Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI

Dosen Pembimbing : Siti Mardah, SE, MM.

Disusun Oleh :

ERHAN NUGERAHA (2003010974)

Kelas : Reguler F Malam Manajemen

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS ISLAM KALIMATAN MUHAMMAD ARSYAD AL- BANJARY BANJARMASIN

2020/2021
KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER

A. Kebijakan Fiskal

1. Pengertian Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang mengatur belanja dan pajak negara yang berdampak pada

kondisi ekonomi secara makro. Ekonomi makro yang dimaksud misalnya agregat permintaan pasar,

jumlah tenaga kerja dan pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan inflasi.

Otoritas Jasa Keuangan juga mendefinisikan kebijakan fiskal sebagai kebijakan yang membahas

pajak, penerimaan lain, utang-piutang, dan pengeluaran pemerintah dengan tujuan tertentu seperti

menunjang kestabilan ekonomi, keseimbangan moneter, peningkatan pembangunan ekonomi, dan

perluasan tenaga kerja.

Ada kalanya perekonomian suatu negara mengalami masa redup, di mana tingkat pengangguran

tinggi dan daya beli masyarakat rendah. Jika dibiarkan berlangsung terus-menerus, maka

perekonomian negara bisa semakin terpuruk sehingga mengalami krisis. Di saat inilah, kebijakan

fiskal mengambil peranan. Dengan menurunkan atau mengurangi pajak dan meningkatkan

pengeluaran pemerintah, perekonomian bisa berangsur membaik. Logikanya, jika pungutan pajak

berkurang, maka pendapatan yang diperoleh masyarakat tidak banyak tersita untuk beban pajak,

sehingga daya beli masyarakat bisa terdongkrak naik.

2. Instrumen Kebijakan Fiskal

Sebenarnya instrumen kebijakan sulit didefinisi karena sifatnya sangat relatif. Namun secara umum

ada empat instrumen kebijakan fiskal yaitu.

a. Perpajakan
Instrumen pajak pada kebijakan fiskal bisa dikatakan paling kuat keberadaannya di tangan otoritas

publik.

Hal tersebut karena pajak mampu memengaruhi ekonomi suatu negara secara makro. Misalnya saja

perubahan perilaku konsumsi masyarakat, daya beli, hingga investasi.

Alasan kedua sangat jelas bahwa pajak merupakan pemasukan utama dari sebuah negara

Hal-hal yang diperhatikan dalam instrumen pajak adalah ketika pendapatan pemerintah sedikit,

maka besar kemungkinan negara akan menaikkan tarif pajak.

Di sisi lain, ketika pemerintah menaikkan pajak pada kondisi tertentu, kemungkinan permintaan

barang dan jasa atau kemampuan daya beli masyarakat akan berkurang.

b. Pengeluaran

Pengeluaran pemerintah sangat erat kaitannya dengan upaya pembangunan negara. Mulai dari

pembangunan infrastruktur atau pembangunan SDM.

Pengeluaran negara ini nantinya akan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi.

Misalnya saja pembangunan lalu lintas transportasi darat, fasilitas kesehatan, atau pendidikan.

c. Utang Publik

Upaya pemerintah untuk meminjam kepada bank dunia atau pinjaman publik dengan cara

mengeluarkan surat utang dan obligasi.

Hal itu muncul dari anggapan bahwa pemasukan pemerintah tidak cukup untuk memenuhi

pengeluaran.

d. Anggaran
Segala rencana pengeluaran dan penerimaan negara untuk menjalankan program pertumbuhan

ekonomi terutama program-program jangka panjang.

3. Tujuan Kebijakan Fiskal

Melalui definisi kebijakan fiskal, sebenarnya sudah bisa diketahui apa tujuan dibuatnya kebijakan

fiskal. Namun, secara komprehensif, kebijakan fiskal bisa dijabarkan sebagai berikut:

a. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Dengan mengatur pemasukan dan pendapatan, negara bisa mengontrol peristiwa fluktuasi ekonomi

yang berakibat adanya pertumbuhan ekonomi.

Misalnya melalui tata kelola anggaran yang tepat sasaran, meningkatkan daya beli masyarakat

dengan insentif pajak, atau menaikkan pajak pada sektor-sektor tertentu.

b. Meningkatkan Kualitas SDM dan Menekan Angka Pengangguran

Kualitas SDM dan angka pengangguran tentu memengaruhi pendapatan nasional secara langsung

dan bukan hal yang mustahil pertumbuhan ekonomi akan melambat.

Hal itu karena dengan adanya pengangguran, maka daya beli masyarakat akan menurun yang

berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi.

Selain itu kualitas SDM juga memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kualitas SDM yang baik menjadi

investasi negara terutama dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui inovasi dan

ketenagakerjaan.

c. Memastikan Stabilitas Harga


Turunnya harga barang mampu memberikan dampak bagi sektor swasta. Namun, harga yang

meningkat juga bisa menciptakan inflasi.

Di sisi lain, inflasi juga bisa memberikan keuntungan seperti menciptakan lapangan kerja. Namun,

inflasi juga bisa berdampak buruk bagi masyarakat ekonomi rendah karena turunnya daya beli.

d. Meningkatkan Laju Investasi

Ketika perekonomian negara baik, maka akan menjadi peluang bagi negara untuk mendatangkan

investor.

Adanya investor akan berpengaruh terhadap pemasukan negara dan juga mengurangi

pengangguran.

 Jenis-Jenis Kebijakan Fiskal

Jenis kebijakan fiskal dibagi ke dalam beberapa klasifikasi. Ada yang berdasarkan teori, penerapan,

dan penerimaan/pengeluaran. Berikut jenis-jenis kebijakan fiskal.

Kebijakan Fiskal dari Segi Teori

• Fungsional: Kebijakan untuk mempertimbangkan pengeluaran dan penerimaan anggaran

pemerintah dengan melihat akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional. Contohnya adalah

kesempatan warga untuk mendapatkan pekerjaan.

• Disengaja: Kebijakan dalam mengatasi masalah ekonomi yang sedang dihadapi dengan cara

memanipulasi anggaran belanja secara sengaja.

Ada tiga bentuk dari kebijakan fiskal disengaja yaitu; merubah pengeluaran pemerintah, perubahan

sistem pemungutan pajak, dan merubah pengelolaan pemerintah.

• Tidak disengaja: Kebijakan untuk mengendalikan kecepatan siklus bisnis agar aktivitas

ekonomi tidak terlalu fluktuatif. Contoh: pajak progresif, dan kebijakan harga minimum.
Kebijakan Fiskal Berdasarkan Penerapannya

• Kebijakan Ekspansif: Kebijakan yang dilakukan ketika perekonomian suatu negara sedang

melemah dan bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

Kebijakan yang diambil adalah dengan menaikkan belanja negara dan menurunkan nilai pajak.

Contohnya apa yang dilakukan Indonesia saat pandemi tahun 2020.

• Kebijakan Kontraktif: Kebijakan yang dilakukan ketika perekonomian suatu negara berada

pada tingkat yang cukup memanas. Misalnya adanya inflasi.

Kebijakan yang diambil adalah dengan cara menurunkan belanja negara dan menaikkan nilai pajak.

Baca Juga: 3 Sistem Pemungutan Pajak di Indonesia Beserta Contohnya

Kebijakan Fiskal Berdasarkan Jumlah Penerimaan dan Pengeluaran

• Kebijakan fiskal seimbang: Kebijakan untuk menyeimbangkan jumlah penerimaan dan

pengeluaran. Kekurangan dari kebijakan ini adalah apabila ekonomi negara sedang terpuruk, maka

kemungkinan besar negara berada pada posisi tidak menguntungkan.

• Kebijakan fiskal surplus: Kebijakan untuk membuat jumlah pendapatan harus lebih tinggi

dengan pengeluaran. Kebijakan ini digunakan untuk menghindari inflasi atau menekan angka inflasi

yang tinggi.

• Kebijakan fiskal defisit: Berlawanan dengan kebijakan surplus. Meski terdengar sesuatu yang

negatif, kebijakan ini sejatinya berfungsi untuk mengatasi kelesuan dan depresi perekonomian.

• Kebijakan fiskal dinamis: Menyediakan pendapatan yang bisa digunakan untuk memenuhi

kebutuhan pemerintah seiring dengan kebutuhan dan bertambahnya waktu.

Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia


Ada banyak contoh kebijakan fiskal yang telah diterapkan oleh Indonesia. Di antaranya adalah:

• Adanya Tax amnesty tahun 2017 yaitu program pengampunan pajak bagi wajib pajak yang

telat, tunggakan dan tidak melaporkan asetnya.

• Relaksasi pajak yang berlangsung selama tahun 2020 hingga awal 2021 untuk meningkatkan

daya beli masyarakat.

• Pengurangan subsidi BBM.

Lembaga Kebijakan Fiskal di Indonesia

Di Indonesia, kebijakan fiskal dilakukan oleh Badan Kebijakan Fiskal (BKF) yang merupakan unit

setingkat eselon I di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

BKF berperan untuk merumuskan kebijakan fiskal dan sektor keuangan dengan cakupan tugas yang

meliputi ekonomi makro, pendapatan negara, belanja negara, pembiayaan, sektor keuangan dan

kerja sama internasional.


B. Kebijakan Moniter

1. Pengertian Kebijakan Moniter

Kebijakan Moneter adalah suatu kebijakan yang diambil oleh bank sentral dengan tujuan

memelihara dan menstabilkan mata uang agar perekonomian negara tersebut tidak anjlok.

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan mengambil tindakan pengendalian jumlah uang yang

beredar di masyarakat dan penetapan suku bunga.

Tak hanya dengan kebijakan fiskal, tingginya tingkat pengangguran yang mengakibatkan daya beli

rendah juga dapat diatasi dengan menerapkan kebijakan moneter. Bank sentral yakni Bank

Indonesia dapat menurunkan tingkat suku bunga guna menarik minat investor untuk menambah

penanaman modal.

Pada prinsipnya, penerapan kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal

yang mencakup pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, dan pemerataan pembangunan

dengan keseimbangan eksternal yaitu neraca pembayaran internasional.

2. Tujuan dari Kebijakan Moneter

1. Stabilitas Ekonomi

Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan di mana pertumbuhan ekonomi berlangsung secara

terkendali dan berkelanjutan. Artinya, pertumbuhan arus barang/jasa dan arus uang berjalan

seimbang.

2. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja akan meningkat bila produksi meningkat. Peningkatan produksi biasanya diikuti

dengan perbaikan nasib para karyawan ditinjau dari segi upah maupun keselamatan kerja. Perbaikan

upah dan keselamatan kerja akan meningkatkan taraf hidup karyawan dan pada akhirnya

kemakmuran dapat tercapai.

3. Kestabilan Harga

Kestabilan harga ditandai dengan stabilitas harga barang dari waktu ke waktu. Harga yang stabil

menyebabkan masyarakat percaya bahwa membeli barang pada tingkat harga sekarang sama

dengan tingkat harga yang akan datang, atau daya beli uang dari waktu ke waktu adalah sama.

4. Neraca Pembayaran Internasional

Neraca pembayaran dapat dikatakan dalam keadaan seimbang apabila jumlah nilai barang yang

diekspor sama dengan nilai barang yang diimpor. Untuk mendapatkan neraca pembayaran yang

seimbang, pemerintah sering menjalankan kebijakan moneter. Contohnya adalah dengan cara

melakukan devaluasi.

5. Menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi

Menjaga stabilitas harga dari banyaknya jumlah uang yang beredar, Meningkatkan kesempatan

kerja, Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran, jika negara mendevaluasi

mata uang rupiah ke mata uang asing.

3. Jenis-jenis Kebijakan Moneter

Dua jenis kebijakan moneter yang dapat diambil sebagai langkah untuk mempengaruhi jumlah uang

yang beredar. Kebijakan tersebut adalah kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter

kontraktif, berikut penjelasannya:

1. Kebijakan Moneter Ekspansif


Kebijakan Moneter Ekspansif sering disebut kebijakan uang Longgar (easy money policy) ialah

kebijakan yang mengatur jumlah uang yang dipasok dalam perekonomian. Caranya dengan

menurunkan suku bunga, membeli sekuritas pemerintah oleh bank sentral, dan menurunkan

persyaratan cadangan untuk bank. Kebijakan ekspansif juga akan menurunkan tingkat pengangguran

dan merangsang aktivitas bisnis atau kegiatan belanja konsumen.

Secara keseluruhan di seluruh negara, tujuan kebijakan moneter ekspansif adalah meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dengan risiko inflasi akan semakin tinggi. Kebijakan moneter ekspansif

(monetary expansive policy) utamanya melakukan penambahan uang yang beredar dalam

masyarakat agar roda perekonomian semakin berjalan cepat. Kebijakan ini mampu meningkatkan

daya beli (permintaan) masyarakat dan mengurangi jumlah pengangguran pada saat perekonomian

mengalami resesi atau depresi. Kebijakan moneter ekspansif juga mempengaruhi tingkat

pengangguran di suatu negara.

Contohnya, kebijakan ekspansif biasa diterapkan untuk mengurangi angka pengangguran karena

ketersediaan uang dalam jumlah banyak akan merangsang kegiatan bisnis sehingga pasar tenaga

kerja semakin besar. Dengan otoritas fiskal, bank sentral mengontrol nilai tukar mata uang dalam

negeri (Rupiah) terhadap mata uang asing. Contoh konkretnya, yaitu bank Indonesia menambah

jumlah uang beredar dengan mengeluarkan lebih banyak uang cetak. Mata uang Rupiah menjadi

lebih murah daripada mata uang negara lain.

2. Kebijakan Moneter Kontraktif

Kebijakan Moneter Kontraktif adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang

beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan

kebijakan uang ketat (tight money policy). Kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive

policy) yang disebut kebijakan uang ketat (tight money policy) ialah kebijakan mengurangi jumlah

uang yang beredar.


Tujuan utama dari kebijakan ini adalah menurunkan tingkat inflasi. Tujuan kebijakan moneter

kontraktif adalah mengurangi jumlah uang beredar dalam perekonomian. Tujuan tersebut dapat

dicapai dengan meningkatkan suku bunga, menjual obligasi pemerintah, dan menaikkan persyaratan

cadangan untuk bank.

Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia Beberapa contoh monetary policy yang telah diterapkan di

Indonesia, adalah sebagai berikut: Bank Indonesia (BI ) melakukan lelang sertifikatnya, atau bisa juga

melalui pembelian surat berharga di pasar modal. UBI dapat menurunkan suku bunga jika kondisi

ekonomi sesuai dengan ekspektasi. Sebaliknya, BI bisa menaikkan suku bunga bila ingin membatasi

aktivitas ekonomi sehingga aliran uang berkurang.

Ketika perekonomian mengalami resesi maka peredaran uang akan meningkat sehingga aktivitas

perekonomian meningkat. Contohnya adalah membeli sekuritas (surat-surat berharga) Saat terjadi

inflasi, BI akan mengurangi aliran uang ke masyarakat dengan menjual surat berharga untuk

mengurangi aktivitas ekonomi yang berlebihan.

4. Instrumen Kebijakan Moneter

• Kebijakan Operasi Pasar Terbuka

Ini merupakan salah satu kebijakan yang diambil oleh bank sentral untuk mengurangi atau

menambah jumlah uang yang sedang beredar di masyarakat dengan cara melakukan pembelian atau

penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau dengan melakukan pembelian atau penjualan surat

berharga yang dijual di pasar modal.

• Kebijakan Diskonto

Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara

mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang beredar telah
melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku

bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung.

• Kebijakan Cadangan Kas

Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas (cash

ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat

deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah

dan tidak boleh dipinjamkan.

• Penyesuaian tingkat suku bunga

Bank sentral dapat mempengaruhi suku bunga dengan mengubah tingkat diskonto. Tingkat diskonto

(tarif dasar) adalah suku bunga yang dikenakan oleh bank sentral kepada bank untuk pinjaman

jangka pendek. Sebagai contoh, jika bank sentral meningkatkan tingkat diskonto, biaya pinjaman

untuk bank meningkat.

Selanjutnya, bank akan meningkatkan suku bunga yang mereka tetapkan kepada pelanggan mereka.

Dengan demikian, biaya pinjaman dalam perekonomian akan meningkat, dan jumlah uang beredar

akan berkurang.

Referensi :

https://www.jurnal.id/id/blog/penerapan-kebijakan-moneter-dan-fiskal-di-indonesia/
https://www.rusdionoconsulting.com/kebijakan-fiskal/

https://www.simulasikredit.com/perbedaan-kebijakan-fiskal-vs-kebijakan-moneter/

https://www.wartaekonomi.co.id/read334529/apa-itu-kebijakan-moneter

https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter

https://www.academia.edu/28724749/Kebijakan_Moneter_dan_Kebijakan_Fiskal

Anda mungkin juga menyukai