Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian
AIDS adalah singkatan dari acquired immune deficiency syndrome. AIDS merupakan
tahapan akhir dari penyakit infeksi human immunodeficiency virus (HIV).  Namun, tidak
semua pengidap HIV akan menjadi HIV AIDS.
AIDS merupakan sindrom atau kumpulan dari gejala yang muncul akibat sistem kekebalan
tubuh yang sangat lemah. Infeksi yang seharusnya tidak parah pada orang nomal, dapat saja
menjadi mematikan pada penderita AIDS. Hingga kini belum ada pengobatan yang dapat
menyembuhkan HIV AIDS. Pengobatan HIV bertujuan mendukung sistem kekebalan tubuh
agar penderita dapat hidup normal dan sehat dan tidak menjadi Penyakit AIDS.
B.Etiologi
Penyebab penyakit HIV adalah infeksi human immunodeficiency virus. Virus ini
menghancurkan sel CD4 (sel T), jenis sel darah putih dalam bagian sistem imun yang khusus
bertugas melawan infeksi.
Manusia menghasilkan jutaan sel T setiap hari untuk menjaga kekebalan tubuh. Namun di
saat yang bersamaan, virus HIV juga terus menggandakan diri untuk menginfeksi sel T yang
sehat.
Semakin banyak sel T yang dihancurkan virus HIV, kekebalan tubuh seseorang akan semakin
lemah dan rentan terhadap berbagai penyakit. Ketika jumlah sel T sangat jauh di bawah
normalnya, infeksi HIV dapat berkembang menjadi penyakit AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrome).
Virus HIV itu sendiri rentan menular lewat aktivitas tertentu yang memungkinkan pertukaran
atau perpindahan cairan tubuh dari satu orang ke lainnya. Namun, cairan tubuh yang menjadi
perantara penyebaran virus tidak sembarangan.
HIV umumnya terbawa dalam darah, air mani (cairan ejakulasi pria), cairan pra-ejakulasi,
cairan anus (rektum), dan cairan vagina. Itu sebabnya HIV cenderung lebih mudah menular
lewat hubungan seks yang tidak aman, misalnya tidak memakai kondom.
Penularan HIV/AIDS pada anak dapat terjadi melalui beberapa cara berikut ini:
1.penularan dari ibu ke anak
2.tertular dari jarum yang terkontaminasi
3.aktifitas seksual
4.tranfusi darah
C.Manifestasi Klinis
Identifikasi kegawatan yang ditemukan (dehidrasi, anemia dan hipoglikemia pada gizi buruk)
Nilai kemungkinan infeksi HIV pada kasus (gizi buruk, riwayat diare dan TB)
Mencari morbiditas lain khas HIV (OMSK, gangguan perkembangan/ensefalopati, dermatitis
HIV, limfadenopati generalisata)

D.Patofisiologi
Patofisiologi HIV (human immunodeficiency virus) dimulai dari transmisi virus ke dalam
tubuh yang menyebabkan infeksi yang terjadi dalam 3 fase: serokonversi, asimtomatik,
dan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
Transmisi HIV
HIV ditransmisikan melalui cairan tubuh dari orang yang terinfeksi HIV, seperti darah, ASI,
semen dan sekret vagina. Virus masuk ke dalam tubuh manusia melalui port d’entreeyang
terdapat pada tubuh, umumnya kemungkinan ini meningkat melalui perilaku berisiko yang
dilakukan.
Virus kemudian masuk ke dalam sel dengan menempel pada reseptor CD4 melalui
pembungkus glikoprotein. Sebagai retrovirus, HIV menggunakan enzim reverse-
transcriptase, memungkinkan terbentuknya DNA-copy, untuk terbentuk dari RNA-
virus.  Virus kemudian menempel dan merusak CD4, sehingga terjadi deplesi nilai CD4
dalam darah, seiring dengan terjadinya peningkatan replikasi virus yang direfleksikan dari
hasil nilai viral load  yang tinggi, menandakan tingkat virulensi yang tinggi.
Fase Infeksi HIV
Infeksi HIV terdiri dari 3 fase: serokonversi, asimtomatik, dan AIDS.
Serokonversi
Fase serokonversi terjadi di masa awal infeksi HIV. Pada fase ini, terjadi viremia plasma
dengan penyebaran yang luas dalam tubuh, selama 4-11 hari setelah virus masuk melalui
mukosa tubuh. Kondisi ini dapat bertahan selama beberapa minggu, dengan gejala yang
cukup ringan dan tidak spesifik, umumnya berupa demam, flu-like syndrome, limfadenopati
dan ruam-ruam. Kemudian, keluhan akan berkurang dan bertahan tanpa gejala mengganggu.
Pada masa ini, umumnya akan mulai terjadi penurunan nilai CD4, dan peningkatan viral-
load.
Fase Asimtomatik
Pada fase asimtomatik, HIV sudah dapat terdeteksi melalui pemeriksaan darah. Penderita
infeksi HIV dapat hidup bebas gejala hingga 5-10 tahun walau tanpa intervensi pengobatan.
Pada fase ini, replikasi virus terus berjalan, virulensi tinggi, viral load stabil tinggi, serta
terjadi penurunan CD4 secara konstan.
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
Pada fase AIDS, umumnya viral-load tetap berada dalam kadar yang tinggi. CD4 dapat
menurun hingga lebih rendah dari 200/µl.
Infeksi oportunistik mulai muncul secara signifikan. Infeksi oportunistik ini bersifat berat,
meliputi dan mengganggu berbagai fungsi organ dan sistem dalam tubuh. Menurunnya CD4
mempermudah infeksi dan perubahan seluler menjadi keganasan. Infeksi oportunistik berupa:
1. Demam > 2 minggu
2. Tuberkulosis paru
3. Tuberkulosis ekstra paru
4. Sarkoma kaposi
5. Herpes rekuren
6. Limfadenopati
7. Candidiasis orofaring
8. Wasting syndrome
Stadium Infeksi HIV
Stadium infeksi HIV menurut WHO dibagi ke dalam 4 stadium.
Stadium 1
Stadium 1 infeksi HIV berupa sindrom serokonversi akut yang disertai dengan limfadenopati
persisten generalisata (muncul nodul-nodul tanpa rasa sakit pada 2 atau lebih lokasi yang
tidak berdampingan dengan jarak lebih dari cm dan waktu lebih dari 3 bulan).
Pasien stadium ini dapat tetap asimtomatik hingga bertahun-tahun tergantung pada
pengobatan. Status performa 1: aktif penuh dan asimtomatik.
Stadium 2
Pada stadium 2, pasien dapat kehilangan berat badan kurang dari 10% massa tubuh. Risiko
penyakit infeksi antara lain:
1. Herpes zoster
2. Manifestasi minor mukokutan
3. Infeksi saluran pernafasan atas rekuren
Status performa 2: simtomatik namun hampir aktif penuh.
Stadium 3
Stadium 3 HIV akan menyebabkan pasien kehilangan berat badan lebih dari 10% massa
tubuh. Pasien juga akan mengalami beberapa infeksi atau gejala berikut:
1. Diare kronik lebih dari 1 bulan
2. Demam prolong lebih dari 1 bulan
3. Kandidosis oral, kandidiasis vagina kronik
4. Oral hairy leukoplakia
5. Infeksi bakteri parah
6. Tuberkulosis paru
Status performa 3: berada di tempat tidur lebih dari 50% dalam satu bulan terakhir.
Stadium 4
Pasien HIV stadium 4 mengalami infeksi oportunistik yang juga dikenal sebagai AIDS
defining infections, antara lain:
1. Tuberkulosis ekstrapulmoner
2. Pneumoniac Pneumocystis jirovecii
3. Meningitis kriptokokal
4. Infeksi HSV lebih dari 1 bulan
5. Kandidiasis pulmoner dan esofageal
6. Toksoplasmosis
7. Kriptosporidiosis
8. CMV
9. HIV wasting syndrome
10. Ensefalopati HIV
11. Sarkoma Kaposi
12. Limfoma
13. Pneumonia rekuren
Status performa 4: hanya dapat beraktivitas diatas tempat tidur lebih dari 50% waktu keseharian.
E.Pengkajian
Anamnesis 1. Data subjektif, meliputi: a. Demam dan diare berkepanjangan b. Pengetahuan pasin/
keluarga tentang AIDS c. Data nutrisi, intake makan, adanya penurunan berat badan d. Keluhan pada
sistem respirasi (takipnea, batuk, dispnea, hipoksia). e. Ketidaknyamanan (kaji PQRST) 2. Riwayat
penyakit sekarang: a. BB dan TB yang tidak naik b. Diare lebih dari 1 bulan. c. Demam yang
berkepanjangan (lebih dari 1 bulan) d. Mulut dan faring dijumpai bercak – bercak putih e.
Limphodenophati yang menyeluruh f. Infeksi berulang (OMP, pharingitis) g. Batuk yang menetap
(lebih dari 1 bulan) 70 | Asuhan Keperawatan Pada ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) h. Dermatitis yang
menyeluruh 3. Riwayat penyakit dalam keluarga a. Orang tua yang terinfeksi HIV b. Penyalahgunaan
zat 4. Riwayat kehamilan dan persalinan a. Ibu selama kehamilan terinfeksi HIV, 50% dapat
menularkan kepada anaknya. b. Penularan dapat terjadi pada minggu 9 – 20. c. Penularan pada proses
persalinan apabila terjadi kontak darah ibu dan bayi. d. Penularan setelah lahir dapat terjadi melalui
ASI. 5. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan Dapat terjadi kegagalan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak 6. Riwayat imunisasi: imunisasi BCG tidak boleh diberikan karena
pertimbangan bahwa kuman hidup, polio diberikan dalam bentuk inactied pelivaccine (virus yang
mati) 7. Pemeriksaan fisik Keadaan umum: dapat terjadi penurunan kesadaran hingga koma
Pengukuran tanda – tanda vital a. Pengkajian sistem penginderaan: Pada mata : cotton wool spot,
sytomegalovirus retinus, toksoplasma choroiditis, perivasculitis pada retina, infeksi tepi kelopak mata,
secret berkerak, lesi retina.

Anda mungkin juga menyukai