KPI 2-6 B
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Budaya Banten
dengan judul “Undang-Undang 1945 Sebagai Konstitusi Negara”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai dengan
ide demokrasi dapat dikatakan tampa konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk.
Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu Negara. Dasar-dasar penyelenggaraaan
bernegara didasarkan pada konstitusi sebagai hokum dasar. Negara yang berlandaskan
kepada suatu konstitusi dinamakan Negara konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat
dikatakan secara ideal sebagai Negara konstitusional maka konstitusi Negara tersebut
harus memenuhi sifat-sifat dan cirri-ciri dari konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut
harus menganut gagasan tenttang konstitusionalisme.
Konstitusionalisme sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau paham. Oleh
sebab itu, bahasan tentang negara dan konstitusi pada bab ini terdiri atas
konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik
Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia.
UUD 1945 adalah sumber hukum dasar tertulis yang mengikat dan mengatur
pemerintah, lembaga negara, dan juga mengikat seluruh warga negara
Indonesia. Undang-Undang dasar merupakan keseluruhan naskah hukum yang berisi
pembukaan dan pasal-pasal. Undang-undang dasar merukana hukum dasar tertulis
yang mengikat dan mengatur pemerintahan, lembaga negara, lembaga masyarakat,
warga negara. Undang-undang dasar berisikan keseluruhan naskah hukum yang terdiri
dari pembukaan yang didalamnya terdapat rumusan dari pancasila dan pasal-pasal
yang terdiri dar 20 bab dan 72 pasal. Pembukaan undang-undang dasar dan pasal-
pasal yang terkandung dalam UUD 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di
pisahkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Negara?
2. Apa saja pengertian Konstitusi?
3. Bagaimanakah UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui penertian konstitusi.
2. Untuk mengetahui pengertian Negara.
3. Untuk mengetahui UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Negara
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai
dengan kondisi masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli
filsafat negara merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles
yang hidup pada tahun 384-322 S.M., merumuskan negara dalam bukunya
Politica, yang disebutnya sebagai negara polis. Yang pada saat itu asih
dipahami negara masih dalam suatu wilayah yang dipahami negara masih
dalam suatu wilayah yang kecil. Dalam pengertian itu negara disebut sebagai
negara hukum, yang didalamnya terdapat sejumlah warga negara yang ikut
dalam permusyawaratan (ecclesia). Oleh karena itu menurut Aristoteles
keadilan merupakan syarat mutlak bagi terselenggarannya negara yang baik,
demi terwujudnya cita-cita seluruh warganya. Berbeda dengan konsep
penelitian Negara menurut kedua tokoh pemikir negara tersebut, Nicollo
Machiavelli (1469-1527), yang merumuskan Negara sebagai negara
kekuasaan, dalam bukunya ‘II Prin ciple’ yang dahulu merupakan buku
referensi pada raja.
Machiavelli memandang negara daru sudut kenyataan bahwa dalam
suatu negara harus ada sesuatu yang dimiliki oleh seorang pemimpin negara
atau raja. Raja sebagai pemegang kekuasaan nengara tidak mungkin hanya
mengandalkan kekuasaan hanya pada suatu moralitas atau kesusilaan.
Kekacauan timbul dalam suatu negara karena lemahnya kekuasaan negara.
Bahkan yang lebih terkenal lagi ajaran Machiavelli. Tentang tujuan yang dapat
menghalalkan segala cara. Akibat ajaran ini muncullah berbagai praktek
pelaksanaan kekuasaan negara yang otoriter, yang jauh dari nilai-nilai moral.
Berikut ini konsep pengertian negara modern : Roger H. Soultou,
mengemukakan bahwa negara adalah alat-alat agency atau wewenang yang
mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama
masyarakat.1
1
Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pergerian Tinggi ( Yogyakarta: Paradigma, 2016 ), hlm. 99.
B. Pengertian Konstitusi
Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam
negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada
pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis.
Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya
menjabarkan prinsip-prinsip struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban
pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi merujuk umumnya merujuk
pada pinjaman hak kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat
diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan
negara. Dengan demikian, pengertian konstitusi sampai dewasa ini dapat
menunjuk pada peraturan ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak
tertulis. Terdapat beberapa definisi konstitusi dari pada ahli, yaitu :
a. Herman Heller, membagi pengertian konstitusi menjadi tiga yaitu :
1). Konstitusi dalam pengertian politik sosiologi. Konstitusi
mencerminkan kehiupan politik didalam masyarakat sebagai suatu
kenyataan.
2). Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam
masyarakat yang selanjutnya dijadikan satu kesatuan kaidah yang hidup
dalammasyarakat yang selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah hukum
konstitusi dalam hal ini sudah mengandung pengertian yuridis.
2
Effendi Suryani dan Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa ( Bandung: PT Refika
Aditama, 2015 ), hlm. 141.
C. Undang-Undang 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama
kali disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada
tanggal 18 Agustus 1945. Dalam tatasusunan peraturan perundang-undangan
Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi. Menurut jenjang norma
hukum, UUD 1945 adalah kelompok aturan dasar / pokok Negara yang berada
dibawah Pancasila sebagai Norma Dasar.
1. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia
Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang
di Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat
priode, yaitu sebagai berikut:
a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD
1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4
pasal aturan paralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya UUD RIS. UUD
RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.
c. Oeriode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas 6
bab, 146 pasal, dan beberapa bagian.
d. Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku UUD 1945.
Khasus untuk periode keempat bberlaku UUD 1945 dengan pembagian berikut:
1. UUD 1945 yang belum diamandemenkan;
2. UUD 1945 yang sudah diamandemenkan (tahun 1999, tahun 2000, tahun
2001, dan tahun 2002)
Amandemen tersebut adalah:
a) Amandemen ke-1 pada sidang umum MPR, disahkan 19 Oktober 1999;
b) Amandemen ke-2 pada sidang tahunan MPR, disahkan 18 Agustus 2000;
c) Amandemen ke-3 pada siding tahuna MPR, disahkan 10 November 2001;
d) Amandemen ke-4 pada tahunan MPR, disahkan 10 Agustus 2002;
Jadi pada waktu yang disahkan PPKI adalah UUD Negara Indonesia yang
terdiri atas dua bagaian yaitu bagian pembukaan dan bagian batang tubuh atau
pasal-pasalnya. Adapun bagian penjelasan dilampirkan kemudian dalam satu
naskah yang dibuat dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 tanggal 15
Februari 1946. Berdasarkan hal itu maka Naskah Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia Tahun II No. 7 Tanggal 15 Februari 1946, terdiri atas:
a) Pembukaan
b) Batang tubuh, dan
c) Penjelasan.
BAB III
KESIMPULAN
A. SIMPULAN
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi
masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat negara merumuskan
pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup pada tahun 384-322 S.M.,
merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang disebutnya sebagai negara polis.
Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara adalah
sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang
terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi
peraturan-peraturan lainnya.
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali disahkan
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.
Dalam tatasusunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati
tempatan tertinggi. Amandemen (bahasa inggris: amendtmendt) artinya perubahan.
Perubahan yang dilakukan merupakan ada atau sisipan dari konstitusi yang asli.
Konstitusi yang asli tetap berlaku. Adapun bagian yang diamandemen merupakan atau
menjadi bagian dari konstitusinya.
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pergerian Tinggi ( Yogyakarta: Paradigma,
2016 ), hlm. 99.
Effendi Suryani dan Kaswan, Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa ( Bandung: PT
Refika Aditama, 2015 ), hlm. 141.