Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“UNDANG-UNDANG 1945 SEBAGAI KONSTITUSI NEGARA”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Dr. Erdi Rujikartawi, M. Hum.

Disusun Oleh Kelompok 10 :

Lailul Palahudin 201510051


Lilis Hidayah 201510046
Hurrotul Mu’alifah 181510059
Nafferaldo Yoga .A 181510050

KPI 2-6 B
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
2021
KATA PENGANTAR

Asalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Budaya Banten
dengan judul “Undang-Undang 1945 Sebagai Konstitusi Negara”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Serang, 24 Mei 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan
ide demokrasi dapat dikatakan tampa konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk.
Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu Negara. Dasar-dasar penyelenggaraaan
bernegara didasarkan pada konstitusi sebagai hokum dasar. Negara yang berlandaskan
kepada suatu konstitusi dinamakan Negara konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat
dikatakan secara ideal sebagai Negara konstitusional maka konstitusi Negara tersebut
harus memenuhi sifat-sifat dan cirri-ciri dari konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut
harus menganut gagasan tenttang konstitusionalisme.
Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau paham. Oleh
sebab itu, bahasan tentang negara dan konstitusi pada bab ini terdiri atas
konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik
Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia.
UUD 1945 adalah sumber hukum dasar tertulis yang mengikat dan mengatur
pemerintah, lembaga negara, dan juga mengikat seluruh warga negara
Indonesia. Undang-Undang dasar merupakan keseluruhan naskah hukum yang berisi
pembukaan dan pasal-pasal. Undang-undang dasar merukana hukum dasar tertulis
yang mengikat dan mengatur pemerintahan, lembaga negara, lembaga masyarakat,
warga negara. Undang-undang dasar berisikan keseluruhan naskah hukum yang terdiri
dari pembukaan yang didalamnya terdapat rumusan dari pancasila dan pasal-pasal
yang terdiri dar 20 bab dan 72 pasal. Pembukaan undang-undang dasar dan pasal-
pasal yang terkandung dalam UUD 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di
pisahkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Negara?
2. Apa saja pengertian Konstitusi?
3. Bagaimanakah UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui penertian konstitusi.
2. Untuk mengetahui pengertian Negara.
3. Untuk mengetahui UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai
dengan kondisi masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli
filsafat negara merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles
yang hidup pada tahun 384-322 S.M., merumuskan negara dalam bukunya
Politica, yang disebutnya sebagai negara polis. Yang pada saat itu asih
dipahami negara masih dalam suatu wilayah yang dipahami negara masih
dalam suatu wilayah yang kecil. Dalam pengertian itu negara disebut sebagai
negara hukum, yang didalamnya terdapat sejumlah warga negara yang ikut
dalam permusyawaratan (ecclesia). Oleh karena itu menurut Aristoteles
keadilan merupakan syarat mutlak bagi terselenggarannya negara yang baik,
demi terwujudnya cita-cita seluruh warganya. Berbeda dengan konsep
penelitian Negara menurut kedua tokoh pemikir negara tersebut, Nicollo
Machiavelli (1469-1527), yang merumuskan Negara sebagai negara
kekuasaan, dalam bukunya ‘II Prin ciple’ yang dahulu merupakan buku
referensi pada raja.
Machiavelli memandang negara daru sudut kenyataan bahwa dalam
suatu negara harus ada sesuatu yang dimiliki oleh seorang pemimpin negara
atau raja. Raja sebagai pemegang kekuasaan nengara tidak mungkin hanya
mengandalkan kekuasaan hanya pada suatu moralitas atau kesusilaan.
Kekacauan timbul dalam suatu negara karena lemahnya kekuasaan negara.
Bahkan yang lebih terkenal lagi ajaran Machiavelli. Tentang tujuan yang dapat
menghalalkan segala cara. Akibat ajaran ini muncullah berbagai praktek
pelaksanaan kekuasaan negara yang otoriter, yang jauh dari nilai-nilai moral.
Berikut ini konsep pengertian negara modern : Roger H. Soultou,
mengemukakan bahwa negara adalah alat-alat agency atau wewenang yang
mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama
masyarakat.1

1
Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pergerian Tinggi ( Yogyakarta: Paradigma, 2016 ), hlm. 99.
B. Pengertian Konstitusi
Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam
negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada
pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis.
Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya
menjabarkan prinsip-prinsip struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban
pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi merujuk umumnya merujuk
pada pinjaman hak kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat
diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan
negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa ini dapat
menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak
tertulis. Terdapat beberapa definisi konstitusi dari pada ahli, yaitu :
a. Herman Heller, membagi pengertian konstitusi menjadi tiga yaitu :
1). Konstitusi dalam pengertian politik sosiologi. Konstitusi
mencerminkan kehiupan politik didalam masyarakat sebagai suatu
kenyataan.
2). Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam
masyarakat yang selanjutnya dijadikan satu kesatuan kaidah yang hidup
dalammasyarakat yang selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah hukum
konstitusi dalam hal ini sudah mengandung pengertian yuridis.

Konstitusi atau undang-undang dapat dianggap sebagai perwujudan dari


hukum tertinggi yang harus ditaati oleh negara dan pejabat-pejabat negara
sekalipun. Hal ini sesuai dengan dalil “Goverment by law, not by men”
( pemerintahan berdasarkan hukum, bukan oleh manusia). Pada permulaan
abad ke-19 dan awal abad ke 20, gagasan mengenai konstitusionalisme,
(kekuasaan terbatas dan jaminan hak dasar warga negara). Mendapatkan
perumusan secara yuridis.2

2
Effendi Suryani dan Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa ( Bandung: PT Refika
Aditama, 2015 ), hlm. 141.
C. Undang-Undang 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama
kali disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada
tanggal 18 Agustus 1945. Dalam tatasusunan peraturan perundang-undangan
Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi. Menurut jenjang norma
hukum, UUD 1945 adalah kelompok aturan dasar / pokok Negara yang berada
dibawah Pancasila sebagai Norma Dasar.
1. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia
Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang
di Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat
priode, yaitu sebagai berikut:
a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD
1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4
pasal aturan paralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya UUD RIS. UUD
RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.
c. Oeriode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas 6
bab, 146 pasal, dan beberapa bagian.
d. Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku UUD 1945.
Khasus untuk periode keempat bberlaku UUD 1945 dengan pembagian berikut:
1. UUD 1945 yang belum diamandemenkan;
2. UUD 1945 yang sudah diamandemenkan (tahun 1999, tahun 2000, tahun
2001, dan tahun 2002)
Amandemen tersebut adalah:
a) Amandemen ke-1 pada sidang umum MPR, disahkan 19 Oktober 1999;
b) Amandemen ke-2 pada sidang tahunan MPR, disahkan 18 Agustus 2000;
c) Amandemen ke-3 pada siding tahuna MPR, disahkan 10 November 2001;
d) Amandemen ke-4 pada tahunan MPR, disahkan 10 Agustus 2002;

Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia pertama kali ditetapkan oleh


PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD yang ditetapkan oleh PPKI tersebut
sebenarnya merupakan hasil karya BPUPK melalui siding-sidangnya dari
tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 dan tanggal 10 Juli sampai 16 juli
1945. Hasil karya BPUPKI berupa rancangan pembukaaan hukum dasar dari
BPUPKI itulah yang selanjutnya ditetapkan menjadi UUD Negara Indonesia
setelah mengalami perubahan seperlunya oleh PPKI.

Sidang PPKI pertama berlangsung tanggal 18 Agustus 1945 yang


menghasilkan 3 keputusan penting, yaitu sebagai berikut.

1) Mengesahkan Rancangan Pembukaan Hukum Dasar Negara dan Hukum


Dasar Sebagai UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Memilih Ir. Seokarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Presiden dan wakil
presiden.
3) Membentuk sebuah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk
membentuk presiden.

Sidang PPKI mengenai pengesahan undang-undang dasar inin belangsung


sngat singgat yaitu kurang lebih dua jam. Namun dengan semangat persatuan
dan keinginan untuk segera membentuk konstitusi Negara maka penetepan
UUD 1945 berjalan dengan lancar. Perubahan yang dilakukan hanyalah hal-hal
yang kecil saja, bukan masalah yang mendasar. Hal ini karena PPKI sudah
mendapatkan naskah rancangan hokum dasar yang dihasilkan oleh BPUPKI.
Beberapa perubahan tersebut antara lain:

a. Istilah”hokum dasar” diganti menjadi” undang-undang dasar”,


b. Kata”mukadimah” diganti menjadi”pembukaan”
c. “dalam suatu hukum dasar”diubah menjadi”dalam suatu undang-undang
dasar”
d. Diadakannya ketentuan tentang perubahan UUD yang sebelumnya tidak ada;
e. Rumusan”Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi
Pemeluk-Pemluknya” diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia oleh


PPKI dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut.

1. Pengesahan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Yang Terdiri Dari


4 Alinea.
2. Pengesahan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republok
Indonesia terdiri atas 16 Bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan dua
ayat aturan tambahan.

Jadi pada waktu yang disahkan PPKI adalah UUD Negara Indonesia yang
terdiri atas dua bagaian yaitu bagian pembukaan dan bagian batang tubuh atau
pasal-pasalnya. Adapun bagian penjelasan dilampirkan kemudian dalam satu
naskah yang dibuat dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 tanggal 15
Februari 1946. Berdasarkan hal itu maka Naskah Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia Tahun II No. 7 Tanggal 15 Februari 1946, terdiri atas:

a) Pembukaan
b) Batang tubuh, dan
c) Penjelasan.

Undang-undang Dasar Neraga Republik Indonesia 18 Agustus 1945 hanya


berlaku dalam waktu singkat yaitu mulai tanggal 18 Agustus 1945 sampai 27
Desember 1949. Sejak 27 Desember diberlakukannya Undang-Undang Dasar
baru disebut kontitusi Republik Indonesia Serikat (KRIS) tahun 1949.
Konstitusi kedua yang berlaku diindonesia adalah Konstitusi Republi
Indonesia Serikat disingkat KRIS atau UUD RIS. Dan UUD Negara Republik
Indonesia 18 Agustus 1945 tetap berlaku tetapi hanya disalah satu Negara
bagian RIS yaitu Negara Republik Indonesia (RI) yang beribu kota di
Yogyakarta. Kontitusi Republik Indonesia Serikat (KRIS) atau UUD RIS 1949
berlaku dari tanggal 27 Desember 1949 sampai tanggal 17 Agustus 1950,
bangsa Indonesia kembali kebentuk Negara kesatuan. Dengan demikian, UUD
RIS 1949 tidak diberlakukan lagi. Priode berlakunya UUD RIS 1949 daei
tanggal 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, oleh Moh. Yamin disebut
konstitusi II.

1) Mukadimah yang terdiri dari empat ayat.


2) Bagian batang tubuh yang terdiri dari atas 6 bab, 197 pasal dan lampiran.

Beberapa ketentuan pokok dala UUD RIS 1949 antara lain:


a. Bentuk Negara adalah serikat, sedangkan bentuk pemerintahan adalah
republik
b. Sistem pemerintahan adalah parlamenter. Dalam sistem pemerintahan ini,
kepala pemerintahan dijabat oleh seorang perdana mentri.perdana mentri
apis saat itu adalah Moh. Hatta.

Konstitusi yang berlaku setelah UUD RIS adalah Undang-Undang Dasar


Sementara (UUDS) 1950. Undang-undang dasar sementara dimaksud sebagai
pengganti dari UUD RIS 1949 setelah Indonesia kembali ke bentuk Negara
kesatuan yang dituangkan dalam Undang-Undang Federal No.7 Tahun 1950
tentang perubahan konstitusi RepublikIndonesia Serikat menjadi Undang-
Undang Dasar Sementara Republik Indonesia. Konstitusi inilah yang
menyusun Undang-Undang Dasar yang bersifat tetap. UUDS 1950 terdiri
atas:

1. Mukadimah yang terdiri dari empat ayat.


2. Batang tubuh yang terdiri atas 6 bab dan 164 pasal.
3. Bentuk Negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republic;
4. Sistem pemerintah adalah parlementer menurut UUDS 1950;
5. Adanya badan Konstituante yang akan menyusun undang-undang dasar
tetap sebagai pengganti dari UUDS 1950.

Undang-Undang Dasar Sementara 1950 tidak berhasil menyelesaikan


tugasnya. Situasi ini kemudian memicu munculnya dekrit yang isinya sebagai
berikut:
a) Menetapkan pembubaran Konstituante;
b) Menetapkan berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950;
c) Pembentukan MPRS dan DPAS.
3. Proses Amandemen UUD 1995
Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt) artinya perubahan.
Mengamandemen artinya mengubah atau mengadakan perubahan. Istilah
amandemen sebenarnya merupakan hak, yaitu hak parlemen untuk mengubah
atau mengusulkan perubahan rancangan UU. Perkembangan selanjutnya
muncul istilah amandemen UUD yang artinya perubahan UUD. Istilah
perubahan konstitusi itu sendiri mencangkup dua pengerrtianyaitu:
a. Amandemen konstitusi
b. Pembaruhan konstitusi
Dalam hal amandemen konstitusi, perubahan yang dilakukan merupakan
addendum atau sisipan dari konstitusi yang asli. Konstitusi yang asli tetap
berlaku. Adapun bagian yang diamandemen merupakan atau menjadi bagian
dari konstitusinya.
Amandemen atas UUD 1945 dimaksudkan untuk mengubah dan
memperbaruhi konstitusi negara indonesia agar sesui dengan prinsip-prinsip
negara demokrasi. Dengan adanya amandemen terhadap UUD 1945 maka
konstitusi kita diharapkan semakin baik dan lengkap meyesuikan dengan
tuntutan perkembangan dan kehidupan dan kenegaraan yang demokratis. UUD
1945 sebagai konstitusi atau hukum dasaar negara republik indonesia juga
haus mampu menyesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan. Untuk itu
perlu dilakukan perubahan terhadap UUD 1945 yang sejak merdeka sampai
masa pemerintahan presiden soeharto belum pernah dilakukan perubahan.
Perubahan atau amandemen UUD 1945 dilakukan perama kali oleh
MPR pada siadang umum MPR tahun 1999 dan mulai berlaku sejak tanggal
19 oktober 1999. Amandemen atas UUD 1945 dilakukan oleh MPR sebanyak
4 kali. Dengan demikian UUD 1945 telah mengalami 4 kali perubahan yaitu
sebagai berikut:
a. Amandemen pertama terjadi pada sidang umum MPR tahun 1999,
disahkan 19 oktober 1999.
b. Amandemen kedua terjadi pada sidang tahunan, disahkan 18 agustus
2000.
c. Amandemen ketiga terjadi pada sidang tahunan MPR, disahkan 10
november 2001.
d. Amandemen keempat terjadi pada sidang tahunan PPR, disahkan 10
agustus 2002.

Yang beraku adalah ketentuan-ketentuan yang baru. Naskah perubahan


merupakan bagian yang tak terpisahkan dari UUD negara republik
indonesia tahun 1945. Dengandemikian, naskah UUD 1945 kita terdiri
atas:
1) Naskah asli UUD 1945
2) Naskah perubahan pertama UUD 1945
3) Naskah perubahan kedua UUD 1945
4) Naskah perubahan ketiga UUD 1945
5) Naskah perubahan keempat UUD 1945
Naskah UUD 1945 perubahan pertama, kedua, ketiga, dan keempat
tersebut tertuang dalam putusan MPR tentang UUD 1945 dan
perubahannya. Putusan MPR tersebut tidak menggunakan nomor putusan
majelis. Hal inin berbeda dengan jenis putusan majelis lainnya, yaitu
ketetapan majelis dan keputusan majelis yag menggunakan nomor
keputusan majelis.
Dengan amandemen tersebut maka konstitusi negara indonesia UUD
1945 menjadi lebih lengkap dan bertambah jumlah pasal-pasalnya. Jumlah
keseluruhan pasal yang diubah dari perubahan perama sampai keempat ada
73 pasal. Namun jumlah nomor pasal tetap yaitu 37 tidak termasuk aturan
peralihan dan aturan tambahan. Perubahan diakukan dengan cara
menambahkan huruf A, B, C, dan seterusnya setelah nomor pasal
(angkanya). Misalnya pasal 28, kemudian pasal 28A, pasal 28B dan
seterusnya.

BAB III
KESIMPULAN
A. SIMPULAN
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi
masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat negara merumuskan
pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup pada tahun 384-322 S.M.,
merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang disebutnya sebagai negara polis.
Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara adalah
sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang
terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi
peraturan-peraturan lainnya.
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali disahkan
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.
Dalam tatasusunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati
tempatan tertinggi. Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt) artinya perubahan.
Perubahan yang dilakukan merupakan ada atau sisipan dari konstitusi yang asli.
Konstitusi yang asli tetap berlaku. Adapun bagian yang diamandemen merupakan atau
menjadi bagian dari konstitusinya.

DAFTAR PUSTAKA
Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pergerian Tinggi ( Yogyakarta: Paradigma,
2016 ), hlm. 99.
Effendi Suryani dan Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa ( Bandung: PT
Refika Aditama, 2015 ), hlm. 141.

Anda mungkin juga menyukai