Anda di halaman 1dari 41

1

LAPORAN PENDAHULUAN
DAN
ASUHAN KEPERAWATAN DEPARTEMEN ANAK

YUNITA ANCE LALO


2020611048

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2021

1
2

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN ARITMIA

A. DEFINISI
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi
pada infark miokardium.Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan
irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis
(Doenges, 1999).
Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman
grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994).
Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi
juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996).
B. ETIOLOGI
Penyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit miokard
(iskemi dan infark), yang disertai dengan perubahan keseimbangan elektrolit, gangguan
metabolisme, toksisitas obat dan vasospasme coroner. Karena implus berasal dari
ventrikel, maka tidak melalui system konduksi yang normal melainkan jaringan otot
ventrikel. Hal ini menimbulkan gambaran kompleks QRS yang lebar (< 0,12 detik)
Penyebab dasar suatu aritmia sering sulit dikenali tetapi
beberapa faktor aritmogenik berikut ini dapat menjadi perhatian :
1. Hipoksia : miokardium yang kekurangan oksigen menjadi iritabel
2. Iskemia : infark miokard dan angina menjadi pencetus
3. Stimulasi simpatis : menguatnya otot tonus karena penyebab apapun (hypertiroid,
gagal jantung kongesti, latihan fisik dll) dapat menimbulkan aritmia.
4. Obat–obatan : efek dari pemberian obat–obatan digitalis atau bahkan obat-obatan anti
arimia itu sendiri
5. Gangguan elektrolit : ketidak seimbangan kalium, kalsium dan magnesium
6. Bradikardi : frekuensi jantung yang sangat lambat dapat menjadi predisposisi aritmia
7. Regangan (stretch) : hipertrofi ventrikel

2
3

Dua jenis komplikasi infark miokardium yang harus ditanggulangi adalah :


a. Ketidakstabilan elektris atau aritmia
b. Disfungsi mekanik atau kegagalan pompa jantung

C. KLASIFIKASI ARITMIA
Aritmia terbagi menjadi dua :
1. Gangguan Pembentukan Impuls
a. Aritmia Nodus Sinus
1) Sinus Bradikardi
Sinus Bradikardi adalah irama sinus yang lambat dengan kecepatan
kurang dari 60 denyut/menit. Hal ini sering terjadi pada olahragawan dan
seringkali menunjukkan jantung yang terlatih baik. Bradikardia sinus dapat
juga disebabkan karena miksedema, hipotermia, vagotoni, dan tekanan
intrakarnial yang meninggi.
2) Sinus Takikardi
Ialah irama sinus yang lebih cepat dari 100/menit. Biasanya tidak melebihi
170/menit. Keadaan ini biasanya terjadi akibat kelainan ekstrakardial seperti
infeksi, febris, hipovolemia, gangguan gastrointestinal,anemia, penyakit paru
obstruktif kronik, hipertiroidisme. Dapat terjadi pada gagal jantung.
3) Seinus Aritmia
Ialah kelainan irama jantung dimana irama sinus menjadi lebih cepat pada
watu inspirasi dan menjadi lambat pada waktu ekspirasi.
4) Henti sinus (sinus arrest)
Terjadi akibat kegagalan simpul SA, setelah jedah, simpul SA akan aktif
kembali
b. Aritmia Atrium
1) Kontraksi prematur atrium  (Ekstrasistole Atrial)
Secara klinis ekstrasistol nodal hampir tidak dapat dibedakan dengan
ekstrasistol ventrikular ataupun ekstrasistol atrial. Pada gambaran EKG ialah
adanya irama jantung yag terdiri atas gelombang T yang berasal dari AV node
di ikuti kompleks QRS, biasanya dengan kecepatan 50-60/menit. Pada

3
4

trakikardia idionodal (AV junctional tachycardia atau nodal tachycardia)


terdapat dua macam, yaitu : idiojunctional tachycardia dengan kecepatan
denyut ventrikel 100-140/menit, dan axtrasistolik AV junctional tachycardia
dengan denyut ventrikel 140-200/ menit.
2) Paroksimal Takikardi Atriuum
Disebut juga takikardia supra vebtrikular. Merupakan sebuah takikardia
yang berasal dari atrium atau AV node. Biasanya disebabkan karena adanya
re-entry baik di atrium, AV node atau sinus node. Pasien yang mendapatka
serangan ini merasa jantungnya berdebar cepat sekali, gelisah, keringat dingin,
dan akan merasa lemah. Kadang timbul sesak nafas dan hipotensi. Pada
pemeriksaan EKG akan terlihat gambaran seperti ekstrasistol atrial yag
berturut-turut > 6.
Terdapat sederetan denyut atrial yg timbul cepat berturut- turut dan teratur.
 Gelombang P sering tdk terlihat,
 Rate : 140 – 250x/mnt
3) Flutter atrium
Pelepasan impuls dari fokus ectopic di atrium cepat dan teratur
 Rate : 250 – 350x/mnt
4) Fibrilasi atrium
Pada fase ini di EKG akan tampak gelombang fibrilasi (fibrillation wave)
yag berupa gelombang yang sangat tidak teratur dan sangat cepat dengan
frekuensi 300/ menit. Pada pemeriksaan klinis akan ditemukan irama jantung
yang tidak teratur dengan bunyi jantung yang intensitasnya juga tidak sama.
c. Aritmia Ventrikel
1) Kontraksi prematur ventrikel
Terjadi akibat peningkatan otomatisa sel ataupun ventrikel PVC bias di
sebabkan oleh toksisitas digitalis, hipoksia, hipokalemia, demam, asedosis
atau peningktan sirkulkalasi katekolamin. Pada kontraksi premature ventrikel
mempunyai karakter sebagai berikut
 Frekuensi:60-100 x/menit
 Gelombang p: tidak akan muncul karena impuls berasal dari ventrikel

4
5

 Gelombang QRS: biasanya lebar dan aneh, berdurasi lebih dari 0,10 detik
 Hantaran: terkadang retrograde melalui jaringan penyambung atrium
 Irama ireguler bila terjadi denyut premature
2) Bigemini ventrikel
Biasanya terjadi disebabka oleh intoksikasi digitalis, penyakit arteri
koroner, miokard,infark, akut dan chf. Istilah bigemini mengacu pada kondisi
dimana setiap denyut jantung adalah premature. Karakter:
 frekuensi: dapat terjadi pada frekuensi jantung berapapun, tetapi biasanya
kuranga dari 90x/menit.
 Gelombang p: dapat tersembunyi dalam kompleks QRS
 Kompleks QRS: qrs lebar dan aneh dan terdapat jeda kompensasi lengkap.
 Hantaran: denyut sinus dihantarkan dari nodus sinus secara normal namun
PVC yang ulai berselang-seling pada ventrikel akan mengakibatkan hantaran
retrograde ke jaringan penyambung dan atrium
3) Takikardi ventrikel
Ialah ekstrasistole ventrikel yang timbul berturut-turut 4 atau lebih.
Ekstrasistole ventrikel dapat berkembang menjadi fibrilasi ventrikel dan
menyebabkan cardiac arrest. Penyebab takikardia ventrikel ialah penyakit
jantung koroner, infark miokard akut, gagal jantung. Diagnosis ditegakkan
apabila takikardia dengan kecepatan antara 150-250/menit, teratur, tapi sering
juga sedikit tidak teratur. Pada gambaran EKG kompleks QRS yang lebar dari
0,12 detik dan tidak ada hubungan dengan gelombang P.
4) Fibrilasi ventrikel
Ialah irama ventrikel yang khas dan sama sekali tidak teratur. Hal ini
menyebabkan ventrikel tidak dapat berkontraksi dengan cukup sehingga curah
jantung menurun atau tidak ada, tekanan darah dan nadi tidak terukur,
penderita tidak sadar dan bila tidak segera ditolong akan menyebabkan mati.
Biasanya disebabkan oleh penyakit jantung kooner, terutama infark miokard
akut. Pengobatan harus dilakukan secepatnya, yaitu dengan directed current
countershock dengan dosis 400 watt second.

5
6

2. Gangguan Penghantaran Impuls


a. Blok :
1) Blok SA,
Impuls yg dibentuk SA node diblok pada batas simpul SA dengan
jaringan atrium di sekitarnya, shg tdk terjadi aktivitas baik di atrium maupun
ventricel
2) Blok AV,
Blok AV terjadi jika hambatan konduksi terjadi di jalur antara nodus SA
sampai berkaskis
3) Blok intraventrikular/B.B.B
Menunjukkan adanya gangguan konduksi di cabang kanan atau kiri sistem
konduksi, atau divisi anterior atau posterior cabang kiri.
b. Hantaran yang dipercepat : Syndrome Wolf Parkinson White Ditandai dengan
adanya depolarisasi ventrikel yang premature termasuk golongan ini. Syndrom
Wolff Pakison white (WPW), gambaran EKG menunjukkan gambaran gelombang
P normal, interval PR memendek (0,11 detik atau kurang), kompleks QRS
melebar karena adanya gelombang delta. Perubahan gelombang T yang
sekunder. Dan syndrom lown ganong levine (LGL), pada gelombang EKG
memperlihatkan adanya gelombang P normal, interval PR memendek

D. Manifestasi Klinis
1. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi;
bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis,
berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan
pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina,
gelisah
4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas
tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan

6
7

seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik
pulmonal; hemoptisis.
5. demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis
siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
E. PATOFISIOLOGI
Seperti yang sudah disebutkan diatas, aritmia ventrikel umumnya  disebabkan
oleh iskemia atau infark myokard.Lokasi terjadinya infark turut mempengaruhi proses
terjadinya aritmia. Sebagai contoh, jika terjadi infark di anterior, maka stenosis biasanya
barada di right coronary artery yang juga berperan dalam memperdarahi SA node
sehingga impuls alami jantung mengalami gangguan.
Akibat dari kematian sel otot jantung ini, dapat menimbulkan gangguan pada
depolarisasi dan repolarisasi jantung, sehingga mempengaruhi irama jantung. Dengan
dilepaskannya berbagai enzim intrasel dan ion kalium serta penimbunan asam laktat ,
maka jalur-jalur hantaran listrik jantung terganggu. Hal ini dapat menyebabkan hambatan
depolarisasi atrium atau ventrikel serta timbulnya aritmia. Penurunan kontraktilitas
myokard akibat kematian sel juga dapat menstimulus pangaktifan katekolamin yang
meningkatkan rangsang system saraf simpatis, akibatnya akan terjadi peningkatan
frekuensi jantung, peningkatan kebutuhan oksigen dan vasokonstriksi. Selain itu
iritabilitas myokard ventrikel juga menjadi penyebab munculnya aritmia ventrikel, baik
VES< VT maupun VF.

7
8

PATHWAY

Peradangan gangguan intoksikasi gangguan gangguan gangguan


jantung sirkulasi elektrolit metabolik
endokrin

perubahan irama dan


frekuensi jantung
Aritmia

b1 ( breating b2 blood B3 (Brain) B6 (bone)

curah jantung gangguan hipertensi curah suplai suplai O2


menurun vertikel kiri dan jantung/ jaringan O2 jaringan
hipotensi meningkat
perubahan edema sinkop O2 jantung gangguan
irama dan paru kerja jantung suplai O2 metabolisme
bunyi meningkat jaringan disorientasi iskemia
napas lemah dan
sionosis palpitasi nyeri letih
sesak napas sesak napas ringan
sampai intoleransi
intoleransi aktivitas penurunan/ Ansietas berat aktifitas
peningkatan
curah jantung

8
9

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
2. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja).
Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat
antidisritmia.
3. Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan dengan
disfungsi ventrikel atau katup
4. Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard yang
dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan
kemampuan pompa.
5. Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang
menyebabkan disritmia.
6. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
mnenyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan
atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
8. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan.meningkatkan disritmia.
9. Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut contoh
endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
10. GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.

9
10

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi medis Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
1) Anti aritmia
1. Kelas 1 : sodium channel blocker
2. Kelas 1 A, Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi
pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.
Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang
menyertai anestesi. Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
3. Kelas 1 B, Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard,
ventrikel takikardia. Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
4. Kelas 1 C, Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
2) Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade) Atenolol, Metoprolol, Propanolol :
indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi
3) Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation) Amiodarone, indikasi VT, SVT
berulang
4) Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker) Verapamil, indikasi
supraventrikular aritmia
2. Terapi mekanis
1) Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia
yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
2) Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat.
3) Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien
yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
4) Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimuluslistrik berulang
ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.

10
11

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI


1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi
elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.
 Kriteria hasil :
a. Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang dibuktikan oleh TD/nadi
dalam rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba sama, status mental biasa
b. Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia
c. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia
 Intervensi :
a. Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo dan
simetris.
b. Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung ekstra,
penurunan nadi.
c. Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.
d. Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial;
disritmia ventrikel; blok jantung
e. Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut.
f. Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi nafas
dalam, bimbingan imajinasi
g. Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor
penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah mengkerut,
menangis, perubahan TD
h. Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi
 Kolaborasi :
a. Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit
b. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
c. Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi
d. Siapkan untuk bantu kardioversi elektif
e. Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung

11
12

f. Masukkan/pertahankan masukan IV
g. Siapkan untuk prosedur diagnostik invasive
h. Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrilator

 Kriteria hasil :
Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan dengan
kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi
a. menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan
b. Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat
 Intervensi :
a. Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal
b. Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik pada
pasien/keluarga
c. Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh kelemahan, perubahan
mental, vertigo.
d. Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan;
bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan
e. Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan
f. Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein
g. Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang
h. Anjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat
i. Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan gejala
yang memerlukan intervensi medis
j. Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus, manuver
Valsava bila perlu

12
13

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Aktivitas dan Istirahat


Gejala : kelemahan dan kelelahan umum dan karena kerja
Tanda : perubahan frekuensi jantung/TD dengan
aktivitas/olahraga.
Sirkulasi
Gejala : riwayat IM sebelumnya/akut (90%-95 mengalami
distrimia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung, hipertensi.
Tanda : Perubahan TD, contoh hipertensi atau hipotensi selama
periode distrimia.
Nadi: mungkin tidak teratur, contoh denyut kuat; pulsus
alternant (denyut kuat teratur/denyut lemah) nadi
begeminal (denyut kuat tak teratur /denyut lemah).
Defisit nadi(perbedaan antara nadi apical dan nadi radial).
Bunyi jantung: irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut
menurun.
Kulit: warna dan kelembaban berubah, contoh pucat,
sianosis, berkeringat (gagal jantung , syok).
Edema: dependen, umum, DVJ (pada adanya gagal
jantung)
Haluaran urine: menurun bila curah jantung menurun
berat
Integritas Ego
Gejala : perasaan gugup (disertai takidistrmia), perasaan
terancam.Stressor sehubungan dengan masalah medic.
Tanda : cemas, akut, menolak, marah gelisah menangis.

13
14

Makanan/Cairan
Gejala : hilang napsu makan, anoreksia
Tidak toleran terhadap makanan (karena adanya obat)
Mual/muntah
Perubahan berat badan.

Tanda : perubahan berat badan.


Edema
Perubahan pada kelembaban kulit/turgor
Pernapasan krekels

Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut, sakit kepala.
Tanda : status mental/ sensori berubah, contoh disorientasi,
bingung, bingung, kehilangan memori, perubahan
pola bicara/kesadaran, pingsan, koma.
Perubahan perilaku, contoh, menyerang, latergi,
halusinansi.
Perubahan pupil (kesamaan dan reaksi terhadap sinar)
Kehilangan reflex tendon dalam dengan distrimia yang
mengancam hidup (takikardia ventrikel, brakikardi berat)
Nyeri/Ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dada, ringan sampai berat, dimana dapat atau
tidak bisa hilang oleh obat antiangina.
Tanda : perilaku distraksi, contoh gelisah
Pernapasan
Gejala : penyakit paru kronis
Riwayat atau penggunaan tembakau berulang.
Napas pendek

14
15

Batuk (dengan /tanpa produksi sputum


Tanda : perubahan kecepatan/kedalam pernapasan selama episode
distrimia
Bunyi napas: bunyi tambahan (krekels, ronki, mengi)
mungkin ada menunjukan komplikasi pernapasan, seperti
pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
tromboembolitik pulmonal.
Hemoptisis.

Keamanan
Tanda : demam
Kemerahan kulit (reaksi obat)
Inflamasi, eritema, edema (thrombosis superfisial).
Kehilangan tonus otot/kekuatan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan
konduksi eliktrikal; penurunan kontraktilitas miokardial.
 Kurang pengetahuan tentang penyebab/kondisi pengobatan berhubungan dengan
kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi; tidak
mengenal sumber informasi; kurang mengungat
 Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan
 Risiko terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan inadekuat
suplay oksigen ke jaringan.

INTERVENSI
1. Curah jantung menurun resiko tinggi terhadap gangguan konduksi elektrikal dan penurunan
kontraktilitasn miokard
 Raba nadi (radial, carotid, femoral, dorsalis pedis) catat frekwensi, keteraturan,
amplitude (penuh/kuat) dan simetris. Catat adanya pulsus alternan, nadi bigeminal
atau defisit nadi

15
16

R/ mengetahui perbedaan frekuensi, kesamaan dan keteraturan nadi.


 Auskultasi bunyi jantung, catat frekwensi, irama. Catat adanya denyut jantung ekstra,
penurunan nadi.
R/ lebih terdeteksi dengan pendengaran daripada dengan palpasi
 Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan. Laporkan
variasi penting pada TD/frekwensi nadi, kesamaan, pernapasan, perubahan pada
warna kulit/suhu, tingkat kesadaran/sensori, dan haluaran urine selama episode
disritmia.
R/ penanganan cepat untuk mengakhiri aritmia diperlukan pada adanya gangguan
curah jantung dan perfusi jaringan
 Tentukan tipe disritmia dan catat irama (bila pantau jantung /telemetri tersedia).
R/ berguna dalam menentukan kebutuhan / tipe intervensi
Takikardia
Bradikardia
Disritmia atrial
Disritmia ventrikel
Blok jantung
 Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut.
R/untuk menurunkan rangsang dan penghilangan stres akibat katekolamin.
 Demonstrasikan /dorong penggunaan perilaku pengaturan stress, contoh tehnik
relaksasi , bimbingan imajinasi, napas lambat/dalam.
R/ membantu pasien untuk mengeluarkan rasa kontrol dalam situasi penuh stres.
 Selidiki laporan nyeri dada, catat lokasi, lamanya, intensitas, dan faktor
penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal, contoh wajah mengkerut,
menangis, perubahan TD/frekwensi jantung.
R/ untuk mengetahui sebab nyeri.
 Siapkan /lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi.
R/ memerlukan upaya intervensi untuk mencegah kerusakan iskemi/kematian.
Kolabora R/untuk mengetahui ketidakseimbangan elektrolit.
 Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit.
Kadar obat

16
17

 Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.


 Berikan obat sesuai indikasi.
Kalium,
Antidisritmia :
 Kelompok Ia, contoh disopiramid (norpace), prokainamid (pronestly), quinidin
(quinagulate).
Kelompok Ib contoh lidokain, fenitoin, tokainidin, meksiletine.
Kelompok Ic, contoh enkainid, flekainid, propafenon.
Kelompok II, contoh propranolol, nadolol, asebutolol, esmolol.
Kelompok III, contoh bretilium toslat, aminodaron.
Kelompok IV, contoh verapamil, nifedipin, diltiazem.
Lain-lain, contoh atropine sulfat, isoproterenol, glkosid jantung , digitalis.
 Siapkan untuk/Bantu kardioversi elektif.
 Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung.
 Masukan/pertahankan masukan IV
 Siapkan untuk prosedur diagnostic invasive/bedah sesuai indikasi.
 Siapkan untuk/Bantu penanaman otomatik kardioversi atau defibrilator (AICD) bila
diindikasikan.
2. Kurang pengetahuan tentang penyebab/kondisi pengobatan.
 Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal.k memahami fariasi individual
dan memahami intervensi terapeutik
R/ memberikan dasar pengetahuan un
 Jelaskan/tekankan masalah disritmia khusus dan tindakan terapeutik pada
pasien/orang terdekat.
R/penjelasan berulang diperlukan karena kecemasan dan atau hambatan informasi
baru dapat menghambat/ membatasi belajar
 Identifikasi efek merugikan/komplikasi disritmia khusus, contoh kelemahan, edema
dependen, perubahan mental lanjut, vertigo.
R/ disritmia dapat menurunkan curah jantungdimanifestasikan oleh gejala gagal
jantung/ gangguan perfusi serebral

17
18

 Anjurkan /catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan


(tindakan yang dibutuhkan), bagaimana dan kapan minum obat, apa yang dilakukan
bila dosis terlupakan (informasi dosis dan penggunaan), efek samping yang
diharapkan atau kemungkinan reaksi merugikan, interaksi dengan obat lain/obat yang
dijual bebas atau substansi (alcohol, tembakau), sesuai dengan apa dan kapan
melaporkan ke dokter.informasi perlu untuk pasien dalam membuat pilihan
berdasarkan informasi dan menangani program pengobatan
R/informsi perlu untuk membuat pilihan berdasarkan informasi dan menangani
program pengobatan
 Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan. Identifikasi
tanda/gejala yang memerlukan aktivitas cepat, contoh pusing, silau, dispnea, nyeri
dada.
R/program latihan berguna dalam memperbaiki kesehatan kardiovaskuler
 Kaji ulang kebutuhan diet individu/pembatasan, contoh kalium dan kafein.
R/ pasien perlu meningkatkan diet kalium dan kafien dibatasi untuk mencegah
eksitasi jantung
 Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien/orang terdekat untuk dibawa
pulang.
R/ instruksi tulisan membantu pasien dalam kontak tak langsung dengan tim
kesehatan
 Anjurkan pasien melakukan pengukuran nadi dengan tepat. Dorong pencatatan nadi
harian sebelum minum obat/latihan. Identifikasi situasi yang memerlukan intervensi
medis cepat.
Observasi atau pemantauan sendiri terus menerus memberikan intervensi berkala
untuk menghindari komplikasi
 Kaji ulang kewaspadaan keamanan, tehnik untuk mengevaluasi/mempertahankan
pacu jantung atau fungsi AICD dan gejala yang memerlukan intervensi medis.
R/meningkatkan perawatan mandiri, memberikan intervensi berkala untuk mencegah
komplikasi serius
 Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus
maneuver. Valsalva bila perlu.

18
19

R/kadang-kadang prosedur ini perlu pada beberapa pasien untuk memperbaiki irama
tertentu/curah jantung pada situasi darurat
EVALUASI

Hasil yang diharapkan pada proses keperawatan klien distritmia/aritmia meliputi hal-hal
berikut :
 Menunjukkan peningkatan curah jantung
 Tanda-tanda vital kembali normal
 Terhindar dari resiko penurunan prfusi perifer.
 Terpenuhinya aktifitas sehari-hari.
    Menunjukkan penurunan kecemas
 Memahami penyakit dan tujuan perawatannya.
 Mematuhi semua aturan medis.
   Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya
berubah.

19
20

DAFTAR PUSTAKA

Hudak, C.M, Gallo B.M. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC.1997


Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Alih bahasa
Peter Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta : EGC ; 1994.
Santoso Karo karo. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 1996
Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih
bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.
Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999
Hanafi B. Trisnohadi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI ; 2001

20
21

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI - MALANG

PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

Nama Mahasiswa :Yunita Ance Lalo Tempat Praktik : xxx


NIM :2020611048 Tgl. Praktik : xxx

A. PENGKAJIAN
1. Biodata Klien
a. Nama :An G
b. Umur :8 tahun
c. Jenis kelamin :laki-laki
d. Agama :islam
e. Suku / Bangsa :jawa
f. Alamat :tlogosuryo
g. No. Register :45xxx
h. Tanggal Masuk RS :04/06/2021
i. Tanggal Pengkajian :04/06/2021
j. Diagnosa Medis :Aritmia
k. Nama Orang Tua :Ny M/Tuan R

2. Keluhan Utama :Pasien mengeluh jantung berdebar cepat

3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh merasakan jantung berdebar dengan


cepat ± pukul 23.30 Wita sebelum MRS. Pasien langsung dibawa ke IGD RSUD, saat
tiba di ruang IGD pasien segera di berikan penanganan: therapy oksigen 2 lpm/nasal
kanul, mengecek GDS Stick, melakukan EKG, diberikan therapy infuse Nacl 0,9% drip
amiodoron 7 tpm, melakukan pengambilan darah untuk dilakukan pengecekan darah
lengkap, kimia darah. Di observasi di IGD dan dipindahkan ke ruang ICCU untuk
perawatan intensif.

4. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


a. Riwayat ANC (Antenatal Care)
 Ibu rutin memeriksakan kehamilan sebulan sekali di Bidan dan dokter
 Selama pemerikaan kehamilan, saat umur kehamilan 5 bulan hasil USG
menyatakan bayinya berjenis kelamin laki-laki
b. Riwayat Natal
21
22

 Status kehamilan : G1P1A0H1


 Umur kehamilan : 40 minggu
 Komplikasi persalinan : tidak ada
 Cara persalinan : Spontan per Vaginam
 Tempat melahirkan : RS Tidar
 Penolong persalinan : Bidan dan Dokter

c. Riwayat Post Natal

 BB : 3200 gram
 PB : 43 cm
 LD : 26 cm.
 APGAR skor :

APGAR 1 menit 5 menit


Frekuensi Jantung 2 2
Usaha Nafas 1 2
Tonus Otot 1 1
Iritabilitasi reflek 1 1
Warna kulit 1 2
Jumlah 6 8

5. Riwayat Imunisasi :Lengkap

6. Riwayat Penyakit Dahulu :pasien mengatakan tidak pernah mengalami


penyakit spserti ini atau yang lain

7. Riwayat Kesehatan Keluarga : pasien mengatakan tidak ada keluarga yang


mengalami penyakit seperti yang dialami

GENOGRAM

22
23

8. Riwayat Psikososial dan Status Spiritual


a. Aspek Psikologis :baik

b. Aspek Sosial :baik. anak selalu bermain dengan teman-temannya

c. Aspek Spiritual / Sistem Nilai Kepercayaan :rajin syolat

9. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
 Makan/minum 0 ................................................. 2..................................................
 Mandi 0.................................................. 2..................................................
 Berpakaian/berdandan 0.................................................. 2..................................................
 Toileting 0.................................................. 2..................................................
 Mobilitas di tempat tidur 0.................................................. 0
 Berpindah 0.................................................. 0..................................................
 Berjalan 0.................................................. 0..................................................
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = tidak mampu

10. Pola Nutrisi Metabolik


Rumah Rumah Sakit
 Jenis diit/makanan nasi,sayur,;lauk,pauk............. nasi, sayur,mayur.....................
 Frekuensi/pola 3xsehari................................. 3x/hari......................................
 Porsi yg dihabiskan 3 porsi .................................. jumlah kecil..............................
 Komposisi menu nasi,sayur,lauk,tempe,ikan.... nasi, sayur,mayur.....................
 Pantangan tidak ada............................... tidak ada..................................
 Nafsu makan baik....................................... cukup.......................................
 Jenis minuman air putih................................. air putih,jus..............................
 Frekuensi/pola minum baik....................................... cukup.......................................

23
24

11. Pola Eliminasi


Rumah Rumah Sakit
 BAB:
- Frekuensi/pola 1xsehari ..................................... 2xsehari....................................
- Warna & Bau cokelat,bau khas......................... cokelat, khas.............................
- Kesulitan tidak ada..................................... tidak ada...................................
- Upaya mengatasi tidak ada..................................... tidak ada...................................

 BAK:
- Frekuensi/pola 4-6x/menit................................... 5-7x/m.......................................
- Warna & Bau .................................................... .................................................
- Kesulitan tidak ada .................................... tidak ada...................................
- Upaya mengatasi tidak ada..................................... tidak ada...................................

12. Pola Tidur-Istirahat


Rumah Rumah Sakit
 Tidur siang:Lamanya 7-8 jam.............................. 5-6 jam.................................
 Tidur malam: Lamanya 1-2 jam................................. 1 jam.....................................
- Kesulitan tidak ada................................ tidak ada..............................

13. Pola Kebersihan Diri


Rumah Rumah Sakit
 Mandi:Frekuensi 2xsehari .................................. 1xsehari...................................
- Penggunaan sabun ya ........................................... ya............................................
 Keramas: Frekuensi 1x2 hari.................................... jarang.......................................
- Penggunaan shampoo ya............................................ ya............................................
 Gosok gigi: Frekuensi 2xsehari................................... 1xsehari...................................
- Penggunaan odol ya.............................................. ya............................................
 Kesulitan tidak ada.................................. tidak ada..................................

Pola Perkembangan
Baik

14. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum :
a. Kesadaran :
b. Tanda-tanda vital : - Tekanan Darah :- Suhu :36,0c
- Nadi : 140x/m Pernafasan :22x/m
c. Tinggi Badan :100cm Berat Badan :3200gram
LK : LD : LLA :
2. Kepala dan Leher
a. Kepala : Bentuk :bulat Massa :tidak ada masa
Distribusi rambut :baik Warna kulit kepala :khas
b. Mata : Bentuk :simetris Konjungtiva :tidak anemis
Pupil : (√) reaksi terhadap cahaya ( ) isokor ( )Miosis

24
25

Tanda-tanda radang :tidak ada


Funsi penglihatan : (√ ) Baik ( ) Kabur
c. Hidung : Bentuk :simetris Warna :khas Pembengkakan :tidak ada
Nyeri tekan :tidak ada Perdarahan :tidak ada
d. Mulut dan Tenggorokan :simetris
Warna bibir :pucat Mukosa :kering Ulkus :tidak ada
Lesi :tidak ada Massa :tidak ada masa Warna Lidah :bersih
Perdarahan gusi :tidak ada
e. Telinga : Bentuk :simetris Warna :khas Lesi :tidak ada
Massa :tidak ada. Nyeri :tidak ada
f. Leher : Kekakuan:tidak ada Nyeri/Nyeri tekan:tidak ada
Benjolan/massa :tidak ada Vena jugularis……………
3.Dada : Jantung : Inspeksi :tidak ada kelianan
Palpasi :tidak terapa benjolan
Perkusi :tidak terdapat bunyi tmbahan
Auskultasi :terdapat bunyi tambahan takipdia
Paru : Inspeksi :tidak ada kelainan
Palpasi :tidak ada nyeri tekan
Perkusi :S1 s2 tunggal
Auskultasi :terdpat bunyi ronkhi
4. Payudara dan Ketiak :
Benjolan/massa :tidak ada Nyeri/nyeri tekan :tidak ada, Bengkak :tidak ada

5.Abdomen :
Inspeksi :tidak ada kelainan
Auskultasi :suara timpani 24x/m
Palpasi :tidak ada nyeri tekan
Perkusi :tidak terdengar suara tambahan
6. Genetalia :
Inspeksi :tidak ada kelainan,tidak ada kemerahan
Palpasi :tidak ada nyeri tekan

7. Ekstremitas : Kekuatan otot :3/3 3/3


Kontraktur :tidak ada Pergerakan :baik
Deformitas :tidak kelainan Pembengkakan :tidak ada.
Nyeri/nyeri tekan :tidak ada nyeri tekan.
Pus/luka :tidak ada

8. Kulit : Warna :khas


Turgor :lemab
CRT >3dtk

25
26

15. Hasil Pemeriksaan Penunjang


Laboratorium
Hemoglobin 12.0 g/d
LEritrosit 5.60 10^6/uL,
Hematokrit 39.9%
Monosit 10.8%
Neutrofil 3.25 10^3/uL
Limfosit 7.79 10^3/uL
Trombosit 276 10^3/uL

Radiologi
Ekg

16. Terapi Pengobatan


Aspirin, rivaxaban,warfarin

D5 ½ NS 1000cc/24 jam (14 tetes per menit)

17. Kesimpulan

Pasien mengharapkan akan sembuhan agar bisa bermainkmebali dengan teman-teman

Malang.
Pengkaji

26
27

A. ANALISIS DATA

HARI/TGL : 04/06/2021
NO DATA PENYEBAB MASALAH KEPERAWATAN
DS : Peningkatan frekuensi Penurunan curah jantung
anak G mengatakan jantung
berdebar debar cepat

DO :
- Keadaan umum lemah
-Nadi 150 x/menit,rr18x//m
-Irama tidak teratur
- Nadi teraba lemah - Kulit lembab
- Ekstremitas dingin - CRT > 3
detik - Hb 11,4 g/dL - SPO2 98 %
takikardia

DS :
Pasien mengeluh lemas dan pusing Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas
suplai dan kebutuhan
DO : oksigen
- Pasien tampak lemah
- Semua ADL (toileting, personal
hygiene) dibantu oleh perawat dan
keluarga
- Perubahan EKG:
supraventrikular takikardi
therapy infuse Nacl 0,9% drip
amiodoron 7 tpm

27
28

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN NAMA DANTANDA


TANGAN
1 04/06/2021 Penurunan curah jantung b/d Peningkatan frekuensi

2 04/06/2021 Intoleransi aktivitas b/d Ketidakseimbangan suplai


dan kebutuhan oksigen.

28
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI
NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH (KMB)
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No.
Diagnosa NOC Intervensi (NIC)
Dx
1 Penurunan curah jantung b/d Curah jantung Perawatan jantung
peningkatan frekuensi
Palpitasi Observasi
Takikardia -identifikasi tanda/gejala perifer penrunan curah jantung dispnea,kelelahan,edema ortopname)
Dispnea -identifikasi tanda atau gejala sekunder penurunan curah jantung (peningkatan berat
badan,hematomegali,distensi vena jugularis,palpitasi,ronkhi basah,kulit pucat).
Batuk -monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik jika perlu)
Gambaran EKG aritmia -monitor saturasi oksigen
Mumur jantung Terapiutik
Pucat -posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi
Hematomegali -berikan terapi relaksasi untuk mengurangi tress,jika perlu
Lelah -berikan jukungan emosional dan spiritual
Origularia Edukasi
Kekuatan nadi perifer -anjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi
-anjurkan berhenti merokok
Kaloborasi
-kaloborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
-rujuk ke program rehabitasi jantung

No.
Diagnosa NOC Intervensi (NIC)
Dx
2 Intoleransi aktivitas b/d Toleransi aktifitas L.05047 Terapi aktifitas 1.05186
Ketidakseimbangan suplai dan

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI
NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH (KMB)
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

kebutuhan oksigen
Frekuensi nadi Observasi
Saturasi oksigen -identifikasi defisit tingkat aktifitas
Kemudahan dalam melakukan - identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktifitas tertentu
aktifitas sehari-hari
Keluhan lelah -monitor respon emosional,fisik,sosial,dan spiritual terhadap aktifitas
Perasaan lemah Terapiutik
Aritmia saat aktifitas -fasilitas fokus pada kekmampuan bukan defisit yang di alami
Aritmia setelah aktifitas -fasilitsi makna aktifitas yang di pilih
Sianosis -fasilitasi memilih aktifitas dan tetapkan tujuan aktifitas yang konsisten sesuai kemampuan fisik,
emosional,psikologis dan social
Tekanan darah -libatkan keluarga dalam beraktifitas
Frekuensi napas -berikan penguatan positif atas partisipasi dalam beraktifitas
EKG iskemia -koodinasikan pemilihan aktifitas sesuai usia
Warna kulit Edukasi
-jelaskan metoe aktifitas sehari-hari jika perlu
-anjurkan terlibat dalam aktifitas kelompok atau terapi jika perlu
-ajarkan cara melakukan aktifitas yang dipilih

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI
NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH (KMB)
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

D. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA & TANDA


NO TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANGAN
PERAWAT
1 04/06/2021 08.00 Perawatan jantung Ancelalo

 identifikasi tanda/gejala perifer penrunan curah jantung


dispnea,kelelahan,edema ortopname)
 -identifikasi tanda atau gejala sekunder penurunan curah jantung
 monitor saturasi oksigen
 posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau
posisi
 kaloborasi pemberian antiaritmia, jika perlu

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI
NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH (KMB)
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

NAMA & TANDA


NO TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANGAN
PERAWAT
2 04/06/2021 09.00 Terapi aktivitas ancelalo
 identifikasi defisit tingkat aktifitas
 fasilitas fokus pada kekmampuan bukan defisit yang di alami
 libatkan keluarga dalam beraktifitas
 jelaskan metode aktifitas sehari-hari jika perlu
 identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktifitas tertentu

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI
NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH (KMB)
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

E. EVALUASI

DIAGNOSA
NO Nama
KEPERAWATAN Evaluasi
terang
1 Penurunan DS : anak G mengatakan jantung berdebar sangat cepat sudah tidak ANCELALO
curah jantung
terasa
b/d
peningkatan
frekuensi
DO : keadaan umum baik
Nadi 100 x/menit,rr18x//m
Irama jantung teratur
Nadi teraba - Kulit cerah
Ekstremitas dingin - CRT <2dtk SPO2 98 %

A : masalah teratasi

P :hentikan intervensi

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI
NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH (KMB)
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

DIAGNOSA
NO Nama
KEPERAWATAN Evaluasi
terang
Intoleransi aktivitas DS : ANCELALO
Pasien mengatakan masih masih merasa pusing,tidak mampu
b/d
beraktivitas
Ketidakseimbangan
suplai dan
DO :
kebutuhan oksigen. - Pasien tampak lemah
- Semua ADL (toileting, personal hygiene) dibantu oleh perawat dan
keluarga
- Perubahan EKG: supraventrikular takikardi
therapy infuse Nacl 0,9% drip amiodoron 7 tpm

A : masalah belum teratasi

P :lanjutkan intervensi

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN & PROFESI
NERS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH (KMB)
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

Malang,04/06/2021
Mengetahui,
Pembimbing Klinik
Mahasiswa

(.......................................................)
(YUNITA ANCE LALO)
NIM. 2020611048

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


36

RESUM 1
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama klien : An. F Tgl MRS: 12 april 2021


Diagnosa medis : DHF
Tgl pengkajian: 13 april 2020
No . reg : 9888
Data Data Masalah Intervensi Implementasi Evaluasi
subyektif obyektif keperawatan
Ibu klien -pasien hipertermia Manajamen hipertermia Observasi S:
mngatakan tampak Observasi  Mengidentifikasi penyebab Ibu klien mngatakan
anaknya lemas  Identifikasi penyebab hipertermia anaknya sudah tidak
demam -Mukosa hipertermia  Memonitor suhu tubuh demam
sudah bibir kering  Monitor suhu tubuh  Memonitor kadar elektrolit O:
sejak 6 hari - suhu 39  Monitor kadar elektrolit  Memonitor haluan urine -pasien tampak
yang lalu  Monitor haluan urine Terapeutik berenergi
Terapeutik  Menyediakan lingkungan yang dingin -Mukosa bibir lembab
 Sediakan lingkungan yang  Melonggarkan atau lepaskan pakaian - suhu 6
dingin  Memberikan cairan oral A : Masalah teratasi
 Longgarkan atau lepaskan  Mengganti linen setiap hari atau lebih P : hrntikan intervensi
pakaian sering

36
37

 Berikan cairan oral  Menghindari pemberian antipiretik


 Ganti linen setiap hari atau Edukasi
lebih sering  Menganjurkan tirah bareng
 Hindari pemberian antipiretik Kolaborasi
Edukasi  Mengkolaborasi pemberian cairan dan
 Anjurkan tirah bareng elektrolit intravena
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena

37
38

RESUM 2
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama klien : An. K


Diagnosa medis : Anemia Tgl pengkajian: 27 april 2021
No . reg : 66654
Data Data obyektif Masala Intervensi Implementasi Evaluasi
subyektif h
kepera
watan
Ibu pasien -klien terlihat Pola Manajamen jalan napas Observasi S:
mengatakan menggunakan napas  Memonitor pola ibu pasien
Observasi
anaknya oto bantu tidak napas mengatakan
sesak nafas pernafasan efektif  Memonitor bunyi anaknya
 Monitor pola napas
-klien terlihat napas sudah tidak
 Monitor bunyi napas
bernapas  Memonitor sesak napas
 Monitor sputum
menggunakan sputum O:
cuping hidung Terapeutik -klien sudah
-terdapat syok Terapeutik tidak
hipovolemik  Pertahanakan menggunakan
 Mempertahanaka
-HR kepatenan jalan oto bantu
n kepatenan jalan
100*/menit napas napas
napas
-RR 28*/menit  Berikan minum -klien sudah
 Memberikan
hangat tidak bernapas
minum hangat
 Lakukan fisioterapi menggunakan
 Melakukan
dada cuping hidung
fisioterapi dada
 Lakukan -tidak terdapat
 Melakukan
penghisapan lendir syok
penghisapan
kurang dari 15 detik hipovolemik
lendir kurang dari
 Lakukan HR
15 detik
hiperoksigenasi 100*/menit

38
39

sebelum  Melakukan -RR


penghisapan hiperoksigenasi 28*/menit
endotrakeal sebelum A : Masalah
penghisapan teratasi
Edukasi
endotrakeal sebagian
P : hentikan
 Anjurkan asupan
Edukasi intervensi
cairan 2000 ml/hari
 Menganjurkan
Kolaborasi
asupan cairan
2000 ml/hari
 Kolaborasi
pemberian
Kolaborasi
bronkodilator.
Megkolaborasi
pemberian
bronkodilator.

RESUM 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
39
40

Nama klien : An.D


Diagnosa medis : leukimia akut Tgl pengkajian: 13 januari 2021
No . reg : 55423
Data subyektif Data obyektif Masala Intervensi Implementasi Evaluasi
h
kepera
watan
-menggunakan Pola Manajamen jalan napas Observasi S:
Ibu pasien oto bantu nafas napas  Memonitor pola Ibu
Observasi
mengatakan -CRT≥3 detik tidak napas mengatakan
anaknya sesak -konjungtiva efektif  Memonitor bunyi anaknya
 Monitor pola
nafas, demam, anemis napas sudah tidak
napas
-akral dingin  Memonitor sesak dan
 Monitor bunyi
BB klien turun sputum demam
napas
-teradapat O:
 Monitor sputum
pembesaran Terapeutik
-tidak
limfa Terapeutik menggunakan
 Mempertahanaka
N: 80 oto bantu
n kepatenan jalan
Suhu : 38,6  Pertahanakan
nafas
napas
Hb: 6,7 gr/dl kepatenan jalan
-CRT 1 detik
 Memberikan
Leukosit napas
-konjungtiva
minum hangat
70.500ml.  Berikan minum tidak anemis
 Melakukan
hangat -akral hangat
fisioterapi dada
 Lakukan BB klien
 Melakukan
fisioterapi dada meningkat
penghisapan
 Lakukan -tidak ada
lendir kurang dari
penghisapan lendir pembesaran
15 detik
kurang dari 15 limfa
 Melakukan
detik N: 80
hiperoksigenasi
 Lakukan Suhu : 36

40
41

hiperoksigenasi sebelum Hb: 2 gr/dl


sebelum penghisapan Leukosit
penghisapan endotrakeal 70.500ml.A:
endotrakeal masalah
Edukasi
teratasi
Edukasi
P: hentikan
 Menganjurkan
 Anjurkan asupan asupan cairan intervensi

cairan 2000 2000 ml/hari


ml/hari
Kolaborasi
Kolaborasi
 Megkolaborasi
 Kolaborasi pemberian
pemberian bronkodilator.
bronkodilator.

41

Anda mungkin juga menyukai