyakit yang di sebabkan oleh kondisi lingkungan kerja, misalnya gangguan
peredaran darah oleh hemolitik.
Secara hukum Penyakit Akibat Kerja ada dalam Kepres RI No. 22 tahun
1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja.
Pasal 1. Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja
Penyakit itu terdiri atas :

1.Pneumokoniosis (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) & silikotbc.


2.Penyakit paru karena debu logam keras
3.Penyakit paru karena debu kapas, vlas, henep & sisal (bissinosis)
4.Asma akibat kerja
5.Alveolitis alergika karena debu organik
6.Penyakit karena berilium atau senyawanya
7.Penyakit karena kadmium atau senyawanya
8.Penyakit karena fosfor atau senyawanya
9.Penyakit karena krom atau senyawanya
10.Penyakit karena Mn atau senyawannya
11.Penyakit karena As atau senyawanya
12.Penyakit karena Hg atau senyawanya
13.Penyakit karena Pb atau senyawanya
14.Penyakit karena F atau senyawanya
15.Penyakit karena CS2
16.Penyakit karena Halogen dari senyawa alifatik atau aromatik
17.Penyakit karena benzena atau homolognya
18.Penyakit karena nitro dan amina dari benzena atau homolognya
19.Penyakit karena nitrogliserin atau ester asam nitrat
20.Penyakit karena alkohol, glikol atau keton
21.Penyakit karena gas/uap penyebab asfiksia atau keracunan CO, HCN, HS2
atau derivatnya, NH3, Zn, braso dan Ni.
22.Kelainan pendengaran karena kebisingan
23.Kelainan karena getaran mekanik (kelainan otot, urat, tulang persendian,
pembuluh darah tepi atau saraf tepi)
24.Penyakit karena udara bertekanan lebih
25.Penyakit karena radiasi elektromagnetik dan radiasi pengion
26.Penyakit kulit karena penyebab fisik, kimia, atau biologi
27.Peyakit kulit epitelioma primer karena pit, bitumen, minyak mineral, antrasena
atau senyawanya, produk atau residu zat tsb.
28.Kanker paru atau mesotelioma karena asbes
29.Peyakit infeksi oleh virus, bakteri atau parasit pada pekerja berisiko kontaminasi
khusus
30.Penyakit karena suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau kelembaban
udara tinggi
31.Penyakit karena bahan kimia lain termasuk bahan obat.
Beberapa Penyakit Akibat Kerja/Penyakit Akibat Hubungan Kerja
Penyakit Saluran Pernafasan
PAK pada saluran pernafasan dapat bersifat akut maupun kronis.

1 Akut misalnya asma akibat kerja.

2 Sering didiagnosis sebagai tracheobronchitis akut atau karena virus.

3 Kronis, missal: asbestosis.

4 Seperti gejala Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).

5 Edema paru akut.

6 Dapat disebabkan oleh bahan kimia seperti nitrogen oksida.Penyakit Kulit


B.FAKTOR PENYEBAB

Faktor penyebab PenyakitAkibat Kerja (PAK) sangat banyak, tergantung


pada bahan yang digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara
kerja, sehingga tidak mungkin disebutkan satu per satu. Factor penyebab dapat
dikelompokkan dalam 5 golongan:

1. Golongan fisik :suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang sangat
tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.
2. Golongan kimiawi :bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja, maupun
yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas, larutan,
awan atau kabut.
3. Golongan biologis : Bakteri, Virus atau Jamur.
4. Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara
kerja.
5. Golonganpsikososial : lingkungan kerja yang mengakibatkan stress.

C. DETEKSI DINI

Dalam pengendalian penyakit akibat kerja, salah satu upaya yang wajib
dilakukan adalah deteksi dini, sehingga pengobatan dapat diberikan secepat
mungkin. Dengan demikian, penyakit bisa pulih tanpa menimbulkan kecacatan.
Sekurang-kurangnya, tidak menimbulkan kecacatan lebih lanjut. Deteksi dini
seharusnya telah merupakan upaya yang tidak terpisahkan dalam kesehatan kerja.
Tidak berlebihan jika pada tahun 1974,Dewan Eksekutif Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) meminta kepada Direktur Jenderal WHO untuk melaksanakan.
Perbandingan dan evaluasi berbagai metoda deteksi dini gangguan kesehatan pada
pekerja. Bahkan deteksi dini penyakit akibat kerja lebih lanjut ditegaskan dalam
Program Kerja bagi kesehatan pekerja yang disahkan oleh WHO. Pada banyak
kasus, penyakit akibat kerja bersifat berat dan mengakibatkan cacat.
Namun demikian ada dua faktor yang membuat penyakit ini mudah dicegah.
Pertama, bahan penyebab penyakit mudah diidentifikasi, diukur dan dikontrol.
Kedua, populasi yang berisiko biasanya mudah didatangi dan dapat diawasi secara
teratur serta dilakukan pengobatan. Di samping itu, perubahan awal seringkali bisa
pulih dengan penanganan yang tepat. Karena itulah deteksi dini penyakit akibat
kerja sangatlah penting. Lingkungan kerja sering mengandung bermacam-macam
bahaya kesehatan, baik bersifat fisik, kimia, biologis maupun psikologis. Deteksi
dini merupakan kata kunci untuk mengatasi berbagai penyakit akibat kerja.
Sekurang-kurangnya ada tiga hal, menurut WHO,yang dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam deteksi dini, yaitu:

1. Perubahan biokimiawi dan morfologis yang dapat diukur melalui


analisislaboratorium. Misalnya hambatan aktivitas kolinesterase pada
paparan terhadap pestisida organofosfat, penurunan kadar hemoglobin
(Hb), sitologi sputum yang abnormal dan sebagainya.
2. Perubahan kondisi fisik dan fungsi sistem tubuh yang dapat dinilai
melaluipemeriksaan fisik dan laboratorium. Misalnya elektrokardiogram,
uji kapasitas kerja fisik, uji saraf dan sebagainya.
3. Perubahan kesehatan umum yang dapat dinilai dari riwayat medis. Misalnya
rasakantuk dan iritasi mukosa setelah paparan terhadap pelarut-pelarut
organik.

D.DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA

Untuk dapat mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja pada individu perlu


dilakukan suatu pendekatan sistematis untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan dan menginterpretasinya secara tepat.

Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi tujuh langkah yang dapat digunakan
sebagai pedoman:

1. Tentukan Diagnosis klinisnya


Diagnosis klinis harus dapat ditegakkan terlebih dahulu, dengan
memanfaatkan fasilitas-fasilitas penunjang yang ada, seperti umumnya dilakukan
untuk mendiagnosis suatu penyakit. Setelah diagnosis klinik ditegakkan baru dapat
dipikirkan lebih lanjut apakah penyakit tersebut berhubungan dengan pekerjaan
atau tidak.
2. Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini

Pengetahuan mengenai pajanan yang dialami oleh seorang tenagakerja


adalah esensial untuk dapat menghubungkan suatu penyakit dengan pekerjaannya.
Untuk ini perlu dilakukan anamnesis mengenai riwayat pekerjaannya secarac ermat
dan teliti, yang mencakup:
- Lamanyamelakukanmasing-masingpekerjaan

- Bahan yang diproduksi

- Materi (bahanbaku) yang digunakan

- Jumlahpajanannya

- Pemakaianalatperlindungandiri (masker)

- Polawaktuterjadinyagejala

3. Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit tersebut.

Apakah terdapat bukti-bukti ilmiah dalam kepustakaan yang mendukung


pendapat bahwa pajanan yang dialami menyebabkan penyakit yang diderita.Jika
dalam kepustakaan tidak ditemukan adanya dasar ilmiah yang menyatakan hal
tersebut di atas,maka tidak dapat ditegakkan diagnosa penyakit akibat kerja.Jika
dalam kepustakaan ada yang mendukung,perlu dipelajari lebih lanjut secara
khusus mengenai pajanan sehingga dapat menyebabkan penyakit yang diderita
(konsentrasi, jumlah, lama, dansebagainya).

4. Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat
mengakibatkan penyakit tersebut.
Jika penyakit yang dideritahanya dapat terjadi pada keadaan pajanan
tertentu, maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting untuk
diteliti lebih lanjut dan membandingkannya dengan kepustakaan yang ada untuk
dapat menentukan diagnosis penyakit akibat kerja.
5. Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi.

Apakah ada keterangan dari riwayat penyaki tmaupun riwayat


pekerjaannya, yang dapat mengubah keadaan pajanannya, misalnya penggunaan
APD, riwayat adanya pajanan serupa sebelumnya sehingga risikonya meningkat.
Apakah pasien mempunyai riwaya tkesehatan (riwayat keluarga) yang
mengakibatkan penderita lebih rentan/ lebih sensitif terhadap pajanan yang dialami.
6. Cari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab penyakit.
Apakah ada faktor lain yang dapat merupakan penyebab penyakit? Apakah
penderita mengalami pajananlain yang diketahui dapat merupakan penyebab
penyakit. Meskipun demikian, adanya penyebab lain tidak selalu dapat digunakan
untuk menyingkirkan penyebab di tempat kerja.
7. Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya.
Sesudah menerapkan keenamlangkah di atas perlu dibuat suatu keputusan
berdasarkan informasi yang telah didapat yang memiliki dasar ilmiah.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, tidak selalu pekerjaan merupakan penyebabl
angsung suatu penyakit, kadang-kadang pekerjaan hanya memperberat suatu
kondisi yang telah ada sebelumnya. Hal ini perlu dibedakan pada waktu
menegakkan diagnosis. Suatu pekerjaan/ pajanan dinyatakan sebagai penyebab
suatu penyakit apabila tanpa melakukan pekerjaan atau tanpa adanya pajanan
tertentu, pasien tidak akan menderita penyakit tersebut pada saat ini.
Sedangkan pekerjaan dinyatakan memperberat suatukeadaan apabila
penyakit telah ada atau timbul pada waktu yang sama tanpa tergantung
pekerjaannya, tetapi pekerjaannya/ pajanannya memperberat/ mempercepat
timbulnya penyakit.
Dari uraian di atas dapat dimengerti bahwa untuk menegakkan diagnosis
Penyakit Akibat Kerjadi perlukan pengetahuan yang spesifik, tersedianya berbagai
informasi yang didapat baik dari pemeriksaan klinis pasien, pemeriksaan
lingkungan di tempatkerja (bilamemungkinkan) dan data epidemiologis.
E.PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah usaha atau tindakan para pekerja agar tidak
terpajan zat-zat berbahaya. Usaha itu antara lain:
1. Membuat Undang-undang dan peraturan menyangkut penyakit akibat kerja
2. Memodifikasi alat industri
3. Substitusi. Yaitu dengan mengganti bahan-bahan yang membahayakan dengan
bahan yang tidak berbahaya, tanpa mengurangi hasil pekerjaan maupun
mutunya.
4. Ventilasi, baik secara umum maupun secara lokal yaitu dengan udara bersih
yang dialirkan ke ruang kerja dengan menghisap udara keluar ruangan.
5. Alat Pelindung Diri. Alat ini dapat berbentuk pakaian, topi, pelindung kepala,
sarung tangan, sepatu yang dilapisi baja bagian depan untuk menahan beban
yang berat, masker khusus untuk melindungi pernafasan terhadap debu atau
gas berbahaya, kaca mata khusus dsb.
6. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja. Hal ini meliputi pemeriksaan kesehatan
sebelum bekerja dan pemeriksaan secara berkala untuk mencari faktor
penyebab yang menimbulkan gangguan maupun kelainan kesehatan terhadap
tenaga kerja.
7. Latihan dan informasi sebelum bekerja
8. Agar pekerja mengetahui dan berhati-hati terhadap berbagai kemungkinan
adanya bahaya.
9. Pendidikan dan penyuluhan tentang K3, Dilaksanakan secara teratur.
b. Percegahan sekunder
Pencegahan sekunder diperlukan untuk mendeteksi dini penyakit akibat
kerja. Pencegahan sekunder antara lain bisa dilakukan seperti:

1. Penyuluhan.
2. Identifikasi zat berbahaya.
3. Pemerikasaan kesehatan secara berkala.
4. Surveilans penyakit akibat kerja.
c. Pencegahan tersier
Yaitu mencegah terjadi kecacatan pada pekerja yang sudah terkena
penyakit akibat kerja. Hal ini bisa dilakukan antara lain sbb:
1. Mengistrahatkan pekerja.
2. Melakukan pemindahan pekerja dari tempat yang terpaja.
3. Melakukan pemeriksaan berkala untuk evaluasi penyakit.
Ada banyak metode pencegahan, tapi menurut kami cara mencegah
penyakit pada waktu kerja adalah kedisiplinan, doa istri dan anak-anak, dan paling
penting doa orang tua untuk anak-anaknya.
BAGIAN III

PENUTUP

KESIMPULAN
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang timbul akibat kerja, alat kerja,
bahan, proses maupun lingkungan kerja.
Penyakit tersebut bisa kita cegah dengan cara-cara yang telah dijelaskan di atas.
Beberapa tips dalam mencegah PAK, diantaranya:
1. Pakailah APD secara benar dan teratur
2. Kenali risiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut.
3. Segera akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan.
DAFTAR RUJUKAN

http://safety4abipraya.wordpress.com/2008/03/19/penyakit-akibat-kerja/

http://www.anekanews.com/2011/07/cara-mencegah-penyakit-akibat-kerja.html

Anda mungkin juga menyukai