Anda di halaman 1dari 7

Representing sex trafficking in Southeast Asia The victim staged

Disusun oleh:
Andreanus Tato (2010521030)
Nengsi Pali’ batara (2010521021)

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU-ILMU SOSIAL


PRODI HUBUNGAN INTERNASIONAL
UNIVERSITAS FAJAR
MAKASSAR
2021
A. Latar belakang masalah
1. Pendahuluan

Di era globalisasi ini, keamanan manusia mulai terganggu dengan


munculnya aksi kejahatan transnasional. Kejahatan lintas batas negara ini pun
ikut serta menjadi salah satu ancaman yang nyata dalam bidang keamanan, baik
keamanan Internasional maupun keamanan manusia. Kejahatan transnasional ini
merujuk pada aktivitas kejahatan ilegal seperti perdagangan dan penyalahgunaan
narkoba, perdagangan manusia, perdagangan sex, perdagangan senjata api,
perdagangan organ tubuh, perdagangan satwa liar, penangkapan ikan ilegal,
pencucian uang, pembajakan dan bentuk-bentuk aktivitas ilegal lainnya.

Sex Trafficking atau perdagangan sex adalah kejahatan transnasional yang


merupakan gabungan dari dua konsep yaitu Human
Trafficking dan Sexual Slavery. Pada intinya, Sex Trafficking merupakan
perdagangan manusia yang diliputi eksploitasi secara seksual demi tujuan yang
komersial.

2. Batasan masalah
Kajian tulisan ini berbatas pada perdagangan sex di asia tenggara
B. Pembahasan
1. Tinjauan konsep dan teori

Sex trafficking sering dipandang sebagai fenomena baru sekalipun eksploitasi dan
Trafficking perempuan telah ada ribuan tahun yang lalu. Sex Trafficking telah berubah
dari waktu ke waktu, meskipun tidak linear.

Perdagangan seks adalah perdagangan manusia untuk tujuan eksploitasi seksual,


termasuk perbudakan seksual, yang dianggap sebagai bentuk perbudakan modern.
Semanusia korban dipaksa, dalam salah satu dari berbagai cara, ke dalam situasi
ketergantungan pada pedagang mereka dan kemudian digunakan oleh pedagang untuk
melakukan layanan seksual kepada pelanggan. Kejahatan perdagangan seks dapat
melibatkan akuisisi, transportasi dan eksploitasi, ini termasuk wisata seks anak,
perdagangan seks kecil dalam negeri atau jenis eksploitasi seksual komersial anak
lainnya, dan prostitusi.

Sex Trafficking adalah kejahatan transnasional yang merupakan gabungan dari dua
konsep yaitu Human Trafficking dan Sexual Slavery. Pada intinya, Sex
Trafficking merupakan perdagangan manusia yang diliputi eksploitasi secara seksual
demi tujuan yang komersial.

• Human trafficking

Perdagangan manusia adalah perdagangan untuk tujuan kerja paksa, perbudakan


seksual, atau eksploitasi seksual komersial. Ini dapat mencakup penyediaan pasangan
dalam konteks pernikahan paksa, atau ekstraksi organ atau jaringan, termasuk untuk ibu
pengganti dan pengangkatan sel telur. Perdagangan manusia dapat terjadi di dalam suatu
negara atau lintas negara. Perdagangan manusia adalah kejahatan terhadap manusia
karena pelanggaran hak korban untuk bergerak melalui paksaan dan karena eksploitasi
komersialnya. Perdagangan perempuan dan anak-anak, dan tidak serta merta melibatkan
perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain.
Penyelundupan manusia adalah praktik terkait yang ditandai dengan persetujuan
manusia yang diselundupkan. Situasi penyelundupan dapat berubah menjadi
perdagangan manusia melalui pemaksaan dan eksploitasi. Manusia-manusia yang
diperdagangkan ditahan di luar kehendak mereka melalui tindakan paksaan, dan dipaksa
bekerja untuk atau memberikan layanan kepada pedagang atau manusia lain.

• Sexual slavery

Perbudakan seksual merujuk kepada paksaan yang terorganisir denggan menjadi orang
yang berbeda praktek seksual. Secara umum, sifat perbudakan berarti Slave adalah de
facto tersedia untuk jenis kelamin, dan konvensi sosial biasa dan perlindungan hukum
yang lain yang memaksa pemilik tindakan tidak efektif. Misalnya, sebelum kawin
melakukan seks antara laki-laki dan seorang budak yang tidak dianggap zina di sebagian
besar masyarakat yang diterima sebagai perbudakan.

Perbudakan seksual adalah tindakan ilegal menurut larangan umum tentang perbudakan.
Pelapor Khusus PBB mengenai Bentuk-bentuk Perbudakan Masa Kini mendefinisikan
perbudakan seksual sebagai status atau kondisi seseorang yang kepadanya dilakukan
semua kekuasaan yang melekat pada hak kepemilikkan, termasuk akses seksual melalui
pemerkosaan atau bentuk-bentuk lain kekerasan seksual

2. Analisis

Perdagangan perempuan dikategorikan sebagai kejahatan trans-nasional, karena


melibatkan jaringan kejahatan lintas negara. Sedemikian krusialnya masalah
perdagangan sex diperlihatkan oleh PBB melalui Kantor Komisi Hak Asasi Manusia
(Office of High Commisioner of Human Rights) mengeluarkan Fact Sheet No. 14,
Contemporary Forms of Slavery yang ditujukan untuk penanggulangan perdagangan
wanita.

Indonesia menjadi salah satu sasaran utama dari para trafficker. Menurut IPEC (suatu
organisasi di bawah International Labor Organization) total pekerja seks di Indonesia
diperkirakan mencapai 650.000 orang perempuan dalam usia anak-anak diperkerjakan
sebagai pekerja seks komersial. Anak-anak perempuan tersebut banyak diperdagangkan
dan diperkerjakan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Selain itu, ILO-IPEC
juga mencatat tempat tujuan perdagangan anak perempuan, yaitu:Batam, Bali, dan
Medan. Perdagangan anak perempuan juga dilakukan lintas negara seperti Taiwan,
Singapura, Hongkong, Brunai, dan lain-lain. Sumber pasokan perdagangan anak
perempuan lintas negara ini disinyalir banyak berasal dari Indonesia (Suara Pembaruan:
30 Mei 2011).

Indonesia, merupakan negara pengirim, transit, dan tujuan industri perdagangan wanita.
Sebagian besar korban, baik yang internal maupun eksternal, adalah perempuan dan
anak yang diperdagangkan untuk bekerja di rumah tinggal atau eksploitasi seksual.
Perdagangan wanita di Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk terbanyak
keempat di dunia semakin dipandang oleh pemerintah dan komunitas internasional
sebagai masalah besar dan pelanggaran serius terhadap Hak Asasi Manusia.

Perempuan dan anak Indonesia banyak dikirim ke Asia Tenggara, Timur Tengah,
Jepang, Australia, dan Amerika Utara untuk dijadikan pekerja seks, pembantu rumah
tangga, adopsi illegal dan bentuk-bentuk kerja paksa lainnya atau perbudakan yang
berkedok pernikahan. Kasus trafficking terbesar di Indonesia berasal dari Sulawesi
Selatan, dan Batam, di mana Sulawesi Selatan dikenal sebagai daerah jalur transit di
mana perdagangan orang ini banyak menggunakan jalur Makasar dan Pare-Pare sebagai
tempat transit sebelum menyeberangi ke negara tetangga seperti Malaysia dan
Singapura
C. Penutup

A. Simpulan
Penelitian ini menemukan bahwa Sebenarnya di Indonesia sendiri posisi
Perempuan khususnya seorang korban Human trafficking masih menjadi hal
yang dipersalahkan dan dimarginalkan oleh Pihak-pihak tertentu. Hal ini
berkaitan dengan peran negara yang lemah dalam enanggulangi kasus human
trafficking. Selain itu, pihak yang berkuasa masih mendominasi dan melakukan
apapun untuk hemarginalkan posisi perempuan korban human trafficking. Posisi
semacam ini berkaitan dengan feminisme, gender, dan pertarungan hak, dimana
perempuan Berjuang melawan ketidakadilan gender dan haknya sebagai seorang
manusia.

B. Saran

Makalah ini disarankan dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya Dan bagi
pembaca khususnya agar perdagangan manusia (human trafficing) bisa diminimalisir
bahkan tidak tidak terjadi lagi. Diharapkan pemerintah dan masyarakan mejalankan
sistem dengan baik agar bisa meminimalisir perdagangan manusia (human trafficking)
D. Daftar Pustaka

Badara, A. 2012. Analisis Wacana : Teori, Metode, dan Penerapannya Pada Wacana
Media. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Budiman, A. 2002. Teori Negara : Negara, Kekuasaan, dan Ideologi. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama

Budiarjo, M. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik (Ed. Revisi). Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta : LKIS
Yogya.

Farrel, C. 2011. Human Trafficking. USA : Library of Congress Cataloging. In


Publication Data.

Ida, R. 2011. Metode Penelitian : Kajian Media dan Budaya. Surabaya : Pusat
Penerbitan dan Percetakan Unair (AUP).

Indonesia Annual Report : Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.


2009. Penghapusan Perdagangan Orang di Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai