10.perekonomian Nasional

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Makalah
Diajukan untuk melengkapi tugas mata kuliah pengantar ekonomi makro

Oleh :

Stephen Jonathan 170810301011


Zakkiya Ilma Ahmad 170810301097
Eka Chosiah Rohmah 170810301015
Farah Fauziyah Firdaus 170810301121
Moh. Syafii 170810301147

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Stabilitas Ekonomi


2.1.1 Pengertian Stabilitas Ekonomi
Stabilitas ekonomi yaitu salah satu cara untuk melindungi agar penghasilan
masyarakat yang kita upayakan meningkat dan tidak digerogoti oleh kenaikan
harga.melalui pertumbuhan yang tinggi dan peningkatan kualitas pertumbuhan.

Stabilitas perekonomian sangat penting untuk memberikan kepastian berusaha


bagi para pelaku ekonomi. Stabilitas ekonomi makro dicapai ketika hubungan
variabel ekonomi makro yang utama berada dalam keseimbangan, misalnya antara
permintaan domestik dengan keluaran nasional, neraca pembayaran, penerimaan
dan pengeluaran fiskal, serta tabungan dan investasi. Hubungan tersebut tidak
selalu harus dalam keseimbangan yang sangat tepat. Ketidakseimbangan fiskal dan
neraca pembayaran misalnya tetap sejalan dengan stabilitas ekonomi asalkan dapat
dibiayai secara berkesinambungan.

2.1.2 Hal-hal yang menyebabkan tidak kestabilan perekonomian Indonesia


2.1.2.1 Suku Bunga

Bunga adalah salah satu factor penyebab ketidak stabilan dalam


perekonomian, terutama perekonomian kapitalis.Fluktuasi suku bunga yang
sukar diramalkan menciptakan pergeseran berputar dalam sumber-sumber daya
antara para pengguna, sector-sektor ekonomi, dan Negara, menimbulkan
gerakan yang sukar diramalkan dalam investasi berbasis pinjaman, harta-harta
komoditas saham, serta nilai tukar.

Indonesia memiliki hutang yang besar akibat krisis moneter pada tahun
1997. Dan sampai sekarang hutang-hutang Indonesia kepada luar negri belum
terlunasi, karna Internasional menggunakan system Bunga. 
2.1.2.2 Inflasi

Inflasi yaitu suatu proses mengingkatnya harga-harga secara umum dan


terus menerus (continue). Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai
mata uang secara kontinu. Akan tetapi bukan hanya itu, inflasi menjadi
indicator untuk melihat tingkat perubahan dan di anggap terjadi jika proses
kenaikan harga terjadi terus menerus dan saling mempengaruhi.

Penyebab terjadinya inflasi adalah besarnya permintaan terhadap


barang (berlebihnya likuiditas atau uang sebagai alat tukar) sementara produk
serta distribusinya kurang.

2.1.2.3 Masalah Pengangguran

Faktor yang menyebabkan terjadinya ketidakstabilan di dalam 


perekonomian yaitu pengangguran. Terlalu banyaknya pengangguran sangat
berdampak buruk terhadap perekonomian dan individu yang mengalaminya.
Dalam suatu perekonomian, pada umumnya pengeluaran agregat yang terjadi
lebih rendah dari pada pengeluaran agregat yang diperlukan untuk mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment). Hal ini
menyebabkan terjadinya pengangguran. Selain itu, pengangguran bisa juga
disebabkan oleh karena pekerja mencari pekerjaan yang lebih baik.
Pengangguran berdampak buruk terhadap perekonomian dan individu yang
mengalaminya.

Pertumbuhan ekonomi yang merata dan pengendalian laju


pertumbuhan penduduk adalah obat jangka panjang bagi masalah
pengngguran, akan tetapi yang sangat mendasar mengenai penanggulangan
masalah ini adalah perlunya reorientasi pemikiran kita mengenai konsep
pengengguran itu sendiri agar sesuai dengan yang tercantum dalam pasal 27
Undang-Undang Dasar 1945 ayat 2 yang berbunyi :

“Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.”
Dari undang-undang tersebut menegaskan bahwa hak masyarakat itu
mendapatkan pekerjaan yang layak, bukan menjadi pengangguran, atau
pengemis-pengemis di jalanan, itu artinya kewajiban Negara/pemerintahlah
yang harus menyediakan lapangan pekerjaan tersebut.

2.1.2.4. Ketidakstabilan Neraca Pembayaran

Necara pembayaran adalah suatu ringkasan pembukuan yang


menunjukan aliran pembayaran yang dilakukan dari Negara-negara lain ke
dalam negri, dan dari dalam negri ke negri lain dalam satu tahun tertentu.
Contohnya adalah Kegiatan ekspor dan import merupakan bagian yang penting
dari kegiatan perekonomian suatu Negara. Ketidakseimbangan diatara ekspor
dan import dan aliran/masuk modal dapat menimbulkan masalah serius
terhadap kestabilan suatu perekonomian. contohnya penanaman karet di
Indonesia tidak akan sebesar ini bila luar negri tidak melakukan permintaan.
Selain itu kegiatan impor juga dapat memberi sumbangan kepada pertumbuhan
ekonomi, industri-industri juga dapat mengimport mesin-mesin dan bahan
mentah yang diperlukan.

Kegiatan ekonomi yang menurun akan mengurangi gairah pengusaha-


pengusaha untuk menamkan modal dan membangun usaha-usaha yang baru
dan menimbulkan efek buruk terhadap kegiatan dan kestabilan perekonomian
Negara.
2.2. Pertumbuhan Ekonomi

2.2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan ungkapan umum yang menggambarkan ti


ngkat perkembangan, yang diukur melalui pertambahan dari pendapatan nasional
riil. Istilah pembangunan ekonomi biasanya dikaitkan dengan perkembangan eko
nomi di Negara-negara berkembang, sebagian ahli ekonomi mengartikan istilah i
ni sebagai berikut: Economic development is growth plus change, yaitu pembang
unan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan-peruba
han dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi. Pada umumnya berbagai pereko
nomian mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dari pertumbuhan ekonomi y
ang secara potensial dapat dicapainya.
2.2.2. Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi

2.2.2.1 Tanah dan kekayaan alam lainnya


Kekayaan alam akan dapat mempermudah usaha untuk membangun P
erekonomian suatu negara, terutama pada masa permulaan dari proses pert
umbuhan ekonomi. Di dalam setiap negara dimana pertumbuhan ekonomi
baru bermula terdapat banyak hambatan untuk mengembangkan berbagai
kegiatan ekonomi di luar sector primer (pertanian dan pertambangan). Apa
bila negara tersebut mempunyai kekayaan alam yang dapat diusahakan de
ngan menguntungkan, kemungkinan untuk memperoleh keuntungan menar
ik pengusaha-pengusaha dari negara yang lebih maju untuk mengusahakan
kekayaan alam tersebut. Modal yang cukup, teknologi dan teknik produksi
yang modern, dan tenaga-tenaga ahli yang dibawa oleh pengusaha-pengus
aha tersebut dari luar memungkinkan kekayaan alam itu diusahakan secara
efisien dan menguntungkan
2.2.2.2 Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja
Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan
pertambahan tersebut memungkinkan negara itu menambah produksi. Disa
mping itu, sebagai akibat pendidikan, latihan, dan pengalaman kerja, kema
hiran penduduk akan selalu bertambah tinggi. Maka produktivitas akan ber
tambah, dan ini selanjutnya menimbulkan pertambahan produksi yang lebi
h cepat daripada pertambahan tenaga kerja.
2.2.2.3 Barang-barang modal dan teknologi
Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi efisiensi pe
rtumbuhan ekonomi. Kini, barang-barang modal sangat bertambah jumlah
nya, dan teknologi telah menjadi bertambah modern. Apabila barang-bara
ng modal saja yang bertambah, sedangkan tingkat teknologi tidak mengala
mi perubahan dan tidak berkembang, kemajuan yang akan dicapai adalah j
auh lebih rendah daripada yang dicapai pada masa kini. Oleh karena itu pe
ndapatan perkapita hanya mengalami perkembangan yang kecil sekali.

2.2.2.4 Sistem social dan sikap masyarakat


Di negara-negara berkembang, ahli-ahli ekonomi telah menunjukk
an bahwa sistem sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat y
ang serius kepada pembangunan. Adat istiadat yang tradisional dapat men
ghambat masyarakat untuk menggunakan cara-cara produksi yang modern
dan yang produktivitasnya tinggi.
Sikap masyarakat juga dapat menentukan sampai dimana pertumbuhan
ekonomi dapat dicapai, seperti sikap berhemat yang bertujuan untuk meng
umpulakan lebih banyak uang untuk investasi, sikap yang mengagumi kerj
a keras dan kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan usaha, dan sikap yan
g selalu berusaha untuk menambah pendapatan dan keuntungan.
2.2.2.5 Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan

Apabila luas pasar terbatas tidak terdapat dorongan kepada para pengu
saha untuk menggunakan teknologi modern yang tingkat produktivitasnya
sangat tinggi. Karena produktivitas yang rendah maka pendapatan para pe
kerja tetap rendah, dan ini selanjutnya membatasi luas pasar.

2.2.3 Teori-teori pertumbuhan ekonomi

2.2.3.1 Teori pertumbuhan ahli-ahli ekonomi klasik


Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang m
empengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok
barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, dan tingkat teknologi
yang digunakan.
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik hokum hasil lebih yang s
emakin berkurang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Tidak akan
terus menerus berlangsung. Pada permulaanya, apabila penduduk sedikit d
an kekayaan alam relative berlebihan, tingkat pengembalian modal dari in
vestasi yang dibuat adalah tinggi. Maka para pengusaha akan memperoleh
keuntungan yang besar. Ini akan menimbulkan investasi baru, namun kead
aan seperti ini tidak akan berlangsung terus menerus.
Apabila penduduk sudah terlalu banyak, pertambahannya akan menuru
nkan tingkat kegiatan ekonomi karena produktivitas marginal penduduk te
lah menjadi negative.
2.2.3.2 Teori Schumpeter
Teori ini menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha didalam
menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori ini ditunjukkan bahwa pa
ra pengusaha merupakan golongan yang akan terus menerus membuat pem
baruan atau inovasi dalam kegiatan ekonom. Inovasi tersebut meliputi: me
mperkenalkan barang-barang baru, mempertinggikan efisiensi dalam mem
produksikan sesuatu barang, memperluas pasar, mengembangkan sumber
bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan dalam org
anisasi dengan tujuan mempertinggi efisiensinya.

2.2.3.3 Teori Harrod-Domar


Dalam menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi teori H
arrod-domar bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi sup
aya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau ste
ady growth dalam jangka panjang. Dengan menggunakan permisalan-per
misalan:
1. Barang modal telah mencapai kapasitas penuh
2. Tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional
3. Rasio modal-produksi (capital-output ratio) tetap
4. Perekonomian terdiri dari dua sector

2.4 Stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini.

Berbicara mengenai pertumbuhan perekonomian di indonesia,banyak sekali yang


masih harus dibenahi.Berikut ini adalah contoh masalah stabilitas pertumbuhan
ekonomi di Indonesia pada saat ini :

2.4.1 Inflasi

Pada September 2017 terjadi inflasi sebesar 0,13 persen dengan Indeks
Harga Konsumen (IHK) sebesar 130,08.Dari 82 kota mengalami inflasi dan 32
kota mengalami deflasi.inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,59 persen
dengan IHK sebesar 153,62 dan terendah terjadi di Mamuju dan Depok sebesar
0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 129,55 dan 128,56.

Sedangkan  deflasi  tertinggi  terjadi  di  Manado  sebesar 1,04  persen 


dengan  IHK  sebesar  128,26  dan  terendah  terjadi di Tembilahan sebesar
0,01 persen dengan IHK sebesar 133,95.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh


naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,34 persen; kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,21 persen; kelompok
sandang sebesar 0,52 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,16 persen;
kelompok pendidikan,rekreasi dan olah raga sebesar 1,03 persen; dan
kelompok  transportasi,  komunikasi  dan  jasa  keuangan  sebesar 0,02 
persen,  sedangkan  kelompok  bahan  makanan  mengalami penurunan sebesar
0,53 persen.(Antaranews.com dan BPS)

2.4.2 Tingkat suku bunga

Tingkat Suku Bunga BI Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga


acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7- day RR Rate) pada bulan September
2017 setelah menurunkannya pada bulan Agustus 2017 Berdasarkan hasil rapat
dewan gubernur BI pada 20 dan 22 September 2017, BI akhirnya memutuskan
untuk menurunkan tingkat suku bunga BI 7-day RR Rate sebesar 9 25 bps dari
4,50 persen menjadi 4,25 persen, dengan suku bunga Deposit Facility turun 25
bps menjadi 3,50 persen dan Lending Facility turun 25 bps menjadi 5,00
persen.

Kembali diturunkannya suku bunga acuan BI tersebut didorong oleh


prospek perekonomian Indonesia yang membaik ditandai dengan terkendalinya
tingkat inflasi dan defisit transaksi berjalan.(Laporan Perkembangan
Perekonomian bulan September 2017)

2.4.3 Ketidakstabilan neraca pembayaran

Contohnya adalah perkembangan ekspor dan impor di Indonesia pada saat ini.

Nilai ekspor Indonesia September 2017 mencapai US$14,54 miliar atau


menurun 4,51 persen dibanding ekspor Agustus 2017. Sementara dibanding
September 2016 meningkat 15,60 persen.Sedangkan Nilai impor Indonesia
September 2017 mencapai US$12,78 miliar atau turun 5,39 persen dibanding
Agustus 2017, namun  meningkat 13,13 persen apabila dibandingkan
September 2016.(Humas Badan Pusat Statistik (BPS))

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno,S.1994.Pengantar Teori Makroekonomi Edisi Kedua.Jakarta:PT Raja


Grafindo Persada.

http://www.antaranews.com/berita/655906/bps-inflasi-september-2017-sebesar-013-
persen

http://humbanghasundutankab.go.id/2017/10/16/perkembangan-ekspor-dan-impor-
indonesia-september-2017/

http://www.anggaran.depkeu.go.id/content/Publikasi/2017%20Laporan%20Perkembangan
%20Perekonomian%20Bulan%20September%202017.pdf

http://hakunix.blogspot.co.id/2014/12/contoh-makalah-stabilisasi-ekonomi.html

Anda mungkin juga menyukai