Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN MASALAH DIAGNOSA MEDIK: LEUKEMIA


AKUT
DI RUANG BOUGENVILLE RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE
SAMARINDA

Stase Keperawatan Medikal Bedah (KMB)

Disusun Oleh:
Shinta Puspita Sari
p2002054

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

LEUKEMIA

A. DEFINISI
Leukemia adalah produksi sel darah putih yang tidak terkontrol
disebabkan oleh mutasi yang menjurus pada kanker sel miwlognosa atau sel
limfongenosa.(Wijaya, 2013). Leukemia adalah suatu tipe dari kanker yang
berasal dari kata yunani leukosputih, haima-darah. Leukemia adalah kanker
yang mulai dari sel-sel darah. Penyakit ini terjadi ketika sel darah memiliki
sifat kanker yaitu membelah tidak terkontrol dan menganggu pembelahan sel
darah normal. Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang
menyerang sel darah putih yang di produksi oleh sumsum tulang. (Bome &
padila, 2013).
Leukemia adalah poliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering
disertai batuk leukosit yang lain dari pada normal jumlahnya berlebihan
dengan dapat menyebabkan anemia, trombositopeni dan diakhiri dengan
kematian.(Nurarif & kusuma, 2015).

A. KLASIFIKASI
1. Leukemia Mieloblastik
a. Leukemia Mieloblastik Akut (LMA)
Angka kejadian 80% leukimia akut pada orang dewasa. Permulaannya
mendadakatau progresif dalam masa 1-6 bulan, jika tidak diobati,
kematian kira-kira 3-6 bulan. Insiden pada pria dan wanita 3:2
b. Leukemia Mieloblastik Kronik (LMK)
Paling sering terjadi pada usia pertengahan (orang dewasa) umur 20-
60 tahun, puncak kejadian pada umur 40 tahun, dapat juga terjadi
pada anak-anak (Sylvia,2006). Leukimia mieloblastik dimulai dengan
produksi sel mielogenosa mudayang bersifat kanker di sumsum tulang
dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh,sehingga sel darah putih
diproduksi diberbagai organ ekstramedular terutama dinodus limfe,
limpa dan hati.  
2. Leukemia Limfoblastik
a. Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
Merupakan kanker darah yang paling sering menyerang anak-anak
berumurdibawah umur 15 tahun, dengan puncak insiden antara 3-4
tahun, insiden pada pria dan wanita 5 : 4
b. Leukemia Limfoblastik Kronik (LMK)
Merupakan suatu gangguan limfoproliferatif yang ditemukan pada
kelompokumur tua (± 60 tahun), pada pria dan wanita angka kejadian
2:1

C. ETIOLOGI
Menurut Farid Muhammad Dzaki. (2018) penyebab dari penyakit leukemia
tidak diketahui secara pasti. Faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi
terjadinya leukemia (Padila, 2013). Yaitu :
1. Radiasi berdasarkan riset menunjukkan bahwa:
a. Para pegawai radiologi beresiko untuk terkena leukemia
b. Pasien yang menerima radioterapi berisiko terkena leukemia
c. Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom
Hiroshima dan nagosak diJepang
2. Faktor leukemogenik terdapat beberapa zat kimia yang dapat
mempengaruhi frekuensi leukemia:
a. Racun lingkungan seperti berzena, paparan pada tingkat-tingkat yang
tinggi dari benzena pada tempat kerja dapat menyebabkan leukemia
b. Bahan kimia industry seperti insektisida dan formal dehyde
c. Obat untuk kemoterapi: pasien – pasien kanker yang dirawat dengan
obat-obatan melawan kanker tertentu adakalanya dikemudian hari
mengembangkan leukemia. Contohnya obat yang dikenal sebagai
agen alkylating dihubungkan dengan pengembangan leukemia
bertahun-tahun kemudian
d. Herediter penderita sindrom down, suatu penyakit yang disebabkan
oleh kromosom abnormal mungkin meningkat risiko leukemia yang
memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang
normal
e. Virus dapat menyebabkan leukemia menjadi retrovirus, virus
leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa
D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala awal leukemia dapat termasuk demam, anemia,
perdarahan, kelemahan, nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa
pembengkakan. Purpura merupakan hal yang umum serta hepar dan lien
membesar. Jika terdapat infiltrasi kedalam susunan saraf pusat dapat
ditemukan tanda meningitis. Cairan serebra spinal mengandung protein yang
meningkatkan dan glukosa yang menurun. Tampaknya juga dapat beberapa
hubungan antara leukemia dan sindrom down (mongolisme)
1. Pucat
2. Malaise
3. Keletihan (latergi)
4. Perdarahn gusi
5. Mudah memar
6. Petekie dan ekimosis
7. Nyeri abdomen
8. Berat badan menurun
9. Muntah
10. Sakit kepala (pusing)

E. PATOFISIOLOGI

Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan kita
terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai dengan perintah
dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan kita. Leukemia dapat meningkatkan
produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Sel
darah putih terlihat berbeda dengan sel darah normal dantidak berfungsi
seperti biasanya. Sel leukemia memblok produksi sel darah putih yang
normal, merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemia juga dapat
merusak produksi sel darah lain pda sumsum tulang termasuk sel darah
merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari sistem sel menjadi sel darah
putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan kearah keganasan.
Perubahan yang terjadi sering kali melibatkan penyusunan kembali bagian
dari kromosom (bahan genetic sel yang kompleks). Penyusunan kromosom
(translokasi, kromosom) mengganggu pengendalian normal dari pembelahan
sel, sehingga sel yang membelah tidak dapat terkendali dan menjadi ganas.
Pada akhirnya sel-sel ini yang mneghasilkan sel-sel darah normal, kanker ini
juga bisa menyusup kedalam organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar
getah bening, ginjal dan otak. (Padli, 2013).

F. WOC (what of caution)

Faktor eksogen Faktor endogen


(sinarx , radioaktif,kimia (kelainan kromosom, hereditas)

Sum-sum tulang

Leukemia

Poliferasi sel kanker

Sel kanker bersaing dengan sel normal untuk mendapatkan nutrisi

Infiltrasi

Sel normal digantikan dengan sel kanker

Depresi sumsum tulang Infiltrasi ekstra medular Infiltrasi SSP Metabolisme

Pembesaran limpa, liver Sel kekurangan


Leukosit Faktor pembekuan nodus limfe, tulang Meningitis leukemia makanan

Perdarahan
Infeksi MK: DEFISIT
Nyeri tulang Tulang mengecil dan NUTRISI
Trombosito &persendian lemah
penia
Demam Faktor pembekuan
MK: GANGGUAN Fraktur fisiologis
MK: RASA NYAMAN
hipovolemi
MK: RISIKO a
INFEKSI
G. KOMPLIKASI
Komplikasi leukemia. (Wijaya, 2013)
1. Sepsis
2. Perdarahan
3. Gagal organ
4. Iron Deficiency Anemia (IDA)
5. Kematian

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Hirung darah lengkap
a. Hemoglobin: dapat kurang dari 10gr/dl
b. Jumlah trombosit : mungkin sangat rendah (kurang dari
50.000/mm)
c. Sel darah putih : lebih dari 50.000/mm 3 dengan peningkatan sel
darah putih imatur (mungkin menyimpang kekiri). Mungkin ada
sel blast leukemia
2. Pemeriksaan sel darah tepi
Biasanya menunjukkan anemia dan trobositopenia, tetapi juga dapat
menunjukkan leucopenia, leukositosis tergantung pada jumlah sel yang
beredar
3. Asam urat serum/urine: mungkin meningkat
4. Biopsi sumsum tulang
Sel darah merah abnormal biasnaya lebih dari 50% atau lebih dari sel
darah putih pada sumsum tulang. Sring 60%-90% dari sel blast, dengan
prekusor eritrosit, sel matur dan megariositis menurun
5. Biopsy nodus limfa
Pemeriksaa ini akan memperlihatkan poliferasi sel leukemia dan sel yang
berasal dari jaringan limfa akan mendesak seperti limfosit normal dan
granulosit
6. Sitogenik
7. Pemeriksaan pada kromosom baik jumlahnya maupun morfologisnya
I. PENATALAKSANAAN
1. Transfusi darahBiasanya diberikan jika kadar hb < 6 gr%. Pada
trombositopenia yang berat dan perdarahan masif, dapat diberikan
transfusi trombosit, jika ada tanda DIC (DisseminatedIntravascular
Coagulation) dapat diberi heparin.
2. Kortikosteroid(Prednison, kortison) deksametason dsb. Setelah dicapai
remisi dons dikurangi sedikitdemi sedikit dan akhirnya dihentikan.
3. SitostatikaUmumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan
predison. Efek ;alopesia, stomatitis, leucopenia, infeksi sekunder
(kandidiasit).
4. Imunoterapi
Merupakan cara pengobatan yang baru, imunoterapi diberikan jika telah tercapai
remisidan jumlah sel leukimia cukup rendah (105-106).
5. Kemoterapi
Merupakan cara yang lebih baik untuk pengobatan kanker. Bahan kimia
yang dipakai diharapakan dapat menghancurkan sel-sel yang oleh
pembedahan atau penyinaran tidak dapat dicapai. Penatalaksanaan pada
penderita leukemia myeloid akut yaitu dengan kemoterapi yang terdiri
dari 2 fase anatar lain:
a. Fase induksi
Fase induksi adalah regimen kemoterapi yang sangat intensif
bertujuna untuk mengendalikan sel-sel leukemia secara maksimal
sehingga akan tercapainya remisi yang lengkap
b. Fase konsolidasi
Dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase induksi. Kemoterapi
konsolidasi biasnaya tediri dari beberapa siklus kemoterapi dan
menggunakan obat dengan jenis serta dosis sama atau lebih besar
dari dosis yang digunakan pada fase induksi

J. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Identitas klien terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, status, alamat, tanggal masuk, no register,
tanggal pengakjian, dan diagnosis medis.
2. Identitas keluarga klien (yang bertanggung jawab pada klien)

Identitas keluarga klien terdiri dari nama, umur, jenis kelamin,


pekerjaan, hubungan dengan keluarga.
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
4. Kaji adanya tanda-tanda anemia :
a. Pucat
b. Kelemahan
c. Sesak
d. Nafas cepat
5. Kaji adanya tanda-tanda leucopneia
a. Demam
b. Infeksi
6. Kaji adanya tanda-tanda trombopitopenia
a. Petekie
b. Purpuraperdarahan membrane mukosa
7. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola:
a. Limfadenopati
b. Heptaomegali
c. Splenomegaly
8. Kaji adanya pembesaran testis
9. Kaji adanya hematuria, hipertensi, gagal jantung, inflamasi disekitar
rektal dan nyeri

K. DIAGNISA KEPERAWATAN
1. Defisit Nutrisi
2. Hipovolemia
3. Intoleransi Aktivitas
L. NURSING CARE PLANE

NoNo. DIAGNOSA TUJUAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


KEPERAWATAN
Manajemen Nyeri :
1. 1. Defisit Nutrisi Status nutrisi
Mengindentifikasi dan mengelola
Setelah dilakukan tindakan
ditandai dengan :
keperawatan …×.. jam asupan nutrisi yang seimbang
ekspektasi status nutrisi
Tanda dan gejala Tindakan :
membaik.
Mayor: 1. Observasi
Subjektif : 1.1. Identifikasi status nutrisi
1.2. Identifikasi kebutuhan
(tidak tersedia) Kriteria Hasil: kalori dan jenis nutrient
Obejktif : a. Pasien makan yang 1.3. Monitor asupan makanan
Berat badan menurun dihabiskan menurun (1) 1.4. Monitor berat badan
10% dibawah rentan 1.5. Monitor hasil pemeriksaan
b. Kekuatan otot menelan
laboratorium
menurun (1) 2. Terapeutik:
c. Rambut rontok 2.1 lakukan oral hygiene, jika
Gejala dan Tanda mampu
meningkat (1)
Minor: 2.2 berikan makanan tinggi
d. Berat badan memburuk kalori dan tinggi protein
Subjektif : 3. Edukasi :
(1)
a. Kram/nyeri 3.1 Anjurkan posisi duduk,
e. Frekuensi makan jika mampu
abdomen
memburuk (1)
b. Nafsu makan 4. Kolaborasi :
f. Nafsu makan memburuk
menurun 4.1 kolaborasi pemberian
(1)
Obejktif : medikasi sebelum makan
g. Membrane mukosa (mis, pereda nyeri,
a. Bisig usus antiemetic), jika perlu
memburuk (1)
hiperaktif
b. Oto menelan lemah
c. Membrane mukosa
pucat
d. Sariawan
e. Rambut rontok
berlebihan
2. 2. Hipovolemia Status cairan Pencegahan syok :
Setelah dilakukan tindakan
Ditandai dengan: Mengindifikasikan dan mengelola
keperawata diharapkan penurunan volume cairan
ekspektasi status cairan intravaskuler
membaik
Tanda dan Gejala
Mayor: Tindakan :
Subjektif : 1. Observasi :
Kriteria Hasil:
1.1. Periksa tanda dan gejala
(tidak tersedia) a. Kekuatan nadi menurun hipovolemia (mis, frekuensi
Obejktif : (1) nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah
a. Frekuensi nadi b. Berat badan menurun (5)
menurun, tekanan nadi
meningkat c. Perasaan lemah menyempit, turgor kulit
b. Nadi teraba lemah meningkat (1) menurun,membrane mukosa
c. Turgor kulit d. kering, volume urin
Membrane mukosa
menurun, hematocrit
menurun memburuk () meningkat, haus, lemah)
d. Membrane mukosa e. Kadar Hb memburuk (1) 1.2. Monitor intake dan output
kering f. Intake cairan cairan

e. Hematokrit mmemburuk (1) 2. Terapeutik :


meningkat 2.1 Hitung kebutuhan cairan
2.2 Berikan asupan cairan oral

3. Edukasi :
3.1 Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
3.2 Anjurkan mengindari
perubahan posisi mendadak

4. Kolaborasi :
4.1 Kolaborasi pemberian IV
isotonis (mis, NaCl, RL)
4.2 Kolaborasi pemberian
produksi darah

3 Intoleransi Aktivitas Toleransi Kativitas Manajemen Energi


Mengindentifikasi dan mengelola
Setelah dilakukan tindakan
Ditandai dengan: penggunaan energy untuk mengatasi
keperawatan diharapkan atau mencegah kelelahan dan
ekspektasi toleransi aktivitas mengoptimalkan proses pemulihan
meningkat
Tanda dan Gejala Tindakan :
Mayor: 1. Observasi :
1.1. Identifikasi gangguan fungsi
Subjektif : Kriteria Hasil: tubuh yang mengakibatkan
Mengeluh lelah kelelahan
a. Frekuenais nadi menurun 1.2. Monitor kelelahan fisik dan
Obejktif : emosional
(1)
Frekuensi jantung 1.3. Monitor lokasi dan
b. Kemudahan dalam ketidaknyamanan selama
meningkat >20% dari melaukan beraktivitas melakukan aktivitas
kondisi isntirahat menurun (1)
2. Terapeutik :
c. Keluhan lelah meningkat 2.1 Lakukan latihan rentang
Tanda dan Gejala (1) gerak pasif atau aktif
Minor: 2.2 Berikan aktivitas distraksi
d. Perasaan lemah yang menyenangkan
Subjektif : meningkat (1) 2.3 Fasilitasi duduk di sisi
a. Merasa tidak tempat tidur, jikan tidak
e. Warna kulit memburuk dapat berpindah atau
nyaman setelah berjalan
(1)
beraktivitas
f. Tekanan darah 3. Edukasi :
b. Merasa lemah
memburuk (1) 3.1 Anjurkan melakukan
Obejktif : aktivitas bertahap
a. Tekanan darah 3.2 Ajarkan strategi koping
berubah > 20% untuk mengurangi kelelahan

dari konsisi 4. Kolaborasi


istirahat 4.1 Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
b. Sianosis asupan makanan
DAFTAR PUSTAKA

Desmawati. 2013. Sistem Hematologi dan Imunologi. Jakarta: In Media

Dzaki Farid M. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. A dengan Penyakit
Leukemia di Ruang Rawat Inap Ambun Suri RSUD Dr. Achamad
Mochtar. Bukit tinggi. Padang

Nurarif. A.H. & Kusuma. H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta. Mediaction

Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika

Wijaya, A.S dan Putri, Y. M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2.


Kperawatan Dasar Teori dan contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika
LAPORAN PENGKAJIAN MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN MASALAH DIAGNOSA MEDIK
LEUKEMIA AKUT

Disusun Oleh:
SHINTA PUSPITA SARI
P2002054

PTOGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2021
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PSIK
STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

Nama mahasiswa : Shinta Puspita Sari


Tempat praktek : RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tanggal : 24 Februari 2021

I. Identitas diri klien


Nama : Tn. A Suku : Jawa
Umur : 45 Tahun Pendidikan : SD
Jemis kelamin : Laki-laki Pekerjaan : wirausaha sebelum sakit
Lama bekerja : 16 Tahun
Alamat : Jl. Mulyo pranoto Tanggal masuk RS : 23 Februari 2021
Status perkawinan :Belum Menikah Tanggal Pengkajian : 24 Februari 2021
Agama : Islam Sumber Informasi : Keluarga dan pasien

II. Riwayat penyakit


1. Keluhan utama saat masuk RS :
Gusi berdarah kurang lebih 1 minggu

2. Riwayat penyakit sekarang :


Pasien datang dari ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda pada tanggal 23 februari 2021
dengan kleuhan perdarahn digusi, batuk, radang ditenggorokan. Terjadi peneurunan berat badan
selama sakit. Saat dilakukan pemeriksaan vital sign didaptkan TD: 138/80 mmHg, RR: 20x/menit,
Spo2: 99%, S: 36,5⸰. Hasil pemeriksaan laboratorium didaptkan leukosit: 35,48, eritrosit: 1,73/mm 3,
Hb: 5,9 gr/dl, HT: 17,4%. Klien diberikan terapikalnex 3x1, IVFD 24 tpm, tranfusi Tc 20 unit ,
tranfusi prc 2 unit. Klien dilakukan pemeriksaan BMP. Klien kesdaran composmentis. Klien
didiagnosa medis leukmeia akut dan dilakukan perawatan selanjutnya

3. Riwayat Penyakit Dahulu :


Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit dahulu
4. Genogram :

15
5. Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah dilakukan:
Diagnosa medik : Leukemia Akut

Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Jenis Hasil Nilai Rujukan Unit
Pemeriksaan
Hemoglobin 5,9 Laki-laki: 14-18 g/dL
Hematokrit 17,4 Laki-laki: 40-58 %
Leukosit 35,4 4000-11.000 103/ uL
Eritrosit 1,73 Laki-laki: 4,6-6,2 /mm3
Neutrofil 5,3 50-70 %
Limfosit 72 25-35 %
Monosit 13 4-6
: Meninggal %
Eosinophil 0 1-3 %
Basophil 0 0,4-1 %
Natrium 135 135-145 Mmol/L
Kalium 3,4 3,7-5,2 Mmol/L
GDS 153 70-115 Mg/dl
Ureum 38,6 10-50 Mg/dl

Tindakan yang dilakukan:


BMP pada sum-sum tulang

III. Pengkajian saat ini (mulai hari pertama saudara merawat klien)
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan Pengetahuan tentang penyakit/perawatan:
Klien mengatakan belum mengetahui tentang masalah kesehatan yang dialaminya saat
ini

2. Pola nutrisi/metabolic
Program diit RS: tidak ada program diit

Intake makanan:
Sebelum sakit :
Makan klien baik 3x sehari makan lauk pauk dan sayuran. Klien tidak ada alergi terhadap
makanan. Makanan selalu habis
Saat sakit :
Klien saat di RS makan 2x sehari makan sedikit-sedikit tidak habis, amakan lauk pauk

16
Intake cairan:
Sebelum sakit :
Klien mengatakan mengkonsumsi air putih sebanyak 1,5 liter lebih saat dirumah
Saat sakit:
Klien mengkonsumsi 3 botol besar air mineral 1,5 liter perharinya, klien terpasang
infus RL

3. Pola eliminasi
a. Buang air besar
Sebelum sakit :
Klien mengatakan buang air besar 2×/2hari pada pagi hari dengan konsistensi
sedikit encer, warna kuning, bau yang khas.
Saat sakit :
Klien mengatakan saat sakit belum ada buang air besar saat di RS
b. Buang air kecil
Sebelum sakit :
Klien mengatakan Buang air kecil 3-4 kali per hari, warna urine bening, bau khas urine,
klien melakukan buang air kecil secara mandiri serta pasien tidak mengalami
gangguan dalam buang air kecil
Saat sakit :
klien BAK lancar 3-4 kali perhari, warna kuninf, bau khas urin

4. Pola aktifitas dan latihan:

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total

Oksigenasi:

17
Sebelum sakit :
Klien tidak terpasang oksigen
SPO2 : 99%

5. Pola tidur dan istirahat


(lama tidur, gangguan tidur, perawasan saat bangun tidur)
Sebelum sakit :
Klien pada saat dirumah sering tidur siang, dan malam hari biasanya cepat tidur sekitar jam 21.00
tidur klien nyenyak . lama tidur 8 jam
Saat sakit :
Klien sering tidur tetapi sering terbangun-bangun tidak nyenyak karena merasakan sakit
di bagian tenggorokan serta batuk dan tidak nyaman di RS

6. Pola persepsual
(penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi):
a. Penglihatan : klien jika melihat tulisan yang jauh penglihatannya sedikit kabur
b. Pendengaran : klien tidak mengalami gangguan pendengaran
c. Pengecap dan penciuman klien berfungsi dengan baik.
d. Sensori : klien masih mampu membedakan sensori tajam dan tumpul sekalipun
harus dengan tekanan yang kuat.

7. Pola persepsi diri


(pandangan klien tentang sakitnya, kecemasan, konsep diri)
Klien mengatakan merasakan sedikit cemas. Klien mengatakan bahwa pada saat ini
klien menerima dan menyerahkan keadaan sakitnya kepada Tuhan. Klien selalu
berharap agar dalam kondisi yang sehat.

8. Pola seksualitas dan reproduksi


(fertilitas, libido, menstuasi, kontrasepsi, dll.)
Tn. A selama sakit tidak melakukan hubungan seksual, tidak ada masalah seksual pada klien, tidak
ada gangguan atau kelainan pada genetalia. Klien tidak menggunakan alat kontrasepsi

9. Pola peran hubungan


(komunikasi, hubungan dengan orang lain, kemampuan keuangan):

18
a. Tanggapan pasien tentang perannya : klien saat dirumah masih mampu menjalankan perannya
sebagai seorang suami
b. Komunikasi : klien memiliki komunikasi dengan baik oleh istri dan anak-anaknya dan tetangga
sekitar rumahnya, karena sehari-hari menggunakan bahasa indonesia dan bahasa jawa
c. Hubungan dengan orang lain : klien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga , klien juga
memiliki hubungan baik oleh tetangga serta suka bersosialisasi
d. Kemampuan / Kesanggupan pasien terhadap melaksanakan perannya : klien mengatakan masih
mampu melaksanakan tugasnya sebagai seorang kakak serta anak

10. Pola managemen koping-stess


(perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-akhir ini):
a. Perhatikan utama tentang perawatan dirumah sakit atau penyakit (finansial,
perawatan diri) : Pasien tidak ada masalah
b. Kehilangan/perubahan besar dimasa lalu : klien mengatakan tidak ada
c. Penggunaan obat untuk menghilangkan stress : Klien mengatakan tidak pernah
konsumsi obat menghilang stres
d. Keadaan emosi dalam sehari-hari : Klien mengatakan emosinya stabil

11. Sistem nilai dan keyakinan


(pandangan klien tentang agama, kegiatan keagamaan, dll)
a. Agama : Islam, sebelum sakit klien selalu melaksanakan sholat 5 waktu dengan berdiri dan pada
saat sakit klien hanya melakukan berdo’a saja diatas tempat tidur memohon kesembuhan
b. Pengaruh agama dalam kehidupannya : Yakin dengan agama sendiri karena ini hanya cobaan
dari Allah
c. Permintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini : Tidak ada

IV. Pemeriksaan fisik


(cephalocaudal) yang meliputi : Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan
Auskultasi keluhan yang dirasakan saat ini
Nyeri tenggorokan, batuk berdahak

TD : 110/70mm/H RR : 20x/m N : 84 x/m S : 36,5 oC


Sebelum sakit BB/TB : 82kg/175cm
Saat sakit BB/TB: 77kg/ 175cm

19
Kepala :
a. Inspeksi : , nyeri kepala(-), tidak ada lesi, rambut gelombang, sedikit beruban, rambut tebal, tidak ada
ketombe
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kepala, tidak ada benjolan atau massa, rambut sedikit berminyak tidak
ada rontok

Mata dan Telinga (Penglihatan dan pendengaran)


a. Penglihatan
 Berkurang  Ganda  Kabur  Buta/gelap
Klien mengatakan penglihatan sedikit kabur kalau melihat tulisan yang jauh

Intensitas : Tidak ada intensitas nyeri pada


 Visus : dioptri
bagian penglihatan.
 Sklera ikterik : (ya/tidak)
 Konjungtiva : (anemis/tidak anemis)
 Nyeri : (ya/tidak)
 Kornea : Jernih/keruh/berbintik
 Alat bantu : Tidak ada/lensa kontak/kaca mata

Mata :
Inspeksi : mata simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor, sklera putih, penglihatan sedikit kabur,
pergerakan bola mata normal, reflek cahaya sensitif, mengecil saat terkena cahaya,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada bola mata,

b. Pendengaran
√ Normal  Berdengung  Berkurang  Alat bantu  Tuli
Telinga :
Inspeksi: ukuran simetris, bentuk telinga sama anatara kanan dan kiri, terdapat sedikit serumen
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada telinga, kartilago telinga simetris,

Klien masih bisa mendengar dengan jelas dan saat diberikan beberapa pertany klien
mendengar dengan jelas.
Keluhan lain:
Tn. K mengatakan tidak ada keluhan dalam masalah pendengaran dan tidak menggunakan alat bantu
pendengar, pendengaran Tn. A masi jelas dan normal

Hidung:
Inspeksi : Simetris, tidak ada massa, tidak ada massa, tidak ada sumbatan

20
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak terdapat nyeri tekan pada daerah hidung, tidak terdapat sinus dan
polip, penciuman Tn. A masi tajam

Mulut/Gigi/Lidah:
Inspeksi :
Mulut : tidak terdapat lesi di mulut, bibir simetris tidak ada kelainan pada bibir atau
strabismus, mukosa bibir kering, sedikit berbau
Gigi : Gigi tampak sedikit menguning, terdapat karies, kebiasaan gosok gigi selama
dirumah 2x sehari.
Lidah : lidah kotor, tidak terdapat perdarahn dibagian lidah, tidak kotor

Leher :
Inspeksi : Tidak ada sianosis, saat minum air untuk melihat gerakan menelannya sama,
tidak ada gondok
Palpasi : Tidak terdapat pembengkakan pada vena jugularis (JVP), terdapat ada
pembesaran kelenjar, terdapat nyeri saat menelan, tidak ada massa.

Respiratori
a. Dada : Simetris (pengembangan dada kanan dan kiri simetris), tidak ada memar pada dada
atau kemerahan, tidak ada nyeri tekan
1) Inspeksi : bentuk dada simetris kanan-kiri, tidak ada memar atau kemerahan, tidak ada
nyeri, irama nafas teratur, alat bantu nafas (+), batuk (+), sputum (+)
2) Palpasi : vocal fremitus kanan-kiri sama.
3) Perkusi : thorax terdengar sonor.
4) Auskultasi : suara paru vesikular

b. Batuk : ya/tidak; produktif/tidak produktif


Karakteristik Sputum : berwarna kunig serta bercampur darah
Napas bunyi : vesikuler/lainnya, jelaskan
 Sesak napas saat : tidak ada mengalami sesak nafas
 Ekspirasi  Inspirasi  Istirahat  Aktivitas

Tipe pernapasan:
 Perut  Dada  Biot
 Kussmaul  Cynestokes  Lainnya

Frekuensi napas : 20 x/menit


Penggunaan otota sesoris : (ya/tidak), Napas Cuping Hidung : (-)
Fremitus : Tidak ada

21
Sianosis : (ya/tidak)
Keluhan lain : Klien mengatakan tidak ada keluhan lainnya

Kardiovaskular
Inspeksi : bentuk dada simetris antara Kiri dan kanan serta tidak adanya sianosis
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara perkusi pekak ICS 4 dan 5 mid klavikula kiri, tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi : Tidak terdengar bunyi jantung tambahan, Bj1 dan Bj2 normal (lub-dub). tidak terdengar
gallop
Riwayat Hipertensi: pasien mengatakan tidak ada riwayat hipertensi.
Masalah jantung : pasien tidak memiliki masalah pada jantung
Demam Rematik : Tidak ada demam rematik
Frekuensi : Reguler
Irama : sinus rhytm
Kualitas : normal
Murmur : tidak terdengar suara mumur pada jantung pasien

 Nyeri dada: tidak ada nyeri dadaPalpitasi


yang dirasakan Intensitas : tidak ada
 Pusing: tidak ada  Cianosis
Capillary refill :
 Riwayat Keluhan lainnya : Klien mengatakan tidak memiliki keluhan yang lain.

 Edema(begnkak krna cairan):


 lokasi :tidak ada edema grade : tidak ada
 Hematoma, lokasi : tidak ada hematom

Neurologis
Rasa ingin pingsan/ pusing : tidak ada pusing
Sakit Kepla: tidak ada
Lokasi nyeri : tidak ada nyeri kepala
Frekuensi: tidak ada
 GCS : Eye =4 Verbal =5 Motorik =6
 Pupil : isokor/unisokor
 Reflek cahaya : Baik

22
 Sinistra : +/- cepat/lambat
 Dextra : +/- cepat/lambat
 Bicara : Saat berbicara artikulasi klien jelas
 √ Komunikatif  Aphasia  Pelo
Berbicara lancar dan artikulasi jelas
 Keluhan lain : tidak ada keluhan lain
 Kesemutan  Bingung  Tremor  √Gelisah  Kejang
Klien merasa gelisah.

 Koordinasi ekastemitas
 √ Normal  Paralisis, Lokasi :  Plegia, Lokasi :
 Keluhan lain :
Tidak ada keluhan lainnya

Integumen
 Warna kulit
 Kemerahan  √ Pucat  Sianosis  Jaundice Normal
 Kelembaban :
 Lembab √Kering
 Turgor : elastis / tidak elastic
 √ > 2 detik  < 2 detik

Keluahan yang lain : Klien mengatakan tidak memiliki keluhan yang lain

Abdomen
Inspeksi: tidak terdapat sianosis, tidak terdapat edem, tidak terdapat lesi
Palpasi :tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen, tidak terdapat masa
Auskulatasi:timpani
Nyeri Tekan : tidak terdapat nyeri tekan pada bagian perut
Lunak/keras : abdomen terasa lunak
Massa : tidak ada masa. Ukuran/Lingkar Perut : 80 cm
Bising usus : 20x/menit
Asites : tidak terdapat penumpukan cairan
Keluhan lain : Klien mengatakan tidak memiliki keluhan yang lain

Muskuloskeletal

23
 Nyeri otot/tulang, lokasi : tidak ada nyeri oto/tulang
 intensitas : tidak ada intensitas nyeri
 Kaku sendi, lokasi : Tidak ada kekakuan sendi
 Bengkak sendi, lokasi : tidak terdapat bengkak
 Fraktur (terbuka/tertutup), lokasi : tidak terdapat fraktur terbuka dan tertutup
 Alat bantu, jelaskan : Tidak ada
 Pergerakan terbatas, jelaskan : Tn. A mengalami keterbatasan gerak pada tangan kanan saat
dikarenakan terpasangan infus
 Keluhan lain, jelaskan : Klien mengatakan tidak memiliki keluah yang lain

Seksualitas
Aktif melakukan hubungan seksual : klien saat sakit tidak pernah melkukan hubungan seksual
Penggunaan alat kontrasepsi : klien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
Masalah/kesulitan seksual : klien tidak ada masalah terhadapa seksualitas
Perubahan terakhir dalam frekuensi : tidak ada

Pria
Rabas peni:tidak pernah Gangguan prostat:ttidak ada gangguan prostat
Sirkumsisi : iya
Vasektomi: klien mengatakan tidak pernah melakukan operasi vasektomi
Impoten : tidak ada
Ejakulasi dini: klien mengatakan tidak ada masalah dalam ejakulasi dini

24
V. Program terapi:
Pada tanggal 23/02/2021
1. Kalnex 3 x 1 IV
2. Infus RL
Pada tanggal 24/02/2021
3. Kalnex 3 x 1
4. Unfus RL
Hasil Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium
(dimulai saat anda mengambil sebagai kasus kelolaan, cantumkan tanggal
pemeriksaan, dan kesimpulan hasilnya)
Jenis Hasil Nilai Rujukan Unit
Pemeriksaan
Hemoglobin 5,9 Laki-laki: 14-18 g/dL
Hematokrit 17,4 Laki-laki: 40-58 %
Leukosit 35,4 4000-11.000 103/ uL
Eritrosit 1,73 Laki-laki: 4,6-6,2 /mm3
Neutrofil 5,3 50-70 %
Limfosit 72 25-35 %
Monosit 13 4-6 %
Eosinophil 0 1-3 %
Basophil 0 0,4-1 %
Natrium 135 135-145 Mmol/L
Kalium 3,4 3,7-5,2 Mmol/L
GDS 153 70-115 Mg/dl
Ureum 38,6 10-50 Mg/dl

Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan BMP pada sum-sum tulang dan pemeriksaan laboratorium
VI. Analisa Data

NO Data Penunjang Kemungkinan Penyebab Masalah


1 Data Subjektif : infeksi virus Bersihan jalan napas
. a. klien mengatakan batuk tidak efektif
mengiritasi jalan napas
dan mengeluarkan
sputum yang hipersekresi lendir+inflamasi
bercampur darah
produksi sekret meningkat
b. klien mengatakan susah
untuk mengeuarkan
sputum mukus kental
Data Objektif : batuk berdahak
a. batuk berdahak
b. kliem tampak gelisah

2 Data Subjektif : status kesehatan menurun Risiko Defisit Nutrisi


“ klien mengatakan susah
menelan makanan karena kelemahan otot menelan
radang”
gangguan menelan makanan

asupan nutrisi tidak terpenuhi


Data Objektif :
a. klien tidak penurunan BB

menghabiskan
makanan yang telah
disediakan
b. BB klien menurun 5
kg selama sakit
BB sebelum 88kg
Saat sakit: 77kg
3 Data Subjektif : Peradangan pada tenggorokan Gangguan Pola Tidur
. a. klien mengatakan
sering terbangun – Batuk berdahak disertai darah
bangun pada saat tidur
b. klien mngatakan tidak Pola istirahat terganggu
nyenyak tidurnya
c. klien mengatakan
sering batuk-batuk Sering terbangun
sehingga susah tidur

Data Objektif :
TD: 110/70 mmHg
N: 84x/m
Spo2: 99%
a. klien tampak gelisah
b. klien tampak lemah
c. kojungtiva klien pucat

VII. Diagnosa Keperawatan


1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan
2. Risiko defisit nutrisi d.d ketidakmampuan mencerna makanan
3. Gangguan pola tidur b/d Hambatan lingkungan

Nursing Care Plane

No Diagnosa Keperawatan Tujuan(SLKI) Intervensi (SIKI)


.
1. Bersihan Jalan napas 1. Latihan batuk efektif
Bersihan jalan napas Setelah dilakukan tindakan keperawatan
tidak efektif b.d sekresi 1x24 jam ekspektasi bersihan jalan napas Definisi:
yang tertahan meningkat. Melatih pasien yang tidak memiliki
kemampuan batuk secara efektif untuk
Kriteria Dikaji Tujuan
membersihkan laring, trakea dan
Batuk 1 5
efektif Menurun Meningkat bronkiolus dari secret atau benda asing
1 5 dijalan napas
Produksi Meningkat Menurun
sputum Tindakan – tindakan :
1 5 1.1. Identifikasi kemampuan batuk
Gelisah Menigkat Menurun
1.2. Monitor adanya retensi sputum
1.3. Atur posisi semi fowlwe atau fowler
1.4. Pasang perlak dan bengkok di
pangkuan pasien
1.5. Buang skret pada tempat sputum
1.6. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif
1.7. Anjurkan tarik napas dalam melalui
hidung selama 4 detik ditahan selama
2 detik kemudian dikeluarkan dari
mulut dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8 detik
1.8. Anjurkan mengulangi tarik napas
dalam hingga 3 kali
1.9. Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik napas dalam yang ke 3
1.10. Kolaborasi pemberian
mukolitik atau espektoran

2. Risiko defisit nutrisi Status nutrisi 2. Manajemn Nutrisi


d.d ketidakmampuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Definisi:
mencerna makanan 1x24 jam ekspektasi resiko status nutrisi
membaik Mengidentifikasi dan mengelola asupan
Kriteria Dikaji Tujuan nutrisi yang seimbang
Kekuatan 1 4
Tindakan - Tindakan
menelan Menurun Cukup
1.1 Identifikasi status nutrisi
meningkat
Berat 1 4 1.2 Monitor asupan makanan
badan Meburuk Cukup 1.3 Monitor berat badan
meningkat
Frekuensi 2 5 1.4 Monitor hasil pemeriksaan
makan Cukup Membaik laboratorium
memburuk
Membran 2 5 1.5 Lakukan oral hygiene sebelum makan
mukosa Cukup Membaik 1.6 Berikan makanan tinggi kalori dan
memburuk
tinggi protein
1.7 Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
1.8 Anjurkan posisi duduk
1.9 Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan

3. Pola Tidur 3. Dukungan Tidur


Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan keperawatan Definisi:
b/d Hambatan 2x24 jam ekspektasi gangguan pola tidur Memfasilitasi siklus tidur dan terjaga
lingkungan mambaik. yang teratur

Tindakan - Tindakan
Kriteria Dikaji Tujuan
Keluhan 1 2 1.1Identifikasi faktor pengganggu tudr
sulit tidur Meningkat Cukup
1.2Modifikasi lingkungan(mis,
menurun
pencahayaan, kebisingan, suhu,
Keluhan 4 2
matras dan tempat tidur)
sering Cukup Cukup
terjaga meningkat menurun 1.3Jelaskan pentingnya tidur cukup
4 1 selama sakit
Keluhan Cukup Menurun
1.4Ajarkan relaksasi otot autogenik atau
tidak puas meningkat
cara nonfarmakologi lainnya
tidur
Keluhan 5 1
pola tidur Meningkat Menurun
berubah
Catatan Perkembangan
Nama : Tn. A Umur: 45 Tahun
No. RM: 01122882 Ruang : Bougenville
Hari/tgl No. Dx Implementasi Evaluasi Paraf
Rabu, Bersihan jalan napas tidak efektif S:
24/02/2021 Tn. K mengatakan masi batuk berdahak
1.1 Mengidentifikasi kemampuan batuk O:
1.2 Memonitor adanya retensi sputum a. Batuk berdahak
1.3 Mengatur posisi semi fowlwe atau fowler b. Klien tampak gelisah
Memasang perlak dan bengkok di pangkuan A: bersihan jalan napas sudah teratasi sebagian
pasien Slym sudah keluar banyak
1.4 Membuang skret pada tempat sputum P:
1.5 Menjelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif Lanjutkan intervensi
1.6 Mnganjurkan tarik napas dalam melalui hidung 1.6 Mnganjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik ditahan selama
selama 4 detik ditahan selama 2 detik kemudian 2 detik kemudian dikeluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan)
dikeluarkan dari mulut dengan bibir mencucu selama 8 detik
(dibulatkan) selama 8 detik 1.8 Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke 3
1.7 Menganjurkan mengulangi tarik napas dalam
hingga 3 kali
1.8 Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah
tarik napas dalam yang ke 3

1.9 Mengolaborasi pemberian mukolitik atau


espektoran
Rabu, 24-02-
2. Defisit Nutrisi
2021 S:
2.1 Mengidentifikasi status nutrisi Tn. A mengatakan masi sudah bisa menelan makanan ”
2.2 Memonitor asupan makanan
2.3 Memonitor berat badan O:

2.4 Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium a. Klien menghabiskan makanannya

2.5 Melakukan oral hygiene sebelum makan b. Bb klien mengalami belum megalami penaikan

2.6 Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi Bbsebelum sakit: 82kh

protein Saat sakit: 77kg

2.7 Memberikan makanan tinggi serat untuk A: Defisit Nutrisi belum teratasi sebagian

mencegah konstipasi P:

2.8 Menganjurkan posisi duduk Lanjutkan intervensi


2.2 monitor asupan makanan
2.3 monitro berat badan monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Rabu,24-02- 3. Dukungan Tidur S:


2021 3.1 Tn. A mengatakan masi sering terbangun bangun saat tidur dan tidak
Mengidentifikasi faktor pengganggu tudr nyenyak
3.2
O:
Memodifikasi lingkungan(mis, pencahayaan,
a. Klien masi sedikit lemah
kebisingan, suhu, matras dan tempat tidur)
3.3 b. Kinjungtiva anemis
Menjelaskan pentingnya tidur cukup selama c. Masi gelisah

3.4 sakit
A: Gangguan pola tidur sudah teratasi sebagian
Mngajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
P:
nonfarmakologi lainnya
Lanjutkan intervensi

3.2 Memodifikasi lingkungan(mis, pencahayaan, kebisingan, suhu, matras dan


tempat tidur)
3.4 Mngajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi lainnya
FORMAT ANALISA KETERAMPILAN
PSIK STIKES WHS

ANALISIS KETERAMPILAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SHINTA PUSPITA SARI


P2002054
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
ITKES WHS

Laporan Analisis Tindakan Keperawatan


(Keperawatan Medikal Bedah)

Nama : Shinta Puspita Sari Tanggal : 24 Februari 2021


NIM : P2002054 Tempat : RSUD Abdul Wahab Sjahranie
1. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Nama Pasien : Tn. A
Diagnosa Medis : Leukemia
Tanggal Tindakan : 24 Februari 2021
2. Definisi Latihan mengeluarkan secret yang terakumulasi dan mengganggu di saluran
nafas dengan cara dibatukkan
3. Diagnosa Keperawatan Bersihan jalan naspas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang
tertahan
3. Tujuan tindakan a. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
b. Mencegah resiko tinggi retensi sekresi
c. Mengurangi sesak napas akibat akumulasi secret
d. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik
4. Prinsip tindakan dan rasional Prinsip tindakan bersih

a. Cuci tangan
R: mencegah tranmisi mikroorganisme
b. Memberi salam
R: pendekatan terapeutik
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
R: ahar kien memahami tujuan tindakan yang dilakukan
d. Atur posisi klien semifowler atau duduk
R: meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi
e. Kaji pernafasan klien
R: untuk mengetahui apakah ada suara nafas tambahan atau tidak
f. Peragakan pada klien batuk efektif
R: agar klien bisa mengikuti denga benar
g. Tarik napas dari hidung keluarkan dari mulut secara perlahan sebanyak
3 – 5 kali
R: untuk melatih kontraksi otot-otot
h. Kemudian pada akhir nafas dalam ketiga sebelum nafas dikeluarkan
tahan sesaat kemudian batukan dengan tangan yang telah dibalut tissue
R: untuk relaksasi otot abdomen
i. Buang secret yang ada pada sputum
R: untuk menghindari terkontaminasinya dengan pasien dan perawata
j. Lakukan tindakan ini selama 5 menit dan latihan ini dapat dilakukan 4-
5 kali/hari
R: agar penumpukan secret dijalan napas bisa berkurang
k. Mengevaluasi tindakan
R untuk mengetahui kondisi klien setelah dilakukan tindakan
l.
Merapikan alat dan bahan
R: untuk mengakhiri sebuah tindakan
m. Mencucui tangan
R: mencegah infeksi nasokomial
5. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan Apabila kliem mengalami batuk yang tidak efektif akan menyebabkan
tersebut dan cara pencegahan kolaps, ruptur dan pneumothoraks
Cara pencegahannya: mengajarkan batuk efektif dengan benar dan harus
memperhatikan saat klien melakukan latihan napas dalam dan batuk efektif
6. Hasil yang didapat dan makna Hasil: klien dapat mengeluarkan secret yang ada dijalan napas
Makna : klien merasa nyaman setelah melakukan latihan batuk efektif
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang 1. Menganjurkan klien latihan batuk 5-5 kali/hari
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah/diagnosa
2. Menganjurkan klien untuk minum sebanyak 8 gelas/hari
tersebut.
3. Menganjurkan klien untuk perbanyak istirahat
8. Evaluasi diri tentang pelaksanaan tindakan tersebut Praktek berjalan dengan lancar, tindakan dilakukan dengan keyakinan dan
sesaui dengan standar operasional prosedur, waktu yang digunakan lebih
efisien. Tidak ada kendala selama dilakukannya tindakan
8. Referensi Aulia Risma nisa. 2017. Analisa Tindakan Keperawatan Latihan Napas
Dalam dan Batuk Efektif. Bnajarmasin. Indonesia

Anda mungkin juga menyukai