Disusun Oleh:
Shinta Puspita Sari
p2002054
LEUKEMIA
A. DEFINISI
Leukemia adalah produksi sel darah putih yang tidak terkontrol
disebabkan oleh mutasi yang menjurus pada kanker sel miwlognosa atau sel
limfongenosa.(Wijaya, 2013). Leukemia adalah suatu tipe dari kanker yang
berasal dari kata yunani leukosputih, haima-darah. Leukemia adalah kanker
yang mulai dari sel-sel darah. Penyakit ini terjadi ketika sel darah memiliki
sifat kanker yaitu membelah tidak terkontrol dan menganggu pembelahan sel
darah normal. Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang
menyerang sel darah putih yang di produksi oleh sumsum tulang. (Bome &
padila, 2013).
Leukemia adalah poliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering
disertai batuk leukosit yang lain dari pada normal jumlahnya berlebihan
dengan dapat menyebabkan anemia, trombositopeni dan diakhiri dengan
kematian.(Nurarif & kusuma, 2015).
A. KLASIFIKASI
1. Leukemia Mieloblastik
a. Leukemia Mieloblastik Akut (LMA)
Angka kejadian 80% leukimia akut pada orang dewasa. Permulaannya
mendadakatau progresif dalam masa 1-6 bulan, jika tidak diobati,
kematian kira-kira 3-6 bulan. Insiden pada pria dan wanita 3:2
b. Leukemia Mieloblastik Kronik (LMK)
Paling sering terjadi pada usia pertengahan (orang dewasa) umur 20-
60 tahun, puncak kejadian pada umur 40 tahun, dapat juga terjadi
pada anak-anak (Sylvia,2006). Leukimia mieloblastik dimulai dengan
produksi sel mielogenosa mudayang bersifat kanker di sumsum tulang
dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh,sehingga sel darah putih
diproduksi diberbagai organ ekstramedular terutama dinodus limfe,
limpa dan hati.
2. Leukemia Limfoblastik
a. Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
Merupakan kanker darah yang paling sering menyerang anak-anak
berumurdibawah umur 15 tahun, dengan puncak insiden antara 3-4
tahun, insiden pada pria dan wanita 5 : 4
b. Leukemia Limfoblastik Kronik (LMK)
Merupakan suatu gangguan limfoproliferatif yang ditemukan pada
kelompokumur tua (± 60 tahun), pada pria dan wanita angka kejadian
2:1
C. ETIOLOGI
Menurut Farid Muhammad Dzaki. (2018) penyebab dari penyakit leukemia
tidak diketahui secara pasti. Faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi
terjadinya leukemia (Padila, 2013). Yaitu :
1. Radiasi berdasarkan riset menunjukkan bahwa:
a. Para pegawai radiologi beresiko untuk terkena leukemia
b. Pasien yang menerima radioterapi berisiko terkena leukemia
c. Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom
Hiroshima dan nagosak diJepang
2. Faktor leukemogenik terdapat beberapa zat kimia yang dapat
mempengaruhi frekuensi leukemia:
a. Racun lingkungan seperti berzena, paparan pada tingkat-tingkat yang
tinggi dari benzena pada tempat kerja dapat menyebabkan leukemia
b. Bahan kimia industry seperti insektisida dan formal dehyde
c. Obat untuk kemoterapi: pasien – pasien kanker yang dirawat dengan
obat-obatan melawan kanker tertentu adakalanya dikemudian hari
mengembangkan leukemia. Contohnya obat yang dikenal sebagai
agen alkylating dihubungkan dengan pengembangan leukemia
bertahun-tahun kemudian
d. Herediter penderita sindrom down, suatu penyakit yang disebabkan
oleh kromosom abnormal mungkin meningkat risiko leukemia yang
memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang
normal
e. Virus dapat menyebabkan leukemia menjadi retrovirus, virus
leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa
D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala awal leukemia dapat termasuk demam, anemia,
perdarahan, kelemahan, nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa
pembengkakan. Purpura merupakan hal yang umum serta hepar dan lien
membesar. Jika terdapat infiltrasi kedalam susunan saraf pusat dapat
ditemukan tanda meningitis. Cairan serebra spinal mengandung protein yang
meningkatkan dan glukosa yang menurun. Tampaknya juga dapat beberapa
hubungan antara leukemia dan sindrom down (mongolisme)
1. Pucat
2. Malaise
3. Keletihan (latergi)
4. Perdarahn gusi
5. Mudah memar
6. Petekie dan ekimosis
7. Nyeri abdomen
8. Berat badan menurun
9. Muntah
10. Sakit kepala (pusing)
E. PATOFISIOLOGI
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan kita
terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai dengan perintah
dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan kita. Leukemia dapat meningkatkan
produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Sel
darah putih terlihat berbeda dengan sel darah normal dantidak berfungsi
seperti biasanya. Sel leukemia memblok produksi sel darah putih yang
normal, merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemia juga dapat
merusak produksi sel darah lain pda sumsum tulang termasuk sel darah
merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari sistem sel menjadi sel darah
putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan kearah keganasan.
Perubahan yang terjadi sering kali melibatkan penyusunan kembali bagian
dari kromosom (bahan genetic sel yang kompleks). Penyusunan kromosom
(translokasi, kromosom) mengganggu pengendalian normal dari pembelahan
sel, sehingga sel yang membelah tidak dapat terkendali dan menjadi ganas.
Pada akhirnya sel-sel ini yang mneghasilkan sel-sel darah normal, kanker ini
juga bisa menyusup kedalam organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar
getah bening, ginjal dan otak. (Padli, 2013).
Sum-sum tulang
Leukemia
Infiltrasi
Perdarahan
Infeksi MK: DEFISIT
Nyeri tulang Tulang mengecil dan NUTRISI
Trombosito &persendian lemah
penia
Demam Faktor pembekuan
MK: GANGGUAN Fraktur fisiologis
MK: RASA NYAMAN
hipovolemi
MK: RISIKO a
INFEKSI
G. KOMPLIKASI
Komplikasi leukemia. (Wijaya, 2013)
1. Sepsis
2. Perdarahan
3. Gagal organ
4. Iron Deficiency Anemia (IDA)
5. Kematian
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Hirung darah lengkap
a. Hemoglobin: dapat kurang dari 10gr/dl
b. Jumlah trombosit : mungkin sangat rendah (kurang dari
50.000/mm)
c. Sel darah putih : lebih dari 50.000/mm 3 dengan peningkatan sel
darah putih imatur (mungkin menyimpang kekiri). Mungkin ada
sel blast leukemia
2. Pemeriksaan sel darah tepi
Biasanya menunjukkan anemia dan trobositopenia, tetapi juga dapat
menunjukkan leucopenia, leukositosis tergantung pada jumlah sel yang
beredar
3. Asam urat serum/urine: mungkin meningkat
4. Biopsi sumsum tulang
Sel darah merah abnormal biasnaya lebih dari 50% atau lebih dari sel
darah putih pada sumsum tulang. Sring 60%-90% dari sel blast, dengan
prekusor eritrosit, sel matur dan megariositis menurun
5. Biopsy nodus limfa
Pemeriksaa ini akan memperlihatkan poliferasi sel leukemia dan sel yang
berasal dari jaringan limfa akan mendesak seperti limfosit normal dan
granulosit
6. Sitogenik
7. Pemeriksaan pada kromosom baik jumlahnya maupun morfologisnya
I. PENATALAKSANAAN
1. Transfusi darahBiasanya diberikan jika kadar hb < 6 gr%. Pada
trombositopenia yang berat dan perdarahan masif, dapat diberikan
transfusi trombosit, jika ada tanda DIC (DisseminatedIntravascular
Coagulation) dapat diberi heparin.
2. Kortikosteroid(Prednison, kortison) deksametason dsb. Setelah dicapai
remisi dons dikurangi sedikitdemi sedikit dan akhirnya dihentikan.
3. SitostatikaUmumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan
predison. Efek ;alopesia, stomatitis, leucopenia, infeksi sekunder
(kandidiasit).
4. Imunoterapi
Merupakan cara pengobatan yang baru, imunoterapi diberikan jika telah tercapai
remisidan jumlah sel leukimia cukup rendah (105-106).
5. Kemoterapi
Merupakan cara yang lebih baik untuk pengobatan kanker. Bahan kimia
yang dipakai diharapakan dapat menghancurkan sel-sel yang oleh
pembedahan atau penyinaran tidak dapat dicapai. Penatalaksanaan pada
penderita leukemia myeloid akut yaitu dengan kemoterapi yang terdiri
dari 2 fase anatar lain:
a. Fase induksi
Fase induksi adalah regimen kemoterapi yang sangat intensif
bertujuna untuk mengendalikan sel-sel leukemia secara maksimal
sehingga akan tercapainya remisi yang lengkap
b. Fase konsolidasi
Dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase induksi. Kemoterapi
konsolidasi biasnaya tediri dari beberapa siklus kemoterapi dan
menggunakan obat dengan jenis serta dosis sama atau lebih besar
dari dosis yang digunakan pada fase induksi
K. DIAGNISA KEPERAWATAN
1. Defisit Nutrisi
2. Hipovolemia
3. Intoleransi Aktivitas
L. NURSING CARE PLANE
3. Edukasi :
3.1 Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
3.2 Anjurkan mengindari
perubahan posisi mendadak
4. Kolaborasi :
4.1 Kolaborasi pemberian IV
isotonis (mis, NaCl, RL)
4.2 Kolaborasi pemberian
produksi darah
Dzaki Farid M. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. A dengan Penyakit
Leukemia di Ruang Rawat Inap Ambun Suri RSUD Dr. Achamad
Mochtar. Bukit tinggi. Padang
Disusun Oleh:
SHINTA PUSPITA SARI
P2002054
15
5. Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah dilakukan:
Diagnosa medik : Leukemia Akut
III. Pengkajian saat ini (mulai hari pertama saudara merawat klien)
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan Pengetahuan tentang penyakit/perawatan:
Klien mengatakan belum mengetahui tentang masalah kesehatan yang dialaminya saat
ini
2. Pola nutrisi/metabolic
Program diit RS: tidak ada program diit
Intake makanan:
Sebelum sakit :
Makan klien baik 3x sehari makan lauk pauk dan sayuran. Klien tidak ada alergi terhadap
makanan. Makanan selalu habis
Saat sakit :
Klien saat di RS makan 2x sehari makan sedikit-sedikit tidak habis, amakan lauk pauk
16
Intake cairan:
Sebelum sakit :
Klien mengatakan mengkonsumsi air putih sebanyak 1,5 liter lebih saat dirumah
Saat sakit:
Klien mengkonsumsi 3 botol besar air mineral 1,5 liter perharinya, klien terpasang
infus RL
3. Pola eliminasi
a. Buang air besar
Sebelum sakit :
Klien mengatakan buang air besar 2×/2hari pada pagi hari dengan konsistensi
sedikit encer, warna kuning, bau yang khas.
Saat sakit :
Klien mengatakan saat sakit belum ada buang air besar saat di RS
b. Buang air kecil
Sebelum sakit :
Klien mengatakan Buang air kecil 3-4 kali per hari, warna urine bening, bau khas urine,
klien melakukan buang air kecil secara mandiri serta pasien tidak mengalami
gangguan dalam buang air kecil
Saat sakit :
klien BAK lancar 3-4 kali perhari, warna kuninf, bau khas urin
Oksigenasi:
17
Sebelum sakit :
Klien tidak terpasang oksigen
SPO2 : 99%
6. Pola persepsual
(penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi):
a. Penglihatan : klien jika melihat tulisan yang jauh penglihatannya sedikit kabur
b. Pendengaran : klien tidak mengalami gangguan pendengaran
c. Pengecap dan penciuman klien berfungsi dengan baik.
d. Sensori : klien masih mampu membedakan sensori tajam dan tumpul sekalipun
harus dengan tekanan yang kuat.
18
a. Tanggapan pasien tentang perannya : klien saat dirumah masih mampu menjalankan perannya
sebagai seorang suami
b. Komunikasi : klien memiliki komunikasi dengan baik oleh istri dan anak-anaknya dan tetangga
sekitar rumahnya, karena sehari-hari menggunakan bahasa indonesia dan bahasa jawa
c. Hubungan dengan orang lain : klien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga , klien juga
memiliki hubungan baik oleh tetangga serta suka bersosialisasi
d. Kemampuan / Kesanggupan pasien terhadap melaksanakan perannya : klien mengatakan masih
mampu melaksanakan tugasnya sebagai seorang kakak serta anak
19
Kepala :
a. Inspeksi : , nyeri kepala(-), tidak ada lesi, rambut gelombang, sedikit beruban, rambut tebal, tidak ada
ketombe
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kepala, tidak ada benjolan atau massa, rambut sedikit berminyak tidak
ada rontok
Mata :
Inspeksi : mata simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor, sklera putih, penglihatan sedikit kabur,
pergerakan bola mata normal, reflek cahaya sensitif, mengecil saat terkena cahaya,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada bola mata,
b. Pendengaran
√ Normal Berdengung Berkurang Alat bantu Tuli
Telinga :
Inspeksi: ukuran simetris, bentuk telinga sama anatara kanan dan kiri, terdapat sedikit serumen
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada telinga, kartilago telinga simetris,
Klien masih bisa mendengar dengan jelas dan saat diberikan beberapa pertany klien
mendengar dengan jelas.
Keluhan lain:
Tn. K mengatakan tidak ada keluhan dalam masalah pendengaran dan tidak menggunakan alat bantu
pendengar, pendengaran Tn. A masi jelas dan normal
Hidung:
Inspeksi : Simetris, tidak ada massa, tidak ada massa, tidak ada sumbatan
20
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak terdapat nyeri tekan pada daerah hidung, tidak terdapat sinus dan
polip, penciuman Tn. A masi tajam
Mulut/Gigi/Lidah:
Inspeksi :
Mulut : tidak terdapat lesi di mulut, bibir simetris tidak ada kelainan pada bibir atau
strabismus, mukosa bibir kering, sedikit berbau
Gigi : Gigi tampak sedikit menguning, terdapat karies, kebiasaan gosok gigi selama
dirumah 2x sehari.
Lidah : lidah kotor, tidak terdapat perdarahn dibagian lidah, tidak kotor
Leher :
Inspeksi : Tidak ada sianosis, saat minum air untuk melihat gerakan menelannya sama,
tidak ada gondok
Palpasi : Tidak terdapat pembengkakan pada vena jugularis (JVP), terdapat ada
pembesaran kelenjar, terdapat nyeri saat menelan, tidak ada massa.
Respiratori
a. Dada : Simetris (pengembangan dada kanan dan kiri simetris), tidak ada memar pada dada
atau kemerahan, tidak ada nyeri tekan
1) Inspeksi : bentuk dada simetris kanan-kiri, tidak ada memar atau kemerahan, tidak ada
nyeri, irama nafas teratur, alat bantu nafas (+), batuk (+), sputum (+)
2) Palpasi : vocal fremitus kanan-kiri sama.
3) Perkusi : thorax terdengar sonor.
4) Auskultasi : suara paru vesikular
Tipe pernapasan:
Perut Dada Biot
Kussmaul Cynestokes Lainnya
21
Sianosis : (ya/tidak)
Keluhan lain : Klien mengatakan tidak ada keluhan lainnya
Kardiovaskular
Inspeksi : bentuk dada simetris antara Kiri dan kanan serta tidak adanya sianosis
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara perkusi pekak ICS 4 dan 5 mid klavikula kiri, tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi : Tidak terdengar bunyi jantung tambahan, Bj1 dan Bj2 normal (lub-dub). tidak terdengar
gallop
Riwayat Hipertensi: pasien mengatakan tidak ada riwayat hipertensi.
Masalah jantung : pasien tidak memiliki masalah pada jantung
Demam Rematik : Tidak ada demam rematik
Frekuensi : Reguler
Irama : sinus rhytm
Kualitas : normal
Murmur : tidak terdengar suara mumur pada jantung pasien
Neurologis
Rasa ingin pingsan/ pusing : tidak ada pusing
Sakit Kepla: tidak ada
Lokasi nyeri : tidak ada nyeri kepala
Frekuensi: tidak ada
GCS : Eye =4 Verbal =5 Motorik =6
Pupil : isokor/unisokor
Reflek cahaya : Baik
22
Sinistra : +/- cepat/lambat
Dextra : +/- cepat/lambat
Bicara : Saat berbicara artikulasi klien jelas
√ Komunikatif Aphasia Pelo
Berbicara lancar dan artikulasi jelas
Keluhan lain : tidak ada keluhan lain
Kesemutan Bingung Tremor √Gelisah Kejang
Klien merasa gelisah.
Koordinasi ekastemitas
√ Normal Paralisis, Lokasi : Plegia, Lokasi :
Keluhan lain :
Tidak ada keluhan lainnya
Integumen
Warna kulit
Kemerahan √ Pucat Sianosis Jaundice Normal
Kelembaban :
Lembab √Kering
Turgor : elastis / tidak elastic
√ > 2 detik < 2 detik
Keluahan yang lain : Klien mengatakan tidak memiliki keluhan yang lain
Abdomen
Inspeksi: tidak terdapat sianosis, tidak terdapat edem, tidak terdapat lesi
Palpasi :tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen, tidak terdapat masa
Auskulatasi:timpani
Nyeri Tekan : tidak terdapat nyeri tekan pada bagian perut
Lunak/keras : abdomen terasa lunak
Massa : tidak ada masa. Ukuran/Lingkar Perut : 80 cm
Bising usus : 20x/menit
Asites : tidak terdapat penumpukan cairan
Keluhan lain : Klien mengatakan tidak memiliki keluhan yang lain
Muskuloskeletal
23
Nyeri otot/tulang, lokasi : tidak ada nyeri oto/tulang
intensitas : tidak ada intensitas nyeri
Kaku sendi, lokasi : Tidak ada kekakuan sendi
Bengkak sendi, lokasi : tidak terdapat bengkak
Fraktur (terbuka/tertutup), lokasi : tidak terdapat fraktur terbuka dan tertutup
Alat bantu, jelaskan : Tidak ada
Pergerakan terbatas, jelaskan : Tn. A mengalami keterbatasan gerak pada tangan kanan saat
dikarenakan terpasangan infus
Keluhan lain, jelaskan : Klien mengatakan tidak memiliki keluah yang lain
Seksualitas
Aktif melakukan hubungan seksual : klien saat sakit tidak pernah melkukan hubungan seksual
Penggunaan alat kontrasepsi : klien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
Masalah/kesulitan seksual : klien tidak ada masalah terhadapa seksualitas
Perubahan terakhir dalam frekuensi : tidak ada
Pria
Rabas peni:tidak pernah Gangguan prostat:ttidak ada gangguan prostat
Sirkumsisi : iya
Vasektomi: klien mengatakan tidak pernah melakukan operasi vasektomi
Impoten : tidak ada
Ejakulasi dini: klien mengatakan tidak ada masalah dalam ejakulasi dini
24
V. Program terapi:
Pada tanggal 23/02/2021
1. Kalnex 3 x 1 IV
2. Infus RL
Pada tanggal 24/02/2021
3. Kalnex 3 x 1
4. Unfus RL
Hasil Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium
(dimulai saat anda mengambil sebagai kasus kelolaan, cantumkan tanggal
pemeriksaan, dan kesimpulan hasilnya)
Jenis Hasil Nilai Rujukan Unit
Pemeriksaan
Hemoglobin 5,9 Laki-laki: 14-18 g/dL
Hematokrit 17,4 Laki-laki: 40-58 %
Leukosit 35,4 4000-11.000 103/ uL
Eritrosit 1,73 Laki-laki: 4,6-6,2 /mm3
Neutrofil 5,3 50-70 %
Limfosit 72 25-35 %
Monosit 13 4-6 %
Eosinophil 0 1-3 %
Basophil 0 0,4-1 %
Natrium 135 135-145 Mmol/L
Kalium 3,4 3,7-5,2 Mmol/L
GDS 153 70-115 Mg/dl
Ureum 38,6 10-50 Mg/dl
Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan BMP pada sum-sum tulang dan pemeriksaan laboratorium
VI. Analisa Data
menghabiskan
makanan yang telah
disediakan
b. BB klien menurun 5
kg selama sakit
BB sebelum 88kg
Saat sakit: 77kg
3 Data Subjektif : Peradangan pada tenggorokan Gangguan Pola Tidur
. a. klien mengatakan
sering terbangun – Batuk berdahak disertai darah
bangun pada saat tidur
b. klien mngatakan tidak Pola istirahat terganggu
nyenyak tidurnya
c. klien mengatakan
sering batuk-batuk Sering terbangun
sehingga susah tidur
Data Objektif :
TD: 110/70 mmHg
N: 84x/m
Spo2: 99%
a. klien tampak gelisah
b. klien tampak lemah
c. kojungtiva klien pucat
Tindakan - Tindakan
Kriteria Dikaji Tujuan
Keluhan 1 2 1.1Identifikasi faktor pengganggu tudr
sulit tidur Meningkat Cukup
1.2Modifikasi lingkungan(mis,
menurun
pencahayaan, kebisingan, suhu,
Keluhan 4 2
matras dan tempat tidur)
sering Cukup Cukup
terjaga meningkat menurun 1.3Jelaskan pentingnya tidur cukup
4 1 selama sakit
Keluhan Cukup Menurun
1.4Ajarkan relaksasi otot autogenik atau
tidak puas meningkat
cara nonfarmakologi lainnya
tidur
Keluhan 5 1
pola tidur Meningkat Menurun
berubah
Catatan Perkembangan
Nama : Tn. A Umur: 45 Tahun
No. RM: 01122882 Ruang : Bougenville
Hari/tgl No. Dx Implementasi Evaluasi Paraf
Rabu, Bersihan jalan napas tidak efektif S:
24/02/2021 Tn. K mengatakan masi batuk berdahak
1.1 Mengidentifikasi kemampuan batuk O:
1.2 Memonitor adanya retensi sputum a. Batuk berdahak
1.3 Mengatur posisi semi fowlwe atau fowler b. Klien tampak gelisah
Memasang perlak dan bengkok di pangkuan A: bersihan jalan napas sudah teratasi sebagian
pasien Slym sudah keluar banyak
1.4 Membuang skret pada tempat sputum P:
1.5 Menjelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif Lanjutkan intervensi
1.6 Mnganjurkan tarik napas dalam melalui hidung 1.6 Mnganjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik ditahan selama
selama 4 detik ditahan selama 2 detik kemudian 2 detik kemudian dikeluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan)
dikeluarkan dari mulut dengan bibir mencucu selama 8 detik
(dibulatkan) selama 8 detik 1.8 Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke 3
1.7 Menganjurkan mengulangi tarik napas dalam
hingga 3 kali
1.8 Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah
tarik napas dalam yang ke 3
2.5 Melakukan oral hygiene sebelum makan b. Bb klien mengalami belum megalami penaikan
2.6 Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi Bbsebelum sakit: 82kh
2.7 Memberikan makanan tinggi serat untuk A: Defisit Nutrisi belum teratasi sebagian
mencegah konstipasi P:
3.4 sakit
A: Gangguan pola tidur sudah teratasi sebagian
Mngajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
P:
nonfarmakologi lainnya
Lanjutkan intervensi
a. Cuci tangan
R: mencegah tranmisi mikroorganisme
b. Memberi salam
R: pendekatan terapeutik
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
R: ahar kien memahami tujuan tindakan yang dilakukan
d. Atur posisi klien semifowler atau duduk
R: meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi
e. Kaji pernafasan klien
R: untuk mengetahui apakah ada suara nafas tambahan atau tidak
f. Peragakan pada klien batuk efektif
R: agar klien bisa mengikuti denga benar
g. Tarik napas dari hidung keluarkan dari mulut secara perlahan sebanyak
3 – 5 kali
R: untuk melatih kontraksi otot-otot
h. Kemudian pada akhir nafas dalam ketiga sebelum nafas dikeluarkan
tahan sesaat kemudian batukan dengan tangan yang telah dibalut tissue
R: untuk relaksasi otot abdomen
i. Buang secret yang ada pada sputum
R: untuk menghindari terkontaminasinya dengan pasien dan perawata
j. Lakukan tindakan ini selama 5 menit dan latihan ini dapat dilakukan 4-
5 kali/hari
R: agar penumpukan secret dijalan napas bisa berkurang
k. Mengevaluasi tindakan
R untuk mengetahui kondisi klien setelah dilakukan tindakan
l.
Merapikan alat dan bahan
R: untuk mengakhiri sebuah tindakan
m. Mencucui tangan
R: mencegah infeksi nasokomial
5. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan Apabila kliem mengalami batuk yang tidak efektif akan menyebabkan
tersebut dan cara pencegahan kolaps, ruptur dan pneumothoraks
Cara pencegahannya: mengajarkan batuk efektif dengan benar dan harus
memperhatikan saat klien melakukan latihan napas dalam dan batuk efektif
6. Hasil yang didapat dan makna Hasil: klien dapat mengeluarkan secret yang ada dijalan napas
Makna : klien merasa nyaman setelah melakukan latihan batuk efektif
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang 1. Menganjurkan klien latihan batuk 5-5 kali/hari
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah/diagnosa
2. Menganjurkan klien untuk minum sebanyak 8 gelas/hari
tersebut.
3. Menganjurkan klien untuk perbanyak istirahat
8. Evaluasi diri tentang pelaksanaan tindakan tersebut Praktek berjalan dengan lancar, tindakan dilakukan dengan keyakinan dan
sesaui dengan standar operasional prosedur, waktu yang digunakan lebih
efisien. Tidak ada kendala selama dilakukannya tindakan
8. Referensi Aulia Risma nisa. 2017. Analisa Tindakan Keperawatan Latihan Napas
Dalam dan Batuk Efektif. Bnajarmasin. Indonesia