Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wanita dalam menjalankan perannya sebagai seorang ibu memiliki

pengaruh besar dalam menentukan generasi bangsa yang akan menjadi

penerus bangsa berikutnya, baik dimulai dalam persiapan kehamilan,

persalinan, pola asuh bayi, anak hingga sang buah hati menuju dewasa dan

dapat menentukan masa depannya. Hal ini tidak lepas dari pola asuh dan

kesiapan seorang wanita menjadi seorang ibu. Kesiapan menjadi seorang ibu

salah satunya dipengaruhi oleh batas usia seorang ibu dalam melangsungkan

pernikahan dimana seorang wanita harus dikatakan siap baik secara psikis

maupun psikologis (Kusmiran, 2011).

Batas usia dalam melangsungkan pernikahan adalah penting atau

dapat dikatakan sangat penting. Hal ini disebabkan karena dalam pernikahan

menghendaki kematangan psikologis, ekonomi dan sosial. Usia pernikahan

yang terlalu dini dapat mengakibatkan meningkatnya kasus perceraian karena

kurangnya kesadaran untuk bertanggung jawab dalam kehidupan berumah

tangga bagi suami istri. Pernikahan yang sukses sering ditandai dengan

kesiapan memikul tanggung jawab. Begitu memutuskan untuk menikah,

mereka siap menanggung segala beban yang timbul akibat adanya

pernikahan, baik yang menyangkut pemberian nafkah, pendidikan anak,

maupun yang terkait dengan perlindungan, pendidikan serta pergaulan yang

1
2

baik dan dapat menentukan generasi penerus bangsa. Hal ini sangat

dipengaruhi oleh kesiapan seseorang dalam menghadapi pernikahan

(Puspitasari, 2006).

Fenomena menikah pada usia dini (early marriage) masih sering di

jumpai di negara berkembang. Di Indonesia pernikahan usia dini masih sering

kita jumpai khususnya di daerah pedesaan. Berdasarkan riset kesehatan dasar

(riskesdas) tahun 2010, pernikahan dini dan ekperimentasi seksual pada usia

dini merupakan masalah yang terjadi di Indonesia. Masalah ini harus

diselesaikan dengan pengembangan program khusus untuk kaum muda dalam

hal kesehatan dan pendidikan seksual (Riskesdas, 2010).

Menurut Departemen Kesehatan (2010) berdasarkan data riskesdas

2010 menunjukan bahwa remaja putri di Indonesia dengan usia 10 – 14 tahun

menikah pada tahun 2010 sebanyak 0,2 %. Meskipun proporsi kecil, hal ini

menunjukan bahwa lebih dari 22.000 remaja putri usia 10 – 14 tahun sudah

menikah. Jumlah dari remaja putri usia 15 – 19 tahun yang menikah lebih

besar jika dibandingkan dengan remaja putra usia 15 – 19 tahun, yaitu 11,7 %

dibandingkan dengan 1,6%. Selain itu, diantara kelompok umur perempuan

20 – 24 tahun lebih dari 56,2% sudah menikah.

Di Provinsi Yogyakarta masih ditemui kejadian pernikahan dini salah

satunya di Kabupaten Bantul. Kabupaten Bantul menduduki angka yang

cukup tinggi, sampai dengan Bulan November 2012, berdasarkan data dari

Kementerian agama Bantul, terdapat pernikahan dini sebanyak 98 pasang.

Kecamatan Dlingo menduduki peringkat atas dalam hal pernikahan dini. Di


3

daerah tersebut tampak adanya praktik pernikahan usia dini yang cukup tinggi

dan kehamilan di bawah usia 20 tahun. Pada Forum Group Discussion (FGD)

yang diadakan di Kecamatan Dlingo sebagian besar peserta belum pernah

mendapatkan informasi secara formal tentang kesehatan reproduksi.

Pengetahuan mereka peroleh dari teman-teman sebaya dan internet (Kompas,

2012).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, diperoleh

laporan berdasarkan catatan yang terdapat di kantor Kelurahan Desa Muntuk

bahwa dalam kurun waktu 1 tahun terakhir yaitu dari bulan Januari –

Desember 2012 jumlah kejadian pernikahan dini pada remaja putri sejumlah

22 kasus dengan jumlah total remaja di Desa Muntuk yaitu sebanyak 865

remaja, laki – laki sebanyak 395 remaja, perempuan sebanyak 470 remaja.

Berdasarkan uraian latar belakang dan studi pendahuluan tersebut di

atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui “ Faktor – Faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian Pernikahan Dini Pada Remaja Putri Di Desa

Muntuk Kecamatan Dlingo Tahun 2013”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : “Faktor – faktor apa saja yang berhubungan dengan

kejadian pernikahan dini pada remaja putri di Desa Muntuk Kecamatan

Dlingo Tahun 2013 ?”


4

C. Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini ada dua meliputi:

1. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian

pernikahan dini pada remaja putri di Desa Muntuk Kecamatan Dlingo

Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus :

a. Untuk mengidentifikasi kejadian pernikahan dini pada remaja putri di

Desa Muntuk Kecamatan Dlingo Tahun 2013.

b. Untuk mengetahui hubungan faktor ekonomi terhadap kejadian

pernikahan dini di Desa Muntuk Kecamatan Dlingo Tahun 2013.

c. Untuk mengetahui hubungan faktor pendidikan terhadap kejadian

pernikahan dini di Desa Muntuk Kecamatan Dlingo Tahun 2013.

d. Untuk mengetahui hubungan faktor peran orang tua terhadap kejadian

pernikahan dini di Desa Muntuk Kecamatan Dlingo Tahun 2013.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

khususnya dalam ilmu kebidanan terutama tentang faktor – faktor yang

berhubungan dengan kejadian pernikahan dini pada remaja putri di Desa

Muntuk Kecamatan Dlingo Tahun 2013.


5

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Akademi Kebidanan Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana

sebagai sarana memperkaya ilmu kebidanan terutama tentang faktor –

faktor yang berhubungan dengan kejadian pernikahan dini pada remaja

putri di Desa Muntuk Kecamatan Dlingo Tahun 2013.

b. Bagi Peneliti

Dapat membuka wawasan tentang faktor – faktor yang

berhubungan dengan kejadian pernikahan dini pada remaja putri di

Desa Muntuk Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Tahun 2013.

c. Bagi Masyarakat

Dapat menambah pengetahuan tentang faktor – faktor yang

berhubungan dengan kejadian pernikahan dini pada remaja putri di

Desa Muntuk Kecamatan Dlingo Tahun 2013.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian serupa yang berkaitan tentang masalah pernikahan dini pernah

diteliti oleh :

1. Rafidah (2007) mengadakan penelitian tentang “Faktor – Faktor yang

Berhubungan dengan Pernikahan Pada Usia Dini di Purworejo”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan

dengan kejadian pernikahan dini di Purworejo. Penelitian ini

menggunakan observasional dengan metode cross sectional. Lokasi


6

penelitian ini adalah di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Penelitian ini

menggunakan teknik analisa data dengan deskriptif kuantitatif dan

kualitatif. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan faktor ekonomi,

pendididkan, orang tua, media, adat atau budaya dengan kejadian

pernikahan dini di Purworejo. Dengan variabel bebas dan variabel terikat,

serta analis multi variabel dengan analisis regresi logistik. Perbedaan

penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada variabel peneliti,

jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian. Sementara persamaan

penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah menggunakan

observasional analitik dan meneliti tentang faktor – faktor yang

berhubungan dengan kejadian pernikahan dini.

2. Puspitasari (2006), dengan judul “Perkawinan usia muda : Faktor – Faktor

Pendorong dan Dampaknya Terhadap Pola Asuh Keluarga di Desa

Mandalagiri Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya”. Metode

yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif.

Subyek penelitian ini terdiri dari 7 pasangan suami – istri yang telah

melangsungkan perkawinan pada usia muda. Perbedaan penelitian

tersebut dengan penelitian ini adalah terletak pada tempat, waktu

penelitian, metode yang digunakan. Persamaan penelitian tersebut dengan

penelitian ini adalah mengenai pernikahan usia muda, instrument

penelitian yang digunakan.


7

3. Sandra Dewi Kurnia (2012), dengan Judul “Hubungan Pengetahuan

Remaja tentang Pernikahan Usia Muda dengan Niat untuk Menikah Muda

di SMP Negeri 1 Campaka Kabupaten Cianjur” Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional.

Sampel dalam penelitian ini adalah remaja yang merupakan siswa-siswi

SMPN 1 Campaka Kabupaten Cianjur kelas VIII dengan jumlah 160

orang yang diambil dengan metode propotionate random sampling. Hasil

analisis menunjukkan sebagian responden (46,90%) memiliki

pengetahuan yang cukup tentang pernikahan usia muda dan hampir

seluruh responden (81,87%) memiliki niat lemah untuk menikah muda.

Hasil analisis bivariat dengan spearman rank didapatkan terdapat

hubungan antara pengetahuan remaja tentang pernikahan usia muda

dengan niat untuk menikah muda. Persamaan : memperoleh data dengan

kouisoner. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak

pada Judul penelitian, metode penelitian, tempat dan waktu yang

digunakan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai