Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KESULITAN BELAJAR BERBAHASA

DI SUSUN OLEH:

NUR ANANDA APRILIA PUTRI.S

105101115518

FAKULTAS PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang


telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah.Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kesulitan Belajar Berbahasa Pada Anak”
dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini telah saya selesaikan
dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak.Oleh karena itu
saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi
secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Makassar, 21 April 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa (dari bahasa Sanskerta भाषा, bhāṣā) adalah kemampuan yang dimiliki
manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda,
misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiah bahasa disebut ilmu linguistik.Perkiraan
jumlah bahasa di dunia beragam antara 6.000–7.000 bahasa.Namun, perkiraan
tepatnya bergantung pada suatu perubahan sembarang yang mungkin terjadi antara
bahasa dan dialek. Bahasa alami adalah bicara atau bahasa isyarat, tetapi setiap
bahasa dapat disandikan ke dalam media kedua menggunakan stimulus audio, visual,
atau taktil, sebagai contohnya, tulisan grafis, braille, atau siulan. Hal ini karena
bahasa manusia bersifat independen terhadap modalitas. Sebagai konsep umum,
"bahasa" bisa mengacu pada kemampuan kognitif untuk dapat mempelajari dan
menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, atau untuk menjelaskan
sekumpulan aturan yang membentuk sistem tersebut atau sekumpulan pengucapan
yang dapat dihasilkan dari aturan-aturan tersebut. Semua bahasa bergantung pada
proses semiosis untuk menghubungkan isyarat dengan makna tertentu.

Kesulitan belajar merupakan sebuah permasalaha yang menyebabkan seorang


siswa belum dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan belum mampu
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Akan tetapi, banyak sekali
proses pembelajaran yang dilakukan oleh anak-anak yang dibimbing oleh seorang
guru, menghasilkan hanya sedikit perubahan yang dialami oleh anak, bahkan tidak
sama sekali dalam pembelajar bahasa baik itu menulis, membaca, berbicara dan lain-
lain. Hal itu disebabkan adanya kesulitan anak tersebut dalam belajar. Tentunya
banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Melalui makalah ini, saya mencoba
mendeskripsikan tentang kesulitan belajar yang dialami oleh anak serta langkah
untuk mengatasinya.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas saya merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang menjadi kesulitan utama belajar bahasa pada anak?


2. Apa metode yang paling tepat untuk mengatasi kesulitan belajar bahasa?

C. Tujuan

1.   Mengetahui masalah yang dihadapi anak dalam belajar bahasa.

2.   Mengetahui penyebab mengapa anak mengalami kesulitan dalam


membaca, menulis, dan menyimak.   
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar merupakan terjemah dari istilah bahasa Inggris


learning disability. Meskipun sesungguhnya kurang tepat karena learning
artinya belajar dan disability artinya ketidakmampuan sehingga terjemah
yang benar seharusnya adalah ketidakmampuan belajar. Tetapi di Indonesia
lebih dikenal dengan berkesulitan belajar. Selain itu kata berkesulitan juga
lebih dipandang lebih baik dan mempunyai harapan dari pada
ketidakmampuan. Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya
dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak
lancar, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-
kadang terasa amat sulit.

Menurut Sasmita (1989: 64) mengatakan bahwa kesulitan belajar


dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang di tandai oleh
adanya hambatan-hambatan tertentu untuk memperoleh hasil belajar.
Hambatan-hambatan yang timbul itu mungkin disadari dan mungkin tidak
disadari oleh orang yang mengalaminya dan itu dapat bersifat psikologis,
sosiologis ataupun fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya. Murid
yang mengalami kesulitan belajar akan mengalami hambatan dalam proses
mencapai hasil belajarnya, sehingga prestasi yang dicapainya berada dibawah
yang seharusnya atau kemampuannya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat ditegaskan oleh


peneliti bahwa; Kesulitan belajar adalah kesulitan yang dialami oleh
seseorang dalam proses pembelajaran yang tidak dapat belajar sebagaimana
mestinya. Kesulitan belajar terjadi karena adanya ancaman, hambatan-
hambatan dan gangguan dalam belajar. Kesulitan belajar terjadi karena
kesukaran mendapat perubahan tingkah laku (siswa yang bandel atau nakal).
Kesulitan belajar terjadi karena hambatan-hambatan dalam usaha
memperoleh hasil belajar, seperti siswa yang malas belajar serta tingkat IQ
rendah. Kemudian hambatan-hambatan tersebut bisa disadari dan bisa tidak
di sadari oleh orang yang mengalaminya, hal ini biasanya terjadi pada anak
yang mengalami depresi atau tekanan yang disebabkan ada masalah pribadi
dalam keluarga. Hambatan-hambatan tersebut dapat bersifat psikologis,
sosiologis maupun fisiologis. Hambatan-hambatan tersebut menyebabkan
siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, sehingga prestasi yang
diperoleh berada dibawah yang seharusnya/kemampuannya.

B. Klasifikasi Anak Kesulitan Belajar

Seseorang dikatakan mengalami kesulitan belajar ada beberapa kategori,


Dalam Wood 2011:24 kesulitan belajar dapat dibagi menjadi tiga kategori
besar: 1 Kesulitan dalam berbicara dan berbahasa, 2 Permasalahan dalam hal
kemampuan akademik, 3 Kesulitan lainnya, yang mengucap kesulitan dalam
mengoordinasi gerakan anggota tubuh serta permasalahan belajar yang belum
diucap oleh kedua kategori diatas. Secara garis besar kesulitan belajar adapat
di klasifikasikan kedalam 2 kelompok, dalam Abdurrahman 2012:7 yaitu :

1. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan


developmental learning disabilities adalah kesulitan belajar yang
mencakup gangguan motorik dan presepsi, kesulitan belajar bahasa dan
komunikasi, dan kesulitaan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial.
2. Kesulitan belajar akademik academic learning disabilities adalah kesulitan
belajar yangmenunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian
prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan.

C. Penyebab Kesulitan Belajar

Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari


menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan
belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku siswa
seperti suika berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi,
sering tidak masuk kuliah, dan sering kabur dari sekolah. Secara garis besar,
faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam
yaitu factor internal dan factor eksternal.

Faktor internal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang


muncul dari dalam siswa sendiri. Faktor intern siswa meliputi gangguan atau
kurangnya kemampuan psiko fisik siswa yaitu: (a) Yang bersifat kognitif
antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi siswa. (b)
Bersifat afektif antara lain labilnya emosi dan sikap. (c) Bersifat psikomotor
antara lain seperti keterganggunya alat- alat indra penglihat dan pendengar.

Faktor ekternal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang


datang dari luar diri siswa. Faktor eksternal siswa meliputi segala situasi dan
kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa,
faktor lingkungan ini meliputi:

1. Lingkungan keluarga contohnya: ketidak harmonisan hubungan


antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

2. Lingkungan perkampungan atau masyarakat contohnya: wilayah


perkampungan kumuh atau teman sepermainan yang nakal.

3. Lingkungan sekolah contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah


yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat belajar yang berkualitas
rendah.

Beberapa cara dalam mengatasi kesuitan belajar antara lain yakni:


meningkatkan motivasi dalam belajar, memiliki tujuan belajar dan sasaran
yang hendak dicapai, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,
melengkapi sarana belajar, mengatur waktu belajar dirumah dan sekolah,
membuat rangkuman, skema dan catatan bagi pelajaran yang dianggap
penting atau sulit, menciptakan hubungan harmonis dengan guru, teman,
maupun keluarga agar tidak membebani pikiran dan perasaan, bergaul dengan
orang-orang yang mendukung keberhasilan belajar.

Faktor penyebab kesulitan belajar belum diketahui secara pasti,


Menurut Sunardi (2000: 13) faktor penyebab kesulitan belajar
dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu: faktor organik dan biologis,
faktor genetik, dan faktor lingkungan.

1.) Faktor Organik dan Biologis

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa kesulitan belajar


disebabkan oleh adanya disfungsi minimal otak (DMO) meskipun pada
beberapa anak, gejala tersebut tidak ditemui. Selain adanya disfungsi
minimal otak, kesulitan belajar ada bukti tentang adanya faktor biologis
yang menjadi penyebab kesulitan belajar

2) Faktor Genetik
Semakin disadari sekarang bahwa anak berkesulitan belajar
cenderung terjadi dalam satu keluarga. Apakah ini merupakan faktor
keturunan atau lingkungan, masih memerlukan penelitian yang lebih
lanjut.

3) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang kurang mendukung menjadi salah satu


penyebab anak berkesultan belajar. Selain itu factor kesulitan belajar juga
muncul akibat faktor yang terdapat di dalam diri siswa, dan faktor yang
ada di luar diri siswa, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Adapun faktor penyebab hambatan dan masalah belajar yang terdapat di
dalam diri siswa, antara lain:

1.      Kelembahan secara fisik, seperti suatu susunan pusat syaraf yang tidak
berkembang secara sempurna, luka, cacat, atau sakit, sehingga membawa
gangguan emosional, penyakit menahun, asma yang menghambat usaha-
usaha belajar secara optimal.

2.      Kelemahan-kelemahan secara mental, baik yang dibawa sejak lahir


maupun karena pengalaman yang sukar diatasi oleh individu yang
bersangkutan dan kurang, seperti kelemahan mental.

3.      Kelemahan-kelemahan emosional, antara lain: rasa tidak aman

4.      Kelemahan yang disebabkan karena kebiasaan dan sikap-sikap yang


salah, antara lain: banyak melakukan aktivitas yang bertentangan dan tidak
menunjang pekerjaan sekolah, menolak atau malas belajar, kurang berani
dan gagal untuk berusaha memusatkan perhatian, kurang kooperatif dan
menghindari tanggung jawab, sering membolos atau tidak mengikuti
pelajaran, dan gugup.

Sedangkan faktor-faktor kesulitan belajar yang terletak di luar diri siswa,


antara lain:

a.  Kurikulum yang seragam, bahan dan buku sumber yang tidak sesuai
dengan tingkat kematangan dan perbedaan individu atau tidak tersedia.

b.  Ketidaksesuaian standart administratif sistem pengajaran, penilaian,


pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar.
c.  Terlalu berat beban belajar siswa dan mengajar guru, terlampau besar
populasi siswa di dalam kelas, terlalu banyak menuntut kegiatan di luar.

d.  Terlalu sering pindah sekolah, atau program, tinggal kelas.

e.  Kelemahan sistem belajar mengajar pada tingkat pendidikan asal


sebelumnya.

f.  Kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga, pendidikan,


sosial ekonomi, keutuhan keluarga, ketentraman dan keamanan sosial
psikologis.

g.  Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu


banyak terlibat dalam kegiatan ekstra kurikuler.

h.  Kekurangan makan atau gizi, nutrisi yang jelek

i.  Pandangan masyarakat yang salah terhadap pendidikan

j.  Tradisi hidup sosial ekonomi yang terbelakang

D. Penanganan Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar seringkali dihadapi oleh siswa saat menuntut ilmu di


sekolah. Masalah ini biasanya terlihat dari ketidakmampuan siswa dalam
mempelajari kemampuan dasar seperti membaca, berhitung, mengeja atau
menyerap pelajaran lain. Bagi seorang tenaga pendidik atau guru diperlukan
cara khusus mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa tersebut.

Seperti yang kita tahu, guru adalah sosok orang tua kedua bagi para
siswa. Tentu peran guru sangat penting dalam memberikan pendidikan baik
secara akademik maupun moral yang membentuk perilaku dan karakter.
Sangat disayangkan apabila pesan atau pelajaran yang disampaikan guru
tidak bisa diterima dengan maksimal oleh siswa tersebut. Berikut ada
beberapa cara mengatasi kesulitan belajar bagi siswa yang bisa menjadi
pertimbangan.

Kesulitan belajar seringkali dihadapi oleh siswa saat menuntut ilmu di


sekolah. Masalah ini biasanya terlihat dari ketidakmampuan siswa dalam
mempelajari kemampuan dasar seperti membaca, berhitung, mengeja atau
menyerap pelajaran lain. Bagi seorang tenaga pendidik atau guru diperlukan
cara khusus mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa tersebut.
Seperti yang kita tahu, guru adalah sosok orang tua kedua bagi para
siswa. Tentu peran guru sangat penting dalam memberikan pendidikan baik
secara akademik maupun moral yang membentuk perilaku dan karakter.
Sangat disayangkan apabila pesan atau pelajaran yang disampaikan guru
tidak bisa diterima dengan maksimal oleh siswa tersebut. Berikut ada
beberapa cara mengatasi kesulitan belajar bagi siswa yang bisa menjadi
pertimbangan.

1. Gunakan Prior Knowledge

Prior knowledge dapat diartikan sebagai pengetahuan awal yang


sudah dimiliki oleh siswa dari pengalaman atau pengetahuan yang didapat
sebelumnya. Prior knowledge bisa menjadi sebuah metode pendekatan oleh
guru agar dapat mengatasi kesulitan belajar siswa di sekolah

2. Selalu Evaluasi

Cara mengatasi kesulitan belajar siswa bisa dilakukan dengan metode


evaluasi atau self-monitoring. Di sini, guru dapat melihat perkembangan
siswanya sekaligus mengambil langkah-langkah yang harus dilakukan kepada
siswa tersebut.

Sebagai contoh, guru dapat memberikan kunci jawaban yang benar,


ketika siswa telah menyelesaikan suatu tugas. Dari sini, siswa dapat
mengetahui sejauh mana kemampuan dia dalam menyelesaikan tugas dengan
melihat jawaban yang benar dan salah. Bagi guru sendiri tentu akan
mengetahui seberapa jauh perkembangan kemampuan siswa mengerjakan
suatu tugas dan mengetahui konsep-konsep yang masih sulit dipahami dari
jawaban yang salah.

3. Hindari Memberikan Tugas Yang Sangat Panjang

Setiap siswa memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda,


seperti halnya dalam kecepatan mengerjakan tugas yang diberikan.
Umumnya, kesulitan belajar yang dialami siswa adalah ketidaksanggupan
mereka mengerjakan tugas dalam jangka waktu panjang.
4. Ajak Siswa Aktif Berpartisipasi

Cara mengatasi kesulitan belajar selanjutnya adalah dengan mengajak


siswa lebih aktif dalam pelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan melibatkan
siswa berdiskusi saat menerangkan pelajaran. Caranya adalah dengan
membiarkan siswa menyampaikan apa saja yang mereka ingin tahu tentang
pelajaran tersebut. Metode ini memang membutuhkan kesabaran dan keuletan
dari guru.

5. Ajarkan Membuat Catatan

Membuat catatan atau mind mapping bisa menjadi cara mengatasi


kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Terkadang, banyak siswa memang
tidak memiliki strategi belajar yang cukup baik sehingga bingung dalam
merangkum atau mencerna isi pelajaran. Salah satu hal yang bisa dilakukan
oleh guru adalah mengajarkan mereka membuat catatan. Hal ini dapat
memudahkan siswa untuk mempelajari dan mengulang suatu materi.

6. Pendekatan Personal

Menangani kesulitan belajar selanjutnya adalah dengan melakukan


pendekatan personal antara guru dan siswa. Pendekatan personal meliputi
dialog atau komunikasi langsung dan terbuka antara guru dengan murid. Guru
dapat menanyakan banyak hal terkait proses pembelajaran dan apa saja yang
menghambat penerimaan materi. Dari sini, guru dapat memberikan solusi
penyelesaian masalah kesulitan belajar yang dialami siswa tersebut.

7. Metode Resiprokal

Reciprocal teaching atau pengajaran resiprokal adalah bentuk dialog


interaktif antara guru dan siswa. Cara baru ini bertujuan untuk membangun
pemahaman siswa terhadap sebuah materi atau tugas. Siswa dibebaskan
menjawab sebuah pertanyaan sesuai yang dia tahu. Pengajaran resiprokal
diharapkan dapat meningkatkan kedekatan antara guru dengan siswa.

8. Bentuk Kelompok Belajar

Menyelesaikan masalah kesulitan belajar bisa dengan cara


membentuk kelompok belajar. Guru dapat membentuk sebuah kelompok di
dalam kelas untuk menyelesaikan suatu tugas. Selain itu, diusahakan setiap
kelompok harus diisi dengan siswa yang tergolong cerdas dan siswa yang
kurang mampu menyerap pelajaran dengan baik.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Setelah saya menyusun makalah ini dapat saya simpulkan bahwa


kesulitan belajar baik itu menulis, berbicara, dan membaca didasari karena
faktor ekternal dan faktor internal. Kesulitan belajar berbahasa adalah suatu
gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologi dasar yang mencakup
pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran yang mencakup pemahaman dan
penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin
menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengar, berpikir, berbicara,
membaca, menulis, mengeja, atau berhitung.

Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan mencakup


gangguan motorik dan motorik, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan
kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku social. Sedangkan kesulitan
belajr akademik menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian
prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan-
kegagalan tersebut mencakup penguasaan ketrampilan dalam membaca,
menulis, dan atau matematika.

B. Saran
Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan untuk rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi. Dan demi
sempurnanya makalah ini saya selaku penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun.

Anda mungkin juga menyukai