Anda di halaman 1dari 7

Nama : Kharisma Ika Pratiwi

NIM : 191331014

JAWABAN !

1. Jawabanya Ada, Undang-undang No. 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan Kerja


mengendalikan dengan jelas mengenai kewajiban pimpinan tempat kerja serta pekerja
dalam melakukan keselamatan kerja.
Dan Juga Undang-undang nomer 23 tahun 1992 mengenai Kesehatan Mengenai
Kesehatan Kerja pun mengutamakan pentingnya kesehatan kerja agar tiap-tiap pekerja
bisa bekerja dengan sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan orang lain.

2. Pemilihan APD untuk mencegah infeksi virus Corona tidak bisa dilakukan sembarangan.
APD yang ideal untuk mencegah dan melindungi tubuh dari paparan virus Corona
memiliki kriteria tertentu, yakni:

 Mampu melindungi tubuh dari percikan dahak yang mengandung virus Corona
 Tidak mudah rusak
 Ringan dan tidak membatasi gerak atau menimbulkan rasa tidak nyaman
 Mudah dibersihkan

APD yang digunakan Seperti : Masker, Pelindung mata, sarung tangan, APD medis,
sepatu pelindung dll

3. Faktor penyebab kecelakaan kerja bisa dibagi menjadi tiga, yaitu faktor manusia, faktor
lingkungan, dan faktor peralatan. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat dalam
pekerjaan, baik itu perusahaan yang mempekerjakan, pekerja, hingga orang-orang sekitar
perlu memahami prosedur keselamatan kerja.

Pemicu kecelakaan kerja yang lazim berlangsung ialah disebabkan oleh perilaku yang tidak
aman seperti berikut:

 Sembrono serta tidak hati – hati


 Tidak patuhi ketentuan
 Tidak ikuti standard mekanisme kerja.
 Tidak menggunakan alat pelindung diri
 Keadaan badan yang lemah
 Langkah efisien untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yaitu dengan hindari
terjadinya lima perilaku tidak aman yang sudah dijelaskan diatas.

4 Tentunya ada, sebab K3 tersebut ialah bagian yang menjadi sisi dari JAMSOSTEK. Dalam
perihal ini, K3 yang dapat disiapkan perusahaan contohnya alat keselamatan kerja seperti
helm, rompi, sepatu, dll. Sedang JAMSOSTEK adalah program yang diperuntukkan untuk
memberi dukungan penerapan skema K3 dalam tiap-tiap perusahaan, yang tidak langsung
bisa disiapkan perusahaan. Seperti Agunan Kecelakaan Kerja (JKK), Tabungan Hari Tua, serta
Agunan Kematian (JK).
5. Menurut teori ini disebutkan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja :

– Faktor Manusia

Umur

Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental,
kemampuan kerja, dan tanggung jawab seseorang.

Jenis Kelamin

secara anatomis, fisiologis, dan psikologis tubuh wanita dan pria memiliki perbedaan sehingga
dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian dalam beban dan kebijakan kerja, diantaranya yaitu
hamil dan haid. Dua peristiwa alami wanita itu memerlukan penyesuaian kebijakan yang
khusus.

Masa kerja

Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif. Memberi pengaruh
positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin
berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya, akan memberi pengaruh negatif
apabila dengan semakin lamanya masa kerja akan timbul kebiasaan pada tenaga kerja. Hal ini
biasanya terkait dengan pekerjaan yang bersifat monoton atau berulang-ulang.

Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka mereka cenderung untuk menghindari
potensi bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Perilaku

sikap terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan praktik kerja yang aman bisa menjadi hal yang
penting karena ternyata lebih banyak persoalan yang disebabkan oleh pekerja yang ceroboh
dibandingkan dengan mesin-mesin atau karena ketidakpedulian karyawan.

Faktor Lingkungan

Kebisingan
Suhu Udara
Penerangan
Lantai licin

Faktor Peralatan
- Kondisi mesin
- Letak mesin
Contoh : Kecelakaan kerja di sebabkan karena Human eror

Empat pekerja cleaning servis di pabrik gula Rafinasi PT Darma Pala Usaha Sukses,
Cilacap, Jawa Tengah, tewas setelah tersiram air panas didalam tangki. Satu pekerja
lainnya selamat namun mengalami luka parah. Diduga kecelakaan ini akibat operator
kran tidak tahu masih ada orang di dalam tangki. Dalam hal ini, kesalahan terletak
pada operator kran. Menanggapi kecelakaan yang telah menewaskan empat orang
tersebut, seharusnya sang operator kran bersikap lebih hati-hati dan teliti.

6. Masa kerja adalah kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja disuatu tempat. Masa
kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif. Memberi pengaruh positif
pada kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin
berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya, akan memberi pengaruh
negatif apabila dengan semakin lamanya masa kerja akan timbul kebiasaan pada
tenaga kerja. Hal ini biasanya terkait dengan pekerjaan yang bersifat monoton atau
berulang-ulang.

7. Cara Membudayakan Keselamatan di Tempat Kerja

1. Cara kerja yang aman dan sehat sangat penting diperhatikan


2. Desain area kerja yang aman
3. Selalu Menjaga kebersihan area kerja
4. Libatkan karyawan
5. Memberikan Instruksi kerja yang jelas.
6. Pesan pesan keselamatan dalam bekerja sangat penting bagi karyawan.

8. Tindakan tidak aman adalah tindakan yang dapat membahayakan pekerja itu
sendiri maupun orang lain yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Sebagian
besar kecelakaan terjadi karena kelalaian/ketidaktahuan manusia/pekerja dan
sebagian kecil dikarenakan factor lain. Sebab sebab pekerja melakukan tindakan
tidak aman/ Unsafe Action:

1. Karena tidak tahu.

Pekerja kurang/ketidaktahuan bagaimana melakukan pekerjaan dengan aman atau


potensi bahaya yang akan terjadi sehingga menyebabkan terjadi kecelakaan.

2. Karena tidakmampuan

Yang bersangkutan telah mengetahui cara yang aman terhadap potensi bahayanya,
tapi karena ketidakmampuannya/kurang terampil sehingga pekerja tersebut
melakukan kesalahan dan kegagalan sehingga terjadilah kecelakaan.

3. Kurang Perduli/kesadaran
Sedangkan kondisi tidak aman adalah adalah situasi atau keadaan yang tidak
langsung disebabkan oleh tindakan atau ketidaksengajaan dari satu atau lebih
karyawan pada suatu lokasi yang dapat menyebabkan celaka atau cedera jika kondisi
tersebut tidak diperbaiki. Berikut beberapa kondisi tidak aman yang berpotensi
menimbulkan insiden kecelakaan.

1. Material/barang yang tidak tertata dengan rapi


2. Akses jalan yang terhalang
3. Banyaknya kabel power tergenang air
4. Banyak pekerjaan didalam satu tempat yang berbeda jenis pekerjaan, seperti:
diatas kegiatan gouging dan dibawah ada kegiatan lainnya sehingga pancaran
material panas dapat mencedarai pekerja dibawahnya, atau disatu tempat
proses painting dan welding yang dapat memicu api/ledakan.
5. Menggerinda dilokasi ada gas yang mudah meledak/terbakar.
6. Merokok dilokasi berdebu atau gas mudah terbakar
7. Banyak sampah dilokasi kerja yang tidak pada tempatnya

Contohnya : Berjalan dibukan tempat berjalan biasa, contoh: diatas pipa yang
tidak terpasang pengaman jatuh

Ruang lingkup pengawasan kesehatan kerja, meliputi;


a. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
b. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kerja tenaga kerja (awal, berkala, khusus, purna
bhakti)
c. Pelaksanaan P3K
d. Pelaksanaan Gizi Kerja
e. Pelaksanaan pemeriksaan syarat-syarat ergonomic
f. Pelaksanaan pelaporan (PKK, Pemeriksaan Kesehatan tenaga kerja, PAK

9. Salah satu tujuan dari pemeriksaan berkala adalah deteksi dini penyakit sehingga
dapat diatasi dengan lebih cepat, tepat dan efisien. Dengan upaya ini juga bisa menjadi
masukan untuk perusahaan apakah penempatan pekerja sudah sesuai dengan
kondisi fisik pekerja..

Dengan pemeriksaan berkala yang baik, dimulai dari pra-kerja diikuti dengan
pemeriksaan tahunan sampai purna bakti diharapkan kejadian penyakit akibat kerja
ataupun penyakit yang dapat menurunkan produktifitas dapat diminimalkan dan
pekerja sendiri dapat berasa nyaman dan aman dengan pekerjaan yang dilakukan serta
perusahaan mendapatkan keuntungan dengan tetap terjaga kesinambungan
produksinya.

10. SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.
5 Prinsip dasar dalam penerapan SMK3 sesuai dengan kebijakan Nasional yang
harus diterapkan oleh perusahaan adalah:

1. Penetapan kebijakan K3;

 Penyusunan Kebijakan K3:


 Penetapan Kebijakan:
 Pelaksanaan No.2 diatas harus: a s/e
 Peninjauan ulang no.3
 Komitmen tingkatan pimpinan
 Peran serta pekerja & orang lain di tempat

2.Perencanaan K3;

 Rencana K3 berdasarkan: penelahaan awal, HIRA, peraturan & sumber daya


 Rencana K3 memuat: tujuan & sasaran, skala prioritas, upaya pengendalian
bahaya, penetapan sumber daya, jangka waktu pel, indikator pencapaian, sistem
pertanggung jawaban

3.  Pelaksanaan rencana K3

 Penyediaan SDM : perusahaan berkewajiban untuk memiliki SDM yang


berkompeten dan bersertifikat sesuai peraturan perundangan
 Penyediaan sarana & prasarana : Organisasi/unit K3, Anggaran, Prosedur kerja,
informasi, pelaporan, pendokumentasian, Instruksi kerja

Kegiatan pelaksanaan meliputi:

 Tindakan pengendalian risiko kec. & PAK


 Perancangan dan rekayasa
 Prosedur & instruksi kerja
 Penyerahan sbg Pelaksana Pekerjaan
 Pembelian/Pengadaan Barang dan Jasa
 Produk  Akhir
 Keadaan Darurat Kec. dan Bencana Industri
 Rencana & Pemulihan Keadaan Darurat

4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3;

 Pemeriksaan, Pengujian dan Pengukuran


 Audit Internal SMK3

5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3

 Tinjauan ulang secara berkala dengan melakukan Rapat Tinjauan Manajemen


 Dapat mengatasi implikasi K3
11. Menurut saya Pandemi Covid-19 belum juga bisa dikatakan berakhir, namun kehidupan
harus terus berjalan. Apakah kita mau terus hidup dengan pembatasan? Mengisolasi diri di
rumah terus menerus? Sudah pasti jawabannya tidak. Tentunya kita ingin kembali bekerja,
belajar, dan beribadah, serta bersosialisasi/beraktivitas agar bisa produktif di era pandemi ini.
Jika hal tersebut tidak dilakukan, cepat atau lambat akan berdampak pada berbagai sektor,
baik sosial, budaya, pertumbuhan ekonomi akan mengalami perlambatan, industri tidak
berjalan, atau masyarakat kehilangan penghasilan. 

dengan diberlakukannya new normal,  kita mulai melakukan aktifitas di luar rumah dengan
tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah diatur oleh pemerintah, yaitu memakai masker
bila keluar dari rumah, sering mencuci tangan dengan sabun, dan tetap menjaga jarak serta
menghindari kerumunan orang untuk mencegah penularan virus corona.

12. Menurut saya program pendeteksi Virus Covid 19 ini cukup efeketif hanya sangat
disayangkan harganya tidak ekonomis sehingga membuat masyarakat menjadi ga terlalu
tertarik untuk mengikuti rapid test tsb, apalagi untuk golongan menengah kebawah mereka
lebih baik melakukan perawatan di rumah daripada harus rapid, seharusnya pemerintah bisa
mengcover biayanya melalui BPJS. Dengan seperti itu masyarakat tanpa ragu melakukan test
dan bisa segera ditangani jika ada yang reaktif/positif.

Anda mungkin juga menyukai