Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 4

Anggota:

1. Ainol Mardiyah
2. Reny Hartika Sari
3. Patimah Ram
4. Rizal Rahmat
5. Ratna Nurfita

A. Peta kromosom

Pembuatan peta kromosom di mulai sudah sejak tahun 1950oleh para ahli genetic seperti
T.H. morgan, C.B. Bridge dan lain-lain. Hingga saat ini sudah banyak peta kromosom yang
dibuat antara lain peta kromosom Drosophyla, tanaman jagung, hewan ternak, manusia dan dan
lain-lain. Peta kromosom adalah gambar skema satu kromosom yang letak gen-gennya tersusun
liner pada satu kromosom. Sentromer dianggap sebagai titik pangkal yang biasanya diberi tanda
nol (0) dan jarak antara gen adalah sama dengan prosentasi rekombidasi, tiap 1% rekombinasi =
jarak 1 unit peta (map unit atau 1 unit morgan). Untuk membuat peta kromosom kita
menggunakan uji silang tiga gen, karena jika hanya menggunakan dua gen yang terpaut dan
terjadi pindah silang ganda, maka tidak akan diketahui tipe rekombinasi keturunannya. Untuk
membuat peta kromosom kita haruslah menentukan:

a. Pautan antar gen dengan menghitung apabila dua gen terpaut: tipe rekombinasinya
haruslah lebih kecil dari 50% atau tipe parentalnya haruslah lebih besar dari 50%.
b. Jarak antar gen, yaitu prosentasi tipe rekombinasi.
c. Susunan urutan gen-gen, dengan membandingkan hasil hitungan jarak antar gen.

Contoh soal:

1. Menentukan pautan antar gen dan membuat peta kromosomnya. Pada Drosophila gen.
+= sayap normal : sc= sayap tanpa tulang melintang
+= permukaan mata normal : ec= permukaan mata kasar
+= panjang sayap normal : vg= sayap pendek

Di silangkan Drosophila berikut:

P: +++ sc ec vg
+++ sc ec vg

F1 : + + + sc ec vg ( Uji silang )
sc ec vg sc ec vg

F2 : sc ec vg = 235
+ + + = 241
sc ec + = 243
+ + vg = 233
sc + vg = 16
+ ec + = 14
sc + + = 14
+ ec vg = 12
= 1008

Tentukan pautan ketiga gen tersebut.

Jawab:

a. Kita lihat apakah antara gen sc dan ec berpautan ?


Dari hasil uji silang dapat di hitung :
Rekombinasi dari sc vg adalah : sc + dan + ec
Dengan mengabaikan vg (data yang ditutup) ;
sc + = 16 + 14 = 60
+ ec = 14+ 12 = 26
= 56

% rekombinasi = 56/ 108 x 100% = 5,5%, angka ini lebih kecil dari 50 % maka gen sc
dan ec terpaut dengan jarak 5,5 unit.

b. Hitung ec dan vg terpaut


Abaikan sc (tutup sc) didapatkan rekombinasinya:
ec + = 243 + 14 = 257
+ vg = 233 + 16 = 249
= 506

% rekombinasi 506/ 1008 x 100% = 50,20 %


Karena % rekombinasi lebih besar dari 50 % maka ec dan vg bebas tidak terpaut.

c. Jadi peta kromosomnya adalah:


5,5

sc ec vg
Interferensi dan koinsidensi

Interferensi adalah efek penghambatan pindah silang di sutu tempat dapat menghalangi
terjadinya pindah silang lain di tempat lain yang berdekatan.

Derajat penghambatan ini dinyatakan dengan koefisien dan koinsidensi.

Kofisiensi koinsidensi = % pindah silang ganda yang di amati

% pindah silang ganda yang diharapkan

Pindah silang ganda yang diamati :

Saat kita lihat dari data percobaan yaitu angka genotif terkecil masing-masing.

Pindah silang ganda yang diharapkan :

Hasil kali masing-masing pindah silang tunggal.

Koinsidensi + interferensi = 1 artinya ;

Bila interferensi sempurna = 1, maka tidak ada pindah silang ganda yang di amati.

Bula pindah silang ganda yang diharapkan dapat diamati, maka interferensinya = 0

A. Pengertian Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen ke gen lainnya dimana
dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen sehingga mampu menghasilkan
produk.Rekayasa genetika juga diartikan sebagai perpindahan gen.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) rekayasa genetika dapat diartikan
sebagai ilmu dari cabang biologi yang berhubungan dengan prinsip keturunan dan variasi pada
binatang dan tumbuhan jenis yang sama. Namun demikian dewasa ini rekayasa genetika tidak
hanya berlaku pada hewan dan tumbuhan yang sejenis tetapi telah berkembang pada manusia
dan lintas jenis.

Dalam rekayasa genetika dapat diperoleh suatu sifat yang menguntungkan dari suatu organisme
yang dapat diatransfer pada organisme lain. Sebagaimana telah diketahui bahwa gen merupakan
pembawa sifat pada organisme, maka pemindahan suatu sifat dapat dilakukan dengan
merekayasa gen-gen tertentu pada mahkluk hidup tertentu. Teknologi Rekayasa Genetika
merupakan inti dari bioteknologi yang didefinisikan sebagai teknik in-vitro asam nukleat,
termasuk DNA rekombinan dan injeksi langsung DNA ke dalam sel atau organel, atau fusi sel di
luar keluarga taksonomi; yang dapat menembus rintangan reproduksi dan rekombinasi alami, dan
bukan teknik yang digunakan dalam pemuliaan dan seleksi tradisional.

Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan perubahan
susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA
organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari organisme
apa saja. Misalnya, gen dari sel pankreas manusia yang kemudian diklon dan dimasukkan ke
dalam sel E. Coli yang bertujuan untuk mendapatkan insulin.

B. Manfaat Rekayasa Genetika

Banyak manfaat yang diperoleh dari penggunaan dan pemanfaatan rekayasa genetika,
diantaranya adalah sebagai berikut:

a)    Tersedianya bahan makanan yang melimpah.

Dengan pemanfaatan rekayasa genetika di bidang pertanian, akan meningkatkan jumlah panen di
tanah yang luasnya terbatas, tanah miskin, atau kawasan yang rawan banjir . Varietas baru MG
menjanjikan keuntungan besar. Tanaman pangan bisa direkayasa sehingga mampu tumbuh di
tanah yang kandungan alumuniumnya tinggi atau mampu bertahan hidup lama di dalam air,
tanah tandus dan miskin hara , serta wilayah rawan banjir .

b)    Meningkatkan Nutrisi Seperti kacang kedelai hasil rekayasa genetika pertanian, lebih
banyak mengandung protein. Sama seperti beras yang direkayasa sehingga mengandung zat besi,
yang berguna untuk mengatasi anemia.

c)    Meningkatnya derajat kesehatan manusia. Apabila nutrisi terpenuhi dengan baik otomatis
akan meningkatkan kesehatan masyarakat. Dan dengan diproduksinya berbagai hormon manusia
seperti insulin dan hormon pertumbuhan lainnya sangat membantu perbaikan kesehatan
masyarakat.

d)     Tersedianya sumber energy yang terbaharui.

e)    Proses industri yang lebih murah, efisien dan efektif. Modifikasi genetika dapat mengurangi
biaya produksi ( seperti tenaga kerja) namun tetap menghasilkan produk yang melimpah dan
tidak banyak menghabiskan waktu.

f)    Berkurangnya polusi.Rekayasa genetika dapat dimanfaatkan guna pelestarian dan


rehabilitasi hutan yang gundul.
g)    Bahan kimia lebih resisten terhadap serangga hama tertentu akan mengurangi
ketergantungan terhadap pestisida. Dengan tanaman yang menghasilkan zat herbisida (pembunuh
rumput), maka petani hanya perlu menyemprot setahun sekali dan dan tidak tiga kali.

C. Tujuan Rekayasa Genetika

Pada awalnya rekayasa genetika hanya dilakukan pada tanaman dan hewan yang tujuannya
umumnya adalah untuk kesejahteraan manusia. Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai
target dan tujuan antara lain peningkatan produksi, peningkatan mutu produk supaya tahan lama
dalam penyimpanan pascapanen, peningkatan kandunagn gizi, tahan terhadap serangan hama dan
penyakit tertentu (serangga, bakteri, jamur, atau virus), tahan terhadap herbisida, sterilitas dan
fertilitas serangga jantan (untuk produksi benih hibrida), toleransi terhadap pendinginan,
penundaan kematangan buah, kualitas aroma dan nutrisi, perubahan pigmentasi.
Rekayasa Genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja mikroba
tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan kesuburan
tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk
makanan olahan), dan untuk menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika.

D. Faktor-faktor yang Mendorong Berkembangnya Rekayasa Genetika

Pada akhir tahun 1970-an, genetika memasuki suatu era baru yang didominasi oleh penggunaan
teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetika untuk menghasilkan bentuk-bentuk
kehidupan baru yang tidak ditemukan di alam.
Faktor-faktor yang mendorong berkembangnya Rekayasa Genetika antara lain:
1. Ditemukannya enzim pemotong DNA yaitu enzim restriksi endonuklease
2. Ditemukannya pengatur ekspresi DNA yang diawali dengan penemuan operon laktosa pada
prokariota

3. Ditemukannya perekat biologi yaitu enzim ligase

4. Ditemukannya medium untuk memindahkan gen ke dalam sel mikroorganisme. Sejalan


dengan penemuan-penemuan penting itu, perkembangan di bidang biostatistika,
bioinformatika dan robotika/automasi memainkan peranan penting dalam kemajuan dan
efisiensi kerja bidang ini.

E. Mekanisme Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika dengan teknik transformasi dan pencangkokan DNA gen-gen


mikroba, diperlukan unsur-unsur seperti plasmid, enzim dan transformasi.
Plasmid Merupakan lingkaran DNA kecil yang dapat bereplikasi sendiri,terdapat pada
kromosom bakteri dan eukariota seluler. Plasmid berfungsi untuk memelihara sejumlah ciri-ciri
yang stabil. Plasmid dalam rekayasa genetika berperan sebagai vactor (pemindah). Enzim
berfungsi sebagai gunting biologi yang dapat mengenal dan kemudian memotong bagian-bagian
tertentu dari sebuah molekul DNA sehingga dapat membongkar sel-sel bakteri, virus, hewan dan
tanaman untuk diambil DNA yang diingkan. Transformasi untuk mengambil, memasukkan,
memotong dan menempel DNA ke dalam tubuh organism lain harus dengan plasmid yang
berperan sebagai vektor.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam rekaya dapat mengenal genetika
genetika secara sederhan urutannya sebagai berikut :

1.    Mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan.


2.    Membuat DNA/AND salinan dari ARN Duta.
3.    Pemasangan cDNA pada cincin plasmid
4.    Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri.
5.    Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan
6.    Pemanenan produk.

Setiap makhluk hidup mempunyai gen. Gen merupakan penentu sifat yang terdapat di dalam
kromosom. Apabila gen ini berubah, maka sifat dari makhluk hidup juga berubah, sehingga
banyak ahli yang memanfaatkan untuk mengubah gen dengan tujuan mendapatkan organisme
baru yang memiliki sifat sesuai yang dikehendaki. Proses pengubahan gen-gen ini
disebut dengan nama rekayasa genetika. Ada beberapa macam rekayasa genetika di antaranya
adalah rekombinasi DNA, fusi sel, dan transfer inti.

a. Rekombinasi DNA
Hal yang mendasar dan sangat penting dalam makhluk hidup adalah jika terjadi proses
reproduksi secara seksual yang normal, maka akan terjadi pemisahan dan penggabungan kembali
molekul-molekul DNA dari kromosom. Teknik pemisahan dan penggabungan ini dijadikan oleh
ilmuwan untuk lebih dikembangkan. Setiap jenis makhluk hidup mempunyai struktur DNA
yang sama, untuk itulah DNA dari satu spesies dapat disambungkan dengan DNA dari spesies
yang lain, dengan tujuan agar mendapatkan sifat yang baru. Proses penyambungan ini dikenal
dengan nama rekombinasi DNA. 
Teknik menyambung gen ini telah berhasil dan sukses dalam menghasilkan gen baru.
Para ahli menggunakan teknik rekayasa genetika dengan menggunakan mikroba-mikroba seperti
bakteri untuk membuat substansi yang tidak dapat dibuat oleh organisme yang direkayasa. Tetapi
pengenalan gen-gen dalam bakteri jauh lebih sulit, karena para ahli harus mendapatkan gen yang
diinginkan kemudian menggabungkan ke dalam DNA dari bakteri

Gen yang diinginkan ini akan dihubungkan menjadi suatu lingkaran DNA bakteri kecil yang
disebut dengan plasmid. Kemudian plasmid ini siap untuk memasuki sel bakteri dan akan
direplikasi bersama-sama DNA selnya sendiri. Dengan cara ini, maka semua gen plasmid dan
sel-selnya seperti gengen aslinya. Selanjutnya, plasmid ini akan diteruskan dari satu sel ke
sel lainnya dengan cara transformasi. Untuk menghubungkan gen-gen asing ke dalam plasmid
memerlukan rekombinasi genetik.

1) Pembuatan Insulin
Saat ini banyak sekali orang yang menderita penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
Penderita diabetes akan mengalami kekurangan hormon insulin. Para ilmuwan telah berhasil
mengatasi penyakit ini dengan cara gen penghasil insulin manusia diambil dari DNA sel
manusia, yaitu dengan memotong DNA sel manusia dengan menggunakan enzim pemotong
(enzim retriksi) . Gen yang menghasilkan insulin ini akan disambungkan pada plasmid
bakteri Escherichia coli dengan menggunakan enzim ligase. Hasil sambungan ini kemudian
dimasukkan ke dalam sel bakteri Escherichia coli, sehingga bakteri tersebut sudah mengandung
gen insulin manusia.

Spesies ini dipelihara dalam tempat yang khusus untuk dikembangbiakkan dengan tujuan
agar dapat memproduksi insulin manusia. Rekombinasi gen dalam pembuatan insulin ini
memiliki keunggulan, yaitu insulin yang dihasilkan lebih murni karena mengandung protein
manusia sehingga insulin ini bisa diterima oleh tubuh manusia, biaya lebih murah dibandingkan
dengan pembuatan insulin menggunakan gen pankreas hewan, prosesnya dapat dihentikan
sampai kapan pun karena bakteri dapat disimpan sampai diperlukan lagi.

2) Pembuatan Vaksin Hepatitis


Saat ini vaksin hepatitis sudah tersedia, sehingga anak-anak maupun orang dewasa
dianjurkan untuk melakukan vaksinasi hepatitis. Hepatitis merupakan penyakit hati yang
disebabkan oleh virus, ingatlah kembali pelajaran tentang virus di kelas X. Virus terdiri atas
selubung protein dan DNA-nya. Jika bagian selubung protein ini dimasukkan dalam tubuh
manusia, maka tubuh akan membentuk antibodi sehingga tubuh dapat menangkal virus yang
masuk.
Saat ini sudah berhasil diisolasi gen yang menghasilkan selubung protein tanpa
menghasilkan DNA-nya. Caranya hampir sama dengan pembuatan insulin, yaitu gen tersebut
dimasukkan ke dalam sel ragi Saccharomyces sehingga sel ragi ini akan menghasilkan protein
virus yang tidak berbahaya bagi tubuh kita. Jika protein tersebut disuntikkan ke dalam tubuh,
maka tubuh akan memproduksi antibodi, akibatnya orang yang disuntik akan kebal dari serangan
virus hepatitis.

b. Teknologi Hibridoma

Teknologi hibridoma dikenal dengan fusi sel, yaitu peleburan/fusi dua sel yang berbeda menjadi
kesatuan tunggal yang mengandung gen-gen dari kedua sel asli. Sel yang dihasilkan dari fusi ini
dinamakan hibridoma (hibrid = sel asli yang dicampur, oma = kanker). Hibridoma ini sering
digunakan untuk memperoleh antibodi dalampemeriksaan kesehatan dan pengobatan. Apabila
sel-sel sekali melebur menjadi satu, maka sel-sel ini akan menghasilkan protein yang sangat
baik. Misalnya, antibodi monoklonal dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit, tes
kehamilan, dan mengobati kanker. Berikut ini contoh dari keberhasilan dari fusi sel.

1) Fusi Sel Manusia dengan Sel Tikus

Sel limfosit manusia mampu menghasilkan


antibodi, tetapi jika dikultur dan dipelihara proses pembelahannya sangat lambat. Sel manusia
tersebut difusikan dengan sel kanker tikus dengan tujuan dapat membelah dengan cepat karena
sel tikus mengandung mieloma yang mempunyai kemampuan untuk membelah dengan cepat.
Hibridoma yang terbentuk akan mendapatkan antibodi (sifat sel manusia) dan mampu untuk
membelah dengan cepat (sifat sel kanker tikus).

2) Fusi Sel Tomat dan Kentang


Fusi sel tumbuhan sering disebut dengan fusi protoplasma karena dalam fusi sel antartumbuhan
ini dinding sel tumbuhan yang tersusun atas selulosa harus dihancurkan oleh enzim terlebih
dahulu, maka tinggallah protoplasma untuk difusikan. Misalnya, tanaman tomato, yaitu tanaman
baru yang berbuah tomat dan berumbi kentang.

c. Transfer Inti (Kloning)


Transfer inti merupakan proses pemindahan inti sel tubuh ke dalam sel telur tanpa inti,
sehingga sel telur tersebut akan membelah diri dan menjadi embrio. Transfer inti sebenarnya
adalah kloning inti. Transfer inti pertama kali dilakukan oleh John Guardon yang dicobakan
pada katak. Pada mulanya ovum pada katak dirusak intinya dengan radiasi, kemudian
dimasukkan sel inti tubuh lainnya, yaitu sel somatik usus katak lainnya, maka akan tumbuh zigot
baru dan akan tumbuh menjadi katak. Proses ini merupakan reproduksi paraseksual karena bukan
merupakan reproduksi seksual dan aseksual. Keberhasilan transfer inti adalah dilakukannya
kloning domba ‘Dolly’.
Inti sel tubuh yang diambil dari jaringan kelenjar susu domba bermuka putih, sedangkan
ovumnya diambilkan dari domba betina yang bermuka hitam yang intinya telah dirusak sehingga
menjadi ovum tak berinti. Selanjutnya, inti sel tubuh domba muka putih dimasukkan ke dalam
ovum domba muka hitam dan dipelihara sampai mencapai tahap blastula, kemudian dimasukkan
ke dalam uterus domba bermuka hitam, dan hasilnya akan lahirlah domba Dolly. Bagaimana
dengan kloning pada tumbuhan? Secara tidak sengaja kita sebenarnya sudah melakukan kloning
pada tumbuhan, yaitu saat mencangkok, menyetek, tetapi hasilnya tidak banyak menghasilkan
individu baru.

Anda mungkin juga menyukai