Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KETERAMPILAN DASAR KLINIK

KEBIDANAN

Aspek Legal dalam Pemberian Obat dan Kebutuhan Nutrisi yang


terkait dalam Pelayanan Kebidanan

“Makalah ini disusun guna memenuhi tugas matakuliah Keterampilan Dasar


Klinik Kebidanan”

Dosen Pengampu :

Dra.Elina, Skp., M.Kes

Disusun Oleh :

1 A Kebidanan kelompok 5

FlowrensyaCantika.A (P17124020007)

RaydhitaAzzahra.N (P17124020028)

Sephia Nurul (P17124020033)

Sifa Fidriyanti (P17124020036)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga Makalah Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan yang berjudul “Aspek
Legal dalam Pemberian Obat dan Kebutuhan Nutrisi yang terkait dalam
Pelayanan Kebidanan” dapat selesai pada waktunya. Sehubungan dengan itu
Kami ingin menyampaikan terima kasih sebanyak banyaknya kepada :

1. Kedua orang tua kami yang memberikan dukungan serta doa yang tak
henti hentinya.

2. Dosen pembimbing mata kuliah Kesehatan Masyarakat yang telah


membantu kelompok kami sehingga Makalah ini dapat diselesaikan sesuai
dengan waktunya.

Kami berharap semogaMakalahini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu Kami memahami bahwa Makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya Makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.

Jakarta,15Januari 2021

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

1.4 Manfaat Penulisan…………………………………………………………2

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………12

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………...13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam setiap Puskesmas atau Rumah sakit, bidan merupakan tenaga
profesi kesehatan yang sangat penting peranannya terutama terhadap
pelayanan kesehatan keluarga. Seorang bidan dalam menjalankan setiap
tugasnya mempunyai standar pelayanan dan kode etik yang harus dipatuhi.
Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan dimaksudkan untuk
mendekatkan pelayanan kegawatan obstetric dan neonatalkepada setiap
ibu hamil / bersalin , nifas danbayi baru lahir (0-28 hari), agar penanganan
diniatau pertolongan pertama sebelun rujukan dapat dilakukan secara cepat
dan tepat waktu. Pelayanan dan pengobatan kelainanginekologik yang
dapat dilakukan oleh bidan adalah kelainan ginekologik ringan, seperti
keputihan dan penundaan haid.Pengobatan tersebut pada dasarnya bersifat
pertolongan sementara sebelum dirujuk ke dokter. Pemberian obat yang
bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai dengan obat-
obatan yang sudah ditetapkan segera merujukpada dokter.Sesuai dengan
Keputusan Menteri KesehatanRI , nomor:
900/MENKES/SK/VII/2002,tanggal 25 Juli 2002.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Apa pengertian dari Aspek Legal?
2. Bagaimana Aspek Legal Bidan dalam Pemberian Obat?
3. Apa pengertian dari NGT?
4. Apa saja Tujuan Pemberian Nutrisi Melalui NGT?
5. Apa saja Indikasi dan Kontraindikasi dalam Pemberian Nutrisi
melalui NGT?
6. Apa saja Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi?

1
7. Bagaimana Prosedur Kerja pemasangan NGT?
8. Apa saja Komplikasi yang kemungkinan terjadi?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Aspek Legal
2. Untuk mengetahui Aspek Legal Bidan dalam Pemberian Obat
3. Untuk mengetahui pengertian dari NGT
4. Untuk mengetahui Tujuan Pemberian Nutrisi Melalui NGT
5. Untuk mengetahui Indikasi dan Kontraindikasi dalam Pemberian
Nutrisi melalui NGT
6. Untuk mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi
7. Untuk mengetahui Prosedur Kerja pemasangan NGT
8. Untuk mengetahui Komplikasi yang kemungkinan terjadi

1.4 Manfaat Penulisan


Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang Aspek Legal
dalam Pemberian Obat dan Kebutuhan Nutrisi yang terkait dalam
Pelayanan Kebidanan.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian dari Aspek Legal

PelayananmenurutKamusBesar Bahasa Indonesia


diartikan dengan membantumelayaniapa yang dibutuhkan oleh seseorang,
Selanjutnya  menurutkamusbesar Bahasa
Indonesia, jika perawatandenganmasalahkesehatandiartikanpelayanan yang
diterima oleh sesorangdalamperbaikandenganpencegahan, diagnosis dan
pengobatansuatugangguankesehatantertentu.
            Menurut Ps. 1 UU Kesehatan No: 36 Th. 2009], dalamketentuanUmum,
terletak pada pelayanankesehatan yang lebihmengarahkan pada
obyekpelayanan. Yaitupelayanankesehatan yang penanganan pada jenisupaya,
termasukupayapeningkatan (promotif) pencegahan (preventif), pengobatan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). 
             pengertianpelayanankebidananan yang termuatdalamKepmenkes. RI
Nomor: 369 / Menkes / SK / III / 2007 tentangstandartprofesibidan,
PelayananKebidananadalahbagian integral darisistempelayanankesehatan yang
diberikan oleh bidan yang telahtercatat (teregister) yang
dapatdilakukansecaramandiri, kolaborasiataurujukan.
            Dari beberapa pengertian tentang pelayanan kebidanan maka dapat
dikatakan bahwa pelayanan kebidanan adalah kegiatan membantu memenuhi
kebutuhan seseorang atau pasien, oleh bidan, dalam upaya kesehatan - (termasuk
peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan) - yang sesuai dengan
berwenang dan tanggung jawabnya.
            Sedangkan kata Legal sendiri berasaldari kata leggal  (bahasaBelanda)
yang artinya
adalahsahmenurutundang-undang. Ataumenurutkamus Bahasa Indonesia,
hukumdiartikansesuaidenganundang-undangatauhukum.
            Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat dipahami, pengertian Aspek
Hukum Pelayanan Kebidanan adalah penggunaan Norma hukum yang telah
disahkan oleh badan yang ditugasi untuk itu menjadi sumber hukum yang paling

3
utama dan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan membantu memenuhi kebutuhan
seseorang atau pasien / kelompok masyarakat oleh Bidan dalam upaya
peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan.

B. Aspek Legal Bidan dalam Pemberian Obat

Bidan adalah seorang tenaga Kesehatan yang hamper sama tugasnya dengan
dokter dan perawat. Namun, memiliki tingkatan dan tugas masing-masing yang
menjadi beda. Oleh Karena itu untuk menjalankan tugasnya, seorang bidan
memerlukan alat dan obat untuk menjalankan tugasnya.

Kewenangan bidan dalam pemberian obat diatur dalam : KEPMENKES 900 dan
KEPMENKES 396 mengenai obat.

Obat merupakan substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai
perawatan, pengobatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi
di dalam tubuh.

Pemberian Obat Oleh Bidan :

 Bidan dalam menghadapi ibu hamil dan melahirkan menggunakan


berbagai macam obat
 Pemberian obat pada ibu hamil dan saat persalinan tentunya harus
mengurangi banyak faktor, yaitu masalah efek samping yang ditimbulkan
oleh obat itu.
 Pertimbangan obat pada ibu hamil perlu mempertimbangkan 3 komponen,
yaitu :
- Kompartemen Ibu
- Kompartemen Bayi
- Kompartemen Plasenta
 Bidan juga memberikan obat kepada :
- Ibu Hamil
- Ibu dalam masa persalinan
- Nifas
- Ibu yang tidak ingin hamil (KB)
- Imunisasi ( Remaja/Catin, Ibu, Bayi-Balita)

Penyediaan obat dan penyerahan obat-obatan :

1. Bidan harus menyediakan obat-obatan maupun obat suntik sesuai dengan


ketentuan yang sudah ditetapkan.

4
2. Bidan menyerahkan obat kepada pasien sepanjang untuk perluan darurat dan
sesuaiprotap.

C. Pengertian dari NGT

Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga
digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan
hanya dalam waktu yang singkat. (Metheny & Titler, 2001).Tindakan pemasangan
Selang Nasogastrik adalah proses medis yaitu memasukkan sebuah selang plastik
(selang nasogastrik, NG tube) melalui hidung, melewatI tenggorokan dan terus
sampai ke dalambung. Selang Nasogastrik adalah suatu selang yang dimasukkan
melalui hidung (melewati nasopharynx dan esophagus) menuju ke lambung.
Singkatan untuk Nasogastrik adalah NG. Selangnya disebu tselang Nasogastrik.

"Nasogastric" terdiri dari dua kata, dari bahasa Latin dan dari bahasaYunani, Naso
adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung danI dari Latin "nasus"untuk
hidung atau moncong hidung. Gastik berasal dari bahasa Yunani "gaster" yang
artinya the paunch ( perutgendut ) atau yang berhubungan dengan perut. Istilah
"nasogastric" bukanlah istilah kuno melainkan sudah disebut pada tahun 1942.

Selana Nasoaastrik atau NG tube adalah suatu selana vana dimasukkan melalui
hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-
obatan kepada seorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan, cairan,
dan obat-obatansecara oral. Juga dapat digunakan untuk mengeluarkan isi dari
lambung dengan cara disedot.

D. Tujuan Pemberian Nutrisi Melalui NGT

Adapun tujuan pemasangan NGT, yaitu:

a. Memasukkan makanan cair atau obat-obatan cair


b. Mengeluarkan cairan/isi lambung dan gas yang terdapat di dalam
lambung.
c. Mengirigasi karena perdarahan atau keracunan dalam lambung.
d. Mencegah atau mengurangi nausea dan vomiting setelah pembedahan atau
trauma.
e. Mengambil spesimen pada lambung untuk pemeriksaan diagnostik.

5
Pemasangan NGT ini dilakukan pada klien:

a. Tidak sadar (koma).


b. Klien dengan masalah saluran pencernaan atas, misalnya stenosis
esofagus, tumor mulut/faring/esofagus, dan lain-lain.

E. Indikasi dan Kontraindikasi dalam Pemberian Nutrisi melalui NGT

Indikasi dan kontraindikasi Indikasi dari pemberian makanan menggunakan NGT


antara lain:

Pasien yang tidak mampu makan per oral, pasien yang mendapatkan intake oral
yang adekuat ( misalnya pasien dengan kanker, sepsis, infeksi, injury kepala).

Sedangkan kontraindikasi tidak ada.

F. Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

1. Pengetahuan

Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat

mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh


kurangnya

informasi, sehingga dapat terjadi kesalahan dalam pemenuhan kebutuhan gizi

(Hidayat, 2008).

2. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi

tinggi, dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah

tempe yang merupakan sumber protein yang baik dan murah, tetapi tidak
digunakan

sebagai makanan sehari-hari karena masyarakat menganggap bahwa


mengkonsumsi

tempe dapat merendahkan status derajat (Hidayat, 2008).

3. Kebiasaan

6
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan

tertentu dapat juga mempengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah


terdapat

larngan makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal makanan itu

merupakan sumber vitamin yang baik (Hidayat, 2008).

4. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat

mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh


zat-zat

gizi yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan banyak terjadi

kasus malnutrisi pada remaja karena asupan gizinya tidak sesuai dengan yang

dibutuhkan oleh tubuh (Hidayat, 2008).

5. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan

makanan bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perubahan


status

gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status
ekonomi

kurang biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi dan sebaliknya

(Hidayat, 2008).

G. Prosedur Kerja pemasangan NGT

Persiapan alat:

a. NGT dengan nomor tertentu sesuai dengan usia klien


b. Jelly yang larut dalam air
c. Tongue spatel
d. Sarung tangan
e. Spuit ukuran 50-100 cc

7
f. Stetoskop
g. Handuk
h. Tisu
i. Bengkok

Prosedur:

a. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya.


b. Dekatkan alat-alat ke klien.
c. Cuci tangan.
d. Atur posisi klien dalam posisi high fowler.
e. Pasang handuk pada dada klien dan tisu.
f. Cek kondisi lubang hidung klien, perhatikan adanya sumbatan.
g. Kenakan sarung tangan.
h. Untuk menentukan insersi NGT, instruksikan klien untuk rileks dan g.
bernapas secara normal dengan menutup salah satu hidung. Kemudian
ulangi pada lubang hidung lainnya.
i. Ukur panjang tube yang akan dimasukkan dengan menggunakan metode:
1). Metode tradisional:
Ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga dan ke prosessus
xipoideus di sternum.
2). Metode Hanson:
Mula-mula tandai 50 cm pada tube, kemudian lakukan pengukuran dengan
metode tradisional. Selang yang akan dimasukkan pertengahan antara 50
cm dengan tanda tradisional.
j. Beri tanda pada panjang selang yang sudah diukur dengan plester.
k. Olesi jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm.
l. Informasikan kepada klien bahwa selang akan dimasukkan dan
instruksikan klien untuk mengatur posisi kepala ekstensi. Lalu masukkan
selang melalui lubang hidung yang telah ditentukan.
m. Bila selang telah melewati nasofaring (kira-kira 3-4 cm), instruksikan
klien untuk menekuk leher dan menelan.
n. Jika sudah selesai memasang NGT, periksa letak selang dengan cara:
1). Pasang spuit, yang telah ditarik pendorongnya pada angka 10-20 ml
udara, pada ujung NGT. Letakkan steteskop pada daerah gaster. Kemudian
suntikan spuit tersebut. Jika pada auskultasi terdengar suara hentakan
udara, berarti selang NGT masuk ke dalam lambung.
2). Aspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung dengan
menggunakan spuit.

8
3). Masukkan ujung bagian luar selang NGT ke dalam mangkok yang
berisi air. Jika ada gelembung udara, berarti masuk ke dalam paru- paru.
Jika tidak ada gelembung udara, berarti masuk ke dalam lambung.
o. Fiksasi selang NGT dengan plester dan hindari penekanan pada hidung.
p. Tutup ujung luar NGT. Bila tidak ada, penutup dapat di klem.
q. Evaluasi klien setelah terpasang NGT.
r. Rapihkan alat-alat.
s. Cuci tangan.
t. Dokumentasikan hasil tindakan ini pada catatan perawatan.

H. Komplikasi yang kemungkinan terjadi

Tiga komplikasi yang bisa terjadi dalam pemberian nutrisi

1. Komplikasi teknis yang berkaitan dengan pemasangan kateter seperti


pneumotoraks, ruptura atau penetrasi arteri subklavia, emboli udara, dan
tromboemboli.
2. Komplikasi infeksi yang ditandai oleh demam, hipotensi, oliguria, dan
kemunduran keadaan umum. Indikasi absolut pelepasan kateter adalah
syok septik, bakteremia, infeksi pada tempat pemasangan, gejala emboli,
dan demam persisten tanpa ditemukan penyebab lain.
3. Komplikasi metabolik yang berkaitan dengan gangguan keseimbangan
glukosa, asam-basa, dan elektrolit seperti hiper/ hipoglikemia,
hiper/hipokalemia, hiper/hipokalsemia, hiper/ hipomagnesemia, dan
hiper/hipotosfatemia.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aspek Hukum Pelayanan Kebidanan adalah penggunaan Norma hukum yang
telah disahkan oleh badan yang ditugasi untuk itu menjadi sumber hukum yang
paling utama dan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan membantu memenuhi
kebutuhan seseorang atau pasien / kelompok masyarakat oleh Bidan dalam upaya
peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan.
Pemberian Obat Oleh Bidan :

 Bidan dalam menghadapi ibu hamil dan melahirkan menggunakan


berbagai macam obat
 Pemberian obat pada ibu hamil dan saat persalinan tentunya harus
mengurangi banyak faktor, yaitu masalah efek samping yang ditimbulkan
oleh obat itu.
 Pertimbangan obat pada ibu hamil perlu mempertimbangkan 3 komponen ,
yaitu :
- Kompartemen Ibu
- Kompartemen Bayi
- Kompartemen Plasenta
 Bidan juga memberikan obat kepada :
- Ibu Hamil
- Ibu dalam masa persalinan
- Nifas
- Ibu yang tidak ingin hamil ( KB)

- Imunisasi ( Remaja/Catin, Ibu, Bayi-Balita)

Selana Nasoaastrik atau NG tube adalah suatu selana vana dimasukkan


melalui hidung sampai ke lambung. Sering diguakan untuk memberikan nutrisi
dan obat-obatan kepada seorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi
makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk
mengeluarkan isi dari lambung dengan cara di sedot.

10
Tujuan pemasangan NGT, yaitu:

a. Memasukkan makanan cair atau obat-obatan cair


b. Mengeluarkan cairan/isi lambung dan gas yang terdapat di dalam lambung.
c. Mengirigasi karena perdarahan atau keracunan dalam lambung.
d. Mencegah atau mengurangi nausea dan vomiting setelah pembedahan atau
trauma.
e. Mengambil spesimen pada lambung untuk pemeriksaan diagnostik.

Indikasi dan kontraindikasi Indikasi dari pemberian makanan menggunakan NGT


antara lain:

 Pasien yang tidak mampu makan per oral, pasien yang mendapatkan
intake oral yang adekuat ( misalnya pasien dengan kanker, sepsis, infeksi,
injury kepala).
 Sedangkan kontraindikasi tidak ada.

Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

 Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat


mempengaruhi pola konsumsi makan.
 Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai
gizi tinggi, dapat mempengaruhi status gizi seseorang.
 Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu dapat juga mempengaruhi status gizi.
 Kesukaan dapat mengakibatkan banyak terjadi kasus malnutrisi pada
remaja karena asupan gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
tubuh.
 Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Dengan kata
lain, orang dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam
penyediaan makanan bergizi dan sebaliknya.

B. Saran
Tim penyusun menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna, semoga makalah ini dapat menjadi sumber referensi untuk
pembelajaran mata kuliah Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan. Kami sarankan
agar pembaca dapat mencari referensi yang lebih luas dari sumber - sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

11
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Teknik Keperawatan:Konsep dan AplikasiKebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: SalembaMedika

Uliyah, Musrifatul dan Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Aplikasi Dasar-


dasarPraktikKebidanan. Jakarta: SalembaMedika

Andini Monica. AspekPengobatan Legal DalamKebidanan

Wahyuningsih, HeniPuji. EtikaProfesi Kebidanan. Fitramaya; Yogyakarta. 2008

Marimba, Hanum. Etika dan KodeEtikProfesi Kebidanan. Mitra Cendikia


Press; Yogyakarta. 2008

Hartono, Andry. 2006. Terapigizi dan diet rumahsakit. Jakarta:


PenerbitBukuKedokteran EGC

12
LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah perkuliahan dengan pokok pembahasan “Aspek Legal dalam


Pemberian Obat dan Kebutuhan Nutrisi yang terkait dalam Pelayanan
Kebidanan” Telah dikoreksi oleh dosen penanggung jawab dan telah dilakukan
revisi oleh tim.

Jakarta, 15 Januari 2021


Dosen Pengampu

Dra.Elina, Skp., M.Kes

13

Anda mungkin juga menyukai