Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
2020/2021
KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER
A. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang mengatur belanja dan pajak negara yang berdampak pada
kondisi ekonomi secara makro. Ekonomi makro yang dimaksud misalnya agregat permintaan pasar,
Otoritas Jasa Keuangan juga mendefinisikan kebijakan fiskal sebagai kebijakan yang membahas
pajak, penerimaan lain, utang-piutang, dan pengeluaran pemerintah dengan tujuan tertentu seperti
Ada kalanya perekonomian suatu negara mengalami masa redup, di mana tingkat pengangguran
tinggi dan daya beli masyarakat rendah. Jika dibiarkan berlangsung terus-menerus, maka
perekonomian negara bisa semakin terpuruk sehingga mengalami krisis. Di saat inilah, kebijakan
fiskal mengambil peranan. Dengan menurunkan atau mengurangi pajak dan meningkatkan
pengeluaran pemerintah, perekonomian bisa berangsur membaik. Logikanya, jika pungutan pajak
berkurang, maka pendapatan yang diperoleh masyarakat tidak banyak tersita untuk beban pajak,
Sebenarnya instrumen kebijakan sulit didefinisi karena sifatnya sangat relatif. Namun secara umum
a. Perpajakan
Instrumen pajak pada kebijakan fiskal bisa dikatakan paling kuat keberadaannya di tangan otoritas
publik.
Hal tersebut karena pajak mampu memengaruhi ekonomi suatu negara secara makro. Misalnya saja
Alasan kedua sangat jelas bahwa pajak merupakan pemasukan utama dari sebuah negara
Hal-hal yang diperhatikan dalam instrumen pajak adalah ketika pendapatan pemerintah sedikit,
Di sisi lain, ketika pemerintah menaikkan pajak pada kondisi tertentu, kemungkinan permintaan
barang dan jasa atau kemampuan daya beli masyarakat akan berkurang.
b. Pengeluaran
Pengeluaran pemerintah sangat erat kaitannya dengan upaya pembangunan negara. Mulai dari
Pengeluaran negara ini nantinya akan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi.
Misalnya saja pembangunan lalu lintas transportasi darat, fasilitas kesehatan, atau pendidikan.
c. Utang Publik
Upaya pemerintah untuk meminjam kepada bank dunia atau pinjaman publik dengan cara
Hal itu muncul dari anggapan bahwa pemasukan pemerintah tidak cukup untuk memenuhi
pengeluaran.
d. Anggaran
Segala rencana pengeluaran dan penerimaan negara untuk menjalankan program pertumbuhan
Melalui definisi kebijakan fiskal, sebenarnya sudah bisa diketahui apa tujuan dibuatnya kebijakan
fiskal. Namun, secara komprehensif, kebijakan fiskal bisa dijabarkan sebagai berikut:
Dengan mengatur pemasukan dan pendapatan, negara bisa mengontrol peristiwa fluktuasi ekonomi
Misalnya melalui tata kelola anggaran yang tepat sasaran, meningkatkan daya beli masyarakat
Kualitas SDM dan angka pengangguran tentu memengaruhi pendapatan nasional secara langsung
Hal itu karena dengan adanya pengangguran, maka daya beli masyarakat akan menurun yang
Selain itu kualitas SDM juga memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kualitas SDM yang baik menjadi
investasi negara terutama dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui inovasi dan
ketenagakerjaan.
Di sisi lain, inflasi juga bisa memberikan keuntungan seperti menciptakan lapangan kerja. Namun,
inflasi juga bisa berdampak buruk bagi masyarakat ekonomi rendah karena turunnya daya beli.
Ketika perekonomian negara baik, maka akan menjadi peluang bagi negara untuk mendatangkan
investor.
Adanya investor akan berpengaruh terhadap pemasukan negara dan juga mengurangi
pengangguran.
Jenis kebijakan fiskal dibagi ke dalam beberapa klasifikasi. Ada yang berdasarkan teori, penerapan,
pemerintah dengan melihat akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional. Contohnya adalah
• Disengaja: Kebijakan dalam mengatasi masalah ekonomi yang sedang dihadapi dengan cara
Ada tiga bentuk dari kebijakan fiskal disengaja yaitu; merubah pengeluaran pemerintah, perubahan
• Tidak disengaja: Kebijakan untuk mengendalikan kecepatan siklus bisnis agar aktivitas
ekonomi tidak terlalu fluktuatif. Contoh: pajak progresif, dan kebijakan harga minimum.
Kebijakan Fiskal Berdasarkan Penerapannya
• Kebijakan Ekspansif: Kebijakan yang dilakukan ketika perekonomian suatu negara sedang
Kebijakan yang diambil adalah dengan menaikkan belanja negara dan menurunkan nilai pajak.
• Kebijakan Kontraktif: Kebijakan yang dilakukan ketika perekonomian suatu negara berada
Kebijakan yang diambil adalah dengan cara menurunkan belanja negara dan menaikkan nilai pajak.
pengeluaran. Kekurangan dari kebijakan ini adalah apabila ekonomi negara sedang terpuruk, maka
• Kebijakan fiskal surplus: Kebijakan untuk membuat jumlah pendapatan harus lebih tinggi
dengan pengeluaran. Kebijakan ini digunakan untuk menghindari inflasi atau menekan angka inflasi
yang tinggi.
• Kebijakan fiskal defisit: Berlawanan dengan kebijakan surplus. Meski terdengar sesuatu yang
negatif, kebijakan ini sejatinya berfungsi untuk mengatasi kelesuan dan depresi perekonomian.
• Kebijakan fiskal dinamis: Menyediakan pendapatan yang bisa digunakan untuk memenuhi
• Adanya Tax amnesty tahun 2017 yaitu program pengampunan pajak bagi wajib pajak yang
• Relaksasi pajak yang berlangsung selama tahun 2020 hingga awal 2021 untuk meningkatkan
Di Indonesia, kebijakan fiskal dilakukan oleh Badan Kebijakan Fiskal (BKF) yang merupakan unit
BKF berperan untuk merumuskan kebijakan fiskal dan sektor keuangan dengan cakupan tugas yang
meliputi ekonomi makro, pendapatan negara, belanja negara, pembiayaan, sektor keuangan dan
B. Kebijakan Moniter
Kebijakan Moneter adalah suatu kebijakan yang diambil oleh bank sentral dengan tujuan
memelihara dan menstabilkan mata uang agar perekonomian negara tersebut tidak anjlok.
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan mengambil tindakan pengendalian jumlah uang yang
Tak hanya dengan kebijakan fiskal, tingginya tingkat pengangguran yang mengakibatkan daya beli
rendah juga dapat diatasi dengan menerapkan kebijakan moneter. Bank sentral yakni Bank
Indonesia dapat menurunkan tingkat suku bunga guna menarik minat investor untuk menambah
penanaman modal.
Pada prinsipnya, penerapan kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal
yang mencakup pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, dan pemerataan pembangunan
1. Stabilitas Ekonomi
Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan di mana pertumbuhan ekonomi berlangsung secara
terkendali dan berkelanjutan. Artinya, pertumbuhan arus barang/jasa dan arus uang berjalan
seimbang.
2. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja akan meningkat bila produksi meningkat. Peningkatan produksi biasanya diikuti
dengan perbaikan nasib para karyawan ditinjau dari segi upah maupun keselamatan kerja. Perbaikan
upah dan keselamatan kerja akan meningkatkan taraf hidup karyawan dan pada akhirnya
3. Kestabilan Harga
Kestabilan harga ditandai dengan stabilitas harga barang dari waktu ke waktu. Harga yang stabil
menyebabkan masyarakat percaya bahwa membeli barang pada tingkat harga sekarang sama
dengan tingkat harga yang akan datang, atau daya beli uang dari waktu ke waktu adalah sama.
Neraca pembayaran dapat dikatakan dalam keadaan seimbang apabila jumlah nilai barang yang
diekspor sama dengan nilai barang yang diimpor. Untuk mendapatkan neraca pembayaran yang
seimbang, pemerintah sering menjalankan kebijakan moneter. Contohnya adalah dengan cara
melakukan devaluasi.
Menjaga stabilitas harga dari banyaknya jumlah uang yang beredar, Meningkatkan kesempatan
kerja, Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran, jika negara mendevaluasi
Dua jenis kebijakan moneter yang dapat diambil sebagai langkah untuk mempengaruhi jumlah uang
yang beredar. Kebijakan tersebut adalah kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter
kebijakan yang mengatur jumlah uang yang dipasok dalam perekonomian. Caranya dengan
menurunkan suku bunga, membeli sekuritas pemerintah oleh bank sentral, dan menurunkan
persyaratan cadangan untuk bank. Kebijakan ekspansif juga akan menurunkan tingkat pengangguran
Secara keseluruhan di seluruh negara, tujuan kebijakan moneter ekspansif adalah meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dengan risiko inflasi akan semakin tinggi. Kebijakan moneter ekspansif
(monetary expansive policy) utamanya melakukan penambahan uang yang beredar dalam
masyarakat agar roda perekonomian semakin berjalan cepat. Kebijakan ini mampu meningkatkan
daya beli (permintaan) masyarakat dan mengurangi jumlah pengangguran pada saat perekonomian
mengalami resesi atau depresi. Kebijakan moneter ekspansif juga mempengaruhi tingkat
Contohnya, kebijakan ekspansif biasa diterapkan untuk mengurangi angka pengangguran karena
ketersediaan uang dalam jumlah banyak akan merangsang kegiatan bisnis sehingga pasar tenaga
kerja semakin besar. Dengan otoritas fiskal, bank sentral mengontrol nilai tukar mata uang dalam
negeri (Rupiah) terhadap mata uang asing. Contoh konkretnya, yaitu bank Indonesia menambah
jumlah uang beredar dengan mengeluarkan lebih banyak uang cetak. Mata uang Rupiah menjadi
Kebijakan Moneter Kontraktif adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang
beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan
kebijakan uang ketat (tight money policy). Kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive
policy) yang disebut kebijakan uang ketat (tight money policy) ialah kebijakan mengurangi jumlah
kontraktif adalah mengurangi jumlah uang beredar dalam perekonomian. Tujuan tersebut dapat
dicapai dengan meningkatkan suku bunga, menjual obligasi pemerintah, dan menaikkan persyaratan
Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia Beberapa contoh monetary policy yang telah diterapkan di
Indonesia, adalah sebagai berikut: Bank Indonesia (BI ) melakukan lelang sertifikatnya, atau bisa juga
melalui pembelian surat berharga di pasar modal. UBI dapat menurunkan suku bunga jika kondisi
ekonomi sesuai dengan ekspektasi. Sebaliknya, BI bisa menaikkan suku bunga bila ingin membatasi
Ketika perekonomian mengalami resesi maka peredaran uang akan meningkat sehingga aktivitas
perekonomian meningkat. Contohnya adalah membeli sekuritas (surat-surat berharga) Saat terjadi
inflasi, BI akan mengurangi aliran uang ke masyarakat dengan menjual surat berharga untuk
Ini merupakan salah satu kebijakan yang diambil oleh bank sentral untuk mengurangi atau
menambah jumlah uang yang sedang beredar di masyarakat dengan cara melakukan pembelian atau
penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau dengan melakukan pembelian atau penjualan surat
• Kebijakan Diskonto
Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara
mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang beredar telah
melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku
bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung.
Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas (cash
ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat
deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah
Bank sentral dapat mempengaruhi suku bunga dengan mengubah tingkat diskonto. Tingkat diskonto
(tarif dasar) adalah suku bunga yang dikenakan oleh bank sentral kepada bank untuk pinjaman
jangka pendek. Sebagai contoh, jika bank sentral meningkatkan tingkat diskonto, biaya pinjaman
Selanjutnya, bank akan meningkatkan suku bunga yang mereka tetapkan kepada pelanggan mereka.
Dengan demikian, biaya pinjaman dalam perekonomian akan meningkat, dan jumlah uang beredar
akan berkurang.
Referensi :
https://www.jurnal.id/id/blog/penerapan-kebijakan-moneter-dan-fiskal-di-indonesia/
https://www.rusdionoconsulting.com/kebijakan-fiskal/
https://www.simulasikredit.com/perbedaan-kebijakan-fiskal-vs-kebijakan-moneter/
https://www.wartaekonomi.co.id/read334529/apa-itu-kebijakan-moneter
https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter
https://www.academia.edu/28724749/Kebijakan_Moneter_dan_Kebijakan_Fiskal