Anda di halaman 1dari 8

Open Pneumothoraks

1. Definisi
Open pneumotoraks merupakan adanya lubang pada dinding dada yang cukup besar untuk 
memungkinkan udara mengalir dengan bebas dan masuk ke luar rongga toraks bersama setiap
upaya pernafasan. (Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah vol.1 edisi 5). Jika dinding dada
cukup lebar udara dapat masuk dan keluar dari ruang pleura pada setiap pernafasan sehingga
mnyebabkan paru didalamnya kolaps.
Ppt ibu : Adanya luka terbuka di kulit dada (paru-paru)

2. Etiologi
Open pneumotoraks disebabkan oleh trauma tembus dada. Berdasarkan kecepatannya, trauma
tembus dada dapat dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan kecepatannya, yaitu:
a. Luka tusuk
Umumnya dianggap kecepatan rendah karena senjata (benda yang menusuk atau
mengenai dada) menghancurkan area kecil di sekitar luka. Kebanyakan luka tusuk
disebabkan oleh tusukan pisau. Namun, selain itu pada kasus kecelakaan yang
mengakibatkan perlukaan dada, dapat juga terjadi ujung iga yang patah (fraktur iga)
mengarah ke dalam sehingga merobek pleura parietalis dan viseralis sehingga dapat
mengakibatkan open pneumotoraks.
b. Luka tembak
Luka tembak pada dada dapat dikelompokkan sebagai kecepatan rendah, sedang, atau
tinggi. Faktor yang menentukan kecepatan dan mengakibatkan keluasan kerusakan
termasuk jarak darimana senjata ditembakkan, kaliber senjata, dan konstruksi serta ukuran
peluru. Peluru yang mengenai dada dapat menembus dada sehingga memungkinkan udara
mengalir bebas keluar dan masuk rongga toraks.

3. Manifestasi klinis
Gejala-gejalanya sangat bervariasi, tergantung kepada jumlah udara yang masuk ke dalam
rongga pleura dan luasnya paru-paru yang mengalami kolaps (mengempis). Gejalanya bisa
berupa:
a. Nyeri dada tajam yang timbul secara tiba-tiba, dan semakin nyeri jika penderita menarik
nafas dalam atau terbatuk
b. Sesak nafas
c. Dada terasa sempit
d. Mudah lelah
e. Denyut jantung yang cepat
f. Warna kulit menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen.
Gejala-gejala tersebut mungkin timbul pada saat istirahat atau tidur. Gejala lainnya yang
mungkin ditemukan:
a. Hidung tampak kemerahan
b. Cemas, stres, tegang
c. Tekanan darah rendah (hipotensi)

4. Patofisiologi
5. Penatalaksanaan
Pra RS : Menghentikan aliran udara yang melewati lubang pada dinding dada dengan
menutup luka dada misalnya handuk, sapu tangan, atau punggung tangan. jika sadar, pasien
diinstruksikan untuk menghirup dan mengejan dengan glotis tertutup..
RS : lubang ditutup dengan kassa yang dibasahi dengan petrolium. balutan tekan dipasang dan
diamankan dengan lilitan melingkar/penutupan kassa 3 sisi. Biasanya, selang dada yang
dihubungkan dengan drainase water-seal (WSD) dipasang untuk memungkinkan udara dan
cairan mengalir. Antibiotik biasanya diresepkan untuk melawan infeksi akibat kontaminasi.
Terapi :  Pemberian antibiotic per-oral/ melalui infus.  Pemberian oksigen tambahan 
Pemberian cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik  Antibiotic sesuai dengan program
 Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotic  Cairan , kalori dan elektrolit glukosa
10% : NaCL 0,9% = 3: 1 ditambah larutan KCL 10 mEq/500 ml cairan infus.  Obat-obatan :
Antibiotika berdasarkan etiologi dan Kortikosteroid bila banyak leder

6. Nilai GCS
Pada pasien open pneumotoraks memang mungkin akan mengalami penurunan kesadaran tapi
GCS nya sekitar 12-14

7. Asuhan keperawatan (dari pengkajian yang sesuai kasus sampai intervensi keperawatannya)
- Pengkajian
Respon : GCS 12-14/penurunan kesadaran (alert atau unresponse)
Airway : Jalan nafas : bersih atau ada obstruksi (benda asing,secret,darah)
Pada kasus open pneumotoraks terdapat masalah pada jalan napasnya yang disebabkan
oleh penumpukan darah dan udara. (DX : Bersihan jalan napas tidak efektif b/d
penumpukan darah dan udara)
Breathing :
 Pergerakan dada :
 Frekuensi nafas : …x/menit
 Suara nafas :
 Perkusi dada : perkusi dinding dada hipersonor
 Data lain yang mendukung : gagal nafas dan nafas pendek, SPO² (DX : Ketidak efektifan
pola nafas berhubungan dengan penurunan kemampuan oksigenase karena akumulasi
udara)
Circulation :
 Nadi : ….x/menit
 Akral :
 Kesadaran: GCS 12-14/penurunan kesadaran (CM/somnolen) mendukung :
sianosis/tidak, CRT, hematoma, suhu, adanya penyumbatan aliran vena kava superior dan
inferior yang dapat mengurangi cardiac preload dan menurunkan cardiac output. (DX :
Resiko gangguan perfusi jaringan cerebral b/d penurunan aliran balik vena,penurunan
curah jantung.)
Disability : Pada pasien open pneumotoraks memang mungkin akan mengalami penurunan
kesadaran tapi GCS nya sekitar 12-14, lateralisasi motorik
Exposure : Adanya luka tembus menyebabkan luka terbuka dan bunyi aliran udara
terdengar pada area luka tembus,yang selanjutnya disebut “sucking” chest wound (luka
dada menghisap). (DX : Resiko terjadinya infeksi b/d adanya luka tusuk)

Pengkajian Data Fokus


a. Aktivitas dan Istirahat : Dispnea dengan aktivitas maupun istirahat
b. Sirkulasi : - S3 / S4 / irama jantung, Gallop (gagal jantung sekunder tanpa efusi)
- Nadi apical (PMI) berpindah oleh adanya penyimpangan mediastinal dengan
ketegangan pneumotoraks.
- Tanda Homman (bunyi renyah sehubungan dengan denyutan jantung menunjukkan
udara dalam mediastrum)
- Tekanan darah : hipotensi
- DJV
c. Integritas ego : - Ketakutan - Cemas - Gelisah
d. Nyeri atau kenyamanan : - Nyeri dada unilateral, meningkat karena pernafasan, batuk
- Timbul tiba-tiba gejala sementara batuk/ regangan
- Mengerutkan wajah
e. Pernafasan
- Kesulitan bernafas
- Peningkatan frekuensi/ takipnea dan kedalaman pernafasan
- Peningkatan kerja nafas, penggunaan otot aksesori pernafasan pada dada, leher; retraksi
interkostal, ekspirasi abdomen kuat
- Bunyi nafas menurun atau tidak ada (sisi yang terlibat)
- Fremitus menurun (sisi yang terlibat)
- Palpasi dada : gerakan dada tidak sama (paradoksik) bila trauma/ kemps; penurunan
pada jaringan dengan palpasi)
- Inspeksi : kulit pucat, sianosis, berkeringat
INTERVENSI
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan darah atau udara
1. Pastikan kebutuhan oral/ tracheal suctioning 12. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning 13. Indentifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
bantuan
3. Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning 14. Keluarkan secret dengan batuk atau suction
4. Minta klien nafas dalam sebelum suctioning dilakukan 15. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
5. Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal 16. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
6. Gunakan alat yang steril setiap melakukaan tindakan 17. Lakukan suction pada mayo
7. Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal 18. Berikan bronkodilator bila perlu
8. Monitor status oksigen pasien 19. Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
9. Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion 20. Monitor respirasi dan status O2
10. Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll 21. Pasang mayo bila
perlu
11. Buka jalan nanfas, gunakan teknik chin lift / jaw thrust bila perlu 22. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan

2. Ketidakefektifan pola nafas b.d penurunan kemampuan oksigenase karena akumulasi udara/deformitas dinding dada
1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu 17. Pertahankan posisi pasien
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 18. Observasi adanya tanda – tanda hipovenntilasi
3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas bantuan 19. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
4. Pasang mayo bila perlu 20. Monitor TD, nadi, suhu, RR
5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu 21. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
6. Keluarkan secret dengan batuk atau suction 22. Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan 23. Auskultasi TD pada kedua lengan dan banndingkan
8. Lakukan suction pada mayo 24. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama dan setelah aktivitas
9. Berikan bronkodilator bila perlu 25. Monitor kualitas dari nadi
10. Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab 26. Monitor frekuensi dan irama pernafasan
11. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan 27. Monitor suara paru
12. Monitor respirasi dan status O2 28. Monitor pola pernafasan abnormal
13. Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea 29. Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
14. Pertahankan jalan nafas yang paten 30. Monitor sianosis perifer
15. Atur peralatan oksigenasi 31. Monitor adanya cushing triad ( tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
16. Monitor aliran oksigen 32. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

3.

Anda mungkin juga menyukai