Anda di halaman 1dari 6

NAMA : FAUZAN HARAS

KELAS : 06TELP001
NIM : 181010100198
MATA KULIAH : MESIN MESIN LISTRIK (15)

MOTOR INDUKSI 1 FASA


Prinsip Kerja Motor Induksi 1 Fasa
Motor dalam dunia kelistrikan ialah mesin yang digunakan untuk mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Salah satu motor listrik yang umum digunakan dalam banyak aplikasi
ialah motor induksi. Motor induksi merupakan salah satu mesin asinkronous (asynchronous
motor) karena mesin ini beroperasi pada kecepatan dibawah kecepatan sinkron. Kecepatan
sinkron sendiri ialah kecepatan rotasi medan magnetik pada mesin. Kecepatan sinkron ini
dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan banyaknya kutub pada mesin. Motor induksi selalu
berputar dibawah kecepatan sinkron karena medan magnet yang dibangkitkan stator akan
menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor tersebut dapat berputar. Namun fluks yang
terbangkitkan oleh rotor mengalami lagging dibandingkan fluks yang terbangkitkan pada stator
sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat kecepatan putaran medan magnet. Berdasarkan
suplai input yang digunakan, motor induksi dibagi menjadi dua jenis, yaitu motor: induksi 1
fasa dan motor induksi 3 fasa.

Konstruksi Motor Induksi Satu Fasa

Terdapat 2 bagian penting pada motor induksi 1 fasa, yaitu: rotor dan stator. Rotor merupakan
bagian yang berputar dari motor dan stator merupakan bagian yang diam dari motor. Rotor
umumnya berbentuk slinder dan bergerigi sedangkan stator berbentuk silinder yang melingkari
seluruh badan rotor. Stator harus dilengkapi dengan kutub-kutub magnet dimana kutub utara
dan selatan pada stator harus sama dan dipasang melingkari rotor sebagai suplai medan magnet
dan kumparan stator untuk menginduksi kutub sehingga menciptakan medan magnet. Stator
umumnya dilengkapi dengan stator winding yang bertujuan membantu putaran rotor, dimana
stator winding dilengkapi dengan konduktor berupa kumparan. Selain itu, stator juga dilapisi
dengan lamina berbahan dasar silikon dan besi yang bertujuan untuk mengurangi tegangan
yang terinduksi pada sumbu stator dan mengurangi dampak kerugian akibat munculnya arus
eddy (eddy current) pada stator. Rotor umumnya dibuat dari alumunium dan dibuat bergerigi
untuk menciptakan celah yang akan diisi konduktor berupa kumparan. Selain itu, rotor juga
dilapisi dengan lamina untuk menambah kinerja dari rotor yang digunakan. Masing-masing
komponen dipasang pada besi yang ditunjukkan seperti pada gambar berikut:

Prinsip Kerja Motor Induksi 1 Fasa


Misalkan kita memiliki sebuah motor induksi 1 fasa dimana motor ini disuplai oleh sebuah
sumber AC 1 fasa. Ketika sumber AC diberikan pada stator winding dari motor, maka arus
dapat mengalir pada stator winding. Fluks yang dihasilkan oleh sumber AC pada stator winding
tersebut disebut sebagai fluks utama. Karena munculnya fluks utama ini maka fluks medan
magnet dapat dihasilkan oleh stator.
Jenis-Jenis Motor Induksi Satu Fasa
Motor induksi satu fasa ini memiliki 4 jenis berdasarkan bagaimana motor ini diaktifkan sendiri
(self-starting).

1. Motor Induksi Split-Phase


Motor Jenis ini menggunakan kapasitor di salah satu stator windingnya, dimana besarnya
kapasitas dari kapasitor sebisa mungkin dibuat kecil. Misalkan kita memiliki sumber arus 2
fasa dan sumber ini disambungkan pada motor jenis ini, maka arus yang mengalir pada salah
satu winding akan membesar dan mengalami pergeseran fase. Akibat 2 hal tersebut, motor akan
dapat berputar karena perbedaan fluks dari masing-masing winding. Torsi yang dihasilkan
umumnya dapat mencapai kecepatan maksimum dari motornya. Motor jenis ini sering dipakai
pada beban 200W. Peletakan kapasitor sangat berpengaruh pada rangkaian ini karena dapat
mengubah aras fluks yang dihasilkan dan sebagai akibatnya mengubah arah putaran rotor.
2. Motor Induksi Capasitor-Start
Motor jenis ini kurang lebih sama dengan motor induksi tipe split-phase. Perbedaannya ialah
adanya switch yang dipasang antara salah satu stator winding dan kapasitor. Kondisi dari
switch akan menjadi close saat motor mulai berputar dan menjadi open ketika motor mulai
mencapai kecepatan yang diinginkan. Umumnya belitan pada winding yang diserikan dengan
kapasitor dibuat lebih banyak untuk mencegah panas berlebihan pada winding tersebut. Motor
jenis ini dipakai pada alat elektronik yang memakan daya tinggi seperti AC.

3. Motor Induksi Capacitor-Run


Perbedaan motor tipe ini dengan motor sebelumnya ialah adanya kapasitor yang besar yang di-
paralel dengan switch dan kapasitor lainnya (yang kecil). Umumnya motor induksi tipe ini
bekerja pada torsi yang lebih tinggi sama seperti motor sebelumnya, hanya saja arus yang
mengaliri motor cukup kecil.

4. Motor Induksi Shaded Pole


Motor ini memiliki nama Shaded Pole karena 1/3 dari kutub pada stator ditutup dengan
tembaga untuk menghasilkan perbedaan sudut fluks yang lebih besar. Akibat perbedaan ini,
rotor pada motor dapat berputar dengan mudah. Kedua winding pada motor tipe ini tersambung
paralel secara langsung (tanpa ada komponen lain), namun pada salah satu winding diberikan
coil tap untuk mengatur kecepatan motor. Motor tipe ini memiliki torsi starting yang sangat
rendah sehingga sering digunakan pada alat-alat elektronik disekitar kita, seperti kipas angin.
MOTOR ARUS SEARAH (DC)
Pengertian
Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah (
Listrik DC ) menjadi tenaga gerak atau mekanik, dimana tenaga gerak tersebut berupa putaran
dari pada motor. Dalam kehidupan kita sehari – hari motor DC dapat kita lihat pada motor
starter mobil, pada tape recorder, pada mainan anak–anak dan pada pabrik–pabrik motor DC
digunakan untuk traksi, elevator, conveyor, dan sebagainya. dimana tidak ada perbedaan
konstruksi antara motor DC dan generator DC .
Jenis-jenis Motor DC (Motor Arus Searah)
Jenis-jenis Motor DC (Motor Arus Searah) – Motor DC atau sering disebut juga dengan Motor
listrik arus searah adalah suatu perangkat yang dapat mengubah energi listrik searah (Direct
Current/DC) menjadi energi kinetik. Seperti namanya, Motor DC membutuhkan arus listrik
searah atau arus DC pada kumparan medan untuk dikonversikan menjadi energi kinetik.
Kumparan Medan (Field Winding) ini adalah kumparan atau gulungan/lilitan yang terdapat
pada bagian yang tidak bergerak pada Motor DC dan biasanya disebut dengan Stator,
sedangkan bagian yang bergerak pada Motor DC disebut dengan Rotor.
Pada dasarnya, semua Motor DC diklasifikasikan menjadi 2 Jenis utama berdasarkan hubungan
Kumparan Medan dan Kumparan Angkernya, kedua jenis Motor DC tersebut adalah Motor DC
sumber daya terpisah atau Separately Excited DC Motor dan Motor DC sumber daya sendiri
atau Self Exited DC Motor. Motor DC sumber daya sendiri ini dapat dibedakan lagi menjadi
tiga jenis yaitu Shunt Wound Motor DC, Series Wound Motor DC dan Compound Wound
Motor DC.

1. Motor DC Sumber Daya Terpisah (Separately Excited DC Motor)


Pada Motor DC jenis sumber daya terpisah ini, sumber arus listrik untuk kumparan medan
(field winding) terpisah dengan sumber arus listrik untuk kumparan angker (armature coil)
pada rotor seperti terlihat pada gambar diatas ini. Karena adanya rangkaian tambahan dan
kebutuhan sumber daya tambahan untuk pasokan arus listrik, Motor DC jenis ini menjadi lebih
mahal sehingga jarang digunakan. Separately Excited Motor DC ini umumnya digunakan di
laboratorium untuk penelitian dan peralatan-peralatan khusus.
2. Motor DC Sumber Daya Sendiri (Self Excited DC Motor)
Pada Motor DC jenis Sumber Daya Sendiri atau Self Excited Motor DC ini, kumparan medan
(field winding) dihubungkan secara seri, paralel ataupun kombinasi seri-paralel dengan
kumparan angker (armature winding). Motor DC Sumber Daya Sendiri ini terbagi lagi menjadi
3 jenis Motor DC yaitu Shunt DC Motor, Series DC Motor dan Compound DC Motor.

2.1. Motor DC tipe Shunt (Shunt DC Motor)


Motor DC tipe Shunt adalah Motor DC yang kumparan medannya dihubungkan secara paralel
dengan kumparan angker (armature winding). Motor DC tipe Shunt ini merupakan tipe Motor
DC yang sering digunakan, hal ini dikarenakan Motor DC Shunt memiliki kecepatan yang
hampir konstan meskipun terjadi perubahan beban (kecepatan akan berkurang apabila
mencapai torsi (torque) tertentu). Karena Kumparan Medan dan Kumparan Angker
dihubungkan secara paralel, maka total arus listrik merupakan penjumlahan dari arus yang
melalui kumparan medan dan arus yang melalui kumparan angker.
Kecepatannya dapat dikendalikan dengan memasangkan sebuah resistor/tahanan secara seri
dengan kumparan medan ataupun seri dengan kumparan angker. Jika resistor/tahanan tersebut
dipasangkan secara seri dengan kumparan medan maka kecepatannya akan berkurang,
sedangkan apabila resistor/tahanan tersebut dipasangkan secara seri dengan kumparan angker
maka kecepatannya akan bertambah.
2.2. Motor DC tipe Seri (Series DC Motor)
Motor DC tipe Seri atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Series DC Motor ini adalah
Motor DC yang kumparan medannya dihubungkan secara seri dengan kumparan angker
(armature winding). Dengan hubungan seri tersebut, arus listrik pada kumparan medan adalah
sama dengan arus listrik pada kumparan angker. Kecepatan pada Motor DC tipe seri ini akan
berkurang seiring dengan penambahan beban yang diberikan pada motor DC tersebut. Motor
DC jenis ini tidak boleh digunakan tanpa ada beban yang terpasang karena akan berputar cepat
tanpa terkendali.
2.3. Motor DC tipe Gabungan (Compound DC Motor)
Compound DC Motor atau Motor DC tipe Gabungan ini adalah gabungan Motor DC jenis
Shunt dan Motor DC jenis Seri. Pada Motor DC tipe Gabungan ini, Terdapat dua Kumparan
Medan (Field Winding) yang masing-masing dihubungkan secara paralel dan Seri dengan
Kumparan Angker (Armature Winding). Dengan gabungan hubungan seri dan paralel tersebut,
Motor DC jenis Compound ini mempunyai karakteristik seperti Series DC Motor yang
memiliki torsi (torque) awal yang tinggi dan karakteristik Shunt DC Motor yang berkecepatan
hampir konstan.
Motor DC tipe Gabungan (Compound DC Motor) ini dapat dibedakan lagi menjadi dua jenis
yaitu Long Shunt Compound DC Motor yang kumparan medannya dihubungkan secara paralel
dengan kumparan angkernya saja dan dan Short Shunt Compound DC Motor yang kumparan
medannya secara paralel dengan kombinasi kumparan medan seri dan kumparan angker
(bentuk rangkaiannya dapat dilihat pada gambar atas).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-motor-induksi-1-fasa/
https://azzahratunnisa.wordpress.com/2009/05/26/motor-arus-searah-dc/
https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-motor-dc-motor-arus-searah/

Anda mungkin juga menyukai