Anda di halaman 1dari 18

DIREKTORAT KONSERVASI ENERGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PERKEMBANGAN DAN STATUS MANAJEMEN


ENERGI PADA SEKTOR INDUSTRI DAN
BANGUNAN

Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi


Direktorat Konservasi Energi

Surabaya, 26 Maret 2018


Latar Belakang

2
Kebijakan Energi Nasional
Peraturan Pemerintah No. 79/2014

DIVERSIFIKASI ENERGI EFISIENSI ENERGI

2015
2205
38
47 17 4
%
21

Target 2025
% •Penurunan
27
Ga Juta SBM Intensitas
5% % s
Minyak Energi
Bumi
Batu Bara 731 1821 sebesar 1%
Energi
Terbarukan
pertahun.
2025 •Elastisitas
25 Energi <1
%
22
2015
BaU Efisien
2025
•Penurunan
30
% Konsumsi
%
23 Energi
% sebesar 17%
Keterangan : tidak termasuk Biomassa
Sumber: Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia 2016 Final Edition, KESDM dari BAU
Perpres 22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional

3
Sektor Industri adalah Pengguna Energi Utama

Bauran Konsumsi Energi Final Per Sektor


Bauran Konsumsi Energi Final Per Sektor 2010 2013, & 2015
1000 2010 2013
900
800
32 40%
39 %
700 28%
%
600 14
11 %
13% 15%
JUTA SBM

500 % 4%
400 4%
300
200
100 2015
0
200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 201 201 201 201 201 201 36%
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
Komersial 19 20 20 21 24 25 25 26 28 29 32 34 34 36 37 37 31%
Rumah Tangga 88 89 87 89 91 89 85 88 85 81 82 85 92 100 106 111 13%
Lainnya 69 80 79 76 94 83 91 90 100 111 113 123 138 118 119 94 15%
Transportasi 139 148 151 156 178 178 170 179 197 225 256 277 307 319 318 260 5%
Industri 193 197 193 225 216 219 234 259 255 253 312 316 301 218 224 229
Industr Lainny
Transportasi
i a
Keterangan : -. tidak termasuk Biomassa
Rumah
-. Lainnya terdiri dari sektor pertanian, konstruksi, dan pertambangan Komersial
Sumber: Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia 2016 Final Edition, KESDM Tangga

4
Intensitas Energi Nasional Semakin Membaik

495 501
SBM/ Milyar Rupiah

465 447 431 Faktor yang mempengaruhi


381 intensitas energi:
343 A. Konsumsi Energi
339 333 1. Rasio Elektrifikasi
285 276 2. Efisiensi Energi
240 3. Perilaku Konsumsi
B. PDB
1. Inflasi
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2. Nilai Tukar Rupiah
3. Expor / Impor

495 501 465 447 431 381

Intensitas Energi Primer


343 339 333 285 276 240 Intensitas Energi Final

Keterangan : *data sementara


Sumber: Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia 2016 Final Edition, KESDM

5
Intensitas Energi Industri dan bangunan di Indonesia
dibandingkan dengan negara lain
Sektor Industri Sektor Bangunan / Komersial

Jenis Industri Negara Intensitas energi


Besi dan Baja Indonesia 650 kWh/Ton
India 600 kWh/Ton
Jepang 350 kWh/Ton

Semen Indonesia 800 Kcal/kg clinker


Jepang 773 Kcal/kg clinker

Keramik Indonesia 16,6 GJ/Ton


Vietnam 12,9 GJ/Ton

Glass Indonesia 12 MJ/ton


Korea 10 MJ/ton

Tekstil Indonesia Spinning : 9,59 GJ/Ton


Weaving : 33 GJ/Ton
India Spinning : 3,2 GJ/Ton
Weaving : 31 GJ/Ton
PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL
Definisi Konservasi Energi (UU No. 30 Tahun 2007 dan PP No. 70 Tahun 2009)
Ketahanan
Konservasi Energi adalah upaya sistematis, terencana & terpadu guna: Energi
① Melestarikan sumber daya energi dalam negeri; Nasional
Pembangunan Penuruna
② Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya energi;
Nasional n Emisi
Task
Berkelanjutan GRK

Konservasi energi dilakukan pada seluruh tahap pengelolaan energi:


❶ Penyediaan Energi
❷ Pengusahaan Energi GOALS
Scope of ❸ Pemanfaataan Energi
Work
❹ Konservasi Sumber Daya Energi

Pengembangan advanced energy technology guna mengatasi


tantangan global energi bersih, perubahan iklim dan pembangunan
berkelanjutan.
Global (IEA’s Energy Technology Perspectives 2010)
Perspective
1
Pendorong Kebijakan Konservasi Energi
DRIVER OBYEKTIF UMUM
1. Menurunkan intensitas energi;
Pertumbuhan Ekonomi 2. Meningkatkan daya saing industry
& Daya-saing 3. Menurunkan biaya produksi;
4. Biaya energi lebih terjangkau

1. Menurunkan impor energi;


2. Memaksimalkan untuk kebutuhan domestik dan mengurangi ekspor
Ketahanan Energi 3. Meningkatkan reliabilitas
4. Mengontrol pertumbuhan demand energi;
5. Mendorong diversifikasi energi dengan memaksimalkan EBT

1. Upaya mitigasi dan adaptasi global;


Perubahan Iklim 2. Memenuhi kewajiban internasional berdasarkan Konvensi Kerangka
Kerja PBB tentang Perubahan Iklim UNFCCC

5
Program Utama Konservasi Energi

Diversifikasi Energi Efisiensi Energi


KONSERVASI ENERGI MELALUI ASSESSMENT, PENERAPAN DAN
DIVERSIFIKASI ENERGI KEARAH SOSIALISASI EFISIENSI ENERGI PADA
PEMANFAATAN EBT SECARA MAKSIMAL SEKTOR INDUSTRI, TRANSPORTASI,
DAN EFEKTIF BIAYA KOMERSIAL DAN RUMAH TANGGA

Supply Side Demand Side

• Diversifikasi Energi (Pemanfaatan Energi Baru


Sumber Daya Energi

•Efisiensi Energi di Sektor Pengguna

Energi
Pemanfaatan
Terbarukan)
• Penerapan Teknologi Energi Bersih Akhir (Industri, Gedung, Rumah Tangga
• Efisiensi Energi pada Pembangkit Listrik & Transportasi)
• Efisiensi Energi pada Pertambangan Batubara •Standard and Labelisasi Efisiensi
• Efisiensi Energi pada sistem transmisi/distribusi Energi pada Peralatan Pemanfaat
• Efisiensi Energi di Kilang Migas Energi
•Manajemen Energi di Industri/building
•Mass Transportation

9
Kebijakan Konservasi Energi yang paling signifikan
mempengaruhi penghematan dan efisiensi energi
s.d 2025
No Kebijakan Dampak Penghematan Ranking
(%)
1 Management Energi di Industri 2,30 1
2. Efisiensi Energi di Kompor 1,72 2

3. MEPS untuk AC 1,12 3

4. Shifting bahan bakar memasak 0,96 4

5. Peningkatan standar Bahan Bakar 0,70 5

6. Mandatory EC untuk bangunan gedung 0,60 6

7. MEPS untuk Kulkas 0,56 7

8. Shifting moda ke Bis 0,43 8

9. EE untuk Boiler Industri 0,38 9

10. Manajemen Transportasi 0,32 10

11. MEPS TV 0,27 11

12 MEPS Lampu 0,26 12

Sumber : Kajian ESP3, Denmark, April 2017


Penerapan Manajemen Energi
Tahun 2017 (POME)

Penghematan
yang diperoleh

Perusahaan yang Setara dengan


melaporkan GWh eq/ tahun
membangun Pembangkit
Penurunan Emisi 1.028 MW eq*
Gas Rumah Kaca
Perusahaan

Juta Ton CO2/


*jam operasional pembangkit :
tahun 8040 jam per tahun
Penghematan Energi dan Air di Instansi Pemerintah Pusat dan
Daerah
Tahun 2017 (POPEA)

Penghematan
yang diperoleh
Instansi yang
melaporkan
Setara dengan
MWh eq/ tahun
membangun Pembangkit
Instansi Penurunan Emisi 63,3 kW eq*
Gas Rumah Kaca

Gedung
Ton CO2/ tahun
*jam operasional pembangkit :
8040 jam per tahun
Up dated Data Industri > 6000 TOE
• Evaluasi hasil laporan Audit energi tahun
2012 – 2015 : Industri yang wajib
melakukan audit energi setiap 3 tahun
sekali (PP No 70 tahun 2009)
• Tahun 2013 – 2017 : 244 Industri
• Pemuktahiran Data : 344 Industri
(Membutuhkan Sosialisasi, pengawasan dan
Pembinaan yang lebih banyak)
Target dan Realisasi
Target dan Realisasi Sertifikasi Kompetensi Target dan Realisasi Sertifikasi Kompetensi
Manajer Energi Auditor Energi
400 300

350 350
250 250
300
200
250 250 158

200 150 150

150 118 81
100
96 81 69
52 75
100 100
50 52 30
29 50 80
50 90 50 65
80
50 50 0 30
0 30 0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 20120 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi Target Realisasi

1) Status manajer energi dan auditor energi pada akhir tahun 2017 adalah 426 orang dan 390 orang

2) Target manajer energi dan auditor energi pada tahun 2019 adalah 1000 orang dan 700 orang

3) Dari 118 Orang Manajer Energi, yang didapat melalui CB DEK = 71 orang atau 60 % dari total

4) Dari 158 Orang Auditor Energi, yang didapat melalui CB DEK = 36 orang atau 23 % dari total
Audit Energi
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Peserta
Industri 125 104 108 180 0 0 0
Bangunan 70 55 60 120 10 10 10

Potensi Penghematan
GWh 837 1532 556 515 4,1 3,2 2,4
Milyar Rp 512 624 449 391 4,8 3,5 2,37
Kilotonne CO2 646 1380 500 463 3,4 2,9 2,32

Capaian Penghematan
GWh 128 46 184 71 0,55 0,6 0
Milyar Rp 82 60 174 34 0,74 0,75 0
Kilotonne CO2 94 41 163 30 0,45 0,6 0

Biaya Investasi
Milyar Rupiah 405 391 95 191 5 10 3

TOTAL OBJECT 852 Total Nilai Investasi Rp 1.100 T


 Penghematan energi umumnya didapat dengan melaksanakan rekomendasi hasil audit energi tanpa investasi
(no cost) dan investasi rendah (low cost).
 Peluang penghematan energi yang lebih besar dapat dicapai jika rekomendasi hasil audit energi investasi
menengah (medium cost) dan investasi tinggi (high cost) juga diimplementasikan.
 Beberapa rekomendasi belum diimplementasikan karena terbatasnya pembiayaan.
Harmonisasi dengan Program Proper
1. Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang konservasi energi
mengamanatkan semua pengguna energi yang menggunakan energi
lebih dari 6000 TOE wajib menerapkan manajemen energi, melalui:
• menunjuk manager energi
• menyusun program konservasi energi
• melaksanakan audit energi secara berkala
• melaksanakan hasil audit energi dan
• melaporkan pelaksanaan konservasi energi kepada pemerintah.
Sehubungan dengan hal tersebut akan lebih baik apabila peserta Proper
mematuhi peraturan tersebut melalui penggunaan penilaian efisiensi
energi pada kriteria Taat (Proper Biru)

2. Mengharmonisasi metodologi dan perhitungan penghematan energi dan


penurunan emisi yang mendukung penilaian Proper

3. Penggunaan Bukti Laporan Elektronik dari Aplikasi POME sebagai


dokumen kelengkapan penilaian

16
Peranan Industri Mendukung Program Konservasi
Energi
Inovasi: Menerapkan Manajemen Energi:
• Meningkatkan kapasitas SDM • Komitmen Manajemen Puncak
dalam menghadapi dinamika untuk efisien energi
yang semakin cepat • Membangun sistem manajemen
• Adopsi teknologi energi bersih energi yang handal
• Optimasi sistem industri • Perbaikan berkelanjutan melalui
• Efisiensi proses di Industri siklus manajemen yang baik
(Plan – DO – Check - Act)

Diseminasi dan Kolaborasi:


• Pelaporan manajemen energi online
kepada Pemerintah untuk membangun Menjadi yang Terbaik
sistem benchmarking industri Ikut berpartisipasi dalam :
• Berbagi kisah keberhasilan untuk • Perlombaan di lingkungan Group
menginspirasi yang lain Perusahaan/Asosiasi
• Seeing is believing, saling studi banding • Penghargaan Efisiensi Energi
• Kolaborasi membangun kompetensi Nasional/Subroto Award (tingkat
bersama Nasional)
• Asean Energy Award (antar negara
ASEAN)
• Energy Management Leadership
Awards (antar negara anggota
Clean Energy Ministerial/CEM)
17
DIREKTORAT KONSERVASI ENERGI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

T ERIMA


K ASIH
ENERGY
CONSERVATION
IS
THE FOUNDATION
OF
ENERGY
INDEPENDENCE

Anda mungkin juga menyukai