Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DENGAN MASALAH /


DIAGNOSIS KEPERAWATAN RESIKO BUNUH DIRI

Oleh :
Miriam Baersady, S.Kep
2007 14901 309

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2021
LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DENGAN MASALAH /
DIAGNOSIS KEPERAWATAN RESIKO BUNUH DIRI

Oleh
Miriam Baersady, S.Kep
2007 14901 309

Disetujui Oleh

Pembimbing Institusi Pembimbing Wahana Praktik

(Miftakhul Ulfa S.Kep.,Ners.,M.Kep) (……….……………………………….)


A. Kasus (Masalah Utama)
Resiko bunuh diri

B. Proses Terjadinya Masalah (Tinjauan Teori)


1. Pengertian
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien
untuk mengakhiri kehidupannya, bunuh diri memiliki 4 pengertian antara
lain :
a) Bunuh diri adalah membunuh diri sendiri secara intensional
b) Bunuh diri dilakukan dengan intense
c) Bunuh diri di lakuka oleh diri sendiri kepada diri sendiri
d) Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung (aktif) atau tidak
langsung (pasif), misalnya dengan tidak meminum obat yang
menentukan kelangsungan hidup atau secara sengaja berada di rel
kereta api.

2. Tanda dan gejala


a) Sedih
b) Marah
c) Putus asa
d) Tidak berdaya
e) Memeberikan isyarat verbal maupun non verbal

3. Penyebab
Secara universal : karena ketidakmampuan individu untuk menyelesaikan
masalah terbagi menjadi :
a) Faktor genetik (berdasarkan penelitian)
1) 1,5 – 3 kali lebih banyak perilaku bunuh diri terjadi pada individu
yang menjadi kerabat tingkat pertama dari orang yang mengalami
gangguan mood/depresi/ yang pernah melakukan upaya bunuh
diri.
2) Lebih sering terjadi pada kembar monozigot dari pada kembar
dizigot.
b) Faktor biologis lain
Biasanya karena penyakit kronis / kondisi medis tertentu, misalnya :
1) Stroke
2) Gangguuan kerusakan kognitif (demensia)
3) DiabetesPenyakit arteri koronaria
4) Kanker
5) HIV / AIDS
c) Faktor psikososial dan lingkungan
1) Teori Psikoanalitik / Psikodinamika: Teori Freud, yaitu bahwa
kehilangan objek berkaitan dengan agresi & kemarahan,
perasaan negatif thd diri, dan terakhir depresi.
2) Teori Perilaku Kognitif: Teori Beck, yaitu Pola kognitif negatif yang
berkembang, memandang rendah diri sendiri
3) Stressor Lingkungan: kehilangan anggota keluarga, penipuan,
kurangnya sistem pendukung sosial

4. Akibat
Resiko bunuh diri dapat mengakibatkan sebagai berikut :
a) Keputusasaan
b) Menyalahkan diri sendiri
c) Perasaan gagal dan tidak berharga
d) Perasaan tertekan
e) Insomnia yang menetap
f) Penurunan berat badan
g) Berbicara lamban, keletihan
h) Menarik diri dari lingkungan social
i) Pikiran dan rencana bunuh diri
j) Percobaan atau ancaman verbal
C. Pohon Masalah / Aksis

Resiko mencederai diri, orang lain dan


lingkungan

Resiko Bunuh Diri

harga diri rendah

D. Asuhan Keperawatan
1. Masalah keperawatan yang perlu di kaji
Pengakajian faktor resiko perilaku bubuh diri
a) Jenis kelamin : resiko meningkat pada pria
b) Usia: lebih tua, masalah semakin banyak
c) Status perkawinan: menikah dapat menurunkan resiko, hidup sendiri
merupakan masalah.
d) Riwayat keluarga: meningkat apabila ada keluarga dengan
percobaan bunuh diri / penyalahgunaan zat.
e) Pencetus ( peristiwa hidup yang baru terjadi): Kehilangan orang yang
dicintai, pengangguran, mendapat malu di lingkungan social.
f) Faktor kepribadian: lebih sering pada kepribadian introvert/menutup
diri.
g) Lain – lain: Penelitian membuktikan bahwa ras kulit putih lebih
beresiko mengalami perilaku bunuh diri.

2. Diagnosa Keperawatan
a) Resiko perilaku bunuh diri
b) Koping maladaptive

3. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa 1 : resiko bunuh diri
Tujuan umum : Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri
Tujuan Khusus :
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi :
a) Perkenalkan diri dengan klien
b) Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.
c) Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.
d) Bersifat hangat dan bersahabat.
e) Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.

TUK II : klien dapat


Intervensi
a) Jauhkan klien dari benda yang dapat membahayakan (pisau, silet,
gunting, tali, kaca dan lain - lain)
b) Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh
perawat.
c) Awasi klien secara ketat setiap saat.

TUK III : Klien dapat mengekspresikan perasaanya


Intervensi
a) Dengarkan keluhan yang dirasakan
b) Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan
dan keputusasaan.
c) Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana
harapannya.
d) Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan,
kematian, dan lain lain.
e) Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan
keinginan untuk hidup.

TUK IV : Klien dapat meningkatkan harga diri


Intervensi :
a) Bantu klien untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi
keputusasaannya
b) Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.
c) Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan
antar sesama, keyakinan, hal hal untuk diselesaikan).
TUK V : Klien menggunakan koping yang adaptif
Intervensi
a) Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman yang menyenangkan
setiap hari (misalnya : berjalan – jalan, membaca buku favorit, menulis
surat dll)
b) Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan
pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan
tentang kegagalan dalam kesehatan.
c) Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang
mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah
mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut
dengan koping yang efektif

Diagnosa 2 : gangguan konsep diri : harga diri rendah


Tujuan Umum : Klien tidak melakukan kekerasan
Tujuan Khusus :
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi
a) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama
perawat dan jelaskan tujuan interaksi
b) Panggil klien dengan nama panggilan yang di sukai
c) Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang

TUK II : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang


dimiliki
Intervensi
a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang di miliki
b) Hindari penilaian negatif setiap pertemuan klien
c) Utamakan pemberian pujian yang realitas

TUK III : Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk
diri sendiri dan keluarga
Intervensi
a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang di miliki
b) Diskusikan pula kemampuan yang dapat di lanjutkan setelah pulang
ke rumah

TUK IV : Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai


kemampuan yang di miliki
Intervensi
a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan
b) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan
c) Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan klien

TUK V : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan


Intervensi :
a) Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b) Beri pujian atas keberhasilan klien
c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

TUK VI : klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada


a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
b) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah
d) Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien

Diagnosa III : Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan umum : pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
Tujuan khusus :
a) Pasien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya
b) Pasien mampu mengungkapkan perasaannya
c) Pasien mampu meningkatkan harga dirinya
d) Pasien mampu menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
Intervensi
a) Mendiskusikan cara mengatasi keinginan mencederai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
b) Meningkatkan harga diri pasien dengan cara :
1) Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya
2) Memberikan pujian jika pasien dapat mengatakan perasaan yang
positif
3) Meyakinkan pasien bahawa dirinya penting
4) Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh
pasien
5) Merencanakan yang dapat pasien lakukan
c) Tingkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara :
1) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
2) Mendiskusikan dengan pasien efektfitas masing-masing cara
penyelesian masalah
3) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang
lebih baik
STRATEGI PELAKSANAAN RESIKO BUNUH DIRI

A. Kondisi klien
Sedih, marah, putus asa, tidak berdaya, memberikan isyarat verbal maupun
non verbal

B. Diagnosa keperawatan
Resiko bunuh diri

C. Tujuan
1. Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
2. Pasien dapat mengungkapkan perasaanya
3. Pasien dapat meningkatkan harga dirinya
4. Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik

D. Tindakan keperawatan
1. Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan
meminta bantuan dari keluarga atau teman
2. Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara :
a) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaanya
b) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.
c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
d) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh
pasien
e) Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan
3. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara :
a) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
b) Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara
penyelesaian masalah
c) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang
lebih baik
E. Strategi Pelaksanaan
SP 1 : Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri :
melindungi pasien dari percobaan bunuh diri
1. Orientasi:
”Selamat pagi Pak, kenalkan saya Agung Nugroho, biasa di pangil Agung,
saya mahasiswa Keperawatan Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga yang bertugas di ruang ini, saya dinas pagi dari jam 7 pagi – 2
siang .”
”Bagaimana perasaan A hari ini? ”
” Bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang apa yang A rasakan
selama ini. Dimana dan berapa lama kita bicara?”
2. Kerja
”Bagaimana perasaan A setelah ini terjadi? Apakah dengan bencana ini A
paling merasa menderita di dunia ini? Apakah A pernah kehilangan
kepercayaan diri? Apakah A merasa tidak berharga atau bahkan lebih
rendah dari pada orang lain? Apakah A merasa bersalah atau
mempersalahkan diri sendiri? Apakah A sering mengalami kesulitan
berkonsentrasi? Apakah A berniat unutuk menyakiti diri sendiri? Ingin
bunuh diri atau berharap A mati? Apakah A pernah mencoba bunuh diri?
Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang A rasakan?”
”Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada
keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi
kamar A ini untuk memastikan tidak ada benda – benda yang
membahayakan A)”
”Karena A tampaknya mash memilikikeinginan yang kuat untuk
mengakhiri hidup A, saya tidak akan membiarkan A sendiri”
”Apa yang A lakukan jika keinginan bunuh diri muncul?”
”Kalau keninginan itu muncul, maka akan mengatasinya A harus
langsung minta bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga
atau teman yang sedang besuk. Jadi A jangan sendirian ya, katakan
kepada teman perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk
mengakhiri kehidupan.”
”Saya percaya A dapat mengatasi masalah.”
3. Terminasi :
”Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi
perasaan ingin bunuh diri?”
” Coba A sebutkan lagi cara tersebut!”
”Saya akan menemani A terus sampapi keinginan bunuh diri hilang.”
(jangan meninggalkan pasien).
DAFTAR PUSTAKA

Keliat A. Budi, Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.


Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai