Anda di halaman 1dari 9

PERBEDAAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN BOOKLET DAN

VIDEO TERHADAP KETERAMPILAN DETEKSI DINI KANKER


PAYUDARA PADA WANITA USIA SUBUR

Differences of Booklet Health Promotion Media and Video on


Early Detection Skills Breast Cancer in Productive Age Women.

Mei Fatimah1), Mujahidatul Musfiroh2)


*)Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

meyfatimah21@gmail.com
mujahidatul_m@staff.uns.ac.id

ABSTRACT

Background: The high prevalence of breast cancer in Indonesia needs prevention


through early detection of Breast Self-Examination (BSE). Either health promotion
media visual (booklet) or audiovisual (video) will facilitate the delivery and acceptance
of information. The purpose of this study is to know the differences of booklet and video
to the BSE skills in productive age women.
Method: This type of research is a quasi experiment using The Nonequivalent Control
Group Design. The sampling technique used total sampling, and there are 30 samples,
that have been divided into groups of 15 subject using booklets and 15 subject using
videos. Data collection using questionnaires.
Outcome: The result of unpaired T test, the average BSE skils of video is 8.20 and it is
higher than the booklet 5.00 with mean 3.20. Value significancy (p) = 0.000.
Conclusion: There is difference between booklet and video media in improving breast
cancer early detection skills in productive age women.

Keywords: BSE Skills, Video, Booklet

PENDAHULUAN 2014. Data dari Dinas Kesehatan


Surakarta, angka kejadian kanker
Data Riset Kesehatan Dasar tahun payudara tertinggi di wilayah Puskesmas
2013, prevalensi kanker payudara di Sangkrah, sebanyak 38 kasus dengan
Indonesia mencapai 0,5 per 1000 cakupan deteksi dini paling tinggi yaitu
perempuan[8]. Prevalensi dan estimasi 329 (31,1 %) kasus dari total 1.057 kasus
jumlah penderita penyakit kanker yang ditemukan melalui deteksi dini.
payudara pada penduduk semua umur di
provinsi Jawa Tengah tahun 2013 Tingginya prevalensi kanker
sebesar 11.511 jiwa[8]. Angka kejadian payudara di Indonesia perlu dicermati
kanker payudara di Surakarta pada tahun dengan tindakan pencegahan melalui
2015 sebesar 9.320 kasus, meningkat deteksi dini yaitu melakukan pemeriksa-
sebanyak 4.377 kasus (88,5%) an payudara sendiri (SADARI) pada
dibandingkan angka kejadian pada tahun wanita diatas 20 tahun. Diagnosis kanker

37
di Indonesia 80% ditemukan pada Penelitian ini dilaksanakan di RW 1
stadium lanjut yaitu stadium III dan IV kelurahan Kedunglumbu wilayah kerja
sehingga untuk penanganan akan sangat Puskesmas Sangkrah Surakarta pada
sulit. Deteksi dini memegang peranan bulan Maret 2017 - April 2017. Populasi
penting karena semakin awal ditemukan dalam penelitian ini adalah wanita usia
kanker payudara, semakin mudah subur yang berumur 25-35 tahun
pengobatan, semakin baik hasilnya dan sebanyak 30 orang. Pada penelitian ini
semakin murah biayanya[13]. menggunakan total sampling. Peneilitian
ini dilakukan dengan cara membagi
Kesadaran individu dalam melaku-
kelompok menjadi 2 yaitu kelompok
kan tindakan SADARI dengan benar
booklet dan video. Selanjutnya dilakukan
dipengaruhi oleh pemahaman individu
pretest SADARI untuk mengetahui
tersebut mengenai kanker payudara dan
keterampilan awal responden. Setelah itu
SADARI. Peningkatan pemahaman
diberikan media yang berbeda pada
individu dapat dilakukan melalui
masing-masing kelompok dan posttest
promosi kesehatan. Keberhasilan
dilakukan 15 hari setelah perlakuan.
promosi kesehatan ditentukan dengan
penggunaan media yang sesuai dengan Instrumen yang digunakan untuk
tujuan dan sasaran kegiatan promosi penelitian ini adalah checklist yang
kesehatan. Penggunaan media yang tepat bersumber dari buku panduan pelaksana-
akan mempermudah penyampaian dan an IVA test dan SADARI yang disusun
penerimaan informasi, dan mencapai oleh Kementerian Kesehatan RI tahun
sasaran yang lebih banyak sehingga 2015. Validitas dan reliabilitas dilakukan
dapat menstimulasi pesan yang diperoleh degan membandingkan antara isi
kepada orang lain[12]. instrumen dengan isi atau rancangan
yang telah ditetapkan oleh Kemenkes RI
Media yang digunakan dalam
tahun 2015. Uji statistik yang dipakai
penyampaian pesan antara lain media
adalah Independent T-Test.
cetak, papan dan elektronik. Booklet
merupakan media penyampaian pesan
kesehatan dalam bentuk buku baik
HASIL PENELITIAN
berupa tulisan maupun gambar. Menurut
Kapti et al. (2013) menyatakan bahwa 1. Data Pretes dan Postes pada Media
media audio visual efektif sebagai media Booklet
penyuluhan kesehatan dalam meningkat- Data keterampilan awal dan data
kan pengetahuan dan sikap ibu[7]. keterampilan sesudah pemberian booklet
didapatkan hasil sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian quasy eksperiment, dengan
desain penelitian menggunakan The
Nonequivalent Control Group Design.

38
Tabel 1. Data Keterampilan Pretes dan Postes dengan Media Booklet
Booklet N Mean Minimum Maksimum p
Pretes Booklet 15 1,00 0 3 0,00
Postes Booklet 15 5,00 3 7
Sumber: Data Primer, 2017
Hasil keterampilan awal SADARI dan skor keterampilan maksimum 7,
(pretes) kepada 15 responden didapatkan dengan nilai mean (5,00).
hasil skor keterampilan minimum 0 dan
2. Data Pretes dan Postes pada Media
skor keterampilan maksimum hanya 3,
Video
dengan nilai mean (1,00). Sedangkan
hasil keterampilan sesudah pemberian Data keterampilan awal dan data
booklet skor keterampilan minimum 3 keterampilan sesudah pemberian video
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2. Data Pretes dan Postes pada Media Video
Video N Mean Minimum Maksimum P
Pretes Video 15 1,27 0 4 0,00
PostesVideo 15 8,20 5 12
Sumber: Data Primer, 2017
Hasil keterampilan awal SADARI hasil keterampilan sesudah pemberian
(pretes) kepada 15 responden didapatkan video skor keterampilan minimum 5 dan
hasil skor keterampilan minimum 0 dan skor keterampilan maksimum 12, dengan
skor keterampilan maksimum hanya 4, nilai mean (8,20).
dengan nilai mean (1,00). Sedangkan

Gambar 1. Pretes dan Postes Keterampilan SADARI pada WUS


dengan Media Booklet dan Video
Berdasarkan gambar 1 di atas, dapat 3. Hasil Uji T-Test Media Booklet dan
dilihat bahwa, peningkatan keterampilan Video
dengan media booklet sebanyak 4, Hasil uji analisis T-Test
sedangkan peningkatan dengan media menunjukkan nilai p = 0,000. Sehingga
video sebanyak 8 dan mampu mencapai hasil uji analisis menunjukkan adanya
skor maksimal yaitu 12.

39
perbedaan antara media booklet dan maka dapat disimpulkan bahwa media
video terhadap Keterampilan SADARI. video memberikan hasil yang lebih baik
dari pada media booklet. Hal ini dapat
Perbedaan nilai mean kedua
dilihat dari diagram skor postes antara
kelompok menunjukkan bahwa nilai
media booklet dan video sebagai berikut:
mean pada kelompok video (8,20) lebih
tinggi dari pada kelompok booklet (5,00)

Gambar 2. Diagram Perbandingan Skor Postes Media Booklet dan Video


minimum 0 dan maksimum 3 dengan
nilai mean 1,00. Sedangkan nilai
PEMBAHASAN
keterampilan awal pada media video
mencapai skor minimum 0 dan
1. Keterampilan SADARI Sebelum maksimum 4 dengan nilai mean 1,27.
(Pretes) Pemberian Media Booklet
dan Video 2. Keterampilan SADARI Setelah
Keterampilan awal perlu dilihat (Postes) Pemberian Media Booklet
untuk mengetahui kemampuan seseorang dan Video
dalam melakukan praktik SADARI Hasil penelitian menunjukkan nilai
sebelum dilakukan intervensi. SADARI keterampilan SADARI kelompok
(Pemeriksaan payudara sendiri) dilaku- booklet setelah diberikan media promosi
kan dengan gerakan mengamati kesehatan mengalami peningkatan,
perbedaan bentuk, ukuran, puting atau namun tidak dapat mencapai keteram-
kerutan atau lekukan pada kulit pilan yang maksimal dengan skor
payudara kanan dan kiri. Serta gerakan tertinggi hanya 7. Selisih nilai mean
palpasi untuk memeriksa adanya pretes dan postes sebesar 4,00 dengan
benjolan pada kedua payudara yang nilai rentang skor keterampilan sebesar
dilakukan dengan gerakan memutar 4. Nilai rerata keterampilan SADARI
searah jarum jam, dari luar ke putting kelompok video setelah diberikan media
dan dari atas kebawah. promosi kesehatan mengalami pening-
katan yang signifikan dan dapat men-
Nilai keterampilan awal sebelum
capai keterampilan yang maksimal
pemberian media promosi kesehatan
dengan skor maksimal 12. Selisih nilai
pada media booklet mencapai skor
mean pretes dan postes sebesar 6,93

40
dengan rentang skor keterampilan pemahaman[7]. Dalam penelitian ini,
sebesar 7. Peningkatan keterampilan nilai rerata keterampilan SADARI
antara pretes dan postes pada keteram- kelompok video setelah diberikan media
pilan SADARI dengan media video promosi kesehatan mengalami
dengan hasil signifikansi sebesar 0,00. peningkatan yang signifikan dan dapat
Peningkatan keterampilan secara umum mencapai keterampilan yang maksimal
meningkat dengan rentang skor yang dengan skor maksimal 12.
besar.
Selisih hasil keterampilan 3. Analisis Perbedaan Media Booklet
SADARI antara media booklet dan video dan Video terhadap Keterampilan
disebabkan karena karakteristik dan SADARI pada WUS
proses penyampaian informasi kedua Keterampilan merupakan kemam-
media tersebut berbeda.
puan seseorang dalam bertindak setelah
Booklet sebagai media visual terlebih dahulu memperoleh
hanya mengandalkan indera penglihatan, pengetahuan dan sikap yang diawali
menurut Dale dalam Arsyad, (2005) dengan melakukan penginderaan
dimana pengalaman belajar hanya terhadap suatu obyek tertentu[12].
dengan membaca saja daya serapnya Penilaian keterampilan kognitif
hanya 10%. Pada media booklet merupakan, penilaian suatu keterampilan
responden mendapat materi hanya dari dengan kegiatan-kegiatan yang
visual saja tanpa gerakan sehingga berurutan, berbentuk prosedural dan
materi yang diberikan kurang menarik, meliputi unsur keterampilan lainnya
dan kurang jelas. Sehingga penerimaan (kognitif dan afektif) [19].
informasi nya menjadi kurang dan Menurut Huclok, (1998) dalam
kemampuan dalam menirukan gerakan Wawan dan Dewi, (2011) keterampilan
SADARI rendah. Nilai rerata keteram- dipengaruhi oleh umur, pendidikan,
pilan SADARI kelompok booklet setelah pekerjaan dan sistem sosial
diberikan media promosi kesehatan [18]
masyarakat . Responden dalam
mengalami peningkatan namun tidak penelitian ini paling banyak adalah
dapat mencapai keterampilan yang tingkat SLTA/SMA yakni sebanyak 15
maksimal dengan skor maksimal hanya ibu (50,00%) dan sebanyak 3 orang
7. (10,00 %) dengan pendidikan terakhir di
Video merupakan media perguruan tinggi. Semakin tinggi
audiovisual yang mengandalkan indra pendidikan seseorang maka akan
penglihatan dan pendengaran dalam semakin mudah dalam menerima
menangkap informasi yang didapatkan. informasi, sehingga akan semakin
Pemilihan media video sebagai media banyak pengetahuan yang dimiliki. Hal
promosi kesehatan tantang keterampilan tersebut mempengaruhi perkembangan
SADARI dapat diterima dengan baik diri dan pengambilan keputusan terhadap
oleh responden, media ini memberikan suatu tindakan. Sehingga pendidikan
penyuluhan dengan menarik dan tidak dapat mempengaruhi pembentukan
monoton. Pada media video menampil- keterampilan seseorang[17].
kan gambar gerak dan suara sehingga Proses dalam pembentukan
mampu memberikan gambaran yang keterampilan melalui pengetahuan,
lebih jelas dan dapat meningkatkan pemahaman, menilai, keterampilan

41
sikap, beinteraksi dan komunikasi dan umur dewasa (26-35 tahun) seseorang
akhirnya akan terbentuk keterampilan kan memiliki pemahaman dan
yang kompleks. Sehingga semakin tinggi penerimaan informasi tentang konseling
pendidikan seseorang, pengetahuannya yang diberikan[6]. Pernyataan tersebut
akan semakin baik, pemahaman akan sesuai dengan hasil penelitian WUS
meningkat, sehingga terbentuk keteram- dengan umur 31-33 tahun memiliki
pilan yang baik[1]. Pernyataan tersebut keterampilan yang baik. Semakin
sesuai dengan hasil penelitian, bahwa dewasa tingkat pemahaman dan
WUS dengan pendidikan terakhir penerimaan semakin tinggi akan
SLTA/SMA dan di perguruan tinggi meningkatkan kemampuan dalam
seluruhnya memiliki pengetahuan dan mempraktekkan materi yang diberikan
keterampilan yang baik. sehingga terbentuk keterampilan yang
baik.
Pekerjaan responden sebagian
besar adalah ibu rumah tangga (66,67%) Salah satu ranah dalam
dan karyawan swasta (26,67%). Menurut keterampilan psikomotorik adalah
Thomas dalam Wawan dan Dewi, (2011) mekanisme (mechanism) yaitu gerakan
pekerjaan merupakan kegiatan untuk yang telah dipelajari sehingga tampil
mencari nafkah, namun di lingkungan dengan meyakinkan dan cakap.
pekerjaan dapat menjadikan seseorang Kemampuan keterampilan ini dicapai
memperoleh pengalaman dan karena latihan berulang-ulang sehingga
pengetahuan baik secara langsung menjadi kebiasaan. Selain berlatih,
maupun tidak langsung[18]. Lingkungan dalam memberikan upaya peningkatan
sosial ibu berpengaruh terhadap proses keterampilan dapat dilakukan dengan
masuknya pengetahuan ke dalam promosi kesehatan dengan menggunakan
individu sehingga membantu pem- media yang sesuai. Penggunaan media
bentukan keterampilan yang berada dapat meningkatkan minat, memungkin-
dalam lingkungan tersebut. Dengan kan adanya interaksi langsung, dapat
bekerja orang akan lebih banyak menanamkan konsep dasar yang benar,
mendapatkan informasi dan pengalaman konkret, dan realistis serta mendorong
yang akan bermanfaat dalam kehidupan- orang untuk mengetahui, mendalami,
nya. Status pekerjaan seseorang akan memberi pengertian yang lebih baik[12].
berpengaruh terhadap pengetahuan dan Hasil uji untuk variabel
akhirnya akan pada kemampuan keterampilan SADARI dengan media
keterampilan orang tersebut[16]. booklet dan video, menunjukkan nilai
Umur responden sebagian besar significancy 0,000 < 0,05 sehingga
temasuk dalam golongan umur dewasa disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
(31-33 tahun). Menurut Huclok, (1998) keterampilan SADARI antara kelompok
dalam Wawan dan Dewi, (2011) booklet dan kelompok video. Nilai mean
semakin cukup umur, tingkat dan kedua kelompok memiliki selisih yang
kekuatan seseorang akan lebih matang besar yaitu 3,20 nilai mean pada
dalam berfikir dan bekerja[18]. Semakin kelompok video sebesar 8,20 lebih tinggi
dewasa seseorang semakin tinggi dibandingkan nilai mean kelompok
penerimaan informasi maka akan booklet sebesar 5,00. Sehingga dalam
semakin meningkat keterampilan penelitian ini, media video (audio visual)
seseorang. Dalam penelitian oleh memberikan hasil yang lebih baik
Farudin, (2011) menyatakan bahwa pada dibandingkan media booklet (visual).

42
Perbedaan keterampilan SADARI Namun kekurangan pada penggunaan
pada kelompok booklet dan video sesuai media video dalam melakukan promosi
dengan teori Arsyad (2005) bahwa video kesehatan SADARI, tidak memberikan
yang merupakan media audiovisual pengaruh yang besar terhadap penyam-
memiliki kelebihan yaitu dapat menun- paian informasi karena dengan kelebihan
jukkan objek yang secara normal tidak media video dapat memperlihatkan
dapat dilihat, menggambarkan suatu gerakan SADARI dengan jelas, sehingga
proses secara tepat yang dapat disaksi- meningkatkan kemauan WUS untuk
kan secara berulang-ulang sehingga mempraktekkannya dan penyampaian
mampu mendorong menanamkan sikap, informasi secara langsung dengan
mengundang pemikiran dan dilengkapi keterangan melalui audio
[2]
pembahasan . Penonton mendapatkan yang terdapat dalam video tersebut[2].
isi dan susunan yang utuh dari materi Penggunaan media video untuk
pelajaran atau pelatihan. Penonton juga menyajikan gerakan SADARI, respon-
dapat belajar secara mandiri dengan den dapat melihat seluruh gerakan baik
kecepatan masing-masing. Selain itu yang sederhana maupun gerakan yang
dengan melihat video, penonton seperti rumit serta dapat mengulang setiap
berada di suatu tempat yang sama gerakan yang belum dipahami secara
dengan program yang ditayangkan video jelas dibantu dengan adanya penjelasan
sehingga video lebih menarik. Oleh melalui audio. Sehingga dalam proses
karena itu,dapat mempercepat promosi kesehatan tentang SADARI
pemahaman pesan secara lebih dapat mempercepat dan meningkatkan
komprehensif. Pesan audiovisual lebih keterampilan responden dalam melaku-
efektif karena penyajian secara kan gerakan SADARI.
audiovisual membuat penonton lebih
berkonsentrasi. Pada media booklet mempunyai
kelebihan yaitu, dapat dipelajari setiap
Menurut Djaramah, (2008) saat, memuat informasi relatif lebih
menyebutkan bahwa video sebagai banyak, informasi dapat dibagi dengan
media audio visual dapat memberikan keluarga dan teman, mudah dibuat,
pengalaman belajar yang nyata dan diperbanyak, dan diperbaiki, mengurangi
konkret tanpa harus melihat langsung[5]. kebutuhan mencatat, awet. Kelebihan
Video juga mampu menyajikan pesan dalam penggunaan booklet sebagai
yang lebih lengkap, rumit dan realistis, media promosi kesehatan SADARI
informasi audio visual yang diberikan berfokus pada kelebihan untuk penyaji
merupakan pengalaman belajar yang bukan dalam proses peningkatan
menarik, serta bahan yang disajikan penerimaan informasi yang dapat
dengan gerkan akan membuat semakin meningkatkan pemahaman dan keteram-
jelas. pilan pembaca. Penggunaan media
Video sebagai media promosi booklet terdapat kekurangan yang
kesehatan juga mempunyai kekurangan mengakibatkan proses penyampaian
yaitu membutuhkan biaya mahal dan informasi tentang keterampilan SADARI
waktu yang banyak. Tidak selalu tidak maksimal karena sulit menampil-
tersedia sesuai dengan kebutuhan dan kan gerakan, membutuhkan ketrampilan
tujuan belajar yang diinginkan. Tidak membaca dan menulis, tidak langsung
dapat menampilkan objek sampai yang proses penyampaiannya. WUS hanya
sekecil-kecilnya dan ukuran sebenarnya. memperoleh materi dengan

43
mengandalkan indra penglihatan saja. Available from
Materi yang disajikan dengan media http://www.pppl.depkes.go.id/_asset
booklet hanya berupa gambar dan tidak /_download/bukusaku_kanker.pdf-
dapat menampilkan gerakan, sehingga Diakses Desember 2016.
kurang dapat diserap dan dipahami 5. Djaramah, (2008). Psikologi
secara optimal oleh pembaca. Penyajian Belajar. Jakarta ; Rineka Cipta, pp:
materi kurang menarik sehigga daya 20-25, 35-36
serap yang diperoleh lebih sedikit[11].
6. Farudin Ahmad (2011). Perbedaan
Efek Konseling Gizi dengan Media
SIMPULAN Leaflet dan Booklet Terhadap
Tngkat Pengetahuan, Asupan
1. Media booklet dan video dapat
Energi, Kadara Gula Darah pada
meningkatkan ketrampilan SADARI
Pasien DM di RSDM . Surakarta:
pada responden.
Ilmu Gizi UNS, pp: 5-6.
2. Media video lebih efektif digunakan
7. Kapti RE, Rustiana Y, Widyatuti
dalam penyampaian informasi terkait
(2013). Efektifitas audiovisual
ketrampilan psikomotorik.
sebagai media penyuluhan
kesehatan terhadap peningkatan
SARAN
pengetahuan dan sikap ibu dalam
Perlu pemilihan media promosi tatalaksana balita dengan diare di
kesehatan yang tepat dan benar untuk dua rumah sakit kota malang. Jurnal
mengoptimalkan penyampaian ilmu keperawatan, 1: ISSN 2088-
informasi. 6012
8. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.2015. Riset Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Dasar 2013,
1. Adisewojo S, Dantes N, Duarsa N http://www.depkes.go.id/resources/d
W, Maramis W F, Oka IB, Oka ownload/general/Hasil%20Riskesda
AAK, Sukardi E, Tirta N. 2006. s%202013.pdf - Diakses Desember
Penelitian keberhasilan belajar 2016.
dalam pendidikan kesehatan.
9. Kementerian Kesehatan Republik
Surabaya: Airlangga university
Indonesia. 2014. Hilangkan mitos
press, pp: 28-31, 43-45, 50-67
tentang kanker;
2. Arsyad A, Rahman A (2005). Media http://www.depkes.go.id/article/prin
pembelajaran. Jakarta: PT Raja t/201407070001/hilangkan-mitos-
grafindo persada, pp: 49-50, 87-94, tentang-kanker.html - Diakses
29-44 Desember 2016.
3. Daryanto H (2012). Evaluasi 10. Kementerian Kesehatan Republik
pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Indonesia. 2015. Panduan
pp: 32, 122-125 penetalaksanaan kanker payudara.
4. Direktorat Penyakit Tidak Menular Jakarta: Komite Penanggulanngan
Departemen Kesehatan RI (2009). Kanker Nasional, pp:5-25
buku saku pencegahan kanker leher 11. Maulana HDJ (2009). Promosi
rahim & kanker payudara. kesehatan. Jakarta: EGC, pp: 5-10.

44
12. Notoatmodjo S (2012). Promosi remaja di SMP N 1 Ngaglik Sleman
kesehatan dan perilaku kesehatan. Yogyakarta. Naskah Publikasi
Jakarta: Rineka cipta, pp: 137-160, Yogyakarta : Ilmu Kesehatan
58-60 ‘Aisyiyah, pp: 1-3
13. Olaf Y, Mendiri NK, Badi’ah A 17. Suhertusi B, Desmiwarti, Nurjasmi
(2013). Kanker payudara dan E., (2015). Pengaruh media promosi
sadari. Yogyakarta: Nuha medika, kesehatan tentang asi eksklusif
Pp: 7-15, 21-25, 73-90 terhadap peningkatan pengetahuan
ibu di wilayah kerja Puskesmas
14. Purwanto (2014). Evaluasi hasil
Lubuk Begalung Padang tahun
belajar. Yogyakarta: Pustaka
2014. Jurnal Kesehatan Andalas.
pelajar, pp: 51-54
2015. 4.1, pp 1-10
15. Pusat Data dan Informasi
18. Wawan, A dan Dewi. 2010. Teori
Kementerian Kesehatan Republik
dan Pengukuran Pengetahuan,
Indonesia (2015). STOP
Sikap, dan Perilaku Manusia.
KANKER.http://www.depkes.go.id/r
Yogyakarta: Nuha Medika, pp: 35-
esources/download/pusdatin/infodati
38, 40-45
n/infodatin-kanker.pdf - Diakses
Desember 2016. 19. Widoyoko EP (2014). Penilaian
hasil pembelajaran di sekolah.
16. Sari P N., Wantonoro, (2015). Studi
Yogyakarta: Pustaka pelajar. pp: 45-
komparsi penyuluhan audio visual
48, 64-66, 69-71, 145-146
dan peer group terhadap tingkat
pengetahuan kesehatan reproduksi

45

Anda mungkin juga menyukai