Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL

Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi

LITERATUR REVIEW

ARFIANA RACHMATILLAH
1601470018

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL.......................

Oleh:
Pembimbing Utama: Pembimbing
pendamping

Ririn Anantasari, S.Kep,Ns.M.Kep,Sp.Mat Esti Widiani,S.Kep,Ns.M.Kep


NIP. 197006111996032001 NIK. 84.04.2.154

Penguji :

Lucia Retnowati,SST,M.Kes
NIP. 196804241998032001

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Sarjana Terapan Keperawatan Lawang

Budiono, S.Kp, M.Kes


NIP.196907122001121001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas kasih-Nya lah

penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan baik. Laporan ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Mata Ajar Skripsi dan sebagai

salah satu persyaratan dalam menempuh Ujian Akhir di Program Studi Sarjana

Terapan Keperawatan Lawang Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Malang. Atas terselesainya proposal ini, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1) Budi Susatia, S.Kp., M.Kes., selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Malang.

2) Imam Subekti, S.Kep, M.Kep, Sp.Kom selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.

3) Budiono, S.Kep, M.Kes., selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan

Keperawatan Lawang.

4) Ririn Anantasari, S.Kep,Ns.M.Kep,Sp.Mat., selaku Pembimbing Utama yang

telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dalam

menyusun skripsi ini dan telah memberikan bimbingan dengan sabar, tekun,

bijaksana, dan sangat cermat memberikan masukan serta motivasi kepada

penulis.

5) Esti Widiani,S.Kep,Ns.M.Kep., selaku Pembimbing Kedua yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dalam

menyusun skripsi ini dan memberikan bimbingan dengan sabar, tekun,

bijaksana dan selalu memberikan masukan serta motivasi kepada penulis.

ii
6) Lucia Retnowati.SST,M.Kes Dosen Penguji Ketua yang bersedia menguji

penulis. Memberikan saran, bimbingan, arahan dan motivasi dalam

menyusun skripsi ini.

7) Seluruh staf pengajar dan karyawan Kampus II Politeknik Kesehatan

Kemenkes Malang Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Lawang

yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian.

8) Ayah Moch. Lutfi , Ibu Elfa Ardiana , M. Afiq Fataya , Amalia Sholiha ,

Shelvia Rosalinda dan semua keluarga di rumah yang selalu mendoakan dan

memberikan semangat dan dukungan kepada penulis secara terus menerus.

Tidak lelah mengingatkan untuk semangat belajar dan segera menyelesaikan

skripsi. Rekan-rekan seperjuangan Sarjana Terapan Keperawatan Lawang

Angkatan 2016 dan semua pihak yang telah memberikan dukungan selama

penyusunan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, maka

dari itu penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang

membangun bagi penulis. Semoga amal ibadah dan budi baik bapak ibu,

orang tua serta rekan-rekan mendapat rahmat yang berlimpah dari Allah

SWT. Penulis berharap skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan

bermanfaat bagi pembaca.

Malang, Januari 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
DAFTAR TABEL.................................................................................................
DAFTAR GAMBAR............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
1.3 Tujuan.................................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................
1.4 Manfaat penelitian...............................................................................
1.4.1 Secara Teoritis............................................................................
1.4.2 Secara Praktis.............................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bayi.....................................................................................................
2.2 Konsep Pijat Bayi................................................................................
2.2.1 Pijat Bayi....................................................................................
2.2.2 Mekanisme Dasar Pemijatan......................................................
2.2.3 Manfaat Pijat Bayi.....................................................................
2.2.4 Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Pijat Bayi.........
2.3 Tumbuh Kembang Bayi......................................................................
2.3.1 Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi...........................
2.3.2 Ciri-Ciri Pertumbuhan................................................................
2.3.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan.....................

iv
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Strategi Pencarian Literatur.................................................................
3.1.1 Protokol dan Registrasi..............................................................
3.1.2 Database Pencarian....................................................................
3.1.3 Kata Kunci.................................................................................
3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi...............................................................
3.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas...................................................
3.3.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi..............................................
3.3.2 Penilaian Kualitas......................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................

v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kata Kunci Literature Review..............................................................
Tabel 3.2 Format PEOS dalam Literature Review................................................

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Prisma Flow Chart.............................................................................

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 JBI Critical Appraisal Checklist for .................................................


Lampiran 2 JBI Critical Appraisal Checklist for..................................................
Lampiran 3 JBI Critical Appraisal Checklist for..................................................
Lampiran 4 JBI Critical Appraisal Checklist for..................................................
Lampiran 5 JBI Critical Appraisal Checklist for..................................................
Lampiran 6 JBI Critical Appraisal Checklist for..................................................
Lampiran 7 JBI Critical Appraisal Checklist for..................................................
Lampiran 8 JBI Critical Appraisal Checklist for..................................................
Lampiran 9 JBI Critical Appraisal Checklist for..................................................
Lampiran 10 JBI Critical Appraisal Checklist for................................................

viii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fenomena pertumbuhan dan perkembangan anak sering kali diabaikan

baik oleh tenaga kesehatan maupun orangtua, yang selama ini hanya berfokus

pada penanganan saat anak sakit. (Harahap, 2019). Menurut World Health

Organization (WHO) tahun 2013 mencatat bahwa setiap tahun lebih dari 200

juta anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Masalah

gizi, khususnya pada balita, menjadi masalah besar karena berkaitan erat

dengan indikator kesehatan umum seperti tingginya angka kesakitan serta

angka kematian bayi dan balita. Masalah kekurangan gizi sangat umum terjadi

pada anak-anak terutama pada balita, dikarenakan balita sedang mengalami

proses pertumbuhan yang sangat pesat sehingga memerlukan zat-zat

makananyang relatif banyak dan kualitas yang lebih tinggi. (Rumahorbo,

Risna Melina ; Syamsiah, 2020). Selain itu, kemampuan berbahasa,

kreativitas, kesadaran sosial, emosional serta perkembangan merupakan

permasalahan yang sering terjadi pada perkembangan balita, oleh sebab itu

harus dilakukan pembinaan tumbuh kembang (Palupi & Pratiwi, 2019).

Permasalahan tumbuh kembang pada bayi sering kali terjadi pada masyarakat,

perlu adanya identifikasi lebih lanjut menggunakan literature review dalam

permasalahan ini.

World Health Organization (WHO) tahun 2018 melaporkan bahwa data

prevalensi balita yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan

adalah 28,7% dan Indonesia termasuk kedalam Negara ketiga dengan

1
prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional

(SEAR) dengan rata-rata prevalensi di Indonesia tahun 2005- 2017 adalah

36,4% (Rumahorbo, Risna Melina ; Syamsiah, 2020). Data dari UNICEF

(2011), didapatkan bahwa angka kejadian gangguan pertumbuhan dan

perkembangan pada anak usia balita khususnya gangguan perkembangan

motorik didapatkan (27,5 %) atau 3 juta anak mengalami gangguan.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Kesehatan, Badan, Kesehatan,

Humaniora, & Kesehatan, 2018) menunjukkan bahwa persentase anak yang

mengalami gangguan perkembangan motorik kasar di Indonesia sebesar

12,4% dan perkembangan motorik halus sebesar 9,8% (Rosmiyati., 2017).

Gangguan tumbuh kembang pada bayi apabila tumbuh kembang tidak

terpenuhi maka bayi dapat mengalami berbagai gangguan seperti kurang gizi,

gangguan dalam berbahasa dan berbicara yang tidak jelas, gangguan

perkembangan motorik kasar dan motorik halus, gangguan pendengaran,

kurang kecerdasan serta gangguan perilaku yang dapa menyebabkan anak

autisme dan retardasi mental (Palupi & Pratiwi, 2019).

Bayi atau Balita jika tidak dibina secara baik, maka anak tersebut akan

mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan di masa yang akan

datang. (Rumahorbo, Risna Melina ; Syamsiah, 2020). Stimulasi memegang

peran yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan bayi untuk dapat berkembang maksimal (Nasrah, Swastika, &

Kismiyati, 2018). Stimulasi yang diberikan secara terus menerus secara rutin

dapat merangsang perkembangan pada sel-sel otak dan akan memperkuat

hubungan antar syaraf yang telah terbentuk, secara otomatis fungsi otak akan

2
menjadi semakin baik. Stimulasi yang diberikan orang tua dalam bentuk

stimulasi visual,verbal, audiktif, taktil dan lain-lain. Salah satu rangsangan dan

stimulasi yang dianjurkan adalah pijat bayi. Beberapa penelitian mengatakan

pijat bayi bisa merangsang saraf nervus vagus, dimana saraf ini meningkatkan

peristaltik usus yang mengatur fungsi organ tubuh termasuk di bagian dada

dan perut. Rangsangan pada saraf vagus (saraf parasimpatis) akan merangsang

lambung untuk mengeluarkan hormon gastrin. Disisi lain, pijat juga

melancarkan peredaran darah dan meningkatkan metabolisme sel, dari

rangkaian tersebut berat badan bayi akan meningkat (Agustin et al., 2020).

Berdasarkn pernyataan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian metode Literatur (Literature review) dengan judul judul “Pengaruh

pijat bayi terhadap tumbuh kembang bayi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : “Apakah ada pengaruh pijat

bayi terhadap tumbuh kembang bayi?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pijat bayi terhadap tumbuh kembang bayi.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi teknik pijat bayi untuk mengatasi permasalahan

tumbuh kembang bayi.

3
2. Mengidentifikasi tumbuh kembang bayi yang bisa diatasi dengan pijat

bayi.

3. Mengidentifikasi bagaimana fisiologi ataupun kronologi pijat bayi

dapat mengatasi permasalahan tumbuh kembang bayi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Dapat digunakan sebagai sumber informasi dan referensi dalam

mengembangkan wawasan yang lebih luas dalam memahami tumbuh

kembang bayi dan juga sebagai dasar ilmu keperawatan pada kesehatan

dan perkembangan bayi.

1.4.2 Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan indikator untuk

meningkatkan tumbuh kembang pada bayi agar bisa memantau

pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan dapat menjadi bahan

penyuluhan bagi petugas kesehatan untuk menurunkan prevalensi

permasalahan tumbuh kembang bayi.

4
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Bayi

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan

37 minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2.500 gram sampai 4000

gram, cukup bulan, langsung menangis dan tidak ada cacat bawaan, serta

ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat.

Bayi merupakan makhluk yang sangat peka dan halus, apakah bayi itu

akan terus tumbuh dan berkembang dengan sehat, sangat bergantung pada

proses kelahiran dan perawatannya. Tidak saja cara perawatannya, namun

pola pemberian makan juga sangat mempengaruhi perkembangan dan

pertumbuhan bayi (Depkes RI, 2009).

Bayi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bayi cukup bulan, bayi

premature, dan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR). Bayi (Usia 0-

11 bulan) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat

yang mencapai puncaknya pada usia 24 bulan, sehingga kerap diistilahkan

sebagai periode emas sekaligus periode kritis (Bruno, 2019).

2. 2 Konsep Pijat Bayi

2.2.1 Pijat Bayi

Pijat bayi adalah bagian dari terapi sentuhan yang dilakukan pada bayi

sehingga dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan,

mempertahankan rasa aman pada bayi dan mempererat tali kasih sayang

orang tua dengan bayi (Agustin et al., 2020).

5
Pijat atau disebut juga stimulus touch adalah kombinasi pengetahuan

anatomi tubuh dan seni perawatan kesehatan dan penyembuhan yang

dikenal sejak peradaban manusia muncul. Pijat bayi merupakan salah satu

terapi sentuhan yang dapat memenuhi kebutuhan fisik-biologis., emosi,

dan stimulasi (Dewi, 2019).

Pijat Bayi merupakan suatu terapi berupa sentuhan pijatan yang

memberikan suatu stimulus pada hormon di dalam tubuh, satu subtansi

yang mengatur fungsi - fungsi seperti nafsu makan, tidur, ingatan dan

belajar serta mengatur suhu tubuh, emosional, perilaku, fungsi pembuluh

darah, kontraksi otot, metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan.

Sentuhan merupakan indera pertama dimana bayi dapat memberikan reaksi

selain itu sentuhan juga dapat meningkatkan perkembangan sosial bayi

(Palupi & Pratiwi, 2019).

Pijat bayi sudah beberapa waktu ini digemari karena bisa membuat

bayi lebih sehat dan tidak rewel. Pijat bayi juga bisa membuat otot bayi

lebih kuat, imunitasnya meningkat, menaikkan berat badan bayi,

mengurangi rasa sakit, dan membuat tidur bayi lebih lelap. Pijat bayi bisa

merangsang otot motorik, memperbaiki kekebalannya serta menambah

jumlah produksi darah putih yang membuat menjadi lebih sehat. Dengan

memberikan pijatan pada tubuh si bayi nantinya membuat tubuh bayi

mengalami penurunan hormon kortisol, yaitu hormon penyebab stres.

Hasilnya bayi menjadi lebih riang dan tidak suka menangis. Jika bayi

mengalami masalah berat badan, memijatnya secara teratur juga

memberikan manfaat untuk mempengaruhi rangsangan syaraf dan kulit

6
dan memproduksi hormon-hormon berpengaruh dalam menaikkan berat

badan (Ayuningtyas & Ropitasari, 2018).

2.2.2 Mekanisme dasar pemijatan

Satu hal yang sangat menarik pada penelitian tentang pemijatan bayi

adalah penelitian tentang mekanika dasar pemijatan. Mekanisme dasar pijat

bayi belum banyak diketahui.Walaupun demikian, saat ini para pakar sudah

mempunyai beberapa teori tentang mekanisme ini serta mulai menemukan

jawabannya. Diajukan beberapa mekanisme untuk menolong menerangkan

mekanisme dasar pijat bayi, antara lain (Roesli, 2010 dalam Bruno, 2019) :

a. Beta Endorphin Mempengaruhi Mekanisme Pertumbuhan

Pijatan akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Menurut Schanberg 1989 dari Duke University Medical School

melakukan penelitian pada bayi-bayi tikus dan ditemukan bahwa jika

hubungan taktil (jilat-jilatan) ibu tikus kepada bayinya terganggu akan

menyebabkan hal-hal berikut ini:

1. Penurunan enzim ODC (ornithine decarboxylase) suatu enzim yang

menjadi petunjuk peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan.

2. Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan.

3. Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormon

pertumbuhan. Pengurangan sensasi taktil akan meningkatkan

pengeluaran suatu neurochemical betha-endorphine, yang akan

mengurangi pembentukan hormon pertumbuhan karena menurunnya

jumlah dan aktivitas ODC jaringan.

7
b. Aktivitas Nervus Vagus Mempengaruhi mekanisme penyerapan

makanan

Pada bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus

(saraf otak ke-10) yang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim

penyerapan gastrin 16 dan insulin. Dengan demikian, penyerapan

makanan akan menjadi lebih baik. Itu sebabnya mengapa berat badan

bayi yang dipijat meningkat lebih banyak daripada yang tidak dipijat.

c. Aktivitas Nervus Vagus Meningkatkan Volume ASI

Penyerapan makanan menjadi lebih baik karena peningkatan

aktivitas Nervus Vagus menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan

lebih sering menyusu pada ibunya. Akibatnya, ASI akan lebih banyak

diproduksi. Seperti diketahui, ASI akan semakin banyak diproduksi jika

semakin banyak diminta. Selain itu, ibu yang memijat bayinya akan

merasa lebih tenang dan hal ini berdampak positif pada peningkatan

volume ASI.

d. Produksi Serotonin Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Pemijatan akan meningkatkan aktivitas neurotransmitter serotonin,

yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat

glucocorticoid (adrenalin, suatu hormone stress). Proses ini akan

menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin (hormon

stress). Penurunan kadar hormon stress ini akan meningkatkan daya

tahan tubuh, terutama IgM dan IgG.

e. Pijat dapat Mengubah Gelombang otak

8
Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelap dan meningkatkan

kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Hal ini disebabkan pijatan dapat

mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara

menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta

tetha, yang dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG

(electroensefalogram).

2.2.3 Manfaat Pijat Bayi

Pijat bayi memiliki banyak manfaat antara lain, pijat bayi dapat

mengurangi perilaku stress pada bayi prematur. Selain itu, pijat bayi juga

bermanfaat untuk meningkatkan bounding and attachment antara ibu dan

bayi, meningkatkan berat badan, serta meningkatkan kuantitas tidur bayi.

Manfaat lain pijat bayi adalah meningkatkan perkembangan psikomotor dan

perkembangan mentalnya (Andini, Novayelinda, & Utami, 2014).

Menurut Santi (2012), Terapi sentuh, terutama pijat pada bayi banyak

menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan dan dapat diukur

secara ilmiah, antara lain dengan mengukur kadar cortisol ludah, kadar

cortisol plasma secara radioimmunoassay, kadar hormon/catecholamine air

seni dan pemeriksaan EEG (electro enchephalogram/ gambaran gelombang

otak). Selain itu pijat memberi efek biokiamia yang positip, antara lain :

1. Menurunkan kadar hormon stres (catecholamine)

2. Meningkatkan kadar serotin.

Manfaat pijatan pada bayi menurut (Suwardini, 2013 dalam Murti,

2015) adalah sebagai berikut :

1. Menaikkan berat badan.

9
2. Menyerap makan lebih baik.

3. Mengkonsumsi ASI lebih banyak.

4. Terhindar dari radang telinga tengah, campak, gangguan usus dan lain

sebagainya.

5. Mengurangi depresi atau ketegangan.

6. Menstimulasi pengeluaran hormon oksitosin dan endorfin.

Meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan.

7. Intesitas tangis akan berkurang.

8. Meningkatkan daya tahan tubuh.

9. Perkembangan hubungan emosional.

10. Lebih tenang serta waktu tidur dan bangunnya teratur.

11. Melegakan saluran pernapasan dan menghindari asma.

12. Membuat otot bayi lebih kuat.

13. Mengurangi sakit perut dan kembung.

14. Memperbaiki sirkulasi darah.

15. Membantu fungsi pencernaan bayi.

Manfaat pijat bayi (Indriyani, 2016 dalam Goleman et al., 2019)

adalah sebagai berikut :

1. Pijat memberi sentuhan yang menenangkan, serta mengingatkan bayi

akan rasa nyaman selama berada dalam kandungan mama.

2. Membuatnya lebih jarang sakit, tidur lebih nyenyak, dan makan lebih

baik. Juga, pencernaan bayi akan lebih lancar.

3. Mempererat kelekatan (bonding) antara anak dan orangtua, serta

membuat bayi merasa nyaman.

10
4. Memperlancar peredaran darah serta membuat kulit bayi terlihat lebih

sehat.

5. Bayi yang sering dipijat jarang mengalami kolik, sembelit, dan diare.

6. Membuat otot-otot bayi lebih kuat, dan koordinasi tubuhnya lebih baik.

7. Sistem kekebalan tubuh bayi akan lebih kuat, serta membuatnya lebih

tahan terhadap infeksi dan berbagai masalah kesehatan lain.

8. Bayi yang sering dipijat tumbuh menjadi anak yang lebih riang dan

bahagia. Selain itu, ia jarang rewel dan tantrum. Secara umum, anak-

anak ini jarang memang mengalami masalah psikologis atau emosional.

2.2.4 Faktor-faktor yang harus di perhatikan dalam pijat bayi

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pijat bayi adalah (Roesli,

2010 dalam Bruno, 2019):

a. Pelaksanaan Pemijatan Bayi Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi

dilahirkan, sesui keinginan orang tua. Dengan lebih cepat mengawali

pemijatan, bayi akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Apalagi jika pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran

sampai bayi berusia 6-7 bulan. Pemijatan dapat dilakukan pada waktu-

waktu berikut ini : Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk

memulai hari baru dan Malam hari, sebelum tidur. Ini sangat baik untuk

membantu bayi tidur lebih nyenyak.

b. Persiapan Sebelum Memijat meliputi angan bersih dan hangat,

menghindari kuku dan perhiasan dan hal lain yang mengakibatkan

goresan pada kulit bayi, ruang untuk memijat diupayakan hangat dan

tidak pengap, bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar, sediakan

11
waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15 menit guna melakukan

seluruh tahap-tahap pemijatan, duduk pada posisi nyaman dan tenang,

baringkan bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih, dan

menyiapkan handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby oil atau

lotion), meminta izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan

cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya bicara, dan

mengakhiri dengan peregangan. Setelah melakukan persiapan itu,

pemijatan bisa dimulai.

Urutan pijat bayi adalah sebagai berikut (Rakhmawati, 2009 dalam Bruno,

2019)

1. Kaki

Berikut merupakan tatacara pemijatan pada kaki bayi:

9) Perahan cara India Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti

memegang pemukul softball. Gerakkan tangan ke bawah secara

bergantian, seperti memerah susu kemudian peras dan putar, pegang

kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan.

Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha

kearah mata kaki.

10) Telapak kaki: Urut telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara

bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak

kaki.

11) Tarikan lembut jari: memijat jari-jari satu persatu dengan gerakan

memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang

lembut pada tiap ujung jari.

12
12) Gerakan peregangan (stretch), yaitu dengan mempergunakan sisi

dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari kearah

tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari ke arah tumit.

Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kaki

pada daerah pangkal kaki kearah tumit.

13) Titik tekan bagian kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh

permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari.

14) Punggung kaki dipijat dengan mempergunakan kedua ibu jari secara

bergantian mulai dari pergelangan kaki kearah jari-jari secara

bergantian.

15) Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles), yaitu dengan

gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan

jarijari lainnya di pergelangan kaki bayi.

16) Perahan cara swedia, yaitu dengan cara memegang pergelangan kaki

bayi. Kemudian menggerakkan tangan secara bergantian dari

pegelangan kaki ke pangkal paha.

17) Gerakan menggulung, yaitu dengan memegang pangkal paha dengan

kedua tangan Anda. Buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha

menuju pergelangan kaki.

18) Gerakan akhir: Setelah gerakan 1 sampai 10 dilakukan pada kaki

kanan dan kiri rapatkan kedua kaki bayi. Meletakkan kedua tangan

secara bersamaan pada pantat dan pangkal paha. mengusap kedua 22

kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha ke arah pergelangan kaki.

Ini merupakan gerakan akhir bagian kaki.

13
2. Perut

Berikut merupakan tatacara pemijatan perut pada bayi:

1) Mengayuh sepeda, yaitu dari atas ke bawah perut, bergantian dengan

tangan kanan dan kiri.

2) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat, yaitu mengangkat kedua

kaki bayi dengan salah satu tangan. Dengan tangan yang lain, pijat

perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jari-jari kaki.

3) Bulan-Matahari, yaitu membuat lingkaran searah jarum jam dengan

jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus

buntu) ke atas, kemudian kembali ke 18 daerah kanan bawah (seolah

membentuk gambar matahari (M)) beberapa kali. Gunakan tangan

kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian

kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah

membentuk gambar bulan (B)), lakukan kedua gerakan ini

bersamasama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari)

sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran

(bulan).

4) Gerakan I-Love-U pada bayi. “I”, Pijatlah perut bayi mulai dari

bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan

kanan membentuk huruf “I”. “Love”, pijatlah perut bayi membentuk

huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari

kiri atas ke kiri bawah. “You”, pijatlah perut bayi membentuk huruf

“U” 23 terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas,

kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri bawah.

14
5) Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers), yaitu

meletakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan.

Gerakkan jari-jari Anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian

kiri guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara.

3. Dada

Berikut merupakan tatacara pemijatan dada pada bayi:

1) Jantung besar dengan membuat gerakan yang menggambarkan

jantung dengan meletakkan ujungujung jari kedua telapak tangan

Anda di tengah dada bayi atau ulu hati. Buat 19 gerakan ke atas

sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang

selangka, lalu ke bawah membentuk bentuk jantung dan kembali ke

ulu hati.

2) Kupu-kupu, yaitu membuat gerakan diagonal seperti gambaran

kupu-kupu, dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat

menyilang dari tengah dada atau ulu hati ke arah bahu kanan dan

kembali ke ulu hati. Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan kembali

ke ulu hati.

4. Tangan

Berikut merupakan tatacara pemijatan tangan pada bayi :

1) Memijat ketiak (armpits), yaitu dengan membuat gerakan memijat

pada daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu diingat, kalau terdapat

24 pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya gerakan tidak

dilakukan.

15
2) Perahan cara India, yaitu arah pijatan yang menjauhi tubuh. Fungsi

pemijatan cara ini adalah untuk relaksasi atau melemaskan otot.

Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan seperti

memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan

tangan bayi. Gerakan tangan kanan mulai dari bagian pundak ke arah

pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak ke

arah pergelangan tangan. Demikian seterusnya, gerakan tangan

kanan dan kiri ke bawah secara bergantian dan berulang-ulang

seolah memerah susu sapi.

3) Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke

pergelangan tangan.

4) Membuka tangan, yaitu dengan memijat telapak tangan dengan

kedua ibu jari, dari pergelangan tangan ke arah jari-jari.

5) Putar jari-jari, yaitu memijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke

arah ujung jari dengan gerakan memutar. Akhirilah gerakan ini

dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari.

6) Punggung tangan, yaitu dengan meletakkan tangan bayi diantara

kedua tangan. Usap punggung tangannya dari pergelangan tangan ke

arah jarijari dengan lembut.

7) Peras dan putar pergelangan tangan, yaitu dengan memeras

sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk.

8) Perahan cara Swedia, yaitu dari arah pergelangan tangan ke arah

badan. Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan

paru-paru. Gerakkan tangan kanan dan kiri secara bergantian mulai

16
dari pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak Lanjutkan

dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi ke arah pundak.

9) Gerakan menggulung, yaitu dengan memegang lengan bagian atas

atau bahu dengan kedua telapak tangan. Bentukklah gerakan

menggulung dari pangkal lengan menuju kearah pergelangan tangan

atau jari-jari.

5. Muka

Berikut merupakan tatacara pemijatan muka pada bayi :

1) Dahi, yaitu meletakkan jari-jari kedua tangan pada pertengahan dahi.

Tekankan jari-jari dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar ke

samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau membuka

lembaran buku. Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis, buatlah

lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakkan ke

dalam melalui daerah pipi di bawah mata.

2) Alis, yaitu dengan meletakkan kedua ibu jari diantara kedua alis

mata. Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis

mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah

menyetrika alis.

3) Hidung, yaitu dengan meletakkan kedua ibu jari pada pertengahan

alis. Tekankan ibu jari dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi

hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke samping dan ke

atas seolah membuat bayi tersenyum.

17
4) Mulut bagian atas, yaitu dengan meletakkan kedua ibu jari di atas

mulut di bawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke

samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.

5) Mulut bagian bawah, yaitu dengan meletakkan kedua ibu jari di

tengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari

tengah ke samping, kemudian ke atas ke arah pipi seolah membuat

bayi tersenyum.

6) Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw), yaitu dengan

jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah rahang

bayi.

7) Belakag telinga, yaitu dengan mempergunakan ujung-ujung jari,

berikan tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri.

Gerakkan ke arah pertengahan dagu di bawah dagu.

6. Punggung

Berikut merupakan tatacara pemijatan punggung pada bayi :

1) Gerakan maju mundur (kursi goyang), yaitu dengan membuat bayi

tengkurap secara melintang di depan dengan kepala di sebelah kiri

dan kaki di sebelah kanan. Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan

gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari

bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.

2) Gerakan menyetrika, yaitu dengan memegang pantat bayi dengan

tangan kanan. Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah

sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi

seolah menyetrika punggung.

18
3) Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki, yaitu dengan mengulangi

gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan

memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki

bayi.

4) Gerakan melingkar, yaitu dengan jari-jari kedua tangan, buatlah

gerakan-gerakan melingkar kecilkecil mulai dari batas tengkuk turun

ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai pantat.

Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah leher, kemudian

lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.

5) Gerakan menggaruk, yaitu menekan dengan lembut ke lima jari-jari

tangan kanan Anda pada punggung bayi. Buat gerakan menggaruk

ke bawah memanjang sampai ke pantat bayi.

6) Gerakan relaksasi yang dipakai untuk memulai gerakan pada setiap

bagian badan bayi. Membuat goyangan-goyangan ringan,

tepukantepukan halus, dan melambunglambungkan secara lembut

adalah contoh gerakan relaksasi.Sentuhan relaksasi ini dapat dipakai

untuk memulai gerakan pada setiap bagian badan bayi.

7) Gerakan peregangan lembut, yaitu dengan meregangkan tangan dan

kaki bayi, memijat perut dan pinggul serta meluruskan tulang

belakang bayi. Peregangan lembut ini dilakukan diakhir pemijatan

atau diantara pijatan. Setiap gerakan peregangan dapat dilakukan

sebanyak 4-5 kali. Berikut ini bentuk gerakn-gerakan peregangan :

a. Tangan disilangkan, yaitu dengan memegang kedua pergelangan

tangan bayi dan silangkan keduanya di dada. Luruskan kembali

19
kedua tangan bayi ke samping. Ulangi gerakan ini sebanyak 4-5

kali.

b. Membentuk diagonal tangan-kaki, yaitu mempertemukan ujung

kaki dan ujung tangan kiri bayi di atas tubuh bayi sehingga

membentuk garis diagonal. Selanjutnya, tarik kembali kaki kanan

dan tangan kiri bayi ke posisi semula. Pertemukan ujung kaki kiri

dengan ujung tangan kanan di atas tubuh bayi. Selanjutnya, tarik

kembali tangan dan kaki bayi ke posisi semula. Gerakan

membentuk diagonal ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.

c. Menyilangkan kaki, yaitu dengan memegang pergelangan kaki

kanan dan kaki kiri bayi, lalu silangkan ke atas. Buatlah silangan

sehingga mata kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam.

Setelah itu, kembalikan posisi kaki pada posisi semula. Pegang

kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua kakinya ke

atas sehingga mata kaki kanan dalam bertemu dengan mata kaki

kiri luar. 25 Setelah itu, kembalikan pada posisi semula. Gerakan

ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.

d. Menekuk kaki, yaitu dengan memegang pergelangan kaki kanan

dan kiri bayi dalam posisi kaki lurus, lalu tekuk lutut kaki

perlahan menuju ke arah perut.Gerakan menekuk lutut ini dapat

diulang sebanyak 4-5 kali. 5. Menekuk kaki bergantian, yaitu

sama seperti menekuk kaki, tetapi dengan mempergunakan kaki

secara bergantian.

20
2. 3 Tumbuh Kembang Bayi

2.3.1 Tahap pertumbuhan dan perkembangan bayi

Tumbuh kembang adalah suatu proses yang terjadi secara terus -

menerus dan bertahap yang terjadi sejak dari konsepsi sampai dewasa.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang

berkesinambungan, bersifat kontinu dan pertumbuhan merupakan bagian

dari proses perkembangan. Pertumbuhan meliputi perubahan panjang

badan dan berat badan dan pertumbuhan ini bersifat kuantitatif.

Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat (gram, pound,

kilogram), ukuran panjang (cm, meter). Perkembangan adalah bertambah

sempurnanya kemampuan, keterampilan dan fungsi dari tubuh hasil dari

proses pematangan tubuh yang lebih komplek meliputi dalam kemampuan

motorik kasar, motorik halus, bicara, berbahasa, bersosialisasi dan

perkembangan bersifat kuantitaf dan kualitatif dan perkembangan

psikomotor dapat dinilai dengan Denver Development Screening Test II

(DDST II) (Palupi & Pratiwi, 2019).

Pertumbuhan merupakan bertambahnya suatu ukuran dan jumlah sel,

serta jaringan intraseluler atau bertambahnya jumlah dan besarnya sel

diseluruh bagian tubuh yang dapat diukur secara kuantitatif (Goleman et

al., 2019).

Pertumbuhan adalah sesuatu yang berkaitan dengan perubahan baik

dari segi jumlah, ukuran, dan dimensi pada tingkat sel, organ yang di ukur

maupun individu. Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami

perbedaan yang bervariasi sesuai dengan bertambahnya usia anak secara

21
umum, pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke kaki

(cephalokauudal). Kemtangan pertumbuhan tubuh pada bagian kepala

berlangsung lebih dahulu, kemudian secara berangsur-angsur diikuti oleh

tubuh 11 bagian bawah. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan

bertambah secara teratur. Ada perbedaan antara konsep pertumbuhan dan

perkembangan pada bayi, konsep pertumbuhan lebih kearah fisik, yaitu

pertambahan berat tubuh bayi. Dalam hal ini terjadi pertumbuhan organ-

organ bayi seperti tulang, gigi, organ-organ dalam, dan sebagainya.

Sementara itu, konsep perkembangan lebih mengarah pada segi psikologis,

yaitu menyangkut perkembangan sosial, emosional, dan kecerdasan.

Perkembangan pada bayi terdiri dari beberapa tahap antara lain sebagai

berikut (Chamidah, 2009 dalam Bruno, 2019):

1. Periode usia 0-1 bulan (periode neonatus/bayi awal): terjadi

penyesuaian sirkulasi darah dan insiasi pernapasan serta fungsi lain.

2. Periode usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun (periode bayi tengah):

terjadi pertumbuhan yang cepat dan maturasi fungsi terutama pada

saraf. Maturasi fungsi adalah pemataangan fungsi-fungsi organ tubuh,

misalnya pada organ pencernaan dari hanya bias mencerna susu hingga

dapat mencerna makanan padat.

3. Periode usia 1-2 tahun (periode bayi akhir): terjadi perkembangan

motoric besar dan halus, control fungsi ekskresi (buang air besar) dan

pertumbuhan lambat.

2.3.2 Ciri-ciri pertumbuhan

22
Hidayat (2009), menyatakan bahwa seseorang dikatakan mengalami

pertumbuhan bila terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran

fisik, seperti berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala,

lingkar lengan, lingkar dada, perubahan proporsi yang terlihat pada proporsi

fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi sampai

dewasa, terdapat ciri baru yang secara 12 perlahan mengikuti proses

kematangan seperti adanya rambut pada daerah aksial, pubis atau dada,

hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan seperti

hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi sus, atau hilangnya refleks tertentu.

2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah

(Chamidah, 2009):

1. Gizi pada bayi

2. Penyakit kronis atau kelainan konginetal seperti tuberkolosis, anemia,

kelainan jantung bawaan mengakibatkan setardasi pertumbuhan jasmani.

3. Lingkungan fisis dan kimia meliputi sanitasi lingkungan yang kurang

bagi bayi, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radio aktif, zat kimia

dan rokok mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan

anak.

4. Hubungan psikologis, yaitu hubungan anak dengan orang sekitarnya,

seorang anak yang tidak dikehendaki orang tuanya atau anak yang selalu

merasa tertekan akan mengalami hambatan didalam perkembangan

maupun pertumbuhan.

23
5. Faktor endokrin seperti gangguna hormone. Salah satu contohnya pada

penyakit hipoteroid yang akan menyebabkan anak mengalami hambatan

pertumbuha. Defisiensi hormon pertumbuhan akan menyebabkan anak

menjadi kerdil.

6. Sosial ekomoni, seperti kemiskinan yang selalu berkaitan dengan

kekurangan makanan kesehatan lingkungan yang jelek dan

ketidaktahuan akan menghambat pertumbuhan anak.

7. Pemberian ASI ekslusif pada usia 0-6 bulan dapat membantu

pertambahan berat badan bayi karena komponen ASI sesuai dengan

kebutuhan bayi.

8. Pemakaian obat-obatan, seperti pemakaian kortikosteroid dalam jangka

lama akan menghambat pertumbuhan. Demikian halnya dengan

pemakaian obat perangsang terhadap rangsangan susunan saraf pusat

yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon perkembangan dan

pertumbuhan.

9. Genetik atau Hereditas

10. Status Kesehatan Anak dalam Keluarga.

Menurut (Oktiawati, 2015 dalam Goleman et al., 2019) faktor-faktor

yang mempengaruhi tumbuh kembang diantara nya :

1. Faktor genetik

a. Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik.

b. Jenis kelamin.

c. Suku bangsa.

2. Gizi dan penyakit

24
a. Pertumbuhan dapat terganggu jika jumlah salah satu jenis zat yang

mencapai tubuh berkurang. Misalnya : gangguan pertumbuhan

terlihat pada kwashiorkor dan infeksi cacing.

b. Pertumbuhan yang baik juga bergantung pada kesehatan organ-organ

tubuh. Misalnya : penyakit hati, jantung ginjal dan paru-paru yang

berat dapat mengganggu pertumbuhan normal.

3. Faktor lingkungan,

a. Faktor prenatal Gizi saat hamil, mekanisme, toksin, endokri, radiasi,

infeksi, stress, imunitas, anoksia embrio.

b. Faktor post natal.

a) Faktor lingkungan biologis Ras, jenis kelamin, umur, gizi,

kepekaan terhadap penyakit, perawatan kesehatan, penyakit

kronis, dan penyakit akut.

b) Faktor lingkungan fisik Cuaca, musim, sanitasi dan keadaan

rumah.

c) Faktor lingkungan sosial Stimulasi, motivasi, stres, kelompok

sebaya, ganjaran, atau hukuman yang wajar, cinta dan kasih

sayang.

d) Lingkungan keluarga dan adat istiadat yang lain.

25
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Strategi Pencarian Literature

3.1.1 Protokol dan Registrasi

Rangkuman menyeluruh yang terbentuk dalam literature review yang

berkaitan dengan pengaruh pijat bayi terhadap tumbuh kembang bayi.

Protokol dalam studi ini menggunakan The Joanna Briggs Institute

Guideline sebagai panduan dalam asesmen kualitas dari studi yang

dirangkum. Evaluasi dari literature review akan menggunakan PRISMA

checklist untuk menentukan penyeleksian studi yang telah disesuaikan dan

ditemukan dengan tujuan dari literature review (Nursalam and Hons, 2020).

3.1.2 Database Pencarian

Literature review merupakan ringkasan menyeluruh dari beberapa

penelitian yang ditentukan berdasarkan topik tertentu. Pencarian literatur

dilakukan mulai September 2020 – November 2020. Dalam penelitian ini

menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh bukan dari

pengamatan secara langsung, melainkan data yang diperoleh dari hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sesuai

dengan topik yang telah ditentukan, sumber data sekunder yang diperoleh

berupa artikel jurnal bereputasi baik nasional maupun international. Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh

bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian

yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder

yang didapat berupa artikel atau jurnal yang relevan dengan topik dilakukan

26
menggunakan database melalui e-Resources Perpusnas , google scholar,

dan Scient Direct

3.1.3 Kata Kunci.

Dalam mencari jurnal atau artikel pada penelitian ini menggunakan

keyword dan boolean operator (AND, OR NOT or AND NOT) yang

digunakan untuk memperluas atau menspesifikkan penelusuran, sehingga

dapat lebih mudah dalam menentukan jurnal atau artikel yang digunakan.

Keyword dalam literature review ini disesuaikan dengan MeSH (Medical

Subject Heading) yang terdiri dari sebagai berikut (Nursalam and Hons,

2020):

Table 3.1 Kata Kunci (Keyword)

Massage Growth and Baby


Development
Massage Growth and Baby
develompment baby
OR OR OR
Baby massage Pertumbuhan bayi Bayi
OR OR
Pijat bayi Perkembangan bayi
OR
Tumbuh kembang bayi

Keyword dalam penelitian ini adalah :

((massage) OR baby massage) AND growth baby) OR development baby)

AND baby).

3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS

framework (Nursalam and Hons, 2020).

27
1. Population/problem , populasi atau masalah dalam literature review ini

adalah pijat bayi terhadap tumbuh kembang bayi.

2. Intervention , tindakan dalam literature review ini adalah pijat bayi

terhadap tumbuh kembang bayi dan pemberian Kuisioner yang diisi

oleh responden.

3. Comparation , tidak ada faktor pembanding.

4. Outcome, terdapat pengaruh pijat bayi terhadap tumbuh kembang bayi

5. Study design, menggunakan desain penelitian yang digunakan dalam

artikel yang akan di riview.

Table 3.2 Identifikasi Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi Eksklusi


Population Jurnal international yang Jurnal international yang
Berhubungan dengan tidak berhubungan dengan
topik peneliti yakni bayi topik peneliti yakni bayi
yang dalam tahap tumbuh yang dalam tahap tumbuh
kembang usia 0-12 bulan kembang usia diatas 12
bulan
Intervention Pemberian sop pijat bayi, Pemberian Baby spa
Comparasion Tidak ada faktor Tidak ada faktor
pembanding pembanding
Outcome Adanya pengaruh pijat Tidak ada pengaruh pijat
bayi terhadap tumbuh bayi terhadap tumbuh
kembang bayi kembang bayi
Study Design Quasi experiment Cross sectional,
observational study,
cohort study, pra
experiment, case-control
Publication Artikel atau jurnal yang Artikel atau jurnal yang
Years terbit setelah tahun 2015 terbit sebelum tahun 2015
Language Bahasa Inggris Selain Bahasa Indonesia
dan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

28
3.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

3.3.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Jurnal

Berdasarkan hasil pencarian literatur melalui database publikasi e-

Resources perpusnas, Google Scholar , Scienct direct dengan menggunakan

kata kunci “Baby Massage” AND “Growth and Development of the Baby”

AND “Baby” yang dispesifikasikan kembali dengan mengarahkan ke

masalah pengaruh pijat bayi terhadap tumbuh kembang bayi, peneliti

menemukan 59.877 jurnal yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Jurnal

penelitian tersebut kemudian diskrisning atau disaring kembali, dimana

terdapat 10.465 jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu terbitan 5

tahun terakhir, menggunakan bahasa indonesia dan bahasa inggris.

Kemudian, jurnal dipilah kembali berdasarkan kriteria inklusi yang sudah

ditentukan oleh peneliti, seperti jurnal dengan judul penelitian yang sama

ataupun memiliki tujuan penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini

dengan mengidentifikasi abstrak pada jurnal-jurnal tersebut. Jurnal yang tidak

memenuhi kriteria tersebut maka diekslusi. Sehingga didapatkan 11 jurnal

yang akan dilakukan review.

29
Pencarian menggunakan keyword
melalui database e-Resources Perpusnas (n = 28.960)
perpusnas, dan google scholar Scient direct (n = 715)
Google scholar (n=30.202 )
N= 59.877

Seleksi jurnal 5 tahun terakhir, dan


menggunakan bahasa inggris atau
bahasa indonesia Excluded (n=5145)
Problem/Populasi:
N = 10.465 - Tidak sesuai dengan topik (n=1.813)
Intervention:
- bayi (n=1.687)
Seleksi judul dan duplikat Outcome :
- Tidak ada hubungan dengan
N : 5.320 pengaruh pijet bayi terhadap tumbuh
kembang bayi (n=1.377)
Study design:
- Systematic review (n=104)
- Literature review (n=54)
- Book chapters (n=21)
- Conference abstrac(n=31)
Identifikasi abstrak

N : 312
Excluded (n=301)
- Hasil penelitian tidak menyebutkan
mengenai pengaruh pijat bayi terhadap
tumbuh kembang bayi (n=113)
- Tujuan penelitian tidak sesuai (n=112)
Jurnal akhir yang dapat dianalisa - Metode penelitian yang tidak
sesuai rumusan masalah dan dijelaskan secara rinci (n=76)
tujuan

N = 11

Gambar 2. Diagram Flow literature review Berdasarkan PRISMA 2009


(Polit and Beck, 2013 dalam Nursalam and Hons, 2020)

30
3.3.2 Penilaian Kualitas
Analisis kualitas metodologi dalam setiap studi (n=11) dengan

menggunakan checklist daftar penilaian yang didapat dari JBI critical

appraisal (The Joanna Briggs Institute). Penilaian kriteria diberi nilai ‘ya’,

‘tidak’, ‘tidak jelas’ atau ‘tidak berlaku’, dan setiap kriteria dengan skor ‘ya’

diberi satu poin dan nilai yang lain adalah nol, lalu setiap skor studi dihitung

dan dijumlahkan. Critical appraisal dengan nilai titik cut-off yang sudah

disepakati oleh peneliti, studi dimasukkan ke dalam kriteria inklusi. Studi

yang berkualitas rendah dan untuk menghindari bias dalam validitas hasil

dan rekomendasi ulasan maka oleh peneliti dikecualikan. Hasil skrining

terakhir dalam literature review didapatkan 11 jurnal yang mencapai 80%

dan siap dilakukan analisis data.

Resiko bias dalam literature review menggunakan asesmen pada

metode penelitian masing-masing studi, diantaranya (Nursalam and Hons,

2020) :

1. Teori : Teori yang sudah tidak sesuai, sudah kadaluwarsa, dan

kredibilitas yang kurang

2. Desain : Desain yang kurang sesuai dengan tujuan penelitian

3. Sample : Ada 4 hal yang harus diperhatikan yaitu populasi, sampel,

sampling, dan besar sampel yang tidak sesuai dengan kaidah

pengambilan sampel

4. Variabel : Variabel yang diterapkan kurang sesuai dari segi jumlah,

pengontrolan variabel perancu, dan variabel lainnya.

5. Instrumen : Instrumen yang digunakan tidak memiliki sensitivitas,

spesivikasi dan validatas-reliabilitas

31
6. Analisis data : Analisis data tidak sesuai dengan kaidah analisis yang

sesuai dengan standar.

32
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, I., Arini, K., Arum, S., Noviadi, P., Studi, P., Iv, D., & Palembang, P. K.
(2020). PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI USIA 1-3 BULAN PENDAHULUAN Masa awal setelah
kelahiran dan yang merupakan masa guna emas dalam Kenaikan berat
badan anak pada tahun pertama kehidupan apabila anak mendapat gizi
yang baik yaitu dari. 5, 166–177.
Andini, M., Novayelinda, R., & Utami, G. T. (2014). Pengaruh Pijat Bayi
Terhadap Perkembangan Neonatus. Jurnal Online Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, 1(2), 1–9.
Ayuningtyas, I., & Ropitasari, R. (2018). Hubungan Antara Dukungan Suami
Dengan Sikap Istri Pada Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Menggunakan
Tes Iva Di Puskesmas Jaten Ii Kabupaten Karanganyar. PLACENTUM:
Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan Aplikasinya, 6(2), 33.
https://doi.org/10.20961/placentum.v6i2.22854
Bayi, P., Bulan, U., Bidan, D. I., Mandiri, P., Murti, N. N., Pd, M., & Balikpapan,
P. D. K. (2015). Peneliti Utama.
Bruno, L. (2019). Hubungan tahap pertumbuhan dan perkembangan bayi. Journal
of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Dewi, A. S. (2019). Pengaruh Pemijatan terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Bayi Umur 3 – 4 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kanjilo
Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. UMI Medical Journal, 1(1), 1–14.
https://doi.org/10.33096/umj.v1i1.3
Goleman et al., 2019. (2019). 済無 No Title No Title. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Harahap, N. R. (2019). Pijat Bayi Meningkatkan Berat Badan Bayi Usia 0-6
Bulan. Jurnal Kesehatan Prima, 13(2), 99.
https://doi.org/10.32807/jkp.v13i2.226
Kesehatan, K., Badan, R. I., Kesehatan, P., Humaniora, P., & Kesehatan, M.
(2018). Hasil utama riskesdas 2018 provinsi jawa timur. 1–82.
Nasrah, N., Swastika, I. K., & Kismiyati, K. (2018). Efektifitas Pijat Bayi
Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 4 - 6 Bulan Di
Puskesmas Hedam Distrik Abepura Kota Jayapura. Jurnal Keperawatan
Tropis Papua, 1(1), 13–18. https://doi.org/10.47539/jktp.v1i1.17
Palupi, E., & Pratiwi, Y. E. (2019). Perbandingan Pertumbuhan Perkembangan
Bayi Usia 4-12 Bulan Antara Yang Dilakukan Baby Massage Dan Baby Spa
Di Keluarahan Purwokinanti, Pakualaman Yogyakarta Tahun 2017. Jurnal
Kesehatan, 6(1), 18–33. https://doi.org/10.35913/jk.v6i1.118
Rumahorbo, Risna Melina ; Syamsiah, N. ; M. (2020). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tumbuh Kembang Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019. Chmk Health Journal,
4(2), 158–165.
Usia, B., Di, B., Maria, B. P. S., Bandar, S., Tahun, L., & Kunci, K. (2017). 1 , 1 ,
1. 6, 208–214.

33
Agustin, I., Arini, K., Arum, S., Noviadi, P., Studi, P., Iv, D., & Palembang, P. K.
(2020). PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI USIA 1-3 BULAN PENDAHULUAN Masa awal setelah
kelahiran dan yang merupakan masa guna emas dalam Kenaikan berat
badan anak pada tahun pertama kehidupan apabila anak mendapat gizi
yang baik yaitu dari. 5, 166–177.
Andini, M., Novayelinda, R., & Utami, G. T. (2014). Pengaruh Pijat Bayi
Terhadap Perkembangan Neonatus. Jurnal Online Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, 1(2), 1–9.
Ayuningtyas, I., & Ropitasari, R. (2018). Hubungan Antara Dukungan Suami
Dengan Sikap Istri Pada Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Menggunakan
Tes Iva Di Puskesmas Jaten Ii Kabupaten Karanganyar. PLACENTUM:
Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan Aplikasinya, 6(2), 33.
https://doi.org/10.20961/placentum.v6i2.22854
Bayi, P., Bulan, U., Bidan, D. I., Mandiri, P., Murti, N. N., Pd, M., & Balikpapan,
P. D. K. (2015). Peneliti Utama.
Bruno, L. (2019). Hubungan tahap pertumbuhan dan perkembangan bayi. Journal
of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Dewi, A. S. (2019). Pengaruh Pemijatan terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Bayi Umur 3 – 4 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kanjilo
Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. UMI Medical Journal, 1(1), 1–14.
https://doi.org/10.33096/umj.v1i1.3
Goleman et al., 2019. (2019). Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1689–1699.
Harahap, N. R. (2019). Pijat Bayi Meningkatkan Berat Badan Bayi Usia 0-6
Bulan. Jurnal Kesehatan Prima, 13(2), 99.
https://doi.org/10.32807/jkp.v13i2.226
Kesehatan, K., Badan, R. I., Kesehatan, P., Humaniora, P., & Kesehatan, M.
(2018). Hasil utama riskesdas 2018 provinsi jawa timur. 1–82.
Nasrah, N., Swastika, I. K., & Kismiyati, K. (2018). Efektifitas Pijat Bayi
Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 4 - 6 Bulan Di
Puskesmas Hedam Distrik Abepura Kota Jayapura. Jurnal Keperawatan
Tropis Papua, 1(1), 13–18. https://doi.org/10.47539/jktp.v1i1.17
Palupi, E., & Pratiwi, Y. E. (2019). Perbandingan Pertumbuhan Perkembangan
Bayi Usia 4-12 Bulan Antara Yang Dilakukan Baby Massage Dan Baby Spa
Di Keluarahan Purwokinanti, Pakualaman Yogyakarta Tahun 2017. Jurnal
Kesehatan, 6(1), 18–33. https://doi.org/10.35913/jk.v6i1.118
Rumahorbo, Risna Melina ; Syamsiah, N. ; M. (2020). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tumbuh Kembang Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019. Chmk Health Journal,
4(2), 158–165.
Usia, B., Di, B., Maria, B. P. S., Bandar, S., Tahun, L., & Kunci, K. (2017). 1 , 1 ,
1. 6, 208–214..

34
Lampiran 1

JBI Critical Appraisal Checklist for Quasi Experimental Studies (non-


randomized experimental studies)

Reviewer : ARFIANA RACHMATILLAH Date:17/11/2020


Author : Nasrah et al. year : 2018
record number :

Unclear
applicable
1. Is it clear in the study what is the ‘cause’ and what is
the ‘effect’ (i.e. there is no confusion about which □ □
variable comes first)?

Were the participants included in any comparisons


similar?
□ □
3. Were the participants included in any comparisons
receiving similar treatment/care, other than the
exposure or intervention of interest?
□ □
Was there a control group?
□ □
5. Were there multiple measurements of the
outcome both pre and post the □ □
intervention/exposure?
6. Was follow up complete and if not, were differences
between groups in terms of their follow up
adequately described and analyzed?
□ □
7. Were the outcomes of participants included in any
comparisons measured in the same way? □ □
Were outcomes measured in a reliable way? □ □
Was appropriate statistical analysis used? □ □
Overall appraisal: Include √ Exclude □ □
Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)

Cut of point = 90%

Lampiran 2

35
JBI Critical Appraisal Checklist for Quasi-Experimental Studies (non-
randomized experimental studies)

Reviewer : ARFIANA RACHMATILLAH Date : 17/11/2020


Author : Ana Sari Dewi year : 2017
record number :

applicable
1. Is it clear in the study what is the ‘cause’ and what is
the ‘effect’ (i.e. there is no confusion about which □ □
variable comes first)?

Were the participants included in any comparisons


similar?
□ □
3. Were the participants included in any comparisons
receiving similar treatment/care, other than the
exposure or intervention of interest?
□ □
Was there a control group?

5. Were there multiple measurements of the
outcome both pre and post the □
intervention/exposure?
6. Was follow up complete and if not, were
differences between groups in terms of their
follow up adequately described and analyzed?

7. Were the outcomes of participants included in any
comparisons measured in the same way? □
Were outcomes measured in a reliable way? □
Was appropriate statistical analysis used? □
Overall appraisal: Include √ Exclude □ □
Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)

Cut of point = 90%

Lampiran 3

JBI Critical Appraisal Checklist for Quasi-Experimental Studies (non-

36
randomized experimental studies)

Reviewer : ARFIANA RACHMATILLAH Date : 17/11/2020


Author : Afroh Fauziah et al. year : 2018
record number : 10.13057

Unclear Not
applicable
1. Is it clear in the study what is the ‘cause’ and what
is the ‘effect’ (i.e. there is no confusion about □
which variable comes first)?

Were the participants included in any comparisons


similar?

3. Were the participants included in any comparisons
receiving similar treatment/care, other than the
exposure or intervention of interest?

Was there a control group?

5. Were there multiple measurements of the
outcome both pre and post the □
intervention/exposure?
6. Was follow up complete and if not, were
differences between groups in terms of their
follow up adequately described and analyzed?

7. Were the outcomes of participants included in any
comparisons measured in the same way? □
Were outcomes measured in a reliable way? □
Was appropriate statistical analysis used? □
Overall appraisal: Include √ Exclude □ Seek further info □
Comments (Including reason for exclusion)

Cut of point = 90%

Lampiran 4

JBI Critical Appraisal Checklist for Quasi-Experimental Studies (non-

37
randomized experimental studies)

Reviewer : ARFIANA RACHMATILLAH Date :18/11/2020


Author : Astriana et al. year : 2017
record number :

Unclear Not
applicable
1. Is it clear in the study what is the ‘cause’ and
what is the ‘effect’ (i.e. there is no confusion □
about which variable comes first)?

Were the participants included in any


comparisons similar?

3. Were the participants included in any
comparisons receiving similar treatment/care,
other than the exposure or intervention of

interest?

Was there a control group?



5. Were there multiple measurements of the
outcome both pre and post the □
intervention/exposure?
6. Was follow up complete and if not, were
differences between groups in terms of their
follow up adequately described and analyzed?

7. Were the outcomes of participants included in
any comparisons measured in the same way? □
Were outcomes measured in a reliable way? □
Was appropriate statistical analysis used? □
Overall appraisal: Include √ Exclude □ Seek further info □
Comments (Including reason for exclusion)

Cut of point = 100%

Lampiran 5

JBI Critical Appraisal Checklist for Quasi-Experimental Studies (non-

38
randomized experimental studies)

Reviewer : ARFIANA RACHMATILLAH Date : 19/11/2020


Author : Ismar Agustin et al. year : 2020
record number : 10.36729

Unclear
applicable
1. Is it clear in the study what is the ‘cause’ and what is
the ‘effect’ (i.e. there is no confusion about which □ □
variable comes first)?

Were the participants included in any comparisons


similar?
□ □
3. Were the participants included in any comparisons
receiving similar treatment/care, other than the
exposure or intervention of interest?
□ □
Was there a control group?
□ □
5. Were there multiple measurements of the
outcome both pre and post the □ □
intervention/exposure?
6. Was follow up complete and if not, were
differences between groups in terms of their follow
up adequately described and analyzed?
□ □
7. Were the outcomes of participants included in any
comparisons measured in the same way? □ □
Were outcomes measured in a reliable way? □ □
Was appropriate statistical analysis used? □ □
Overall appraisal: Include √ Exclude □ Seek further info□
Comments (Including reason for exclusion)

Cut of point = 100%

Lampiran 6
JBI Critical Appraisal Checklist for Quasi-Experimental Studies (non-
randomized experimental studies)

39
Reviewer : ARFIANA RACHMATILLAH Date :19/11/2020
Author : Junita Mariana et al. year : 2019
record number :

applicable
1. Is it clear in the study what is the ‘cause’ and what is
the ‘effect’ (i.e. there is no confusion about which □ □
variable comes first)?

Were the participants included in any comparisons


similar?

3. Were the participants included in any comparisons
receiving similar treatment/care, other than the
exposure or intervention of interest?
□ □
Was there a control group?
□ □
5. Were there multiple measurements of the
outcome both pre and post the □ □
intervention/exposure?
6. Was follow up complete and if not, were
differences between groups in terms of their follow
up adequately described and analyzed?
□ □
7. Were the outcomes of participants included in any
comparisons measured in the same way? □ □
Were outcomes measured in a reliable way? □ □
Was appropriate statistical analysis used? □ □
Overall appraisal: Include √ Exclude □ □
Seek further info

Comments (Including reason for exclusion)

Cut of point = 100%

Lampiran 7
JBI Critical Appraisal Checklist for Quasi-Experimental Studies (non-
randomized experimental studies)

40
Reviewer : ARFIANA RACHMATILLAH Date : 20/11/2020
Author : Novy Marini Harahap year : 2019
record number :

Unclear
applicable
1. Is it clear in the study what is the ‘cause’ and what is
the ‘effect’ (i.e. there is no confusion about which □ □
variable comes first)?

Were the participants included in any comparisons


similar?
□ □
3. Were the participants included in any comparisons
receiving similar treatment/care, other than the
exposure or intervention of interest?
□ □
Was there a control group?
□ □
5. Were there multiple measurements of the
outcome both pre and post the □ □
intervention/exposure?
6. Was follow up complete and if not, were
differences between groups in terms of their follow
up adequately described and analyzed?
□ □
7. Were the outcomes of participants included in any
comparisons measured in the same way? □ □
Were outcomes measured in a reliable way? □ □
Was appropriate statistical analysis used? □ □
Overall appraisal: Include √ Exclude □ Seek further info□
Comments (Including reason for exclusion)

Cut of point = 100%

Lampiran 8
JBI Critical Appraisal Checklist for Quasi-Experimental Studies (non-
randomized experimental studies)

Reviewer : ARFIANA RACHMATILLAH Date : 21/11/2020

41
Author : Raras Nugrohowati year : 2016
record number :

applicable
1. Is it clear in the study what is the ‘cause’ and what is
the ‘effect’ (i.e. there is no confusion about which □ □
variable comes first)?

Were the participants included in any comparisons


similar?
□ □
3. Were the participants included in any comparisons
receiving similar treatment/care, other than the
exposure or intervention of interest?
□ □
Was there a control group?
□ □
5. Were there multiple measurements of the
outcome both pre and post the □ □
intervention/exposure?
6. Was follow up complete and if not, were
differences between groups in terms of their follow
up adequately described and analyzed?
□ □
7. Were the outcomes of participants included in any
comparisons measured in the same way? □ □
Were outcomes measured in a reliable way? □ □
Was appropriate statistical analysis used? □ □
Overall appraisal: Include √ Exclude □ Seek further info□
Comments (Including reason for exclusion)

Cut of point = 80%

Lampiran 9
JBI Critical Appraisal Checklist for Quasi-Experimental Studies (non-
randomized experimental studies)

Reviewer : ARFIANA RACHMATILLAH Date :21/11/2020


Author : paryono et al. year : 2017

42
record number :

applicable
1. Is it clear in the study what is the ‘cause’ and what is
the ‘effect’ (i.e. there is no confusion about which □ □
variable comes first)?

Were the participants included in any comparisons


similar?
□ □
3. Were the participants included in any comparisons
receiving similar treatment/care, other than the
exposure or intervention of interest?
□ □
Was there a control group?
□ □
5. Were there multiple measurements of the
outcome both pre and post the □ □
intervention/exposure?
6. Was follow up complete and if not, were
differences between groups in terms of their follow
up adequately described and analyzed?
□ □
7. Were the outcomes of participants included in any
comparisons measured in the same way? □ □
Were outcomes measured in a reliable way? □ □
Was appropriate statistical analysis used? □ □
Overall appraisal: Include √ Exclude □ Seek further info□
Comments (Including reason for exclusion)

Cut of point = 90%

Lampiran 10

JBI Critical Appraisal Checklist for Quasi-Experimental Studies (non-


randomized experimental studies)

Reviewer : ARFIANA RACHMATILLAH Date : 22/11/2020


Author : Yusti Eka Pratiwi et.al year : 2017
record number :

43
Unclear
applicable
1. Is it clear in the study what is the ‘cause’ and what is
the ‘effect’ (i.e. there is no confusion about which □ □
variable comes first)?

Were the participants included in any comparisons


similar?
□ □
3. Were the participants included in any comparisons
receiving similar treatment/care, other than the
exposure or intervention of interest?
□ □
Was there a control group?
□ □
5. Were there multiple measurements of the
outcome both pre and post the □ □
intervention/exposure?
6. Was follow up complete and if not, were
differences between groups in terms of their follow
up adequately described and analyzed?
□ □
7. Were the outcomes of participants included in any
comparisons measured in the same way? □ □
Were outcomes measured in a reliable way? □ □
Was appropriate statistical analysis used? □ □
Overall appraisal: Include √ Exclude □ Seek further info□
Comments (Including reason for exclusion)

Cut of point = 80%

44

Anda mungkin juga menyukai