i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan, rahmat, taufik dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kardiovaskuler Struktur
Jantung : Katup dan Infeksi / Pankarditis ”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
limpahkan kepada nabi besar alam kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan makalah ini
disusun untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I.
Kami menyadari bahwasanya dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................1
Bab II Tinjauan Teori......................................................................................................2
2.1 Katub Jantung .....................................................................................2
2.2 Penyakit Katub Jantung.......................................................................2
2.3 Defenisi ...............................................................................................2
2.4 Klasifikasi ...........................................................................................2
2.5 Etiologi ................................................................................................3
2.6 Patofisiologi ........................................................................................4
2.7 Manifestasi Klinis ...............................................................................5
2.8 Komplikasi ..........................................................................................6
2.9 Pengobatan .........................................................................................7
3.0 Pemeriksaan penunjangan................................................................... 8
3.1 Asuhan Keperawatan .......................................................................... 8
3.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................... 9
3.3 Intervensi Keperawatan..................................................................... 10
Bab IV Penutup .............................................................................................................10
4.1 Kesimpulan..........................................................................................10
4.2 Saran ...................................................................................................10
Daftar Pustaka...............................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan
istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi
cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf
otonom).
Perikardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput pembungkkus
terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan parietal dan viseral yang bertemu di pangkal jantung
membentuk kantung jantung. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai pelicin
untuk menjaga agar pergesekan antara perikardium pleura tidak menimbulkan gangguan terhadap
jantung. Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu membutuhkan makanan yang
dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting dan memberikan darah untuk jantung dari
aorta asendens dinamakan arteri koronaria.
Perikardium dapat terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang, neoplasi, dan
bawaan. Penyakit perikardium dinyatakan oleh tmbunan cairan (disebut efusi perikardium),
radang (yaitu perikarditis). Perikarditis ialah penyakit sekunder dimanapun di tubuh contohnya
penyebaran infeksi kedalam kantung perikareritematasus sistemik. Tetapi kadang-kadang
perikarditis terjadi sebagai kelainan primer.
Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang mengenai lapisan perikardium viseratis dan
atau parietalis.ditemukan banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut, perikarditis non
spesifik (viral), infark miokard dan uremia.
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui konsep teori dari perikarditis dan asuhan keperawatan pada pasien
perikarditis.
iv
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KATUB JANTUNG
2.3 DEFENISI
Perikarditis adalah peradangan pada viseral, parietal perikardium, atau keduanya. Pada
Perikarditis eksudatif terdapat cairan yang bercampur nanah (purulen) dalam celah perikardium.
Apabila cairan ini bertambah banyak akan timbul tamponade jantung, karena jantung mengalami
kompresi sehingga fungsi jantung dan kemampuan jantung untuk memompakan darah arteri
berkurang. Tamponade jantung yang tidak segera ditangani dapat mengakibatkan syok dan
kematian.
Perikarditis adalah inflamasi pada selaput perikardium, baik pariental maupun visceral yang
membungkus jantung.Perikardium dibagi menjadi 2 :
1. Perikardium akut
Perikarditis akut adalah peradangan pada perikardium (kantung selaput jantung) yang
dimulai secara tiba-tiba dan sering menyebabkan nyeri. Peradangan tersebut dapat menyebabkan
v
cairan dan menghasilkan darah (fibrin, sel darah merah dan sel darah putih) yang akan memenuhi
rongga pericardium
2. Perikardium kronis
Perikarditis kronis (Chronic Pericarditis) adalah suatu peradangan perikardium (kantung
jantung) yang menyebabkan penimbunan cairan atau penebalan dan biasanya terjadi secara
bertahap serta berlangsung lama.
2.4 KLASIFIKASI
- Perikarditis akut adalah peradangan pada perikardium ( kantung selaput jantung) yang dimulai
secara tiba tiba dan sering menyebabkan nyeri
2.5 ETIOLOGI
1. Perikarditis Akut
vi
Perikarditis akut dapat disebabkan oleh infeksi virus maupun infeksi bakteri. Berdasarkan
studi pada anak-anak dari tahun 1960-an, virus patogen yang paling umum adalah Coxsackie,
tetapi data terakhir menunjukkan bahwa pada orang dewasa yang paling sering terpengaruh
adalah virus Sitomegalo, virus Herpes, dan HIV. Adapun bakteri paling umum yang dapat
menyebabkan penyakit perikarditis yaitu bakteri Pneumococcus dan Tuberculosis. Di Afrika dan
India, tuberkulosis masih merupakan penyebab tersering dari semua bentuk perikarditis. Selain
itu penyebab perikarditis akut lain yaitu sebagai berikut:
a. Idiopatik (biduran);
b. Trauma;
d. Uremia (kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena ginjal tidak bekerja
secara efektif);
f. Neoplasma (neoplasma adalah massa abnormal dari jaringan yang terjadi ketika sel-sel
membelah lebih dari yang seharusnya atau tidak mati ketika mereka seharusnya)
2. Perikarditis kronis
Pada umumnya penyebab perikarditis kronis tidak diketahui, tetapi mungkin disebabkan
oleh kanker, tuberkulosis atau penurunan fungsi tiroid. Sebelumnya tuberkulosis adalah penyebab
terbanyak dari perikarditis kronis di Amerika Serikat, tetapi saat ini kasusu tersebut hanya tinggal
2%. Selain itu penyebab perikarditis kronis yang lain yaitu sebagai berikut:
b. Radiasi dada;
d. Sarkoidosis (Sarkoidosis adalah suatu penyakit peradangan yang ditandai dengan terbentuknya
granuloma pada kelenjar getah bening, paru-paru, hati, mata, kulit dan jaringan lainnya);
e. Trauma dada;
f. Infeksi virus akut (Adenovirus dan Coxsackie virus) atau kronis (Tuberculosis). (Baradero,
Dayrit, & Siswadi, 2005)
2.6 PATOFISIOLOGI
vii
Patofisiologi perikarditis bermula dari adanya proses peradangan yang diakibatkan oleh
infeksi virus dan infeksi bakteri yang dapat menimbulkan penumpukan cairan efusi dalam rongga
perikardium dan dapat menimbulkan kenaikan tekanan intrakardial. Kenaikan tekanan tersebut
akan mempengaruhi daya kontraksi jantung, sehingga akhirnya dapat menimbulkan proses
fibrotik dan penebalan perikardial, setelah lama kelamaan maka akan terjadi kontriksi perikardial
dengan pembentukan cairan, jika berlangsung secara kronis maka akan menyebabkan fibrosis
(pembentukan jaringan ikat fibrosa yang berlebihan dalam suatu organ atau jaringan dalam
sebuah proses reparatif atau reaktif). Adapun patofisiologis secara garis besar adalah sebagai
berikut.
Proses radang yang terjadi dapat menimbulkan penumpukan cairan efusi dalam rongga
pericardium dan kenaikan tekanan intracardial,kenaikan tekanan tersebut akan mempengaruhi
daya kontraksi jantung,akhirnya menimbulkan proses fibrotic dan penebalan pericardial,lama
kelamaan terjadi kontriksi pericardial dengan pembentukan cairan,jika berlangsung secara kronis
menyebapkan fibrosis dan klasifikasi.
Proses inflamasi dan akibat sekunder dari fenomena infeksi pada perikarditis akan
memberikan respons sebagai berikut:
Perubahan patologis selanjutnya yang terjadi berupa terbentuknya jaringan parut dan
perlengketan disertai klasifikasi lapisan perikardium viseral maupun parietal yang menimbulkan
viii
suatu perikarditis konstriktif yang apabila cukup berat akan menghambat pengembangan volume
jantung pada fase diastolik.
Pada kondisi lain, terakumulasinya cairan pada perikardium yang sekresinya melebihi
absorpsi menyebabkan suatu efusi perikardium. Pengumpulan cairan intraperikardium dalam
jumlah yang cukup untuk menyebabkan obstruksi serius terhadap masuknya darah ke kedua bilik
jantung bisa menimbulkan tamponade jantung. Salah satu komplikasi perikarditis paling fatal dan
memerlukan tindakan darurat tamponade. Tamponade jantung merupakan akibat peninggian
tekanan intraperikardium dan restriksi progresif pengisian ventrikel.
Tamponade Jantung
Tamponade juga dapat timbul pada perikarditis idiopatik dan perikarditis akut oleh karena
virus, perikarditis pasca-penyinaran, gagal ginjal selama dialisis, dan hemoperikardium sebagai
akibat pengobatan antikoagulan pada klien dengan berbagai bentuk perikarditis akut.
Jumlah cairan yang cukup untuk menimbulkan tamponade jantung adalah 250 cc bila
pengumpulan cairan tersebut berlangsung cepat, dan 1000 cc bila pengumpulan cairan tersebut
berlangsung lambat, karena perikardium mempunyai kesempatan untuk meregang dan
menyesuaikan diri dengan volume cairan yang bertambah tersebut. Jumlah cairan yang
dibutuhkan untuk menghasilkan tamponade
Trias klasik perikarditis akut adalah nyeri dada, pericardial friction rub dan abnormalitas
EKG yang khas. Dari pemeriksaan fisik juga dapat ditemukan pembesaran jantung, peningkatan
tekanan vena, hepatomegali, edema kaki dan mungkin tanda-tanda tamponade (merupakan suatu
sindroma klinis akibat penumpukan cairan berlebihan di rongga perikard yang menyebabkan
penurunan pengisian ventrikel disertai gangguan hemodinamik (Dharma, 2009 : 67)).
ix
Manifestasi klinis perikarditis kronik adalah sesak nafas, batuk (karena tekanan tinggi
pada vena paru-paru mendorong cairan masuk ke dalam kantung-kantung udara), dan kelelahan
(karena kerja jantung menjadi tidak efisien). Biasanya tidak menimbulkan rasa nyeri dan bisa
terjadi edema. Gejala-gejala yang dapat menjadi petunjuk penting bahwa seseorang menderita
perikarditis kronis adalah tekanan darah tinggi, penyakit arteri koroner atau penyakit katup
jantung.
Manifestasi klinis perikarditis kronik konstruktif adalah keluhan berupa rasa lelah, lemah,
dispnea saat beraktifitas, orptopnea (napas pendek yang terjadi pada posisi berbaring karena
pengaruh adanya gaya gravitasi) dan keluhan gagal jantung lainnya. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan peningkatan tekanan vena jugularis, bunyi jantung melemah, dapat terdengar
perikardial knock, pulsus paradoksus (pengecilan amplitudo denyut nadi yang tajam selama
inspirasi), hepatosplenomegali, ikterus, ascites (penimbunan cairan secara abnormal di rongga
peritoneum) dan edema.
2.8 KOMPLIKASI
1. Tamponade jantung
2. Perikarditiskonstriktif
3. Aritmi jantung
Contoh-contoh dari atrial tachycardias termasuk atrial fibrillation, atrial flutter, and
paroxysmal atrial tachycardia (PAT). Aritmia-aritmia ini terjadi karena gangguan listrik di atria
dan/atau di AV node menyebabkan denyut jantung yang cepat.
2.9 PENGOBATAN
Penderita perikarditis ringan bisa sembuh hanya dengan beristirahat dan mengonsumsi
obat-obat pereda nyeri. Selama masa penyembuhan, penderita perlu menghindari aktivitas fisik
yang berlebihan karena dapat memicu kekambuhan.
x
1. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
2. Obat antiinflamasi nonsteroid berfungsi untuk mengurangi peradangan perikardium dan
meredakan nyeri dada. Obat yang dapat diberikan adalah ibuprofen dan aspirin.
3. Colchicine berfungsi untuk mengurangi peradangan dengan cara membunuh sel radang
tertentu. Obat ini dapat dikombinasikan dengan OAINS, atau diberikan sebagai alternatif
dari OAINS.
4. Kortikosteroid hanya diberikan apabila perikarditis tidak membaik dengan OAINS dan
colchicine. Salah satu contohnya adalah prednisone.
5. Antibiotik hanya diberikan jika perikarditis disebabkan oleh infeksi bakteri.
Penderita perikarditis yang tergolong parah dan mengalami komplikasi perlu dirawat di rumah
sakit. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dokter untuk mengatasi kondisi ini adalah:
1. Pemeriksaan lab
2. Pemeriksaan rontgen
3. Pemeriksaan USG.
4. Berdasarkan organ atau bagian tubuh yang di periksa :
5. Pemeriksaan penunjang di bagian kebidanan dan kandungan
6. Pemeriksaan penunjang di bagian penyakit dalam.
7. Pemeriksaan penunjang di bagian kesehatan anak.
8. Pemeriksaan penunjang di bagian saraf atau neurologi.
9. Pemeriksaan penunjang di bagian THT-KL.
10. Pemeriksaan penunjang di bagian kulit kelamin.
11. Pemeriksaan penunjang di bagian kesehatan jiwa.
12. Pemeriksaan penunjang di bagian mata.
13.
3.1 ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Anamnesa
xi
1. Identitas pasien
3. Riwayat penyakit sekarang Gejala yang timbul seperti edema perifer, gangguan abdominal,
lelah, ortopnea, palpitasi, batuk, nausea, dan paroxysmal nocturnal dyspnea . Kapan mulai
serangan, sembuh atau bertambah buruk, bagaimana sifat timbulnya, dan stimulus apa yang
sering menimbulkan nyeri dada.
4. Riwayat penyakit dahulu Harus diketahui apakah pasien pernah terkena TBC, rheumatoid,
uremia, ada trauma dada atau pernah mengalami serangan jantung lainnya.
5. Riwayat psikososial Respon emosi pengkajian mekanisme koping yang digunakan pasien
juga penting untuk menilai pasien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran
pasien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari
harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.
Pemeriksaan fisik
B1 : Breathing (Respiratory System) Sesak nafas, takipnea, suara nafas ronkhi, batuk (+)
B4 : Bladder (Genitourinary system) penurunan frekuensi / jumlah urine, urine pekat gelap
xii
3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN
xiii
xiv
xv
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Perikardium dapat terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang, neoplasi, dan
bawaan. Penyakit perikardium dinyatakan oleh tmbunan cairan (disebut efusi perikardium),
radang (yaitu perikarditis). Perikarditis ialah penyakit sekunder dimanapun di tubuh contohnya
penyebaran infeksi kedalam kantung perikareritematasus sistemik. Tetapi kadang-kadang
perikarditis terjadi sebagai kelainan primer.
Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang mengenai lapisan perikardium viseratis
dan atau parietalis.ditemukan banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut, perikarditis
non spesifik (viral), infark miokard dan uremia.
4.2 SARAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat
meningkatakan pengentahuan tentang penyakit perikarditis. Sehingga dapat mencegah atau
melakukan pengobatan penyakit tersebut dengan cepat dan tepat. Sedangankan sebagai para
pembaca, dapat memberi pengetahuan tentang penyakit tersebut dan mencegah meluasnya
penyakit tersebut.
xvi
DAFTAR PUSTAKA
xvii