Anda di halaman 1dari 31

SMALL GRUP DISCUSSION

SKENARIO I
“Akibat Susu Basi”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Ajar Blok 3.5 Emeregency Nursing
Dosen Tutor Putri Puspitasari, M.Kep

Disusun Oleh:
Nadia Salma Nastia
4002180054

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DHARMA HUSADA BANDUNG
Juni,2021
Akibat Susu Basi

Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun diantar ke IGD oleh keluarganya pukul 07.00 WIB
dengan keluhan mual dan muntah. Ibu klien mengatakan anaknya muntah-muntah dari
kemarin siang sepulang sekolah, Ibu klien mengatakan jumlah muntah tidak terhitung. Klien
juga mengalami diare dan merasa keram diperut, klien juga mengatakan tidak napsu makan
karena mual. Saat dikaji klien terlihat lemah, bibir kering, turgor kulit lambat. Saat
diidentifikasi makanan/minuman terakhir yang dikonsumsi sebelum mual muntah, ibu klien
mengatakan klien meminum susu kotak, saat dilihat tanggal expired, sudah terlewat.
Hasil pemeriksaan lab : Natrium 130 mEq/ L.
Kata kunci : bibir kering, turgor kulit lambat

STEP 1
1. IGD (faiqoh) : Instalasi Gawat Darurat (deuis)
2. Diare (rian) : Feses yang lunak dan tidak berbentuk (dara)
Penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar (Bella)

3. Turgor kulit (haedar ) : tingkat kelenturan kulit (rian)


Kembalinya fungsi kulit secara lambat (faiqoh)
Tempat untuk mengecek tingkat dehidrasi pada seseorang (thalia)
4. Kram perut (rahma) : Nyeri di perut karena ketegangan otot (nurul)

STEP 2 :
1. Diagnosa keperawatan apa yang mungkin muncul pada kasus tersebut (deuis)
2. Termasuk kedalam triage mana pasien tersebut (haedar)
3. Tindakan pertama yang harus dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut? (thalia)
4. Mengapa pada kasus tersebut bayi yang mengalami keracunan susu basi mengalami mual
muntah dan diare? (rahma)
5. Pada kasus tersebut apa data objektif dan data subjektifnya?
6. Bagaimana dampak yang dialami pasien jika diarenya tidak ditangani dengan segera?
(nadia)
7. Nilai normal natrium dalam tubuh? (nurul)
8. Apa focus pengkajian pada kasus tersebut? (thalia)
Tambahan
+ Focus pengkajian Primary survey A- D

STEP 3 :
1. Defisit volume cairan, nyeri akut (rahma),
Diare, resiko ketidakseimbangan elektrolit, ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh (dara)
Resiko syok (thalia)
2. Kuning (dara)
3. a. CAB
b. Diupayakan muntah agar susu yang beracunnya dapat keluar
c. Pertahankan asupan cairan dan elektrolit (bella)
4. Susu basi beresiko untuk menyebabkan keracunan karena kandungan bakteri jahat yang
tumbuh dalam susu berbahaya bagi Kesehatan (rian)
5. DS : - Ibu klien mengatakan anaknya muntah-muntah tidak terhitung diare dan keram
perut
- Klien mengatakan tidak nafsu makan karena mual
Ibu klien mengatakan anaknya meminum susu kotak yang sudah kadaluarsa
DO : - pasien terlihat lemah, bibir kering dan turgor kulit lambat
- Hasil pemeriksaan Lab : Natrium 130 mEq/ L ( Thalia)
6. Pasien akan mengalami dehidrasi (deuis)
Malnutrisi (thalia)
Septikemia, detak jantung lebih cepat (Adam)
Lemah, tidak nafsu makan (dara)
Pusing, lemas, wajah pucat, bibir kering, resiko syok (rahma)
7. Normal Natrium pada anak 135-145 mEq/L (deuis)
8. Airway + control cervical = tidak ada keluhan
Breathing = tidak terkaji
Circulation + control cervical = Turgor kulit melambat, pasien lemah, bibir kering,
kekurangan cairan (thalia)
Disability : GCS = 14 (somnolen)
Respon pupil : tidak terkaji (dara)
STEP 4 :
Kata- kata sulit
1. Jelas
2. Jelas
3. Jelas
4. Jelas

Pertanyaan
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, nyeri akut
2. Tambahan
3. Tambahan
4. Jelas
5. Jelas
6. Jelas
7. Jelas
8. Tambahkan

STEP 5 : LO
Termasuk kedalam triage mana pasien tersebut (haedar)
Tindakan pertama yang harus dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut? (thalia)
Apa focus pengkajian primary survey pada kasus tersebut? (thalia)

STEP 6
Konsep : Asuhan Keperawatan dengan pasien keracunan
Definisi
Keracunan makanan adalah suatu penyakit yang terjadi setelah menyantap makanan yang
mengandung racun, berasal dari bahan beracun yang terbentuk akibat pembusukan
makanan dan bakteri (Arisman, 2009). Junaidi (2011) menyatakan keadaan darurat yang
diakibatkan masuknya suatu zat atau makanan ke dalam tubuh melalui mulut yang
mengakibatkan bahaya bagi tubuh disebut sebagai keracunan makanan.
Etiologi
Penyebab keracunan makanan adalah kuman Clostridium botulinum yang hidup dengan
kedap udara (anaerobik), yaitu di tempat-tempat yang tidak ada udaranya (Junaidi,
2011). Keracunan makanan dapat disebabkan oleh pencemaran bahan-bahan kimia
beracun, kontaminasi zat-zat kimia, mikroba, bakteri, virus dan jamur yang masuk ke
dalam tubuh manusia (Suarjana, 2013).
Manifestasi klinis
Akibat keracunan makanan bisa menimbulkan gejala pada sistem saraf dan saluran cerna.
Suarjana (2013) menyatakan tanda gejala yang biasa terjadi pada saluran cerna adalah sakit
perut, mual, muntah, bahkan dapat menyebabkan diare. Tanda gejala yang biasa terjadi
pada sistem saraf adalah adanya rasa lemah, kesemutan (parastesi), dan kelumpuhan
(paralisis) otot pernafasan (Arisman, 2009).
Patofisiologi
Makanan yang telah terkontaminasi toksik atau zat racun sampai dilambung akan
mengadakan perlawanan diri terhadap benda atau zat asing yang masuk kedalam lambung
dengan gejala mual,lalu lambung akan berusaha membuang zat tersebut dengan cara
memuntahkannya. Karena seringnya muntah maka tubuh akan mengalamidehidrasi akibat
banyaknya cairan tubuh yang
keluar bersama dengan muntahan. Karena dehodrasi yang tinggi maka lama kelamaan
akanlemas dan banyak mengeluarkan keringat dingin.Banyaknya cairan yang keluar,
terjadinya dehidrasi keluarnya keringat dingin akan merangsang kelenjar
hipofisisanterior untuk mempertahankan homeostatis tubuh dengan terjadinya rasa haus.
Apabila rasa haus tidak segera diatasi maka dehidrasi berat tidak dapat dihindari,
bahkan dapat menyebabkan pingsan sampai kematian.
Pemeriksaan penunjang
1.Pemeriksaan Laboratorium: Pada pemeriksaan laboratorium biasanya dilakukan tes
darah, tes urin, tes kondisi tinja, dan pemeriksaan parasit. Tes-tes ini bertujuan untuk
mengetahui jenis organisme penyebab terjadinya keracunan.
2. Gas Darah Arteri: Hipoventilasi akan menyebabkan peningkatan PCO2 (hiperkapnia).
3. Uji Fungsi Ginjal: Beberapa toksin mempunyai efek nefrotoksik.
4. Osmolalitas Serum: Perhitungan osmolalitas serum terutama bergantung pada natrium
serum, glukosa serum serta nitrogen urea darah.
5. Elektrokardiogram: Pelebaran lama kompleks QRS yang lebih besar dari 0,1 detik
adalah khas untuk takar lajak antidepresan trisiktik dan kuinidin.
6. CT-Scan: fotopolos abdomen mungkin berguna, karena beberapa tablet, khususnya
besi dan kalium, dapat berbentuk radiopaque.

1. Termasuk kedalam triage mana pasien tersebut (haedar)


Prioritas 2 (Gawat) : Warna/label kuning dikarenakan kasus tersebut termasuk ke diare
sedang apabila pasien mengalami penurunan kesadaran maka masuk ke triase warna merah
karena ditakutkan pasien menagalmi syok akibat kekurangan cairan.
Pasein yang diberi tanda kuning juga berbahaya dan harus segera ditangani. Hanya
saja, tanda kuning menjadi tingkat prioritas kedua setelah tanda merah. Dampak jika tidak
segera ditangani, akan mengancam fungsi vital organ tubuh bahkan mengancam nyawa.
Misalnya pasien yang mengalami luka bakar tingkat II dan III kurang dari 25% mengalami
trauma thorak, trauma bola mata, dan laserasi luas.
Adapun yang termasuk prioritas kedua, di antaranya yaitu luka bakar pada daerah
vital, seperti kemaluan dan airway. Selain itu, terjadinya luka pada kepala atau subdural
hematom yang ditandai dengan muntah. Perdarahan juga bisa terjadi dibagian tertentu, seperti
di telinga, mulut dan hidung. Penderita subdural hematom memiliki kecepatan nadi kurang
dari 60 kali per menit, napas tidak teratur, lemah, refleks, dan kurang menerima rangsangan.
Penatalaksanaan keracunan sangat berkaitan erat dengan hipoventilasi, koma,
syok, kejang, dan psikosis yang memerlukan perhatian khusus pada penatalaksanaan
saluran napas. Gas darah arteri harus sering diperiksa, dan aspirasi isi lambung harus
dicegah. Gangguan cairan dan elektrolit yang dialami penderita akan sangat kompleks.
Monitoring berat badan,tekanan vena sentral, tekanan yang mendesak kapiler paru, dan
gas darah arteri diperlukan untuk memastikan pemberian cairan mencukupi tetapi tidak
berlebihan. Dengan tindakan suportif yang tepat untuk koma, syok, kejang, dan agitasi,
umumnya memberikan harapan hidup bagi pasien keracunan.
Sumber : Erik Verawati. 2019. Gambaran Response Time Dan Lama Triage Di Igd Rumah
Sakit Paru Jember. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Jember

LO
Tindakan pertama yang harus dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut? (thalia)
Tindakan pertama yang harus dilakukan oleh perawat
a. Pantau status hidrasi
( Kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah )
Rasional : Untuk mengetahui adanya tanda-tanda dehidrasi dan mencegah syok hipovolemik
b. Monitor intake cairan dan output
Rasional : Untuk mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mengatur
keseimbangan cairan.
Berikan terapi IV, sesuai program
Rasional : Untuk memberikan hidrasi cairan tubuh secara parenteral
d. Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan oral
Rasional : Untuk mempertahankan cairan
Sumber : Johannes Kupang, Isabel Parera. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Ny. E.T.A.D
Dengan Diagnosa Medis Gastroenteritis Di Ruangan Instalasi Gawat Darurat Rsud Prof.
Dr.W.Z Johannes Kupang. Program Studi Diploma Iii Keperawatan Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Apa focus pengkajian primary survey pada kasus tersebut? (thalia)


Airway
Bebaskan jalan nafas, periksa pernafasan dan nadi, hindari obat-obatan depresan saluran
nafas, kalau perlu respirator ada kegagalan nafas berat.

Breathing
Pastikan ventilasi baik, pasien tidak tersedak susu basi sehingga tidak mengalami sesak nafas,
dada simetris, tidak terdapat sianosis, saat auskultasi tidak disertai dengan suara gurgling,
snoring, ataupun stridor.

Circulation
Pasien dengan kasus keracunan akan mengalami lapar terus-menerus atau menyangka lapar,
nafsu makan normal atau meningkat, penampilan kurus kulit kering, terlihat pucat dengan
turgor kulit buruk, pembengkakan kelenjar saliva, luka di rongga mulut, luka tenggorokan
terus-menerus, mual muntah, dan terdapat luka pada gusi. Atasi diare dan muntah secara
cepat, hindari terjadinya dehidrasi, hindari terjadinya syok hipovolemik.
Fokus Dehidrasi:
a). Jenis cairan
(1) Oral : Pedialyte atau oralit, Ricelyte
(2) Parenteral : NaCl, Isotonic, infuse
b). Jumlah cairan
Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan cairan yang dikeluarkan.
c). Jalan masuk atau cairan pemeberian
(1) Cairan per oral, pada pasien dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral berupa
cairan yang berisikan NaCl dan
NaHCO3, KCL, dan glukosa.
(2) Cairan parenteral, pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) selalu tersedia di fasilitas
kesehatan dimana saja. Mengenai
beberapa banyak cairan yang diberikan tergantung dari berat ringan dehidrasi, yang
diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
d). Jadwal pemberian cairan
Diberikan 2 jam pertama,selajutnya dilakukan penilaian kembali status hidrasi untuk
menghitung keburtuhan cairan.
(1) Identifikasi penyebab diare
(2) Terapi sistemik seperti pemberian obat anti diare, obat anti mortilitas dan sekresi usus,
antimetik.
Fokus Diaretic :
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg
jenis makanan :
(a) Susus (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah adan asam lemak tidak
jenuh, misalnyta LLM. Almiron
atau sejenis lainnya).
(b) Makan setengah padat (bubur) atau makan padat (nasi tim), bila anak tidak mau minum
susu karena dirumah tidak biasa.
(c) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditermukan misalnya susus yang
tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau tidak jenuh
(Ngastiyah, 2014).

Disability
Pemeriksaan tingkat kesadaran dengan memakai skor GCS/PTS, ukuran dan reaksi pupil
(Musliha, (2010). Dalam hal ini, penurunan kesadaran dapat disebabkan oleh adanya
penurunan oksigenasi atau perfusi ke otak serta trauma langsung (Pusbankes 118, 2015).
Menurut Greenberg, (2005) dalam Arsani 2011 bahwa nilai pupil dilihat dari besarnya isokor,
reflek cahaya, awasi adanya
tanda-tanda lateralisasi, evaluasi maupun Re-evaluasi airway, oksigenasi, ventilasi serta
circulation.

Sumber :
Ngastiyah. 2014. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Musliha. 2010.
Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika. Pusbankes 118. (2015).
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat: Basic Trauma and Cardiac Life Support (BTCLS).
Edisi XI. Yogyakarta: Baker-PGDM PERSI.
Kesimpulan :
Keracunan merupakan masuknya suatu racun kedalam tubuh disebabkan oleh menelan,
mencium, menyentuh, atau menyuntikan berbagai macam obat, bahan kimia, racun atau gas
yang mengganggu fungsi organ dan dapat menimbulkan kematian. Didalam kasus tersebut
adalah anak yang Bernama An.A mengalami keracunan karena meminum minuman susu
kotak expired atau kadaluwarsa. Tanda dan gejala yang dialami oleh anak itu yaitu mual dan
muntah, bibir kering, turgor kulit lambat, nafsu makan berkurang serta kram perut dan diare.
Penanganan yang harus dilakukan terhadap bayi keracunan adalah memberikan banyak air
putih, segera bawa ke rumah sakit, dan pemberian antibiotik yang sesuai dengan resep dokter,
segera melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital. Dan cek resusitasi pasien atau jalan nafas,
terakhir merangsang proses eliminasi (respon mual/muntah) agar pasien memuntahkan racun
yang ada di lambungnya.
FORMAT LAPORAN KASUS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN KRITIS
RUANGAN UGD
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

Nama Mahasiswa : Nadia Salma Nastia


NIM : 4002180054
Ruang : Mawar
Tgl Pengkajian :senin, 14 Juni 2021

A. PENGKAJIAN PASIEN TRAUMA

I. Identitas
a. Identitas Pasien
1) Nama inisial : An.A
2) No RM : 3245637
3) Usia : 8 tahun
4) Status perkawinan : Belum menikah
5) Pekerjaan : belum bekerja
6) Agama : islam
7) Pendidikan : Sekolah Dasar
8) Suku : Sunda
9) Alamat rumah : Jl. Terusan Jakarta 06
10) Sumber biaya :-
11) Tanggal masuk RS : Senin, 14 Juni 2021
12) Diagnosa Medis :-
b. Identitas Penanggungjawab
1) Nama : Ny. i
2) Umur : 39 tahun
3) Hubungan dengan pasien : ibu pasien
4) Pendidikan : SMA
5) Alamat : Jl. Terusan Jakarta 06
PRIMARY
SURVEY:

Respon: DIAGNOSIS TINDAKAN:


 Alert  KEPERAWATAN
Verbal  Pain
 Unresponse

Airway :  Ketidakseimbangan  Suctioning


 Bersih cairan dan elektrolit  OPA
 Tidak bersih:  Ketidakseimbangan  NPA
(jabarkan nutrisi kurang dari  ETT
berdasarkan hasil kebutuhan tubuh  Neck Collar
LLF)  Nyeri Akut Pasien tidak dilakukan tindakan tersebut
- karena pasien tidak mengalami masalah
 Data lain yang pada jalan nafas
mendudukung
-
Breathing:  Oksigen :
 Pergerakan …………………………………..L/menit
dada :  Nasal kanul
Simetris  Rebreathing Mask
 Frekuensi nafas  Non Rebreathing Mask
:  BVM
21x/menit 
 Suara nafas
:
Vesikuler
 Perkusi dada
:
Resonan/ Sonor
 Data lain yang
mendukung : -
Circulation:  Jumlah IV Line:
 Nadi :  Jenis Cairan : NaCl
62x/menit  Kateter urin /diuresis :
 Akral :  Pasien tidak dilakukan pemasangan
teraba dingin kateter
 Kesadaran:  Monitor EKG / EKG : -
Somnolen
pasien terlihat
pucat dan
sianosis, bibir
kering, turgor
kulit lambat >2
detik
Resusitasi Jantung – Paru :

Waktu mulai : Pasien tidak dilakukan resusitasi jantung-paru Waktu selesai: -


Peanggunaan Monitor EKG: - Penggunaan defibrillator : -
Volume cairan masuk: - Penggunaan Obat obatan: -

Disability
 GCS : 14 (E 4 M 5 V 5 )  pupil: isokor  Lateralisasi Motorik : Normal
 Data lain yang mendukung: -

Exposure
-
Evaluasi:
 Kesadaran/GCS : Somnolen/GCS 14  Nadi 69x/menit  Respirasi 20x/menit  Urin
output……………………..

SECONDARY SURVEY:
I. Tanda Vital:
 Nadi : 62x/menit  Tekanan Darah : 90/60 mmhg
 Respirasi : 21x/menit  Suhu : 37,5 C
II. Pemeriksaan Head to Toe dan Colok lubang :
Kepala dan leher:

Kepala dan rambut


- Bentuk : kepala bentuk oval
- Kulit kepala : kulit kepala kuning langsat, bersih

Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : rambut berwarna hitam
- Bau : rambut tidak berbau

Wajah
- Warna kulit : Warna kulit An.A kuning langsat
- Struktur wajah : Wajah An.A terlihat simetris, normal

Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : Mata An.A lengkap dan simetris
- Konjungtiva dan sklera : konjungtiva tidak icterus, sklera tidak mengalami
anemis
- Pupil : Refleks terhadap cahaya normal, isokor
- Cornea dan iris : transparan dan jernih
- Visus : normal
- Tekanan bola mata : cekung

Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi :Tulang hidung ada dan septum nasi normal
- Lubang hidung : normal, tidak ada lesi
- Cuping hidung : tidak mengalami pernafasan cuping hidung

Telinga
- Bentuk telinga : bentuk telinga normal
- Ketajaman pendengaran : Baik

Mulut dan faring


- Keadaan bibir : Mukosa bibir An.A tampak kering dan pucat
- Keadaan gusi dan gigi : Keadaan gusi kering, tidak ada lesi
- Keadaan lidah : keadaan lidah An.A simetris

Leher
- Posisi trachea : posisi trachea medial
- Suara : Suara An.A tampak lemah
- Kelenjar getah bening : tidak teraba
- Kelenjar Tiroid : tidak ada kelainan pada kelenjar tyroid
- Denyut nadi karotis : ada dan teraba

Pemeriksaan integument
- Kebersihan : kulit An.A tampak bersih
- Kehangatan : Kulit terasa dingin Ketika diraba
- Warna : Warna kulitb An.A kuning langsat
- Turgor : Turgor kulit melambat >2 detik
- Kelembaban : kulit An.A tampak kering
- Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit An.A

Dada
- Inspeksi thoraks : (normal, burrel chest, funnel chest, pigeon chest, flail
chest, cifos coliasis) : Normal, bentuk dada simetris
- Pernafasan(frekuensi, irama) : frekuensi nafas klien 22x/menit
- Tanda kesulitan bernafas : tidak ada kesulitan bernafas
- Suara nafas : vesikuler

Pemeriksaan Paru
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Resonan
- Auskultasi : Suara nafas vesikuler

Pemeriksaan Jantung
- Palpasi : Tidak ada pembengkakan
- Perkusi : dullness
- Auskultasi : Bunyi jantung normal lup dup

Abdomen
- Inspeksi(bentuk dan benjolan) : simetris kiri dan kanan, pasien mangalami keram pada
abdomen
- Auskultasi : Bising usus 38x/menit
- Palpasi(tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, klein): Nyeri tekan tidak ada, , benjolan
(-), ascites (-), hepar (-)
- Perkusi : terdengar suara tympani

Punggung
Tidak ada keluhan pada punggung pasien

Pelvis dan Ekstremitas 5 5


- Muskuloskeletal/ekstremitas : Simetris, Kekuatan Otot
Edema (-) 5 5
- Refleks(Bisep, trisep, brachioradialis, pateral, tendon achiles, plentar : Normal
- CRT Kembali >2 detik, Akral teraba dingin

III. Riwayat Kesehatan


a. KeluhanUtama
Pasien mengatakan mual dan muntah

b. Riwayat kesehatan saat pengkajian/riwayat penyakit sekarang (PQRST) :


Penyebab, onset, lamanya, frequensi, intensitas, faktor pencetus, lokasi, hal
yang memperberat, hal yang memperingan.
Pasien mengatakan mengeluh mual dan muntah disertai diare, yang disebabkan
karena pasien meminum susu kotak yang sudah expired. Pasien mengatakan
tidak nafsu makan, pasien terlihat lemah, bibir kering, turgor kulit lambat, dan
merasa kram dibagian abdomen. Klien mengalami muntah-muntah sejak
kemarin dengan mengeluarkan muntah dengan jumlah muntah tidak terhitung.

c. Riwayat kesehatan lalu


Pasien tidak memiliki Riwayat alergi, Riwayat kecelakaan, Riwayat
perawatan di RS, Riwayat penyakit berat/kronis, Riwayat pengobatan,
Riwayat operasi

d. Riwayat kesehatan keluarga


Genogram atau penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang
menjadi faktor resiko, 3 generasi.

An.A
8
tahun

Keterangan:
: Laki-laki
:Perempuan
A :Penderita : saudara kandung
-------- :Tinggal serumah : ikatanpernikahan

Keterangan :
Berdasarkan genogram di atas dapat dijelaskan bahwa pasien tidak memiliki Riwayat
penyakit dari keluarganya

IV. Anamnesis: (KOMPAK / SAMPLE)


Keluhan : pasien mengeluh mual dan muntah
Obat : Belum ada obat yang diminum oleh pasien
Makan : pasien mengeluh tidak nafsu makan karena mual
Penyakit : Diare
Alergi : pasien tidak memiliki alergi
Kejadian/Mekanisme Cedera : pasien tidak mengalami cedera

V. HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


RO : Pasien tidak dilakukan pemeriksaan RO
CTSCA : Pasien tidak dilakukan pemeriksaan CTSCA
USG : Pasien tidak dilakukan pemeriksaan USG
Lab : Natrium 130 mEq/L
Lainnya :-

Program Terapi:
Pemberian cairan IV NaCL
pemberian Cairan Oralit
Pemberian Ondansetron 3 mg (IV)
B. ANALISA DATA
Analisa data
No Symptom Etiologi Problem
1 Ds : Minum susu kotak basi Resiko
- Pasien mengatakan ketidakseimbangan
mengalami diare dan Minuman basi masuk ke elekrolit
merasa keram diperut saluran pencernaan
- Ibu pasien
mengatakan Terjadinya infeksi
mengeluh muntah
dengan jumlah Bakteri berkembang
muntah yang tidak dalam usus
terhitung
DO : Kerusakan mukosa usus
- Pasien terlihat lemah, akibat iritasi
bibir kering, turgor
kulit lambat >2 detik Hipersekresi cairan dan
- Klien mengalami elektrolit
BAB >5x sehari,
konsistensi feses cair, tekanan rongga usus
bising usus 39x/menit meningkat
- Pasien masih terlihat
muntah Hiperperistaltik usus
- Hasil pemeriksaan lab
: Natrium 130 mEq/ Menghambat absorbsi
L.
- TTV Diare
TD : 90/60 mmhg
Resiko
RR : 21x/menit
ketidakseimbangan
N : 62x/menit elekrolit
S : 37,5 C

2 DS : Diare Kekurangan
- Pasien mengeluhkan volume cairan
mual dan muntah
Dehidrasi
- Ibu pasien
mengatakan jumlah
Tubuh kehilangan cairan
muntah tidak dan elektrolit
terhitung
DO : Penurunan volume
cairan ekstra sel
- Pasien terlihat lemah
- Bibir pasien kering
Penurunan cairan
- Turgor kulit pasien
intertitial
lambat >2 detik
- TTV:
Turgor kulit menurun
TD : 90/60 mmhg
RR : 21x/menit
N : 62x/menit Kekurangan volume
cairan
S : 37,5 C
- Hasil Pemeriksaan
Lab: Natrium 130
mEq/ L.
- Mukosa bibir An.A
tampak kering dan
pucat
3 DS : Diare Mual
- Pasien mengatakan
mengeluh mual Kehilangan cairan dan
elektrolit di vaskuler
- Pasien mengatakan
tidak nafsu makan
Sel cerna terakumulasi
akibat mual yang
toksin
dialaminya
- Pasien mengatakan
Terjadi
mualnya disertai anoreksia,mual,muntah
muntah
DO :
- Pasien terlihat mual
dan muntah
- Membrane mukosa
tampak kering dan
pucat
- Pasien terlihat lemah

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko ketidakseimbangan elekrolit bd output yang berlebihan dengan intake
yang kurang
2. Defisit volume cairan bd kehilangan cairan aktif
3. Mual bd iritasi lambung
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Inisial Klien/Ruang : An.A/Mawar Nama Mahasiswa : Nadia Salma Nastia


No. RM/Dx. Medis : 3245637/ NIM : 4002180054

PERENCANAAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Resiko ketidakseimbangan Tupen : 1. Kaji status dehidrasi : 1. Menunjukkan
elekrolit bd output yang Setelah dilakukan tindakan mata, tugor kulit dan kehilangan cairan
berlebihan dengan intake yang keperawatan selama 1x24 jam membran mukosa. berlebihan atau
kurang diharapkan pasien tidak 2. Kaji pemasukan dan dehidrasi.
mengalami lemah lagi pengeluaran cairan 2. Memberikan informasi
Tupen : 3. Monitor TTV tentang keseimbangan
Setelah dilakukan tindakan 4. Pemeriksaan cairan, fungsi ginjal
keperawatan selama 3x24 jam laboratorium sesuai dan kontrol penyakit
masalah Resiko program : elektrolit, usus juga merupakan
ketidakseimbangan elekrolit Hb, Ph, dan albumin. pedoman untuk
teratasi dengan kriteria hasil : 5. Kolaborasi dengan pengganti cairan.
- Frekuensi BAB dalam batas tim medis dalam 3. Dapat membantu
normal, Pasien BAB 1x pemberian obat anti mengevaluasi
dalam sehari diare dan antibiotic: pernyataan verbal dan
- Keram perut tidak ada asupan cairan dan keefektifan intervensi.
- Peristaltik dalam batas larutan oralit per oral 4. Untuk menentukan
normal, Bising usus : kebutuhan penggantian
28x/menit dan keefektifan terapi.
- Turgor kulit baik 5. Untuk memperbaiki
- TTV dalam batas normal ketidak seimbangan
- Mukosa bibir lembab cairan / elektrolit
- Pasien tidak terlihat lemah
lagi
2. Defisit volume cairan bd Tupen : Setelah dilakukan 1. Pantau status hidrasi 1. Untuk mengetahui
kehilangan cairan Aktif tindakan keperawtan selama 2. Monitor intake dan adanya tanda-tanda
1x24 jam diharapkan volume cairan output dehidrasi dan
cairan klien terpenuhi. 3. Berikan terapi IV, mencegah syok
Tupan : Setelah dilakukan sesuai program hipovolemik
tindakan keperawatan selama 4. Anjurkan pasien 2. Untuk mengumpulkan
1x24 jam diharapkan kebutuhan untuk meningkatkan dan menganalisis data
cairan terpenuhi, klien tidak asupan oral pasien untuk mengatur
menunjukan adanya tanda-tanda keseimbangan cairan
dehidrasi. 3. Untuk memberikan
Kriteria hasil : hidrasi cairan tubuh
- Mempertahankan urine secara parenteral
output sesuai dengan usia 4. Untuk
dan berat badan, berat jenis mempertahankan
urine normal, hematrokit cairan
normal.
- Tekanan darah, nadi suhu
tubuh dalam batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi, elastisitas turgor
kulit baik, membran
mukosa lembab, tidak ada
rasa haus yang berlebih.
3. Mual bd iritasi lambung Tupen : setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian 1. Mengidentifikasi
tindakan keperawatan selama 1x lengkap rasa mual keefektifan intervensi
24 jam diharapkan pasien tidak termasuk frekuensi, yang diberikan
mengalami mual. durasi, tingkat mual, 2. Mengidentifikasi
Tupen: Setelah dilakukan dan faktor yang pengaruh mual
tindakan keperawatan selama menyebabkan pasien terhadap kualitas
3x24 jam masalah mual pada mual hidup pasien
pasien teratasi dengan kriteria 2. Evaluasi efek mual 3. Memenuhi kebutuhan
hasil : terhadap nafsu nutrisi pasien dan
- Kebutuhan nutrisi pasien makan pasien, mencegah mual
terpenuhi aktivitas sehari-hari 4. Untuk menghindari
- Pasien memperlihatkan pasien, dan pola tidur terjadinya mual
asupan makanan dan cairan pasien 5. Mengatasi atau
yang adekuat 3. Anjurkan makan menghilangkan rasa
- Pasien mampu sedikit tapi sering mual dan muntah
menghabiskan diit satu dan dalam keadaan
porsi hangat
- Pasien tidak terlihat lemah, 4. Berikan istirahat dan
tidak ada mual muntah tidur yang adekuat
untuk mengurangi
mual
5. Kolaborasi
pemberian
antiemetik :
Ondansetron 4 mg
IV sebelum makan
atau sesudah
program
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Inisial Klien/Ruang : An.A/Mawar Nama Mahasiswa : Nadia salma nastia


No. RM/Dx. Medis : 3245637/ NIM : 4002180054

DX. HARI/TGL/JA IMPLEMENTASI RESPON PARAF


KEPERAWATAN M

Resiko Senin, 14 Juni 1. Mengkaji 1. tekanan bola


ketidakseimbanga 2021 status dehidrasi mata pasien
n elekrolit bd 08.30 : mata, tugor cekung,
output yang kulit dan pupil isokor,
berlebihan dengan membran Turgor kulit
intake yang kurang mukosa melambat
2. mengkaji >2 detik,
08.35
pemasukan dan Mukosa
pengeluaran bibir pasien
cairan tampak
3. Memonitor kering dan
08.40
TTV pucat
4. Melakukan 2. pasien
08.50
Pemeriksaan mengalami
laboratorium muntah,
sesuai program pasien
: elektrolit, Hb, minum
Ph, dan hanya
albumin. sedikit
08.55
5. Melakukan karena mual
Kolaborasi 3. TTV
dengan tim TD : 90/60
medis dalam mmHg
pemberian obat N :
anti diare dan 62x/menit
antibiotic: RR :
asupan cairan 21x/menit
dan larutan S : 37,5 C
oralit per oral 4. Hasil
Pemeriksaan
Lab:
Natrium 130
mEq/ L
5. Pasien
bersedia
diberikan
obat
Defisit volume 09.00 1. Memantau 1. tekanan bola
cairan bd status hidrasi mata pasien
kehilangan cairan 09.05 2. Memonitor cekung,
Aktif intake dan pupil isokor,
cairan output Turgor kulit
09.15 3. memberikan melambat
terapi IV, >2 detik,
sesuai Mukosa
program: bibir pasien
Terapi cairan tampak
NaCl kering dan
09.20 4. menganjurkan pucat
pasien untuk 2. pasien
meningkatkan mengalami
asupan oral muntah,
pasien
minum
hanya
sedikit
karena mual
3. pasien mau
diberikan
cairan IV,
cairan
pasien
terpenuhi
melalui IV
4. pasien
mengikuti
anjuran,
pasien
terlihat tidak
lemas dan
bertenaga
Mual bd iritasi 09.30 1. melakukan 1. Pasien
lambung pengkajian mengalami
lengkap rasa mual
mual termasuk disertai
frekuensi, dengan
durasi, tingkat muntah
mual, dan dengan
faktor yang jumlah
menyebabkan muntah
pasien muntah yang tidak
09.40 2. Evaluasi efek terhitung,
mual terhadap pasien
nafsu makan mengalami
pasien, mual
aktivitas sehari- disebabkan
hari pasien, dan oleh pasien
pola tidur pasen meminum
09.45 3. menganjurkan susu kotak,
makan sedikit saat dilihat
tapi sering dan tanggal
dalam keadaan expired,
hangat sudah
09.50 4. memberikan terlewat.
istirahat dan 2. Pasien
tidur yang mengatakan
adekuat untuk tidak nafsu
mengurangi makan,
mual pasien
09.55 5. melakukan terlihat
kolaborasi lemas
pemberian 3. Pasien
antiemetik : mampu
Ondansetron 3 makan
mg IV sebelum dengan
makan atau mengikuti
sesudah diet yang
program dianjurkan
4. Pasien
bersedia
diberikan
obat, pasien
terlihat
mualnya
sedikit
berkurang

F. EVALUASI KEPERAWATAN
Inisial Klien/Ruang : An.A/Mawar Nama Mahasiswa : Nadia salma nastia
No. RM/Dx. Medis : 3245637/ NIM : 4002180054
DIAGNOSA TANGGAL/HARI EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
Resiko Selasa, 15 Juni 2021 S : Pasien mengatakan
ketidakseimbangan 08.00 tidak mengalami diare
elekrolit bd output lagi, dan tidak merasa
yang berlebihan keram pada perutnya
dengan intake yang Pasien mengatakan
kurang tidak muntah lagi
O : pasien terlihat sehat
dengan tanda dan gejala
mukosa bibir lembab,
turgor kulit elastis, dan
tidak terjadi diare dan
muntah
- Pasien BAB 1x
sehari, konsistensi
feses lunak, bising
usus 28x/menit
- TTV :
TD : 110/80
mmHg
N : 80x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,5 C
A : Masalah teratasi
P : Implementasi
dihentikan
Defisit volume 09.00 S : Pasien mengatakan
cairan bd kehilangan lebih bertenaga dan
cairan Aktif cairan pasien terpenuhi
O : pasien tidak terlihat
lemah, mukosa bibir
lembab, turgor kulit
elastis
- TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,5 C
- Pasien tidak
terlihatb haus lagi
A : Masalah teratasi
P : Implementasi
Dihentikan

Mual bd iritasi 10.00 S : Pasien mengatakan


lambung sudah tidak mengalami
mual dan muntah lagi
- Pasien mengatakan
nutrisinya terpenuhi,
nafsu makan
membaik
O : pasien terlihat tidak
mual dan muntah, nafsu
makan pasien
meningkat dilihat dari
porsi makan pasien
habis, pasien terlihat
tidak lemah lagi,
mukosa bibir lembab
dan tidak pucat
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan
Catatan Pasien Keluar UGD:
Keadaan Umum: Composmentis
Kesadaran: Composmentis GCS : 15 (E4 V5 M6)
Tanda Vital: TD: 110/80mmHg N: 80x/menit R: 22x/menit S: 36,5 C SO2: 98%
Diagnosa Medis: -
Terpasang alat: pasien tidak terpasang alat
Tindakan yang telah dilakukan:
Pemberian cairan IV NaCl

Obat obatan yang telah diberikan:


pemberian Cairan Oralit
Pemberian Ondansetron 3 mg (IV)

Pasien Keluar: Selasa, 15 Juni 2021


 Rawat inap di Ruangan mawar  Menolak Rawat………………  Di rujuk Ke RS lain:
……………. Alasan di rujuk: ………………………..…  Pulang / Meninggal, Tanggal:
………….…… Jam: ……..WIB

Anda mungkin juga menyukai