Pengertian : kerusakan lapisan kulit atau Cedera terhadap Penata: Perawatan Di Tempat Kejadian: Mematikan
jaringan yang disebabkan oleh benda panas, termasuk api, air Api, Mendinginkan Luka Bakar, Melepaskan benda
panas, dan uap panas. Penghalang, Mengirigasi Luka Bakar kimia., Air way,
Etiologi : Panas : basah (air panas, minyak), kering (uap, breathing dan circulation manajemen. Penatalaksanaan
metal, api), Kimia : Asam kuat seperti Asam Sulfat, Basa kuat medis darurat: Prioritas Utama tetap CAB, Sesudah
seperti Natrium Hidroksida, Listrik : Voltage tinggi, petir, sirkulasi dan respirasi adekuat, perhatikan luka bakarnya.,
Radiasi : termasuk X-ray Tentukan luas Luka Bakar. Pasang kateter urin, Jika Luka
Manklis : kulit kemerahan, rasa sakit di area luka, lecet, luka Bakar luas pasang NGT, Propolaksis Tetanus, Perhatikan
membengkak, kulit mengelupas, luka melepuh, serta perubahan kebutuhan psikologis pasien.
warna kulit menjadi putih, coklat, kuning, atau hitam.
Luas LB
Keb. Cairan :
2-4 ml X BB (kg) X % LB
(24 jam) (1/2 untuk 8 jam pertama dan
16 jam berikutnya) (2 anak <5thn)
Belakang
Depan
Pengkajian:
Respon : Alert ( sadar penuh), Verbal (reaksi terhadap Data lain : Saturasi, hasil pemeriksaan yang menunjang
perintah), Pain ( reaksi terhadap nyeri), Uresponsive (gada pasien.
reaksi) C : TTV. Akral. CRT, turgor. Pendarahan
A + control cervikal: Kepatenan jalan nafas (bersih/ada eksternal/internal posisi perdarahan. tanda syok (sianosi,
obstruksi/sumbatan). Trauma leher, cidera/jejas kepala, leher, nadi cepet lemah, tensi turun, CRT >2 detik, akral dingin,
dada. suara nafas tambahan (snoring, gurgling, stritor, dan suara mual muntah)
nafas tidak normal lain) D : GCS - pupil. Note : respon pupil ( berespon =0, tidak
B : pergerakan dada. Respirasi/ frekuensi nafas. Kembang paru berespon= 1. Normal pupil = isokor, ubnormal= anisokor.
>5cm (sesak) atau ga. Suara nafas (Normal vesikuler, Ubnormal Laterasi motorik, dan sensorik ( kekuatan otot)
wheezing, ronchi dsb). Perkusi dada (Normal sonor/resonan , E : Cedera/jejas posisi &Pendarahan
ubnormal hipersonor).
Secondary survey : Nadi, RR, TD, suhu. Head to toe = kepala & leher, dada, abdomen, punggung, pelvis&ekstermitas. Keluhan
utama, keluhan saat ini (PQRST), Rw dahulu, Rw keluarga. pemeriksaan diagnostik(USG, CT-scan, Lab, EKG dsb)
Intervensi
Gg integritas kulit b.d kerusakan jaringan
Tujuan : pasien menunjukkan penyembuhan luka.
Intervensi :
a. Cukur rambut 2 inchi dari daerah luka segera setelah e. Pertahankan perawatan luka untuk mencegah kerusakan
terjadi luka bakar. epitel dan granulasi
b. Bersihkan luka dan daerah sekitar f. Berikan kalori tinggi, protein tinggi dan makanan kecil
c. Jaga pasien agar tidak menggaruk dan memegang luka g. Berikan vitamin tambahan dan mineral-mineral
d. Berikan tehnik distraksi pada pasien h. Tutup daerah terbakar untuk mencegah nekrosis jaringan
i. Monitor vital sign untuk mengetahui tanda infeksi
Resiko tinggi infeksi b.d kerusakan barier kulit/kerusakan respon imun/prosedur invasif.
Tujuan : Menunjukkan tidak ada infeksi
Intervensi :
a. Laksanakan dan pertahankan kontrol infeksi sesuai d. Ambil eksudat, krusta untuk mengurangi sumber
kebijakan ruang infeksi
b. Pertahankan tehnik cuci tangan yang hati-hati bagi e. Cegah kontak pasien dengan orang yang mengalami
perawatan dan pengunjung ISPA / infeksi kulit
c. Pakai sarung tangan ketika merawat luka untuk f. Berikan obat antimikrobial dan penggantian. balutan
meminimalkan terhadap agen infeksi. pada luka
g. Monitor vital sign untuk mencegah sepsis
Gg nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan metabolisme, katabolisme, kehilangan nafsu makan
Tujuan : nutrisi terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tubuh
Intervensi :
a. Berikan perawatan oral d. Timbang BB tiap minggu untuk melengkapi status
b. Berikan tinggi kalori, tinggi protein dan makanan kecil nutrisi
untuk e. Catat intake dan output
c. mencegah kekurangan protein dan memenuhi f. Monitor diare dan konstipasi untuk mencegah
kebutuhan kalori. intoleransi terhadap makanan
Gg volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan permeabilitas kapiler yang mengakibatkan cairan elektrolit
dan protein masuk ke ruang interstisiel
Tujuan : gangguan keseimbangan cairan dapat teratasi
Intervensi :
a. Observasi inteke dan output setiap jam. e. Kolaborasi dengan tim medis dalam. pemberian cairan
b. Observasi tanda-tanda vital lewat infus
c. Timbang berat badan f. Awasi pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht, Elektrolit,
d. Ukur lingkar ektremitas yang terbakar tiap sesuai Natrium urine random)
indikasi