Anda di halaman 1dari 8

 

    Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran yang


memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural,
bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Kurikulum Berbasis
Kompetensi, 2004). Pendidikan Kewarganegaraan mengalami perkembangan sejarah
yang sangat panjang, yang dimulai dari Civic Education, Pendidikan Moral Pancasila,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, sampai yang terakhir pada Kurikulum
2004 berubah namanya menjadi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan


dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia
yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari
peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. 

Landasan PKn adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan perubahan zaman, serta
Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum
Berbasis Kompetensi tahun 2004 serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan
Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan yang diterbitkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional-Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah-Direktorat
Pendidikan Menengah Umum.

2.2 Pengertian Filsafat

Filsafat dimulai dengan rasa ingin tahu dan dengan rasa ragu-ragu. Berfilsafat
didorong untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan apa yang belum diketahui.
Karakteristik berfikir filsafat adalah sifat menyeluruh. Seorang ilmuwan tidak puas
hanya mengenal ilmu dari segi pandang ilmu itu sendiri, tapi ingin melihat hakikat
ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainnya.

Dalam kehidupan manusia filsafat tidak terpisahkan, karena sejarahnya yang panjang
kebelakang zaman dan juga karena ajaran filsafat malahan menjangkau masa depan
umat manusia dalam bentuk-bentuk ideology. Pembangunan dan pendidikan yang
dilakukan oleh suatu bangsa pun bersumber pada inti sari ajaran filsafat. Oleh karena
itu filsafat telah menguasai kehidupan umat manusia, manjadi norma negara, menjadi
filsafat hidup suatu bangsa.
Filsafat adalah suatu lapangan pemikiran dan penyelidikan manusia yang amat luas
(komprehensif). Filsafat menjangkau semua persoalan dalam daya kemampuan pikir
manusia. Filsafat mencoba mengerti, menganalisis, menilai dan menyimpulkan semua
persoalan-persoalan dalam jangkauan rasio manusia, secara kritis, rasional dan
mendalam. Kesimpulan-kesimpulan filsafat manusia yang selalu cenderung memiliki
watak subjektivitas. Faktor inilah yang melahirkan aliran-aliran filsafat, perbedaan-
perbedaan dalam filsafat.

Berdasarkan uraian diatas dapatlah diuraikan pengertian filsafat tersebut. Filsafat


berasal dari bahasa Yunani “ philosophos”. “Philos” atau “philein” berarti
“mencintai”, sedangkan “sophos” berarti “ kebijaksanaan “. Maka filsafat merupakan
upaya manusia untuk memenuhi hasratnya demi kecintaannya akan kebijaksanaan.
Namun demikian,, kata “kebijaksanaan” ternyata mempunyai arti yang bermacam-
macam  yang mungkin berbeda satu dengan yang lainnya, satu pendapat mengartikan
kebijaksanaan dalam konteks luas, yaitu melibatkan kemampuan untuk memperoleh
pengertian tentang pengalaman hidup sebagai suatu keseluruhan, penekanannya pada
kemampuan untuk mewujudkan pengetahuan itu dalam praktik kehidupan yang nyata.
Ada  yang mengartikan filsafat dalam arti sempit yakni sebagai “pengetahuan” atau
“pengertian” saja.

Defenisi Filsafat menurut beberapa ilmuwan :

1.      Plato : Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada.

2.      Aristoteles : Filsafat menyelidiki tentang sebab dan asas segala benda.

3.      Al Kindi : Filsafat merupakan kegiatan manusia yang bertingkat tinggi,


merupakan pengetahuan dasar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi
manusia.

4.      Al Faraby : Filsafat merupakan ilmu [pengetahuan tentang alam maujud dan
bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.

5.      Ibnu Sina/ Avicenna : Filsafat dan metafisika  sebagai suatu badan ilmu tidak
terbagi. Fisika mengamati yang ada sejauh tidak bergerak. Metafisika memandang
yang ada sejauh itu ada.

6.      Immanuel Kant : Filsafat itu pokok dan pangkal segala pengetahuan.

Dapat disimpulkan filsafat adalah ilmu pengetahuan hasil pemikiran manusia dari
seperangkat masalagh mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga
diperoleh budi pekerti. Adapun tujuan berfilsafat adalah untuk mencari kebenaran
sesuatu baik dalam logika (kebenaran berfikir), etika (berperilaku),mauun metafisika
(hakikat keaslian).

2.3 Kedudukan PKn dalam Filsafat Ilmu

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan Filsafat Ilmu secara substantif dan


pedagogis didesain untuk mengembangkan warga negara yang cerdas dan baik untuk
seluruh jalur dan jenjang pendidikan. Sampai saat ini bidang itu sudah menjadi bagian
inheren dari instrumentasi serta praksis pendidikan nasional Indonesia dalam lima
status. Pertama, sebagai mata pelajaran di sekolah, Kedua, sebagai mata kuliah di
perguruan tinggi, Ketiga, sebagai salah satu cabang pendidikan filsafat ilmu
pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan guru, Keempat, sebagai
program pendidikan politik yang dikemas dalam bentuk Penataran Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau sejenisnya yang pernah dikelola oleh
Pemerintah sebagai suatu crash program, Kelima, sebagai kerangka konseptual dalam
bentuk pemikiran individual dan kelompok pakar terkait, yang dikembangkan sebagai
landasan dan kerangka berpikir mengenai pendidikan kewarganegaraan dalam status
pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Sebagai salah satu cabang pendidikan filsafat
ilmu pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan guru dalam statusnya
yang ketiga yakni sebagai Pendidikan Filsafat Ilmu (Somantri:1998), Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan Program Pendidikan Filsafat Ilmu Sosial sebagai
program pendidikan guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Secara konseptual Pendidikan Filsafat Ilmu ini memusatkan perhatian pada Program
Pendidikan Filsafat Ilmu Politik, sebagai substansi induknya. Secara kurikuler
program pendidikan ini berorientasi kepada pengadaan dan peningkatan kemampuan
profesional guru pendidikan kewarganegaraan. Filsafat Ilmu pendidikan lebih kepada
pendidikan tentang ilmu pendidikan seperti misalnya fakultas ilmu pendidikan.
Sedangkan Pendidikan Filsafat Ilmu mengacu kepada fakultas lainnya seperti
pendidikan MIPA, pendidikan IPS, Pendidikan Jasmani, Pendidikan Bahasa, dan lain
sebagainya.

Program Pendidikan Filsafat Ilmu bidang studi ilmu sosial dirumuskan sebagai
“program pendidikan yang menyeleksi filsafat ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan”
(hlm. 19, Dokumen ISPI, 1995). Rumusan akademik tentang Pendidikan Filsafat Ilmu
atau bidang studi tersebut bertujuan untuk memberikan manfaat bagi pencapaian
tujuan dan program pendidikan, khususnya untuk tingkat pendidikan dasar dan
menengah. Akan tetapi, karena pendidikan keguruan mempunyai fungsi
mengembangkan akademik tingkat perguruan tinggi dan harus dapat menerapkannya
untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah, maka karakter Pendidikan Filsafat
Ilmu yang dibina harus memperhatikan dan mempelajari segala sesuatu yang berkenan
dengan sifat peserta didik, kurikulum, buku pelajaran, serta sekolah pada tingkat
pendidikan dasar dan menegah.

2.4 Pengertian  Filsafat  Pancasila

Pancasila yang dibahas secara filosofis disini adalah Pancasila yang butir-butirnya
termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang tertulis dalam alinia ke
empat. Dijelaskan bahwa Negara Indonesia didasarkan atas Pancasila. Pernyataan
tersebut menegaskan hubungan yang erat antara eksistensi negara Indonesia dengan
Pancasila. Lahir, tumbuh dan berkembangnya negara Indonesia ditumpukan pada
Pancasila sebagai dasarnya. Secara filosofis ini dapat diinterpretasikan sebagai
pernyataan mengenai kedudukan Pancasila sebagai jati diri bangsa.

Melihat dari beragamnya  kebudayaan yang terdapat dalam bangsa Indonesia maka
proses kesinambungan dari kehidupan bangsa merupakan tantangan yang besar. Demi
perkembangan kebudayaan Indonesia selanjutnya dituntut adanya rumusan yang jelas
yang mampu  berperan sebagai pemersatu bangsa sehingga cirri khas bangsa
Indonesia menjadi nyata.

Jadi, Pancasila mengarahkan seluruh kehidupan bersama bangsa, pergaulannya


dengan bangsa-bangsa lain dan seluruh perkembangan bangsa Indonesia dari waktu
kewaktu. Namun dengan diangkatnya Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia
tidak berati bahwa Pancasila dengan nilai-nilai yang termuat didalamnya sudah
terumus dengan teliti dan jelas, juga tidak berarti pancasila telah merupakan kenyataan
didalm kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila adalah pernyataan tentang jati diri
bangsa Indonesia.

2.5 Filsafat Pancasila dan Hubungannya Dengan Pendidikan

Dalam Filsafat Pancasila terdapat banyak nilai-nilai luhur yang menjadi ciri khas dan
perekat bangsa Indonesia. Filsafat yang terkandung didalam pancasila harus disoroti
dari titik tolak pandangan yang holistic mengenai kenyataan  kehidupan bangsa yang
beranekaragam. Ini menekankan pada semangat Bhineka Tunggal Ika, semangat ini
diharapkan mendasari seluruh kehidupan bangsa Indonesia. Yaitu adanya kesatuan
didalam keaneka ragaman yang ada.

Dari penjelasan itu dapat dinyatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah inti Filsafat
Pancasila. Kerinduan bangsa Indonesia akan terwujudnya kesatuan didalam
pengalaman akan kepelbagaian tersebut merupakan cerminan kerinduan umat manusia
sepanjang zaman.

Menurut Drijarkara, 1980  Pancasila adalah inheren (melekat) kepada eksistensi


manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan  yang terntu pada kongretnya. Sebab itu
dengan memandang kodrat manusia “qua valis’ (sebagai manusia), kita juga akan
sampai ke Pancasila.

Hal ini digambarkan melalui sila-sila dalam Pancasila. Notonagoro, 1984 dalam
kaitannya menyebutkan “ kalau dilihat dari segi intisarinya, urut-urutan lima sila
Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya isi, tiap-tiap sila yang
lima sila dianggap maksud demikian, maka diantara lima sila ada hubungannya yang
mengikat yang satu kpada yang lain, sehingga Pancasila merupakan satukesatuan yang
bulat.

Adapun hubungannya dengan pendidikan bahwa bagi bangsa Indonesia keyakinan


atau pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia ialah Pancasila.
Karenanya system pendidikan nasional wajarlah dijiwai, didasari, dan mencerminkan
identitas Pancasila itu. Sistem pendidikan nasional dan system filsafat pendidikan 
Pancasila adalah sub system dari system negara Pancasila. Dengan kata lain system
negara Pancasila wajar tercermin dan dilaksanakan di dalam berbagai subsistem
kehidupan nasional bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Tegasnya tiada system pendidikan nasional tanpa filsafat pendidikan. Jadi, jelas
bahwa  tidak mungkin system pendidikan nasional Pancasila dijiwai dan didasari oleh
system pendidikan yang lain, kecuali Filsafat Pendidikan Pancasila.

2.6 Pancasila Sebagai Ideologi Negara

            Telah disebutkan bahwa Pancasila merupakan falsafah bangsa sehingga ketika
Indonesia menjadi negara, falsafah Pancasila ikut masuk dalam negara. Cita-cita
bangsa tercermin dalam Pembukaan UUD 1945, sehingga demikian Pancasila
Ideologi Negara.

 
2.7 UUD 1945 Sebagai Landasan Konstitusi

            Kemerdekaan Indonesia merupakan momentum yang sangat berharga dimana


bangsa kita bisa terlepas dari penjajahan. Tetapi kemerdekaan ini bukan kemerdekaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia karena :

1.      Teks Proklamasi secara tegas manyatakan bahwa yang merdeka adalah bangsa
Indonesia, bukan negara (karena tidak memenuhi syarat adanya negara dalam hal ini
tidak adanya pemerintahan).

2.      Mengingat kondisi seperti ini, maka dengan segera dibentuk Panitaia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang bertugas untuk membuat undang-udang. Maka,
pada 18 agustus 1945 telah terbentuk UUD 1945 sehingga secara resmi berdirilah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jadi, UUD 1945 merupakna landasan
konstitusi NKRI.

 
PENUTUP

 
3.1 Kesimpulan

Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan


dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia
yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari
peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia, ideologi Negara Indonesia,


sekaligus menjadi pandangan hidup bangsa. Pancasila juga merupakan sumber
kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia. “Makalah PKn Pancasila” Maka
manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama
dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kengaraan. Oleh karena itu
pengalamannya harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia, setiap
penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi pengalaman
Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat
maupun di daerah.

Filsafat adalah ratu ilmu pengetahuan (Queen of  Knowledge) karena filsafat
dipandang sebagai induk ilmu pengetahuan atau yang melahirkan illmu pengetahuan.
Artinya sebelum ada ilmu pengetahuan, filsafat merupakan lapangan utama pemikiran
dan penyelidikan manusia.
Nama :
Husin Ali Alkaff
2013-B

UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN


PENDIDIKAN EKONOMI - AKUNTANSI

Anda mungkin juga menyukai