Anda di halaman 1dari 3

Modernisasi Jepang Akibat dari Restorasi Meiji

Setelah dasar – dasar pemerintahan dibentuk, Kaisar Meiji kemudian melakukan pembangunan
besar – besaran. Pembangunan ini dilakukan di berbagai bidang dan dilakukan dengan teknologi
modern. Tujuan dari pembangunan ini adalah untuk mengejar ketertinggalan negara Jepang dari
Bangsa Barat. Pembangunan ini kemudian disusun rapi secara bertahap.

1. Pemerintahan
Tenno sebagai kepala negara memiiki sifat dewa menurut ajaran Sinto. Dihapuskannya sistem
feodal yang sebelumnya berlaku. Setiap wilayah daimyo diangkat seorang wakil pemerintah
pusat. Daimyo dijadikan pegawai negeri dan ditempatkan di ibu kota sehingga memudahkan
dalam pengawasan. Tanah yang mereka kuasai diserahkan kepada Tenno. Pada tanggal 11
Februari 1890, disahkan Undang – Undang dasar Negeri Jepang oleh Tenno. Berikutnya
dilakukan penyusunan Dewan perwakilan Rakyat yang terdiri atas dua bagian, diantaranya :

 Majelis Tinggi dimana anggotanya ditunjuk oleh Tenno seumur hidup 


 Majelis Rendah dimana anggotanya dipilih oleh orang – orang yang membayar pajak
tanah sebesar jumlah tertentu.

Selanjutnya dibentuk kabinet yang bertanggung jawab atas raja, artinya walaupun kabinet tidak
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, kabinet tersebut tidak perlu dibubarkan selama raja
Jepang masih berkehendak. Untuk menyesuaikan zaman, maka disusunlah peraturan yang
berasal dari hukum Perancis dan Jerman.

2. Militer
Pada tahun 1873, dibentuk kesatuan tentara Jepang. Angkatan perang dibangun secara modern
dengan peralatan – peralatan yang dibeli dari negara – negara Eropa. Selanjutnya Jepang
mempelajari pembuatan alat perang tersebut dan memproduksi sendiri. Susunan angkatan darat
dipegang oleh keluarga Chosyu dan dibuat mencontoh angkatan darat negara Jerman sedangkan
angkatan laut dipegang keluarga Satyusuma dibentuk dengan mencontoh angkatan laut negara
Inggris. Disisi lain, warga negara yang sudah berusia 20 tahun diwajibkan untuk mengikuti wajib
militer dan selanjutnya ditempatkan di daerah perbatasan yang berbahaya. Dengan
diberlakukannya modernisasi militer di Jepang, ditumbuhkan kembali semangat Busyido dalam
kemiliteran Jepang. Ajaran Busyido memiliki makna menginsyafi kedudukan masing – masing
dalam kehidupan, mempertinggi derajat dan kecakapan diri, melatih dirinya lahir dan batin untuk
menyempurnakan kecakapan dalam ketentaraan, memegang teguh disiplin, menjunjung tinggi
kehormatan bangsa dan tanah air sampai titik darah yang terakhir. Mati memperjuangkan Tenno
adalah mati dalam sebuah kesempurnaan dan termulia.
Dalam pengorganisasian angkatan perang, pemerintah Jepang membentuk Departemen
Pertahanan (Gunbatsu). Departemen ini tidak bertanggung jawab atas parlemen, namun kepada
Tenno. Dalam perkembangannya, badan ini berkembang pesat hingga menjadi suatu badan yang
memiliki pengaruh cukup besar. Jepang memiliki angkatan pertahanan yang kuat karena
setengah dari anggaran belanja negara dipergunakan untuk kebutuhan militer.

Akibat dari adanya modernisasi ini adalah secara otomatis golongan Samurai dihapuskan dan hal
ini kemudian menyebabkan adanya pemberontakan Satsuma. Pemberontakan Satsuma (Seinan
Senso, Perang Barat Daya) merupakan pemberontakan klan Samurai Satsuma yang berlangsung
pada 11 bulan awal era pemerintahan Meiji yang dimulai pada tahun 1877 dan dipimpin oleh
Saigo Takamori terhadap tentara kekaisaran Meiji. Perang saudara ini merupakan perang terakhir
dan terbesar dalam sejarah Jepang. Perang ini terjadi di Kyusu, tepatnya di Prefektur Kumamoto,
Prefektur Miyazaki, Prefektur Oita dan Prefektur Kagoshima.

Latar belakang pemberontakan Satsuma adalah adanya perubahan sistem dalam pemerintahan
yang menyebabkan para Samurai tersingkir. Modernisasi Jepang telah mengikis kekuasaan
Samurai dan menghancurkan sistem tradisional yang sebelumnya berlaku. Penghapusan Pedang
Haito-rei yang melarang para Samurai untuk membawa katana merupakan salah satu faktor
munculnya pemberontakan ini.
Pertempuran antara para Samurai dan pemerintah berlangsung selama enam minggu dan terakhir
Saigo Takamori hanya memiliki sisa 300 – 400 prajurit. Ketika pertempuran terakhir yaitu
pertempuran Shroyama, Saigo mengalami luka berat. Saat – saat genting ketika Saigo akan
ditangkap, ia melakukan Seppuku pada tanggal 24 September 1877. Perang ini menghabiskan
banyak dana pemerintah Jepang, sekaligus menjadi akhir dari Samurai Jepang. Sepuluh tahun
kemudian, Kekaisaran Jepang meminta maaf akan kematian Saigo Takamori sekaligus
memberikan gelar Samurai terakhir.

3. Pendidikan
Restorasi Meiji juga mempengaruhi dunia pendidikan di Jepang. Pada tahun 1871 dibentuk
Departemen Pengajaran dengan mengubah pengajaran tradisional ke pengajaran modern
layaknya pengajaran di Eropa Barat. Dalam sistem ini diberlakukan pendidikan wajib bagi anak
– anak usia 6 tahun dan hal ini berlaku pada semua penduduk. Untuk setiap 600 penduduk
didirikan 1 sekolah rendah. Jepang membagi 8 wilayah pendidikan, setiap daerah diberi 32
sekolah menengah dan 1 perguruan tinggi.

Salah satu hal yang dianggap penting adalah pengiriman pelajar ke Eropa untuk
menyempurnakan ilmu yang dipelajari. Mereka ditugaskan untuk belajar ilmu teknik,
kedokteran, ekonomi dan lain – lain. Setelah kembali ke negaranya, mereka dituntut untuk aktif
dalam pembangunan dan modernisasi negara. Hasilnya, dalam 50 tahun Jepang sudah menjadi
negara yang modern.

4. Industri
Pada masa awal industri, Jepang memfokuskan pada industri teh dan sutera. Kedua komoditas
inilah yang sangat laku di pasaran luar negeri. Tujuan pemfokusan pasar adalah untuk
mendapatkan devisa sebesar – besarnya yang kemudian digunakan untuk modernisasi
perusahaan teh dan sutera dan pengembangan sebuah industri. Pada masa itu, Jepang belum bisa
memproduksi mesin – mesin modern kemudian dibelilah mesin dari Eropa dan didatangkanlah
ahli teknik dari luar negeri. Setelah orang – orang Jepang mampu mengoperasikan mesin – mesin
tersebut, selanjutnya ahli – ahli tersebut dipulangkan ke negaranya. Perdagangan di Jepang
berkembang dengan pesat. Disamping industri teh dan sutera, pada perkembangannya Jepang
juga merancang industri peralatan perang dan industri alat besar.

Industrialisasi dan Politik Imperialisme Jepang


Kemajuan industri Jepang setelah masa Restorasi Meiji membuat Jepang menjadi negara yang
haus akan bahan mentah. Selama masa awal perkembangan industri, Jepang sebagai sebuah
negara masih bisa menggunakan bahan mentah dari negaranya sendiri. Namun pada
perkembangannya bahan mentah tersebut semakin lama semakin menipis sedangkan permintaan
pasar masih terus berjalan. Para pemimpin pemerintahan bekerja keras untuk mencari solusi atas
permasalahan tersebut. Berbagai langkah ditempuh, namun hasilnya nihil. Pada akhirnya Jepang
menempuh langkah imperialisme layaknya negara – negara di Eropa.

Adapun sasaran imperialisme Jepang tersusun sebagai berikut : merebut wilayah Korea yang
kaya akan bahan tambang dan tanahnya yang subur. Letak Korea yang berdekatan dengan
Jepang merupakan pintu gerbang untuk menguasai Mancuria. Kemudian target selanjutnya
adalah dengan menguasai Mancuria yang memiliki tanah yang subur dan kaya akan biji besi.
Daerah ini sangat cocok untuk dijadikan tempat migrasi Jepang yang terlampau padat.
Imperialisme Jepang bukan hanya gerakan militer melainkan juga perluasan perdagangan.

Anda mungkin juga menyukai