Anda di halaman 1dari 53

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Perusahaan

Sejarah dan perkembangan kelistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad 19 yaitu

pada jaman pemerintahan Hindia Belanda. Pembangunan kelistrikan di wilayah

Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut : (1) Kelistrikan di wilayah Batavia pada

tahun 1893 dengan nama Electricteit Badriff Batavia, (2) Kelistrikan di wilayah

Medan pada tahun 1903 dengan nama Electricteit Bedriff Medan, (3) Kelistrikan di

wilayah Surabaya pada tahun 1907 dengan nama Electricteit Bedriff Surabaya, (4)

Kelistrikan berikutnya terjadi di wilayah Palembang, Ambon dan Makasar, (5)

Setelah perusahaan listrik tersebut berdiri pendistribusiannya dialihkan ke

perusahaan-perusahaan listrik swasta, antara lain:

N.V. NIGM yang kemudian berubah menjadi N.V. OGEM, N.V. ANIEM

(selanjutnya pada 8 Februari 1914 diberi kewenangan menangani wilayah Surabaya,

Semarang dan Yogyakarta), N.V. GEBEO, ELEKTRA, SEM, OJEM, EMR, EMB.

Listrik untuk kepentingan umum mulai ada pada saat perusahaan swasta Belanda

yaitu NV. NIGN yang semula bergerak dibidang gas memperluas usahanya di bidang

WATERCRACHT BEDRIJVEN (LWB) yaitu perusahaan listrik Negara yang

mengelola PLTA Plengan, PLTA Lamajan, PLTA Bengkok Dragon, PLTA Ubruk

dan Kracak di Jawa Barat, PLTA Giringan di Madiun, PLTA Tes di Bengkulu, PLTA

36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

Potensa Lama di Sulawesi Utara, dan PLTU di Jakarta. Selain itu dibentuk beberapa

perusahaan listrik lainnya di kota Praja.

Ketika pemerintah Belanda menyerah kepada Jepang pada Perang Dunia II, maka

Indonesia dikuasai oleh Jepang. Oleh karena itu Perusahaan Gas dan Listrik yang ada

beserta personilnya diambil alih Jepang. Pada saat proklamasi tanggal 17 Agustus

1945, pemuda dan buruh listrik serta gas mengambil alih perusahaan-perusahaan

listrik dan gas tersebut.

Setelah berhasil merebut perusahaan listrik dan gas dari Jepang, pada bulan

September 1945 delegasi buruh listrik dan gas yang diketuai oleh Kobarsjih

menghadap pimpinan KNI pusat MR. Kasman Singodimejo untuk melaporkan hasil

perjuangan mereka. Selanjutnya delegasi Kobarsjih bersama pimpinan KNI pusat

menghadap presiden Soekarno, kemudian menyerahkan perusahaan listrik dan gas

tersebut ke tangan pemerintah Republik Indonesia. Penyerahan tersebut diterima oleh

presiden Soekarno dan kemudian dengan ketetapan pemerintah Nomor 1 tanggal 27

Oktober 1945 maka dibentuklah perusahaan jawatan Listrik dan Gas di bawah

Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga.

Pada masa agresi Belanda I dan II sebagian besar perusahaan-perusahaan listrik

dikuasai kembali oleh pemerintah Belanda. Pegawai-pegawai yang tidak mau

bekerjasama kemudian mengungsi dan menggabungkan diri pada kantor jawatan

listrik dan gas di daerah-daerah yang tidak diduduki Belanda untuk meneruskan

perjuangan. Para pemuda kemudian mengajukan mosi yang dikenal dengan mosi

Kobarsjih tentang nasionalisasi perusahaan listrik dan gas swasta kepada parlemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

Republik Indonesia. Selanjutnya dikeluarkan Keputusan RI Nomor 163, tanggal 3

Oktober 1953 tentang nasionalisasi perusahaan listrik milik orang asing di Indonesia

apabila waktu konsesinya habis.

Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan Irian

Jaya dari pemerintahan Belanda maka dikeluarkan Undang-undang Nomor 86 tahun

1958 tentang nasionalisasi perusahaan listrik dan gas Belanda. Dengan Undang-

undang tersebut maka seluruh perusahaan listrik Belanda berada di tangan bangsa

Indonesia.

Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia mengalami pasang surut seiring dengan pasang

surutnya perjuangan bangsa Indonesia. Kemudian tahun 1961 pemerintah Republik

Indonesia mendirikan Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPUPLN),

dengan dikeluarkannya PP. Nomor 67 tahun 1961. Pada tahun 1965 BPUPLN

dibubarkan dan diganti dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Perusahaan Gas

Negara dengan tujuan agar status hukum perusahaan ini lebih kuat serta dapat

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan diterbitkannya Impres Nomor

17 Tahun 1967 yang berisi tentang pengarahan dan penyederhanaan perusahaan

negara, maka PP. Nomor 18 Tahun 1972. PLN sebagai perusahaan public dan agen

pembangunan dituntut untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya. Guna

penyempurnaan PP. Nomor 18 Tahun 1972 maka diterbitkanlah PP Nomor 17 Tahun

1990.

Karena menipisnya keuangan Negara (APBN) dalam penyediaan dana untuk

pembangunan kelistrikan, maka dibutuhkan dana dari masyarakat dan pengusaha di


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

luar PLN atau pemerintah dalam bentuk penyertaan modal. Dengan adanya

perubahan struktur modal tersebut maka bentuk Perusahaan Umum Listrik Negara

(Perum PLN) diganti menjadi badan hokum yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas)

yaitu PT PLN (Persero) yang ditetapkan melalui PP. Nomor 23 Tahun 1994,

Perubahan struktur organisasi tersebut juga terjadi di organisasi PT PLN Jawa Tengah

yaitu :

a. Tahun 1961 bernama Perusahaan Umum Listrik Negara Exploitasi X

berdasarkan SK Menteri PUTL Nomor Ment. 16/I/20 Tanggal 20 Mei 1961.

b. Tahun 1976 bernama Perusahaan Umum Listrik Negara Wilayah XIII

berdasarkan SK. Nomor 013/Dir/1976 Tanggal 25 Februari 1976.

c. Tahun 1987 bernama Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa

tengah berdasarkan SK. Nomor 092/Dir/87 Tanggal 24 Juni 1987.

d. Tahun 1993 bernama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah berdasarkan

SK. Direksi Nomor 156. K/023/Dir/1993.

e. Tahun 2011 bernama PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa tengah

dan daerah istimewa Yogyakarta berdasarkan SK. Direksi Nomor 27.

K/Dir/2001 Tanggal 20 Februari 2001.

Walaupun PLN sudah berubah menjadi PT. PLN (Persero), namun status

kepemilikannya tetap 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

2. Motto, Falsafah, dan Logo PT. PLN (Persero)

a. Motto

b. Falsafah

Warga PT. PLN (Persero) mempunyai prinsip bahwa :

1. Perusahaan kita bukan sekedar penyedia energi akan tetapi juga berkontribusi

pada pengembangan masyarakat yang produktif dan peningkatan kualitas

kehidupan masyarakat.

2. Keberhasilan perusahaan bukan sekedar ditentukan oleh besarnya laba tapi

juga oleh kemampuan perusahaan memberikan pelayanan terbaik kepada para

pelanggan, sehingga mereka mampu ikut serta aktif dalam kegiatan produktif

dan memperoleh kehidupan sejahtera.

3. Pekerja PLN bukan faktor produksi, tetapi adalah manusia bermartabat yang

memiliki potensi yang dapat dikontribusikan untuk mewujudkan keberhasilan

perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

c. Logo PT. PLN (Persero)

Gambar IV

Logo PLN

Bentuk, warna dan makna lambang perusahaan resmi digunakan sesuai dengan yang

tercantum pada lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara

No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan

Umum Listrik Negara .

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal Warna Kuning

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya melambangkan

bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan

sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang

diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan

masyarakat. Warna kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang

dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

2. Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung didalamnya sebagai produk

jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu, petir juga diartikan sebagai

kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik

bagi para pelanggannya. Warna merah melambangkan kedewasaan PT PLN (Persero)

sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan geral laju

perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi

tantangan perkembangan jaman.

3. Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha

utama yang digeluti perusahaan yaitu : pembangkitan, penyaluran, dan distribusi yang

seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan

layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan

konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam

kehidupan manusia. Di samping itu, warna biru juga melambangkan keandalan yang

dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi

pelanggannya.

3. Visi dan Misi PT. PLN (Persero) serta Yel-yel PT PLN (Persero) APJ

Surakarta adalah sebagai berikut :

a. Visi

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, Unggul dan

Terpercaya dengan bertumpu pada Potensial Insani.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

b. Misi

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi

pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

c. Yel-yel PT PLN(Persero) APJ Surakarta

Semangat pagi, dijawab : bekerja bekerja bekerja.

Area Surakarta, dijawab : luar biasa.

2013, dijawab : sukses.

4. Panduan Tata Nilai Anggota Perusahaan

PT PLN (Persero) mewujudkan wawasan bersama dengan selalu menjunjung

dan menerapkan nilai-nilai :

a. Saling Percaya (mutual trust)

Suasana saling menghargai dan terbuka diantara sesama anggota Perusahaan

yang dilandasi oleh keyakinan akan integritas, itikad baik, dan kompetensi

dari pihak-pihak yang saling berhubungan dalam penyelenggaraan praktek

bisnis yang bersih dan etikal. Sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh

anggota perusahaan untuk mengaktualisasikan nilai saling percaya :

1. Berpikir dan berperilaku positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

2. Bersikap objektif dalam menilai, menganalisa, dan mengambil keputusan.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

3. Terbuka terhadap kritik, saran, serta bersedia memberi informasi yang

diperlukan sesama anggota perusahaan sesuai dengan kewenangan dan

batas-batas yang diijinkan.

4. Mampu berbagi pengalaman baik yang diperoleh dari diklat, seminar dan

penugasan diantara sesama anggota perusahaan.

5. Memberi semangat dan saling mendukung.

6. Bersikap arif dan adil dalam menanggapi kesalahan yang dilakukan oleh

orang lain.

7. Berani bertanggung-jawab atas keputusan yang diambil.

8. Siap memberi bantuan, baik diminta atau atas inisiatif sendiri.

9. Menjalin hubungan baik dan saling menghormati.

10. Bersedia menyampaikan informasi secara proporsional dan dapat

dipercaya kepada pihak yang berkepentingan.

11. Bersedia menerima kritik dan menghargai pendapat orang lain.

12. Berani menyampaikan pendapat dan gagasan secara etikal.

13. Memberikan kemudahan akses informasi bagi sesama anggota perusahaan

sesuai batas-batas kewenangan.

14. Menciptakan mekanisme kerja dan prosedur pelayanan yang jelas dan

transparan.

15. Membuka kesempatan bagi bawahan untuk terlibat dalam proses

pengambilan keputusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

16. Memberikan penilaian atas prestasi dan kemampuan anggota perusahaan

harus dilakukan secara objektif dan transparan.

b. Integritas (integrity)

Wujud dari sikap anggota perusahaan yang secara konsisten menunjukan

kejujuran, keselarasan antara perkataan dan perbuatan, dan rasa tanggung

jawab terhadap pengelolaan perusahaan dan pemanfaatan kekayaan

perusahaan untuk kepentingan baik jangka pendek maupun jangka panjang,

serta rasa tanggung jawab terhadap semua pihak yang berkepentingan. Sikap

dan perilaku yang harus dimiliki oleh anggota perusahaan untuk

mengaktualisasikan nilai integritas:

1. Menghormati dan mematuhi peraturan perundang-undangan dan kebijakan

Perusahaan dalam melaksanakan tugas.

2. Cerdas, bijak, adil, dalam menjalankan tugas Perusahaan.

3. Menghargai persamaan hak dan kewajiban untuk menciptakan hubungan

kerja yang harmonis.

4. Bertanggung-jawab terhadap keselamatan kerja dan menjaga kerahasiaan

serta keamanan dokumen Perusahaan.

5. Ikut bertanggung-jawab dalam usaha melestarikan lingkungan dalam

kaitannya dengan pembangunan dan kegiatan operasional prasarana

kelistrikan.

6. Semua anggota Perusahaan tidak akan menyalahgunakan wewenang dan

berupaya mencegah KKN (korupsi, kolusi,nepotisme).


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

7. Bersedia bekerja keras.

8. Memegang teguh komitmen atas hasil keputusan yang telah disepakati

bersama.

9. Konsisten dalam setiap langkah dan tindakan.

10. Selalu bertindak jujur, tertib, disiplin, dan transparan.

11. Setiap program dan kegiatan harus dihasilkan melalui proses analisis yang

mempertimbangkan tolok ukur normatif serta cost &benefit untuk

memberikan manfaat bagi perusahaan.

12. Bersedia berinovasi dalam menjalankan tugas.

13. Menghargai waktu dalam menjalankan tugas.

14. Melakukan pekerjaan secara cermat dan tepat.

c. Peduli (care)

Cerminan dari suatu niat untuk menjaga dan memelihara kualitas kehidupan

kerja yang dirasakan anggota perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan

dalam rangka bertumbuh kembang bersama, dengan dijiwai kepekaan

terhadap setiap permasalahan yang dihadapi perusahaan serta mancari solusi

yang tepat. Sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh anggota perusahaan

untuk mengaktualisasikan nilai peduli:

1. Memahami kepentingan orang lain.

2. Mau membantu orang lain yang mengalami kesulitan dalam menangani

pekerjaan.

3. Menghargai waktu dalam menjalankan tugas Perusahaan.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

4. Menaruh perhatian dan mengambil inisiatif untuk mengatasi masalah-

masalah yang timbul di Perusahaan.

5. Sopan dan menghormati orang lain.

6. Memelihara, melengkapi, dan memperbarui informasi yang berhubungan

dengan bidang tugasnya.

7. Memberikan pelayanan sebaik mungkin, baik terhadap sesama anggota

Perusahaan, pelanggan, maupun mitra kerja.

8. Memberikan perhatian dan penghargaan terhadap prestasi.

9. Bersedia menerima dan memberi teguran sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

10. Menjaga dan memelihara sarana & fasilitas Perusahaan yang menjadi

tanggung-jawabnya.

11. Mengutamakan kepuasan pelanggan dan memperhatikan kepentingan

stakeholder.

12. Menciptakan sistem dan prosedur yang tidak berbelit-belit (birokratis) dan

cara kerja yang memberikan kemudahan pada orang lain.

13. Mewaspadai dan mencermati gejala-gejala yang timbul di lingkungan

kerja serta berusaha melakukan tindakan yang diperlukan.

14. Membantu kesulitan rekan kerja dalam membangun semangat

kebersamaan untuk mencapai keberhasilan bersama.

15. Memberi perhatian dan menghargai pendapat orang lain serta bersedia

melakukan koreksi diri.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

16. Berusaha mendapatkan masukan untuk meningkatkan mutu produk dan

pelayanan.

d. Pembelajar (learner)

Sikap anggota perusahaan untuk selalu berani mempertanyakan kembali

sistem dan praktek pembangunan, manajemen dan operasi, serta berusaha

menguasai perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir demi pembaruan

Perusahaan secara berkelanjutan. Sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh

anggota perusahaan untuk mengaktualisasikan nilai pembelajar :

1. Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama

anggota Perusahaan.

2. Menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya inovatif.

3. Mendorong anggota Perusahaan untuk berinisiatif dalam pengembangan

diri secara terus-menerus.

4. Membiasakan diri untuk berbicara secara realistik yang didukung oleh

data dan fakta.

5. Bekerja berdasarkan standar terbaik dan profesional sehingg didapatkan

kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan yang berbobot.

6. Memelihara semangat untuk beradaptasi dalam mengelola perubahan

secara konstruktif.

7. Memelihara achievement motivation yang tinggi.

8. Proaktif mencari peluang pengembangan usaha serta memimpin dinamika

perubahan usaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

9. Membangun semangat kerjasama untuk menumbuhkan sinergi antar

fungsi dan antar tim.

10. Memberdayakan orang lain untuk maju dan mandiri.

(Sumber : Budaya Perusahaan PT PLN (Persero) tahun 2002 )

5. Divisi-divisi di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta.

a. Manager Area

1. Menyusun perkiraan kebutuhan tenaga listrik.

2. Menyusun dan menerapkan program penjualan listrik.

3. Memantau perkembangan jumlah pelanggan dan jenis tarif.

4. Menyusun program peningkatan kualitas pelayanan pelanggan.

5. Mengkoordinir dan mengendalikan pengoperasian jaringan tegangan

menengah (JTM) dan jaringan tegangan rendah (JTR), sambungan rumah

(SR) dan APP-nya.

6. Mengkoordinir pembuatan Rencana kerja Anggaran Perusahaan (RKAP).

7. Melaksanakan kegiatan Pembinaan Kemitraan.

8. Menangani permasalahan hukum yang terjadi di lingkungan area.

9. Melaksanakan pengelolaan SDM, keuangan dan administrasi.

10. Membuat evaluasi secara berkala terhadap kegiatan pengelolaan

Pemasaran, Niaga, Distribusi, Keuangan, SDM, dan Administrasi.

11. Melaporkan kegiatan yang berhubungan dengan tugas pokok sesuai

prosedur yang ditetapkan.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

b. Asisten Manajer Pemasaran

1. Memberi masukan untuk penetapan harga listrik.

2. Menyusun perkiraan kebutuhan energi.

3. Membuat usulan pengembangan produk dan jasa baru.

4. Melaksanakan riset pasar.

5. Menyusun metode dan petunjuk pelaksanaan segmentasi pasar.

6. Menyusun metode dan petunjuk promosi.

7. Melaksanakan kegiatan kehumasan dan penyuluhan ketenagalistrikan dan

prosedur pelayanan kepada pelanggan dan masyarakat.

8. Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan pemasaran dan rencana perbaikan.

c. Asisten Manajer Niaga

1. Mengkoordinir proses administrasi PB dan PD pada konsumen selektif

2. Secara aktif membantu Unit dalam penyelesaian klaim

3. Secara aktif membantu Unit dalam manajemen baca meter.

4. Mengelola dan mengkoordinir hasil penjualan tenaga listrik.

5. Memonitor pengelolaan piutang.

6. Mengelola pemutusan dan penyambungan pelanggan yang menunggak.

7. Mengkoordinir pelaksanaan P2TL pada Unit di bawahnya.

8. Mengoperasikan dan memelihara sistem informasi.

9. Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan niaga dan rencana perbaikannya.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

d. Asisten Manajer Distribusi

1. Membuat desain konstruksi berdasarkan desain standar.

2. Menyusun usulan pengembangan distribusi.

3. Membuat analisis kinerja jaringan distribusi.

4. Menyusun SOP pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

5. Membantu pelaksanaan PB dan PD pada konsumen selektif.

6. Melaksanakan pembangunan jaringan distribusi dan sarana lainnya.

7. Melaksanakan administrasi pembangunan.

8. Melahirkan pemutakhiran peta jaringan distribusi

9. Mengelola peneraan dan pengujian peralatan distribusi.

10. Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan operasi dan pemeliharaan distribusi

serta rencana perbaikannya.

e. Asisten Manajer Keuangan.

1. Menyusun cash flow.

2. Menyusun dan memantau anggaran belanja dan pendapatan APJ dan UPJ.

3. Membuat laporan hasil penjualan listrik dan pendapatan lainnya.

4. Melaksanakan rekonsiliasi dan pengawasan aliran pendapatan (Receipt).

5. Melaksanakan tata laksana perbekalan.

6. Melaksanakan dan mengkoordinir pembiayaan operasi dan investasi.

7. Membuat laporan keuangan secara berkala.

8. Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan keuangan dan rencana

perbaikannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

f. Asisten Manajer SDM & Administrasi

1. Menyusun dan mengusulkan Formasi Tenaga Kerja (FTK)

2. Melaksanakan program pendidikan dan pelatihan pegawai.

3. Melaksanakan pengembangan karier pegawai.

4. Melaksanakan updating karier pegawai.

5. Melaksanakan kinerja karier pegawai.

6. Menyusun dan mengusulkan mutasi pegawai.

7. Mengelola penyusunan anggaran pegawai dan pembayaran penghasilan

pegawai.

8. Mengelola kesekretariatan dan rumah tangga kantor.

9. Melaksanakan pembinaan keamanan dan K3

10. Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan SDM & Administrasi serta rencana

perbaikannya.

g. Asisten Manajer Humas, Kemitraan & Bina Lingkungan.

Dalam struktur organisasi PT PLN (Persero) APJ Surakarta, divisi

Hubungan masyarakat digabungkan dengan bagian Hukum dan Administrasi.

Adapun fungsi Bidang Humas, Hukum dan Administrasi adalah sebagai berikut:

1. Menyusun kebijakan dan mengelola hubungan kemasyarakatan dan

pelanggan baik internal maupun eksternal.

2. Menyusun kebijakan dan mengelola fasilitas kerja, sistem pengaman dan

manajer kantor.

3. Menyusun kebijakan K3, lingkungan dan Community Development.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

4. Menyusun kebijakan administrasi

5. Menyusun dan mengaji produk-produk hukum dan peraturan-peraturan

perusahaan.

6. Memberikan advokasi dalam bisnis energi listrik dan ketenagakerjaan.

7. Menyusun standar fasilitas kantor.

8. Mengelola asset tanah dan bangunan serta sarana kerja.

9. Mengelola kesekretariatan dan rumah tangga kantor induk.

6. Jam Kerja Karyawan

Waktu atau jam kerja karyawan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta secara

umum diatur sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan peraturan perundangan yaitu 8

jam kerja sehari atau 40 jam seminggu, jumlah tersebut dalam pelaksanaanya diatur

sebagai berikut :

1. Senin-Kamis : pukul 07.30-16.30 WIB, termasuk istirahat 1 jam.

2. Jum at : pukul 06.30-14.30 WIB, termasuk istirahat 1,5 jam.

3. Sabtu : libur.

4. Minggu : libur.

5. Khusus untuk pelayanan gangguan buka selama 24 jam dengan 3 shif yaitu :

jam 07.00-15.00, 15.00-22.00, 22.00-07.00.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

7. Program Kegiatan Karyawan

Selain kegiatan bekerja, karyawan PT PLN (Persero) APJ Surakarta juga

mempunyai program Spiritual Budaya Olahraga (SBO). Untuk program kegiatannya

baik itu merupakan kegiatan dalam rangka meningkatkan kemampuan karyawan,

refreshing, ataupun meningkatkan keimanan karyawannya. Berikut macam-macam

kegiatan tersebut :

a. Program Kerohanian

Program ini dilaksanakan untuk meningkatkan keimanan karyawan PT

PLN (Persero) APJ Surakarta kepada Tuhan . Bentuk dari program ini yaitu

untuk agama Islam dinamakan BINTAL ( pembinaan mental Islam) diadakan

setiap sebulan sekali di Masjid Baabussalam PLN. Kemudian untuk yang

Nasrani dinamakan PA (Pendalaman Al-Kitab) diadakan setiap seminggu

sekali

ada agama selain Islam dan Nasrani.

b. Program Refreshing

Dalam mengatasi kejenuhan dalam menyelesaikan pekerjaan,

karyawan PT PLN (Persero) APJ Surakarta membentuk Badan Kesejehteraan

Karyawan yang mempunyai program kegiatan untuk tidak menjenuhkan

karyawan. Program-program tersebut antara lain :


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

1. Program Rekreasi

Biasanya diadakan setiap hari libur nasional setahun sekali, seperti

mengadakan jalan-jalan keliling kota, rekreasi ke Waduk Gajah

Mungkur,dll.

2. Program Olahraga

Kegiatan olahraga yang rutin dilaksanakan adalah senam pagi setiap hari

Surakarta. Selain itu juga ada kegiatan badminton, sepeda santai, voli,

yang biasanya dilakukan setiap seusai senam pagi atau pada hari libur

nasional.

3. Program Seni Musik

Untuk kegiatan seni musik ini, PT PLN (Persero) APJ Surakarta

mempunyai kegiatan karawitan dan keroncong.

c. Program Kesejahteraan

Sebagai bentuk perhatian dan kepedulian atau tanggung jawab manajemen serta

untuk menunjang kesehatan dan kesejahteraan karyawan,maka PT. PLN (Persero)

APJ Surakarta, memberikan sarana yang menyangkut kesejahteraan karyawan,

diantaranya adalah sebagai berikut :

i. Tersedianya sarana kesehatan, dokter kontrak dan rumah sakit

yang ditunjuk khusus oleh perusahaan dengan Perjanjian Kerja

Sama (PKS).

ii. Tersedianya sarana peribadatan bagi seluruh karyawan.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

iii. Adanya penghargaan berupa kenaikan pangkat dan bonus

kepada karyawan yang menunjukkan kualitas kinerja yang

baik.

d. Program Peningkatan Kemampuan Karyawan

Agar mampu menjalankan setiap tugas yang diberikan oleh atasan,

karyawan PT PLN (Persero) APJ Surakarta perlu meningkatkan

kemampuannya dalam menghadapi setiap tantangan yang muncul dalam

pekerjaan. Berikut program kegiatan tersebut :

1. Diklat Karyawan

Program pendidikan dan latihan (DIKLAT) biasanya diadakan setiap

setahun sekali sesuai dengan kebutuhan karyawan. Diklat ini atas usulan

dari pegawai, kemudian diajukan kepada kepala seksie (supervisor), baru

diajukan ke manajer.materi yang diberikan bisa berupa masalah pemberian

pelayanan yang baik, penampilan yang baik, berbicara yang baik, dsb-nya

sesuai dengan jalur karier karyawan tersebut.

2. Pasatemon

Suatu rembug bersama antar karyawan yang sebidang yang dilakukan

biasanya setiap pagi hari sebelum melakukan pekerjaan. Dalam pasatemon

tersebut asman dibantu fungsional ahli mencoba menjelaskan apa yang

akan dibahas atau apa yang menjadi target pekerjaan. Bawahan juga dapat

bertanya jika menemui suatu kendala dalam melaksanakan pekerjaan,

sehingga dapat segera dicarikan solusinya.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Untuk lebih mengetahui penerapan nilai-nilai budaya perusahaan di PT PLN

(Persero) APJ Surakarta, peneliti menggunakan fokus penelitian dimana dalam fokus

tersebut menggunakan empat fokus penelitian, yaitu : Integritas, Profesionalisme,

Keteladanan, dan Penghargaan pada SDM. Dengan menggunakan keempat fokus

tadi, peneliti bisa mengetahui bagaimana penerapan nilai budaya perusahaan tersebut

dalam lingkungan PT PLN (Persero) APJ Surakarta.

Keempat fokus penelitian yang peniliti gunakan sebelumnya telah digunakan

oleh Moeljono dalam penelitiannya mengenai Budaya di Bank BRI. Karena kedua

perusahaan tersebut tidak begitu jauh berbeda, maka peneliti memutuskan untuk

menggunakan fokus penelitian tadi dalam memahami penerapan good corporate

culture PT PLN (Persero) APJ Surakarta. Nilai-nilai budaya perusahaan yang ada di

PT PLN (Persero) APJ Surakarta sesuai dengan pedoman perilaku perusahaan (Code

of Conduct) yaitu Saling Percaya, Integritas, Peduli, dan Pembelajar.

1. Nilai Saling percaya meliputi saling menghargai, beritikad baik, dan transparan.

2. Nilai Integritas meliputi jujur dan menjaga komitmen, taat aturan dan

bertanggung jawab, keteladan.

3. Nilai Peduli meliputi proaktif dan saling membantu, memberi yang terbaik, dan

menjaga citra perusahaan.

4. Nilai pembelajar meliputi belajar berkelanjutan dan beradaptasi, berbagi

pengetahuan dan pengalaman, berinovasi.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

Mengenai pembahasan penerapan good corporate culture PT PLN (Persero)

APJ Surakarta, penulis menggolongkan nilai-nilai budaya perusahaan PT PLN

(Persero) APJ Surakarta kedalam keempat fokus penelitian yang penulis gunakan

dalam menganalisis penerapan nilai budaya perusahaan tadi. Berikut penggolongan

nilai budaya perusahaan kedalam empat fokus penelitian :

a) Integritas

Nilai budaya perusahaan PT PLN (Persero) APJ Surakarta yang masuk dalam

fokus penelitian tersebut yaitu : saling percaya ( beritikad baik), integritas (jujur dan

menjaga komitmen, taat aturan dan bertanggung jawab, keteladan), peduli (proaktif

dan saling membantu, menjaga citra perusahaan), pembelajar (belajar berkelanjutan

dan beradaptasi, berbagi pengetahuan dan pengalaman).

b) Profesionalisme

Nilai budaya perusahaan yang masuk kedalam fokus penelitian ini yaitu : saling

percaya (saling menghargai, beritikad baik, dan transparan), integritas (jujur dan

menjaga komitmen, taat aturan dan bertanggung jawab, keteladan), peduli (proaktif

dan saling membantu, memberi yang terbaik, dan menjaga citra perusahaan),

pembelajar (belajar berkelanjutan dan beradaptasi, berbagi pengetahuan dan

pengalaman, berinovasi).

c) Keteladanan

Nilai budaya perusahaan yang tergolong kedalam fokus penelitian ini yaitu :

saling percaya (saling menghargai dan beritikad baik), integritas (jujur dan menjaga

komitmen, taat aturan dan bertanggung jawab, keteladan), peduli (meliputi proaktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

dan saling membantu, memberi yang terbaik, dan menjaga citra perusahaan),

pembelajar (belajar berkelanjutan dan beradaptasi, berbagi pengetahuan dan

pengalaman, berinovasi)

d) Penghargaan pada sumberdaya manusia

Nilai budaya perusahaan yang tergolong kedalam fokus penelitian ini yaitu :

saling percaya (saling menghargai, beritikad baik, dan transparan), integritas (jujur

dan menjaga komitmen, taat aturan dan bertanggung jawab, keteladan), peduli

(proaktif dan saling membantu, memberi yang terbaik), pembelajar (belajar

berkelanjutan dan beradaptasi, berbagi pengetahuan dan pengalaman, berinovasi).

Berdasarkan keempat fokus penelitian diatas, penelitian ini diadakan di PT PLN

(Persero) APJ Surakarta guna mengetahui penerapan good corporate culture dalam

rangka mewujudkan keberhasilan perusahaan. Berikut bagaimana proses

terbentuknya budaya perusahaan di PT PLN (Persero) APJ Surakarta hingga

keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai perusahaan.

1. Pembentukan Nilai Budaya Perusahaan

Pembentukan nilai budaya perusahaan pada umumnya budaya asli

diturunkan dari filsafat pendirinya. Selanjutnya, budaya ini sangat

mempengaruhi kriteria yang digunakan dalam mempekerjakan karyawan.

Sedangkan untuk budaya perusahaan PT PLN (Persero) APJ Surakarta

meniru dari induk perusahaan. Sehingga budaya perusahaan PT PLN

(Persero) APJ Surakarta merupakan sosialisasi dari budaya perusahaan PT

PLN (Persero) Pusat, yang mana bahwa PT PLN (Persero) APJ Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

merupakan anak perusahaan. Sehingga secara garis besar nilai-nilai yang

dianut sama dengan induk perusahaan. Nilai-nilai budaya perusahaan pusat

yang diturunkan kepada anak perusahaan secara otomatis menjadi pedoman

perilaku bagi anggota perusahaan dalam menjalankan setiap tugas yang

diberikan oleh perusahaan.

Seperti yang diutarakan oleh Ibu Wahyuningtyas AP, beliau adalah

Account Executive di Lingkungan dan Keselamatan Ketenagalistrikan (LK2)

, beliau berkata :

pusat hingga rayon ya. Jadi pada saat diluncurkan itu ada namanya

pedoman perilaku, budaya perusahaan. Pedoman perilaku itu

disosialisasikan ke unit-unit. Dari unit yang terkecil, kemudian

kalau dari area ya, dari area terkecil. Disosialisasikan ke pegawai,

sebagai anggota perusahaan harus bagaimana gitu.

Februari 2013)

Seperti yang dikatakan Ibu Wahyuningtyas, bahwa budaya

perusahaan ini bentuk oleh pusat, kemudian disosialisasi ke unit-unit sampai

ke area terkecil dari perusahaan. Nilai-nilai budaya perusahaan tersebut

meliputi : Saling Percaya, Integritas, Peduli, dan Pembelajar yang terkandung

dalam pedoman perilaku (code of conduct) PT PLN (Persero).


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

2. Nilai-Nilai yang menjadi pedoman perusahaan (Budaya Perusahaan)

Setelah nilai-nilai tersebut dibentuk oleh induk perusahaan yakni PT

PLN (Persero) Pusat yang berada di Jakarta, nilai-nilai budaya tersebut

dikemas menjadi sebuah panduan bagi seluruh elemen perusahaan tersebut

dalam perilaku. Panduan tersebut diberi nama Pedoman Perilaku ( Code of

Conduct) PT PLN (Persero). Dalam pedoman perilaku tersebut memuat nilai-

nilai yang diyakini seluruh perusahaan PT PLN (Persero) termasuk PT PLN

(Persero) APJ Surakarta. Berikut penjabaran nilai-nilai luhur perusahaan yang

menjadi budaya perusahaan PT PLN (Persero) :

a. Saling Percaya (Mutual Trust)

1. Saling menghargai.

2. Beritikad baik.

3. Transparan.

Suasana saling menghargai dan terbuka diantara sesama anggota

Perusahaan yang dilandasi oleh keyakinan akan integritas, itikad baik, dan

kompetensi dari pihak-pihak yang saling berhubungan dalam penyelenggaraan

praktek bisnis yang bersih dan etikal.

Pengertian diatas sesuai dengan pendapat Bapak Soeharmanto,

beliau adalah Kepala Humas PLN. Berikut pernyataan beliau :

mempercayai, jadi tidak ada sesuatu yang sifatnya itu tersembunyi

ataupun ada yang diragukan, maka kalau budaya perusahaan itu


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

saling percaya, ya tadi apa yang dilaksanakan oleh teman, kalau

mungkin teman itu butuh bantuan kita, butuh tenaga kita, karna

saling percaya yaa oke saja, ndak ada masalah. Tidak ada yang

dirahasiakan sehingga harapannya kalau nanti misalnya ada mutasi,

ada pensiun itu pekerjaan yang ditinggalkan orang ini bisa masuk,

bisa menggantikan dengan baik, dengan tidak ada yang

(Wawancara 18 Februari 2013)

Rasa saling percaya yang tertanam dalam setiap anggota PT PLN (Persero)

APJ Surakarta menjadi suatu keharusan. Karena apa bila ada rasa saling curiga, rasa

tidak percaya, baik dalam pekerjaan atau dalam hubungan antar karyawan tentu akan

menghambat kinerja mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan

perusahaan. Terlebih lagi, karyawan perusahaan sudah dibentuk suatu kelompok kerja

(teamwork). Sehingga apa bila rasa saling percaya ini tidak tertanam kuat dalam diri

setiap individu, pekerjaan tersebut tidak akan dapat terselesaikan secara baik.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ibu Wahyuningtyas AP, beliau

berkata:

aling percaya itu, kita sesama anggota perusahaan, di SDM ini satu

sama lain harus saling percaya. Tidak boleh ada saling curiga.

Umpamanya, ada si A menangani bidang pekerjaan yang sesuai

dengan job des-nya gitu, nah kita engga boleh punya prasangka buruk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

Nanti jangan-jangan dikepanitiaan, katakanlah di kepanitiaan

pengadaan barang, di ekternal aja, jangan-jangan dana nanti bukan

keseluruhan dipakai , oh jangan-jangan nanti ada markap, tidak boleh

seperti itu. Jadi kita harus saling percaya, supaya ada sinergitas

pekerjaan itu dalam pelaksanaannya. Kalau umpamanya di SDM itu

ada tidak saling percaya tadi, akan mandeg, semua urusan itu akan

mandeg. Padahal kita inikan teamwork didalam pekerjaan,melakukan

pekerjaan untuk menuju cita-cita perusahaan itu kan kita merupakan

teamwork. Jadi saling berkelingtangan, kalo ada ketidakpercayaan di

antara SDM itu, ya tentu saja akan mandeg, ya kan. Saya mau ngajak

dia untuk pekerjaan ini jangan-jangan gitu ada kecurigaan, nah itu

harus dihilangkan. Harus dibudayakan saling percaya tadi.

(Wawancara 21 Februari 2013)

Nilai saling percaya menjadi salah satu pedoman perilaku setiap

karyawan perusahaan PT PLN (Persero) APJ Surakarta. Mulai dari sikap

saling menghargai antar karyawan, dimana karyawan tidak memandang

berdasarkan jabatan yang mereka sandang, tetapi lebih pada rasa kekeluargaan

untuk bisa bekerjasama, membangun rasa solidaritas, dan beritikad baik dalam

upayanya membangun keluarga besar PT PLN (Persero) APJ Surakarta. Sikap

karyawan yang saling menghargai tersebut dapat dilihat ketika mereka saling

bertegur sapa sewaktu berpapasan, bahkan kepada orang asing yang ditemui,

misal didalam satu lift dengan orang yang bukan karyawan perusahaan pun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

mereka sangat ramah. Itikad baik menjadi prioritas utama baik dalam

penerapannya didalam internal perusahaan ataupun di eksternal perusahaan,

seperti ketika ada pelanggan yang memberikan info terjadi gangguan listrik di

suatu daerah, dan pihak perusahaan dengan cepat menangani gangguan

tersebut. Hal tersebut menunjukkan adanya itikad baik perusahaan untuk bisa

menyelesaikan gangguan tersebut dengan segera agar kenyamanan pelanggan

tidak terganggu. Mengenai transparan, setiap karyawan dibudayakan dengan

rasa terbuka, jadi ketika menemui suatu kendala dalam melaksanakan

pekerjaan, agar disampaikan dalam rembug kantor atau pasatemon, sehingga

permasalahan tersebut dapat segera ditemukan jalan keluarnya. Pelayanan

yang diberikan juga transparan, dimana ketika kita hendak menemui salah

satu karyawan perusahaan, kita akan lapor dulu ke satpam, setelah itu satpam

akan memberi tahu apakah karyawan yang akan kita temui itu ada atau tidak.

Kalau ada, maka satpam akan bilang ada, bila ternyata tidak ada dikantor,

maka satpam juga akan bilang tidak. Sehingga kita tidak perlu repot-repot

mencari tahu sendiri.

Setiap karyawan sebisa mungkin dianjurkan untuk

mengaplikasikan nilai tersebut dalam kehidupan perusahaan. Karena hal ini

merupakan sebuah pedoman bagi karyawan perusahaan tersebut agar mampu

berintegrasi dalam mewujudkan visi-misi perusahaan. Oleh karena itu, PT

PLN (Persero) APJ Surakarta telah membudayakan nilai tersebut dalam diri

karyawannya. Sehingga hubungan antar karyawan, atasan, dan pelanggan


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

selalu berusaha menunjukkan saling menghargai, beritikad baik, dan

transparan. Hal tersebut ditunjukkan baik dalam melaksanakan pekerjaan,

memberikan pelayanan, dan bersosialisasi antar anggota perusahaan yang lain.

b. Integritas (Integrity)

1. Jujur dan Menjaga Komitmen.

2. Taat Aturan dan Bertanggung jawab.

3. Keteladanan.

Wujud dari sikap anggota perusahaan yang secara konsisten

menunjukan kejujuran, keselarasan antara perkataan dan perbuatan, dan rasa

tanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan dan pemanfaatan kekayaan

perusahaan untuk kepentingan baik jangka pendek maupun jangka panjang,

serta rasa tanggung jawab terhadap semua pihak yang berkepentingan.

Pengertian diatas sesuai dengan pendapat Bapak Sumarno, beliau

adalah Fungsional ahli di LK 2. Beliau berkata :

di PLN, kita dihidupi oleh PLN, artinya PLN

itu milik kita, keluarga kita juga, ya kita memilikilah. Apa yang

terjadi di pln kita harus tahu, handarbeni istilahnya.

13 Maret 2013)

Pendapat Bapak Sumarno tersebut diperkuat oleh pendapat Bapak

Soeharmanto mengenai arti nilai integritas tersebut dalam budaya

perusahaannya. Berikut pernyataan beliau :


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

kalau disini dijelaskan didalam buku pedoman perilaku, jadi

bagaimana kita itu mempunyai, ingin memiliki PLN ini. Jadi

merasa kewajiban, rumongso handarbeni, melu angrungkepi,

rumongso bertanggungjawab iya to dan bisa untuk bisa diberikan

suatu pertanggunganjawab. Jadi kita mempunyai integritas yang

cukup atau loyal-lah istilahnya. Sehingga yang namanya integritas

kan itu seperti kita memiliki PLN ataupun kita seperti handarbeni

ya, maka bagaimana cara kita mempertahankan agar PLN ini selalu

eksis, dapat diterima masyarakat, dan mempunyai brand yang baik

Nilai integritas mempunyai dampak, baik internal maupun

eksternal. Bagaimanapun integritas seseorang, baik dia sebagai karyawan

maupun pimpinan perusahaan, akan terasa pengaruhnya. Seperti perasaan

senang yang ditunjukkan karyawan PT PLN (Persero) APJ Surakarta saat

bekerja di perusahaa tersebut atau saat karyawan tersebut memberikan

pelayanan kepada pelanggannya. Ini jelas terlihat bahwa karyawan di PT PLN

(Persero) APJ Surakarta merasa nyaman bekerja di perusahaan tersebut.

Mereka bekerja secara serius, tetapi juga santai. Jika ada temannya yang

sedang dalam kerepotan, mereka tidak segan-segan untuk membantu sesuai

dengan kemampuan mereka masing-masing. Mereka juga dibudayakan untuk

selalu senyum apabila bertemu dengan karyawan yang lain. Dengan budaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

perusahaan membuat pekerjaan menjadi lebih menyenangkan, maka perlu

dipelihara keberadaannya.

Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Saudari Novi salah

mahasiswa dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, yang

pernah magang di PT PLN (Persero) APJ Surakarta selama dua bulan. Berikut

pernyataannya :

kalau saya lihat karyawannya tuh seneng kerja disana. Contohnya

mereka senang itu, mereka kerja itu gak terlalu tertekan. Misal.e

kerja terus dari awal kerja terus atau mereka tuh lebih menyendiri

gitu mereka itu tidak. Mereka itu kerja itu juga sambil ada

bincangan dikit sama temen, kan otomatis itu membuat mereka

nyaman to. Kelihatan mereka nyaman kan dari situ, terus mereka

kerja itu have fun, gak yang cemberut terus senyum terus. Mereka

kerja itu kan dibudayakan juga kalau misal.e ada tamu atau ada

karyawan lain, mereka itu dibudayakan senyum. Jadi kayak gitu

kalau di PLN itu, jadi kerja itu biar gak terbebani. Apalagi kan kerja

dengan rasa senangkan mereka jadi motivasi, apalagi demi PLN

kan hasilnya, visi misinya tercapai.

Komitmen seluruh karyawan yang dimulai dari pimpinan puncak

hingga karyawan lapis terbawah merupakan persyaratan mutlak untuk tetap

terpeliharanya budaya korporat. Komitmen tidak sekedar keterkaitan secara

fisik, tetapi juga secara mental. Untuk menjaga komitmen kepada perusahaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

karyawan PT PLN (Persero) APJ Surakarta mengadakan suatu pertemuan

setiap pagi hari sebelum memulai rutinis pekerjaan. Dalam pertemuan tersebut

yang dibahas mengenai bagaimana karyawan agar mampu menyelesaikan

pekerjaannya dengan baik, permasalahan yang ditemui ketika bekerja, atau

informasi-informasi tertentu, disampaikan dalam pertemuan tersebut.

Sebagaimana yang dikatakan Ibu Wahyuningtyas AP, beliau berkata :

namanya PASATEMON ya. Setiap pagi itu ada pertemuan yang

membahas atau mengevaluasi yang kemarin, membahas apa yang

akan dikerjakan hari ini, selalu diingatkan itu budaya perusahaan itu

setiap hari dengan adanya pasatemon tadi dalam rangka juga

mempertahankan bud

Februari 2013)

Kemudian karyawan PT PLN (Persero) APJ Surakarta juga

mentaati peraturan perusahaan yang mana telah diatur dalam Pedoman

Perilaku (Code of Conduct) yang sekaligus sebagai budaya perusahaan PT

PLN(Persero). Di dalam pedoman perilaku tersebut memuat aturan-aturan

yang bertujuan untuk menjadi warga perusahaan yang baik. Hal tersebut telah

ditunjukkan karyawan PT PLN (Persero)APJ Surakarta dalam

mengimplementasikan pedoman perilaku tersebut dalam kehidupan di

perusahaan. Secara garis besar karyawan PT PLN (Persero) APJ Surakarta

mampu mengimplementasikan pedoman tersebut dengan cukup baik. Karena


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

69

melalui pedoman perilaku tersebut budaya korporat dapat dikembangkan

dengan peningkatan kualitas SDM yang mengimplementasikan pedoman

perilaku tersebut dalam kehidupan di perusahaan.

Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta, pengembangan SDMnya

melalui proses Diklat dan dirancang sistem penggajian menggunakan prinsip

reward and punishment. Insentif akan diberikan kepada bagian atau pihak

yang melakukan tugas dengan baik, yang ditunjukkan dengan tercapainya

target kinerja.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Soeharmanto, beliau berkata :

dihadapinya, misalnya diklatnya ketika ada dirumah sini seperti

pelayanan yang baik, masalah speak yang baik, masalah penampilan

yang baik, kemudian masalah bagaimana cara memberikan

pelayanan kepada mitra kerja, kepada wartawan. Temen yang lain

misalnya di bagian teknik proteksi, jaringan, diberikan sesuai

dengan job-nya masing-masing. Itu adalah kewajiban, harus. Yang

mengadakan dari Diklat atas usulan dari para manajer, manajer atas

usulan dari kepala-kepala seksie. Kepala seksie atas dasar

permintaan dari para pegawai. Kalau gak minta, ditunjuk

langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

70

Sistem reward and punishment di PT PLN (Persero) APJ Surakarta

diberikan untuk meningkatkan kinerja karyawan perusahaan. Reward

diberikan bagi karyawan yang menunjukkan hasil kinerja yang baik dalam

kurun waktu tertentu. Reward dapat berupa materi dan karier. Materi dapat

berupa uang tambahan dan liburan, sedangkan karier dapat berupa promosi

atau kenaikan jabatan. Selanjutnya apabila karywan melanggar aturan-aturan

yang terkandung dalam pedoman perilaku tersebut akan mendapat sanksi

(Punishment). Sanksi bagi karyawan yang melanggar sangat bervariasi, dari

mulai surat peringatan, pengurangan jabatan, dan yang paling berat adalah di

PHK.

Seperti yang dikatakan beliau Ibu Wahyuningtyas AP, beliau

berkata :

Oh ada, kalau reward dan punishment itu selalu ada. Kita ada

penilaian kinerja kita. Nah reward itu bisa diwujudkan berupa

namanya IKS..Insentif Kerja Semesteran. Jadi tiap enam bulan

sekali kita itu dinilai. Itu masing-masing tidak sama, ada yang

tinggi, ada yang biasa, ada yang rendah..itu tergantung penilaian

dari atasan kita. Kadang kita merasa, aku dah jungkir-balik ngena-

ngene, dapetnya nilai cuman, ya itu kan menurut aku, yang menilai

aku kan bukan aku gitu ya atasan. itu kalau reward yang dari

perusahaan yang sifatnya rutin ya setiap enam bulan sekali, tapi ada

juga reward yang umpamanya gini, biasanya pada itu hari-hari


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

71

tertentu ya..hari besar tertentu. 17 Agustus, hari pelanggan PLN itu

hari listrik nasional, itu biasanya ada inovasi-inovasi dari SDMnya,

dari orang PLN nya, bukan hanya orang-orang PLN. Kadang-

kadang outsourcing juga kita kasih reward, umpamanya yang

pekerjaannya dibidang pencatatan meter atau pekerjaannya dibidang

pelayanan teknik. Itu nanti ada penilaian bagus nah itu nanti dikasih

reward, bisa berupa barang, bisa berupa uang. Punishment-nya juga

seperti itu, jadi kalau memang melakukan pelanggaran ya surat

peringatan, bahkan mungkin pemecatan. Kalau memang

kesalahannya itu sudah sangat-sangat tidak bisa ditolerir lagi,

terakhir pemecatan tadi.

Adanya reward and punishment tersebut, setidaknya dapat

memotivasi karyawan perusahaan dalam meningkatkan kualitas kinerjanya

dan sekaligus meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam menjalankan setiap

tugas yang diberikan perusahaan serta menjadi rambu-rambu bagi karyawan

yang akan secara sengaja atau tidak sengaja melakukan kesalahan atau

pelanggaran.

Keteladanan menjadi salah satu kunci suksesnya penerapan budaya

perusahaan. Para pemimpin tidak menyadari bahwa mereka adalah teladan.

Sekecil apa pun, perilaku mereka akan diperhatikan dan dicontoh oleh mereka

yang berada disekitarnya meskipun secara tidak sadar dan dicerminkan oleh

mereka yang dipengaruhinya di seluruh organisasi. Apabila seorang pemimpin


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

72

memiliki integritas yang tidak tercela, maka sebuah tolok ukur telah

ditetapkan yang menyebabkan orang lain merasa perlu mengikuti. Apabila

seseorang pemimpin memperlakukan rekan-rekan, bawahan, pelanggan, dan

pemasok dengan hormat, maka hal ini akan diserap oleh budaya perusahaan.

Mengenai seorang pemimpin perusahaan, beliau Ibu

Wahyuningtyas AP, beliau berkata :

Manajer itukan seseorang yang ditunjuk pusat untuk memimpin,

memanage SDM-SDM yang dibawah beliau. Ya tentu saja beliau

harus punya pengetahuan tentang manajemen SDM dan seorang

manajer itu harus netral. Tidak boleh mencampur adukan,

mencarapribadikan pekerjaan , dia tidak boleh melibatkan emosinya

didalam hal pekerjaan. Jadi dia harus bersifat obyektif, tidak boleh

bersifat subyektif terhadap semua SDM gitu to, itu bukan karena

orang sering bertemu beliau atau orang sering bertandang kerumah

seorang manajer kemudian ada perlakuan khusus, harusnya tidak

seperti itu. Kalo pengen perusahaan itu sehat, dia harus netral. Jadi

menilai seorang bawahan itu sesuai dengan kinerjanya. Jadi

umpamanya orang ini suka protes, suka vokal, tapi harus

dionceki..harus dikupas vokal ini karena apa. Oh iya dia memang

orangnya vokal, tapi vokalnya ini sekalian ni benar. Jadi hal-hal

yang tidak sesuai dengan aturan biasanya dia ni mbengok. Itu


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

73

harusnya seorang manajer memberikan nilai plus terhadap itu.

Karena apa, kita ini dituntut tidak ABS lagi, Asal Bapak Senang.

Bukan seorang Yes Man yang mundhuk-mundhuk. Nah kalo begitu

caranya kita seperti budak kan? Kalo kita umpamanya punya

integritas, punya dedikasi, kita punya loyalitas terhadap perusahaan

bukan loyalitas terhadap atasan gitu kan. Jadi seorang manajer dia

harus mampu memanage semua SDMnya, tidak mencampur

adukkan urusan pribadi dengan pekerjaan, kemudian tidak boleh

melibatkan emosi . emosional question-nya kalo kecerdasan

emosinya harus dia punyai.

Di PT PLN (Persero) APJ Surakarta sendiri kepemimpinan atau

keteladanan yang ditunjukkan oleh manajer perusahaan tersebut kurang lebih

seperti yang dituturkan oleh Ibu Wahyuningtyas diatas. Jadi Manajer PT PLN

(Persero) APJ Surakarta adalah seorang pribadi yang bijaksana, netral, dan

ramah kepada para stakeholder perusahaan.

Hal ini dipertegas oleh pernyataan Saudari Novi berikut

pernyataannya :

bijaksana. Misalnya dulu itu pernah ada kasus, bawahan itu minta

nunggu dilatih sama yang senior. Ini gimana, kalau caranya kayak

gini terus nanti kita gak berkembang, nanti kita gak naik jabatan

kalau atasannya gak ngasih bimbingan, pelatihan gitu. Atasannya


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

74

bingung, lho bukan kita yang gak mau ngasih, tapi kalian yang gak

mau tanya. Mestinya dari kalian tanya gitu kan. Bawahan yang

mestinya tanya ke atasan, bukan bawahan yang nunggu atasannya

gitu. Terus manajernya itu kan jadi penengah, terus mereka manggil

yang bawahan tadi, yang masih muda-muda. Kalian pengennya

kayak gimana solusinya gitu, terus dikasih to kita pengennya kayak

gini-gini. Dalam waktu itu juga, dalam hari itu juga ngumpulin

atasan-atasan gitu dicari permasalahannya gitu. Kalau menurut aku,

manajernya bijaksana banget, ramah, bahkan gak cuma sama

karyawan, tapi sama yang PKL sama yang magang itu ramah

banget. Bapaknya itu gak beda-bedain, gak keliatan dikhususkan,

aku manajer lho gitu engga.

Nilai integritas yang dimiliki setiap warga perusahaan PT PLN

(Persero) APJ Surakarta ini diharapkan mampu meng-cover setiap perbedaan

dari masing-masing karyawan sehingga dapat meminimalisir perpecahan yang

dapat mengancam integritas perusahaan itu sendiri. Sejauh ini nilai tersebut

masih dipegang teguh karyawan perusahaan, sehingga eksistensi PT PLN

(Persero) APJ Surakarta dapat dipertahankan.

c. Peduli (Care)

1. Proaktif dan saling membantu.

2. Memberikan yang terbaik.

3. Menjaga Citra Perusahaan.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

75

Cerminan dari suatu niat untuk menjaga dan memelihara kualitas

kehidupan kerja yang dirasakan anggota perusahaan, pihak-pihak yang

berkepentingan dalam rangka bertumbuh kembang bersama, dengan dijiwai

kepekaan terhadap setiap permasalahan yang dihadapi perusahaan serta

mencari solusi yang tepat.

Kepedulian menjadi suatu keharusan dalam suatu organisasi

(perusahaan), karna tanpa kepedulian, tujuan organisasi akan sulit

diwujudkan. Kepedulian mampu menekan ego masing-masing individu dalam

suatu kelompok atau organisasi sehingga dapat memunculkan perasaan peduli

terhadap individu yang lain. Seperti halnya dalam PT PLN (Persero) APJ

Surakarta yang dalam mencapai visi misi perusahaan yang mengedepankan

kerja kelompok (teamwork) dari berbagai elemen perusahaan. Setiap individu

dalam perusahaan dituntut untuk peka terhadap sesama karyawan, atasan,

pelanggan, mitra kerja, dan lingkungan. Dari kepekaan tersebut akan

melahirkan sebuah sinergi antar elemen dalam perusahaan yang mampu

menghantarkan perusahaan pada tujuan perusahaan tersebut.

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Bapak Soemarno,beliau

berkata :

yang kerjaannya banyak, kemudian dengan waktu yang terbatas,

kemudian ditarget dengan waktu, padahal ditempat lain ada yang

kosong. Lha ini bagaimana kepedulian kita menghadapi teman yang


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

76

kerepotan tadi. Dengan tidak usah diminta,dia langsung

menawarkan diri untuk membantu. Kemudian kemarin seperti

banyak gangguan, dengan banyak gangguan ini, tidak usah diminta

itu langsung datang ke kantor untuk membantu apa yang jadi

kerepotannya. Jadi operator, atau ikut menangani dilapangan, atau

membantu menyediakan material. Jadi ada semacam (care)

kepedulian, bagaimana kita bisa membantu teman.

Maret 2013)

Rasa kepedulian antar elemen warga perusahaan membawa dampak

yang signifikan dalam membangun integritas perusahaan yang sekaligus

mendorong tercapainya tujuan perusahaan. Jika sesama karyawan perusahaan

saling membantu satu sama lain, peka terhadap kesulitan yang tengah

dihadapi karyawan lain, maka rasa kekeluargaan akan tumbuh dan

mempererat ikatan diantara mereka yang dapat memperkuat eksistensi

perusahaannya. Karyawan PT PLN (Persero) APJ Surakarta selalu

menekankan mengenai rasa kepedulian, kebersamaan, keakraban baik itu

sesama karyawan, dengan atasan, mitra kerja, dan pelanggan, serta

lingkungan. Sehingga eksistensi perusahaan dapat terus dilanjutkan,

profesionalisme dalam bekerja selalu ditingkatkan, nantinya hal tersebut akan

membuat citra perusahaan menjadi baik dimata para Stakeholder-nya.

Perusahaan-perusahaan Indonesia sebenarnya telah lama menyadari

pentingnya kualitas produk. Karena kualitas produk menjadi kesan pertama


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

77

bagi konsumen untuk tetap menggunakan produk tersebut atau beralih ke

produk yang lain. Oleh karena itu perusahaan harus mampu memberikan

kualitas yang baik sesuai dengan harapan konsumennya jika produk

perusahaannya ingin tetap eksis dalam pasar konsumen. Menyingkapi hal

tersebut, PT PLN (Persero) APJ Surakarta selalu berusaha meningkatkan

kualitas pelayanan yang diberikan kepada para stakeholder-nya.

Kecenderungan yang terjadi pada dunia bisnis saat ini mengindikasikan

bahwa persaingan antar-perusahaan dalam merebut peluang pasar semakin

ketat, perusahaan yang memperoleh keberhasilan adalah perusahaan yang

mampu meningkatkan kepuasan konsumen melalui perbaikan kualitas produk

atau jasa, meningkatkan kepuasan karyawan. PT PLN (Persero) merupakan

satu-satunya perusahaan listrik di Indonesia, jadi sudah merupakan suatu

keharusan untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada para

stakeholder-nya. Oleh karena itu, PT PLN (Persero) APJ Surakarta selalu

terus berusaha memberikan pelayanan yang terbaik melalui berbagai bentuk

pelayanan, informasi, kepedulian, produk, atau jasa. Setiap karyawan

perusahaan juga dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang memuaskan

bagi konsumen.

Hal tersebut dipertegas dengan pernyataan Saudari Sari yang

bekerja di layanan Drive Thru PT PLN (Persero) APJ Surakarta. Berikut

pernyataannya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

78

keluhkan atau apa, ya sebisa mungkin aku memberikan penjelasan.

Tapi udah yang bersangkutan bukan bidang aku, ya aku harus

memberitahukan harus kemana.

Dalam memberikan pelayanannya kepada pelanggan, bapak

Soeharmanto menambahkan mengenai bagaimana PT PLN (Persero) APJ

Surakarta dalam melayani kepada pelanggannya. Berikut pernyataan beliau :

sudah jadi tugas kita, terutama kula humas. Ini adalah

memberikan sesuatu yang lebih kepada pelanggan. Jadi walaupun

tengah malam, walaupun dalam keadaan apa saja, biasanya kalau

ada telpun, ada sms dari pelanggan pasti akan saya tanggapi. Ini

adalah suatu kewajiban dari kami untuk bisa memberikan yang

terbaik untuk perusahaan dan pelanggan pun juga akan puas karna

segera kita layani.

Jika pelayanan yang diberikan dapat memuaskan pelanggan, tentu

ini akan berdampak positif bagi perusahaan. Selain menjaga citra baik

perusahaan, pelayanan yang diberikan akan mempengaruhi loyalitas

pelanggan. Berdasarkan pengamatan peneliti di PT PLN (Persero) APJ

Surakarta, hampir semua karyawan di perusahaan tersebut memberikan

pelayanan yang baik bagi para stakeholder-nya. Dari mulai sikap yang ramah

kepada pelanggan, kemudahan dalam memberikan informasi kepada

pelanggan, dan kepedulian kepada pelanggan. Melalui kinerjanya, PT PLN


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

79

(Persero) APJ Surakarta berusaha menunjukkan citra perusahaan yang baik

dimata stakeholder-nya dengan melakukan berbagai program dalam upaya

mendekati pelanggan dan membangun citra perusahaan seperti : Program

Kehumasan, dengan melakukan kerjasama dengan RRI dan Radio Swasta

Nasional serta Televisi Lokal. Selain itu disebarkan Souvenir PLN seperti

Payung, Gelas/Mug, Kalender dan lainnya pada acara-acara tertentu.

d. Pembelajar (Continous Learning)

1. Belajar berkelanjutan dan beradaptasi.

2. Berbagi pengetahuan dan pengalaman.

3. Berinovasi.

Sikap anggota perusahaan untuk selalu berani mempertanyakan

kembali sistem dan praktek pembangunan, manajemen dan operasi, serta

berusaha menguasai perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir demi

pembaruan Perusahaan secara berkelanjutan.

Kecenderungan organisasi dalam menghadapi persaingan global

harus disikapi dengan baik karena akan membawa dampak bagi budaya

perusahaan. Perubahan manajemen dan struktur organisasi akan membawa

dampak pada perubahan budaya perusahaan dan sebaliknya, perubahan

manajemen restrukturisasi tidak akan membawa hasil yang optimal jika tidak

disertai dengan budaya yang kondusif terhadap perubahan tersebut.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

80

Perusahaan harus senantiasa memajukan perkembangan sumber

daya yang ada demi keberlangsungan perusahaan ditengah persaingan yang

ketat. Perusahaan yang mampu bertahan adalah perusahaan yang mampu

menyesuaikan diri dengan perkembangan global. Sehingga perusahaan harus

terus belajar dari situasi yang tengah berkembang di lingkungan global.

Belajar disini artinya bahwa perusahaan harus mampu meningkatkan

kemampuan sumber dayanya mengikuti perkembangan jaman dan kebutuhan

konsumen. Belajar berkelanjutan akan sangat mempengaruhi eksistensi

perusahaan ditengah persaingan global.

Selanjutnya membangun kecocokan antara individu dengan budaya

perusahaan yang ada tidaklah mudah. Maksudnya semakin tinggi kecocokan

antara individu dengan perusahaan memungkinkan karyawan tersebut akan

menerima budaya tersebut dan tinggal di perusahaan, tapi hal ini dapat pula

terjadi sebaliknya. Oleh karena itu proses adaptasi menjadi faktor sangat

penting. Di mulai dari bagaimana budaya tersebut disosialisasikan kepada

para karyawan, kemudian secara bertahap karyawan akan mulai memahami

budaya perusahaan tersebut. Mungkin untuk pertama kali karyawan akan

merasa asing dengan budaya tersebut, namun dengan berjalan waktu yang

dilalui bersama inilah proses adaptasi dimulai. Karena seluruh karyawan

perusahaan wajib memahami dengan baik dan benar dalam

mengimplementasikannya. Karena seluruh mekanisme roda kehidupan

perusahaan selalu berlandaskan pada budaya perusahaan tersebut.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

81

PT PLN (Persero) APJ Surakarta selalu senantiasa menyesuaikan

diri dengan perkembangan jaman selama hal tersebut sesuai dengan kebutuhan

para stakeholder-nya. Namun dalam menyesuaikan perkembangan yang ada,

dibutuhkan proses pembelajaran secara bertahap, seperti dalam mengikuti

perkembangan teknologi, misalnya saja seperti komputer. Mungkin bagi

generasi muda, komputer sudah bukan menjadi hal yang sulit untuk

diaplikasikan, namun bagi generasi tua yang sudah mulai menurun

kemampuan belajarnya, hal ini mungkin merupakan pembelajaran yang baru

dan sulit. Oleh karena itu diperlukan proses belajar untuk dapat menggunakan

komputer tadi. Sehingga bagi generasi tua masih ada kemauan untuk terus

belajar demi meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan.

Hal tersebut seperti yang disampaikan beliau Ibu Wahyuningtyas

AP. Berikut pernyataan beliau :

bukan karna, ah aku wes tuwa, dilut engkas pensiun gitu kan, ga

usahlah itu kan urusan.e cah enom-enom, urusan anak muda. Gak

boleh seperti itu, meskipun kita mau pensiun, itukan kita gak ada

salahnya mempelajari. Kan juga ada istilah, menuntut ilmu itu dari

buaian sampai keliang lahat kan. Jadi jangan pernah malu bertanya

gitu lho. Umpamanya saya pengen tahu hal-hal yang sifatnya teknik

ya, itu saya ndak malu. Tanya orang-orang teknik sana, paling tidak

ya secara mendasarnya ya..karna sebagai account executive dia


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

82

harus mampu menjawab ke publik ya, semua urusan yang terkait

dengan kelistrikkan tadi. Meskipun ya secara mendasar tadi, kalau

pertanyaannya udah detail, ya kita jangan bilang ndak tahu atau itu

urusannya, itu ndak boleh. Kita sudah era PT, paling tidak kita

menjawabnya secara mendasar, kemudian kalau detailnya coba

nanti saya hubungi lagi, saya mungkin tanya kepada orang-orang

yang memang berkompeten dibidang itu. Nanti saya janji, saya

hubungi anda lagi. Terus kemudian bukan hanya itu...nama kita

pembelajar itu apapun yang dia tidak tahu itu dia wajib untuk

belajar, untuk mengetahui apa yang dia tidak tahu. Nah itu sifat

pembelajar itu dituntut untuk setiap anggota perusahaan di PLN

ini.

Seiring perubahan lingkungan bisnis yang semakin ketat, inovasi

merupakan faktor penting dalam mengikuti alur perubahan tersebut. Inovasi

dimaksudkan untuk menyelaraskan visi, misi, dan strategi perusahaan dengan

kemauan atau harapan dari stakeholder. Inovasi adalah pengenalan cara baru

yang lebih baik dalam mengerjakan berbagai hal di tempat kerja. Inovasi tidak

mengisyaratkan pembaharuan secara absolut dan perubahan bisa dipandang

sebagai suatu inovasi jika perubahan tersebut dianggap baru bagi seorang,

kelompok, atau organisasi yang memperkenalkannya. Perkembangan jaman

sekarang ini, kata inovasi lebih cenderung menunjuk pada pembaharuan

teknologi. Menurut Rivai (2004:456) menjelaskan bahwa dewasa ini


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

83

perubahan teknologi biasanya mencakup dikemukakannya peralatan, alat, atau

metode baru, otomatisasi, atau komputerisasi. Otomatisasi merupakan suatu

perubahan teknologi yang menggantikan orang dengan mesin.

Inovasi yang dilakukan dalam PT PLN (Persero) APJ Surakarta,

secara umum mengikuti inovasi dari induk perusahaan. Seperti halnya dalam

inovasi produk perusahaan yaitu listrik pintar, layanan drive thru, dan

komputerisasi serta rekening listrik menggunakan mesin otomatis. Inovasi

khusus yang hanya dimiliki PT PLN (Persero) APJ Surakarta yaitu salah

satunya adalah yel-yel perusahaan yang menjadi semangat, motivasi, dan

harapan perusahaan. Kegagalan inovasi pada umumnya bersumber dari

ketidakpedulian anggota organisasi pada inovasi itu sendiri. Kegagalan itu

disebabkan organisasi tidak memiliki orang yang tepat dan cocok untuk semua

kondisi dan waktu pencapaian inovasi itu sendiri.

PT PLN (Persero) APJ Surakarta dalam inovasi-inovasi yang

diterapkan di perusahaan diikuti oleh seluruh karyawan. Sehingga bisa

dikatakan inovasi yang dimunculkan berhasil membawa perusahaan kearah

yang lebih baik. Karena dengan adanya inovasi-inovasi tersebut, pekerjaan

yang dilakukan menjadi lebih mudah dan efisien, serta kepuasaan stakeholder

juga meningkat. Terutama inovasi dalam hal teknologi yang sangat

mempermudah pekerjaan karyawan sekaligus meningkatkan kinerja mereka.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

84

Hal tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan beliau Bapak

Soeharmanto dalam nilai pembelajar yang terkait dengan inovasi perusahaan.

Beliau berkata :

pensiun ya, ini tetep berkewajiban untuk menambah suatu

pengetahuan, menambah suatu khasanah tentang pekerjaan,

sehingga harapannya itu apa tidak ada. Aku karna wes meh pensiun,

wes nglokro waelah, wes tenang sajalah, ndak ada. Jadi tetep ada

semangat untuk bisa memperbaiki, membantu bisa membuat

perusahaan ini lebih maju lagi maka disetiap kesempatan ini untuk

bisa kita memperoleh ataupun mengikuti perubahan-perubahan

yang ada ini kita bisa selalu belajar terus. Karna budaya ini selalu

berubah terus, kalau kita nggak belajar ketinggalan, kita kan ada

program-program yang berbasis komputer, teknologi, IT ini

bagaimana kita harus bisa mengikuti perkembangan itu, kalau

nggak yaa ketinggalan terus. Pembelajar itu adalah belajar

3. Sosialisasi Nilai Budaya Perusahaan

Nilai-nilai budaya perusahaan PT PLN (Persero) APJ Surakarta

diformulasikan oleh PT PLN (Persero) Pusat yang berada di Jakarta. Setelah

selesai diformulasikan, nilai-nilai budaya perusahaan tersebut dikemas

dalam bentuk Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT PLN (Persero).


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

85

Untuk sosialisasi nilai-nilai tersebut, manajemen dari pusat ke wilayah, dari

wilayah menuju area, dan area mensosialisasikan ke unit-unit.

Hal tersebut diungkapkan oleh beliau Ibu Wahyuningtyas AP.

Beliau mengatakan :

untuk sosialisasi budaya perusahaan itu disosialisasikan dari pihak

pusat hingga rayon ya. Jadi pada saat diluncurkan itu ada namanya

pedoman perilaku, budaya perusahaan. Pedoman perilaku itu

disosialisasikan ke unit-unit. Dari unit yang terkecil, kemudian

kalau dari area ya, dari area terkecil. Disosialisasikan ke pegawai,

sebagai anggota perusahaan harus bagaimana gitu.

Februari 2013)

Sehingga melalui proses sosialisasi tersebut karyawan diwajibkan

untuk mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung pedoman perilaku

tersebut. Apabila karyawan perusahaan melanggar ketentuan yang

terkandung dalam pedoman perilaku perusahaan, maka akan mendapatkan

sanksi (punishment). Begitu juga sebaliknya, bagi karyawan yang mampu

menunjukkan kinerja yang baik, akan mendapatkan hadiah (reward). Hal

tersebut merupakan salah satu cara dalam mempertahankan nilai budaya

perusahaan agar tetap dapat eksis dalam kehidupan PT PLN (Persero) APJ

Surakarta. Selain itu dalam rangka mempertahankan nilai budaya perusahaan

tersebut, ada suatu rembug bersama yang dinamakan Pasatemon. Dalam

pasatemon tersebut mengupas apa yang akan dikerjakan selanjutnya, apa


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

86

yang menjadi kendala, atau ada hal baru apa yang dapat disampaikan.

Sehingga pasatemon tersebut seperti merupakan wadah musyawarah bagi

karyawan perusahaan PT PLN (Persero) APJ Surakarta.

Hal tersebut diatas sesuai dengan apa yang dikatakan beliau Bapak

Soeharmanto, beliau berkata :

membangun mudah, mempertahankan sulit. Maka dibutuhkan

suatu estafet kepemimpinan, estafet pembelajaran, dan juga adanya

suatu ketepatan untuk alih teknologi. Misalnya saya kan di humas

ya, ini bagaimana saya bisa mempersiapkan adik-adik kita untuk

bisa saya kasih transfer ilmu saya, agar apa, agar besuk kalau saya

pensiun ini tidak ada gap gitu lho dan juga teknologi yang

disampaikan tadi, misalkan ada seorang IT yang dimutasi, nah ini

yang gantiin ini tidak perlu banyak belajar untuk bisa

menyesuaikan. Dan setiap hari ada pasatemon, itu adalah suatu

forum rembug per bagian, setiap jumat ada pasatemon, ini rembug

satu kantor, jadi ini kalau ada perbaikan, ada istilahnya itu masukan,

ada hal-hal yang baru disampaikan pada waktu itu sehingga dengan

demikian istilahnya mobilitas ini akan jalan terus karna info tiap

hari ada, kalau nggak itu dari sini juga ada info. Jadi semuanya bisa

berjalan dengan baik, dengan adanya budaya perusahaan itu sebagai

pendorong kita bisa menjadikan PLN ini bisa keluar hal-hal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

87

jelek menjadi hal-hal yang baik, sesuai dengan visi misi nya. Nanti

kita bisa world class.

Dalam mempertahankan nilai budaya perusahaan tersebut, tidaklah

mudah seperti yang dikatakan beliau Bapak Harmanto diatas. Karena

hambatan yang dihadapi dalam mempertahankan budaya perusahaan adalah

mulai lunturnya komitmen terhadap nilai-nilai yang dianut oleh karyawan

serta tingkatan komitmen dari setiap karyawan tidak selalu sama, sehingga

untuk mengantisipasi hal tersebut diadakan pasatemon setiap harinya yang

berguna untuk mendengung-dengungkan nilai budaya perusahaan tadi agar

selalu diaplikasikan oleh setiap karyawan perusahaan PT PLN (Persero) APJ

Surakarta.

4. Keberhasilan Perusahaan

Budaya perusahaan akan membawa dampak pada keberhasilan atau

kegagalan bagi perusahaan itu sendiri. Nilai budaya perusahaan itu dipegang

teguh dan diamalkan dengan baik oleh warga perusahaan, sehingga dapat

mewujudkan good corporate culture, tentu budaya tersebut akan membawa

perusahaan pada keberhasilan, namun warga perusahaan kurang

memperdulikan mengenai keberadaan nilai budaya perusahaannya, maka

perusahaan tersebut akan menuai kegagalan.

Setelah peneliti mengamati dan menganalisis penerapan good

corporate culture PT PLN (Persero) APJ Surakarta, peneliti mengetahui

bagaimana penerapan tersebut dalam membentuk Good Corporate


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

88

Governance di PT PLN (Persero) APJ Surakarta. Karena hampir seluruh

warga perusahaan PT PLN (Persero) APJ Surakarta mempunyai komitmen

kuat untuk mengamalkan nilai-nilai budaya perusahaan demi tercapainya visi

misi perusahaan. PT PLN (Persero) APJ Surakarta mempunyai nilai-nilai

budaya perusahaan yang baik bagi internal maupun eksternal perusahaan.

Selama budaya perusahaan itu ditanamkan secara kuat dalam diri setiap

karyawan perusahaan, dapat mampu diaplikasikan secara baik oleh setiap

karyawan tersebut, maka keberhasilan perusahaan akan dapat diwujudkan

sesuai dengan harapannya. PT PLN (Persero) APJ Surakarta merupakan salah

satu anak perusahaan negara yang mampu mewujudkan Good Corporate

Governance dilingkungan perusahaan. Hal inilah yang membuat perusahaan

tersebut dapat selalu eksis dalam melayani setiap kebutuhan yang terkait

dengan tenaga listrik di wilayah Solo Raya. Salah satu keberhasilan yang

dicapai PT PLN (Persero) APJ Surakarta yaitu tahun 2008 menjadi penerima

Penghargaan atau Piala Citra Pelayanan Prima dari Presiden R.I. Susilo

Bambang Yudhoyono, Meraih Penghargaan Piala Direktur Utama PLN pada

tahun 2003 dan Menteri ESDM pada tahun 2004, Kinerja Pelayanan yang

baik dengan tingkat kepuasan pelanggan 4,42 (dari skala maksimum 5), Nilai

kinerja unit selama 3 tahun berturut-turut adalah K- ONE DAY

SERVICE

Anda mungkin juga menyukai