Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA

Kelompok III:

1. Andhika Jitendriya 1172005015


2. Nabiel Ali 1172005012
3. Richa Andreina 1172005013
4. Sarah Maulina 1172005016
5. Wahyuni Nur Setyowati 1172005017

PJ Kelompok : Darma Yudha Prawira

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA II


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BAKRIE
2019
H.05 – Pengukur Debit Aliran

5.1. Tujuan Praktikum


- Memperagakan prinsip kerja dari berbagai tipe dasar pengukuran aliran
yang berbeda dan dirakit dalam satu seri konfigurasi dengan cara
membandingkannya
- Mengetahui karakteristik-karakteristiknya

5.2. Teori Dasar


Sebagai akibat dari berbagai keperluan yang berbeda, banyak variasi metoda
yang telah banyak dikembangkan untuk mengukur aliran fluida.
Venturimeter, lempengan lubang aliran (orifice) dan pipa pitot adalah alat-
alat yang sesuai untuk mengukur debit dalam pipa. (Pedoman Pratikum
Mekanika Fluida dan Hidrolika, 2019). Dengan menggunakan persamaan
energi (Bernoully) dapat diturunkan debit :

a. Untuk Venturimeter dan Orifice :



Q = Cd.A₂.

Keterangan :
 Q : Debit yang mengalir melalui pipa
 Cd : Koefisien Debit Empiris yang didapat dari hasil percobaan
 A₁ : Luas Penampang pipa bagian hulu
 A₂ : Luas Penampang leher pipa venturimeter/ Luas penampang
lubang (Orifice) untuk lempeng lubang aliran
 h₁ : Tinggi Tekanan pada lubang masuk (Hulu)
 h₂ : Tinggi Tekanan pada lubang keluar (Hilir)

b. Untuk Pipa Pitot :

Q = Cd.A₂. √
Keterangan :
 Q : Debit yang mengalir melalui pipa
 Cd : Koefisien Debit Empiris yang didapat dari hasil percobaan
 h₁ : Total Head
 h₂ : Tinggi Tekanan
Dengan data diamete pipa, yaitu sebagai berikut :
 Pada Venturimeter
Diameter Pipa bagian hulu 29 mm
Diameter Leher pipa 17 mm
 Pada Orifice
Diameter Pipa bagian hulu 29 mm
Diameter Lubang 20 mm
 Pada Pipa Pitot
Diameter Pipa 19mm

Pada pratikum ini juga dibahas mengenai debit. Debit adalah banyaknya
volume zat cair yang melewati suatu penampang tiap satuan waktu. Dengan
persamaan, yaitu :

Pada seperangkat alat pengukur aliran, ada beberapa jenis pipa yang
digunakan, seperti venturimeter dan pipa pitot. Berikut penjelasan singkat
mengenai venturimeter dan pipa pitot :
a. Venturimeter
Perbedaan tekanan aliran fluida satu fase antara sisi masuk, sisi
tenggorokan dan sisi keluar venturi adalah pada sisi masuk venturi
karena tekanannya lebih besar dibandingkan pada sisi tenggorokan,
begitu juga pada sisi keluar lebih besar dari sisi tenggorokan.
(Muhajir, 2005)
Gambar 1. Pipa Venturimeter
b. Pipa Pitot
Pipa pitot mengukur tekanan stagnasi yang juga disebut tekanan total.
Tekanan total terdiri dari dua bagian yang dinyatakan dalam panjang
kolom fluida yang mengalir. Tekanan dinamik dihubungkan dengan
tinggi, yaitu tekanan statik ho dan tekanan dinamik ∆h. (L, 1986)

Gambar 2. Pipa Pitot

5.3. Alat dan Bahan


Alat :
1. Meja hidrolika
2. Seperangkat Alat Pengukur Aliran
Keterangan :
1. Venturimeter 6. Pompa Tangan
2. Orifice 7. Katup Pengatur Aliran
3. Pipa Pitot 8. Lubang untuk suplai meja hidrolika
4. Manometer Set 9. Katup udara manometer
5. Variable area flow meter 10. Lubang untuk pompa tangan
9

2
10

5 4

8
3
1
6
Gambar 5.3. Alat yang digunakan pada pratikum

5.4. Cara Kerja


1. Meletakkan alat percobaan di atas meja hidrolika;
2. Menghubungkan pipa aliran masuk dengan suplai dari meja hidrolika
dan memasukkan pipa aliran keluar ke dalam tangki pengukur volume;
3. Membuka katup pengatur aliran suplai sepenuhnya, demikian juga katup
pengatur aliran pada alat percobaan;
4. Membuka katup udara pada manometer, membiarkan manometer terisi
penuh, dan menunggu hingga gelembung udara sudah tidak terlihat lagi
pada manometer;
5. Mengatur katup suplai aliran dan pengatur aliran pada alat percobaan
hingga didapatkan pembacaan manometer yang jelas. Jika diperlukan,
menambahkan tekanan pada manometer dengan menggunakan pompa
tangan;
6. Membaca pada manometer dan mencatat, pembacaan debit pada alat
ukut penampang berubah kemudian dihitung debit aliran dengan
menghitung jumlah volume yang keluar dari alat percobaan dalam
waktu tertentu menggunakan gelas ukur dan stopwatch;
7. Mengulangi langkah 1-6 untuk setiap variasi debit.
5.5.Data Percobaan dan Pengolah Data
Tabel 5.5. Data Percobaan
Manometer Reading (m) Variable Area Volume
Time (s)
h3 h4 h5 h6 h7 h8 (LPM) (ml)
0,036 0,033 0,033 0,027 0,022 0,025 5 278 5
0,069 0,06 0,066 0,047 0,035 0,046 7,5 355 5
0,155 0,149 0,143 0,113 0,089 0,104 10 622 5
0,255 0,227 0,233 0,188 0,157 0,178 12,5 419 3
0,3 0,265 0,263 0,217 0,163 0,196 15 621 3
0,364 0,34 0,308 0,244 0,18 0,214 17,5 735 3
0,48 0,41 0,383 0,285 0,215 0,247 20 858 3

Keterangan :
 h3 : Tinggi tekanan pada hulu Orifice
 h4 : Tinggi tekanan pada hilir Orifice
 h5 : Tinggi tekanan pada hulu Venturimeter
 h6 : Tinggi tekanan padahilir Venturimeter
 h7 : Tinggi tekanan pada hulu Pipa Pitot
 h8 : Tinggi tekanan pada Pipa Pitot

5.5.1. Koefisien Debit Empiris (Cd)


5.5.1.1. Data Orifice
Tabel 5.5.1.1. Pengolahan Data Koefisien Debit Empiris Orifice
Manometer Variable
Volume Time Q Teori (m³ /s) Q Praktek (m³ /s)
Reading ∆h Area
(m³) (s) [x] [y]
h3 h4 (LPM)
0,036 0,033 0,003 5 0,000278 5 8,6602E-05 0,0000556
0,069 0,06 0,009 7,5 0,000355 5 0,000149999 0,000071
0,155 0,149 0,006 10 0,000622 5 0,000122474 0,0001244
0,255 0,227 0,028 12,5 0,000419 3 0,000264573 0,000139667
0,3 0,265 0,035 15 0,000621 3 0,000295802 0,000207
0,364 0,34 0,024 17,5 0,000735 3 0,000244947 0,000245
0,48 0,41 0,07 20 0,000858 3 0,000418327 0,000286
-y = ax + b
-y = 0,6698x + 1E-05
-Cd = 0,6698

Grafik 5.5.1.1. Koefisien Debit Empiris Orifice

-Kesalahan Literature=| | =

5.5.1.2. Data Venturimeter


Tabel 5.5.1.2. Pengolahan Data Koefisien Debit Empiris Venturimeter
Manometer Variable
Volume Time Q Teori (m³ /s) Q Praktek (m³
Reading ∆h Area
(m³) (s) [x] /s) [y]
h5 h6 (LPM)
0,033 0,027 0,006 5 0,000278 5 8,29E-05 0,0000556
0,066 0,047 0,019 7,5 0,000355 5 0,000147522 0,000071
0,143 0,113 0,03 10 0,000622 5 0,00018537 0,0001244
0,233 0,188 0,045 12,5 0,000419 3 0,000227031 0,000139667
0,263 0,217 0,046 15 0,000621 3 0,00022954 0,000207
0,308 0,244 0,064 17,5 0,000735 3 0,00027075 0,000245
0,383 0,285 0,098 20 0,000858 3 0,000335036 0,000286

-y = ax + b
-y = 1,0132x - 5E-05
-Cd = 1,0132

Grafik 5.5.1.2. Koefisien Debit Empiris Venturimeter

-Kesalahan Literature=| | =
5.5.1.3. Data Pipa Pitot
Tabel 5.5.1.3. Pengolahan Data Koefisien Debit Empiris Pipa Pitot
Manometer Variable
Volume Time Q Teori (m³ /s) Q Praktek (m³ /s)
Reading ∆h Area
(m³) (s) [x] [y]
h7 h8 (LPM)
0,022 0,025 0,003 5 0,000278 5 6,87559E-05 0,0000556
0,035 0,046 0,011 7,5 0,000355 5 0,000131658 0,000071
0,089 0,104 0,015 10 0,000622 5 0,000153743 0,0001244
0,157 0,178 0,021 12,5 0,000419 3 0,000181911 0,000139667
0,163 0,196 0,033 15 0,000621 3 0,000228038 0,000207
0,18 0,214 0,034 17,5 0,000735 3 0,000231467 0,000245
0,215 0,247 0,032 20 0,000858 3 0,000224556 0,000286

-y = ax + b
-y = 1,3159x – 7E-05
-Cd = 1,3159

Grafik 5.5.1.3. Koefisien Debit Empiris Pipa Pitot

-Kesalahan Literature =| | =

5.5.2. Koefisien Kehilangan Empiris (K)


5.5.2.1. Data Orifice
Tabel 5.5.2.1. Pengolahan Data Koefisien Kehilangan Empiris Orifice
Manometer
Q Teori (m³ /s) Volume X Y
Reading ∆h
[x] (m³)
h3 h4 ∆h (V²/ 2g)
0,036 0,033 0,003 8,6602E-05 0,000278 0,003 0,014057207
0,069 0,06 0,009 0,000149999 0,000355 0,009 0,024347797
0,155 0,149 0,006 0,000122474 0,000622 0,006 0,019879893
0,255 0,227 0,028 0,000264573 0,000419 0,028 0,042945478
0,3 0,265 0,035 0,000295802 0,000621 0,035 0,048014504
0,364 0,34 0,024 0,000244947 0,000735 0,024 0,039759787
0,48 0,41 0,07 0,000418327 0,000858 0,07 0,067902763
-y = m.x
-y = 0,7875x + 0,017
-K = 0,7875

Grafik 5.5.2.1. Koefisien Kehilangan Empiris Orifice

5.5.2.2. Data Venturimeter


Tabel 5.5.2.2. Pengolahan Data Koefisien Kehilangan Empiris Venturimeter
Manometer
Q Teori (m³ /s) Volume X Y
Reading ∆h
[x] (m³)
h5 h6 ∆h (V²/ 2g)
0,033 0,027 0,006 8,29E-05 0,000278 0,006 0,018621772
0,066 0,047 0,019 0,000147522 0,000355 0,019 0,033137686
0,143 0,113 0,03 0,00018537 0,000622 0,03 0,041639548
0,233 0,188 0,045 0,000227031 0,000419 0,045 0,050997823
0,263 0,217 0,046 0,00022954 0,000621 0,046 0,051561352
0,308 0,244 0,064 0,00027075 0,000735 0,064 0,060818453
0,383 0,285 0,098 0,000335036 0,000858 0,098 0,075258996

-y = m.x
-y = 0,5935x + 0,0213
-K = 0,5935

Grafik 5.5.2.2. Koefisien Kehilangan Empiris Venturimeter


5.5.2.3. Data Pipa Pitot
Tabel 5.6.2.3. Pengolahan Data Koefisien Kehilangan Empiris Pipa Pitot
Manometer
Q Teori (m³ Volume X Y
Reading ∆h
/s) [x] (m³)
h7 h8 ∆h (V²/ 2g)
0,022 0,025 0,003 6,87559E-05 0,000278 0,003 0,012365484
0,035 0,046 0,011 0,000131658 0,000355 0,011 0,023678099
0,089 0,104 0,015 0,000153743 0,000622 0,015 0,027650063
0,157 0,178 0,021 0,000181911 0,000419 0,021 0,032715996
0,163 0,196 0,033 0,000228038 0,000621 0,033 0,041011671
0,18 0,214 0,034 0,000231467 0,000735 0,034 0,041628423
0,215 0,247 0,032 0,000224556 0,000858 0,032 0,040385502

-y = m.x
-y = 0,8838x + 0,0125
-K = 0,8838

Grafik 5.5.2.3. Koefisien Kehilangan Empiris Pipa Pitot

5.6. Analisa
5.6.1. Analisa Percobaan
Pratikum ini dilakukan pada Sabtu, pada 13 April 2019 di
Laboratorium Hidrolika, Hidrologi dan Sungai Universitas Indonesia.
Pratikum kali ini merupakan pratikum dengan judul Pengukur Debit Aliran
dengan tujuan memperagakan prinsip kerja dari berbagai tipe dasar
pengukuran aliran yang berbeda dan dirakit dalam satu seri konfigurasi
dengan cara membandingkannya dan juga untuk mengetahui karakteristik-
karakteristiknya. Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Meja
hidrolika dan seperangkat alat pengukur aliran.
Pada praktikum ini, praktikan menggunakan beberapa alat, diantara
seperti Pipa orifice, venturimeter dan pipa pitot yang berfungsi untuk
mengukur laju fluida yang ada didalam manometer, lalu manometer yang
berfungsi untuk mengukur tenakan udara dalam ruang tertutup, dan variable
area flow meter yang berfungsi sebagai penghalang aliran. Selanjutnya alat
yang digunakan yaitu Pompa tangan untuk menambahkan tekanan pada
manometer, lalu katup pengatur aliran yang berfungsi untuk mengatur
tekanan yang dibutuhkan dan lubang untuk suplai meja hidrolika yang
berfungsi sebagai penghubung pipa pengukur aliran ke suplai air yang
berasal dari meja hidrolika. Hal ini dilakukan agar seperangkat alat
pengukur aliran mendapatkan suplai air. Saat mengisi penuh semua
manometer dengan air, diwajibkan hingga terisi penuh dan menunggu
hingga gelembung udara sudah tidak terlihat lagi pada manometer.
Pada saat praktikum, menggunakan beberapa jenis pipa, yaitu Pipa
orifice menggunakan ketinggian 3 dan 4 yang memiliki diameter pipa
bagian hulu (h₃) yaitu 29 mm dan diameter lubang (h₄) yaitu 20 mm. Lalu,
Pipa Venturimeter yang menggunakan ketinggian 5 dan 6 yang memiliki
diameter pipa bagian hulu (h₅) yaitu 29 mm dan diameter leher pipa (h₆)
yaitu 17 mm dan yang terakhir yaitu menggunakan Pipa Pitot dengan
diameter pipa (h₇ dan h₈) yaitu 19 mm. Selain itu juga menggunakan pipa
dengan ketinggian 1 dan 2. Namun pada pipa ini, ketinggiannya tidak dibaca
dikarenakan pipa ini tidak terhubung kebagian penambahan tekanan,
sehingga pipa ini tidak berpengaruh pembacaannya terhadap pipa orifice,
venturimeter dan pipa pitot.
Selanjutnya, praktikan membuka katup air dan mengatur aliran
keluarnya air hingga 5 LPM. Lalu, lihat ketinggian air yang terdapat pada
manometer, tunggu hingga ketinggian stabil. Atur ketinggian air pada
manometer sehingga tidak terlalu tinggi dengan cara memutar katup
pengatur aliran agar ketika pipa dialiri air lebih lebih banyak, manometer
masih dapat mengukur ketinggian tekanan air. Catat ketinggian air pada
masing masing manometer. Ukur volume air yang keluar dari pipa selama 5
detik pada saat aliran 5 LPM dari sumber air. Ulangi cara yang sama dengan
aliran dari sumber sebanyak 7.5 LPM, 10 LPM selama 5 detik. Dan juga
ulangi cara yang sama dengan aliran dari sumber sebanyak 12,5 LPM, 15
LPM, 17,5 LPM dan 20 LPM selama 3 detik.
Selama menggunakan tekanan yang berbeda dan pada waktu yang
berbeda, dibaca ketinggian air pada manometer. Diusahakan agar setiap
ketinggian menunjukkan kenaikan level, hal ini menunjukkan bahwa setiap
kenaikan Variable area per 2,5 LPM terjadi perubahan debit aliran. Dan juga
selama pratikum dilakukan, praktikan juga menghitung volume air yang
didapatkan selama 3 dan 5 detik setiap pertambahan Variable area per 2,5
LPM.

5.6.2. Analisa Hasil


Pada pratikum ini, didapatkan data-data berupa ketinggian air pada
manometer dari berbagai tekanan dan juga debit aliran. Selanjutnya
praktikan mencari Koefisien debit empiris (Cd) dan Koefisien kehilangan
empiris (K) pada pipa orifice, venturimeter dan pipa pitot. Koefisien debit
empiris (Cd) digunakan untuk mengetahui perbedaan debit aliran pada
pratikum dan debit aliran pada literature. Dengan menggunakan persamaan
Bernoully untuk orifice, venturimeter(A) dan pipa pitot(B) yaitu :

A) Q = Cd.A₂. B) Q = Cd.A₂. √

Pada pratikum ini, Koefisien debit empiris (Cd) pipa orifice dan
venturimeter dengan sumbu x yang berasal dari (A₂. [2.g.(h1-h2)]⁰∙⁵. [1-
(a2/a1)^2)]⁰∙⁵) dan sumbu y berasal dari (A₂/ t). Selanjutnya untuk pipa pitot
dengan sumbu x yang berasal dari (A₂/ [2.g.(h1-h2)]⁰∙⁵) dan sumbu y berasal
dari (A₂/ t). Lalu didapatkan nilai Koefisien debit empiris pada pipa orifice¸
venturimeter dan pipa pitot.
Tabel 5.6.2. Tabel Koefisien Debit Empiris (Cd)
Jenis Pipa Koefisien Debit Empiris (Cd)
Orifice 0,6698
Venturimeter 1,0132
Pipa Pitot 1,3159
Besarnya koefisien debit empiris dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti diameter pipa. Seperti yang diketahui bahwa setiap pipa
memilki diamter yang berbeda-beda, untuk pipa orifice bagian hulu lebih
besar dari pada bagian hilir. Hal ini dapat menyebabkan besarnya perbedaan
air dalam manometer. Dan dapat dibandingkan dari grafik, bahwa pipa
venturi yang paling mempunyai cederung mengikuti garis linearnya. Ini
dikarenakan dari perhitungan data bahwa perbedaan setiap ketinggian tidak
terlalu signifikan setiap ditambahkan tekanan. Dan pada pipa orifice dan
pipa pitot bahwa grafiknya cenderung tidak mengikuti dari garis linear. Hal
ini dapat disebabkan karena perubahan ketinggian. Terlihat juga pada
kesalahan literature bahwa pipa orifice yang memiliki nilai kesalahan
literatiure yang paling besar, hal ini bisa dikarenakan kesalahan praktikan
dalam membaca ketinggian karena ketinggiannya yang berubah-ubah
sehingga menyulitkan praktikan membaca kesalahannya dan kesalahan
praktikan dalam membaca waktu yang menyebabkan kesalahan dalam
memulai dan mematikan stopwatch. Selain itu dikarenakan suilit untuk
membuat pipa orifice dalam keadaan tanpa udara dibandingkan pipa yang
lainnya. Dari koefisien debit empiris yang didapatkan, terlihat bahwa pipa
venturimeter yang paling mendekati dengan nilai Cd literature, sehingga
menurut kesimpulan praktikan pipa venturimeter yang sebanding dengan
literature.
Selanjutnya, praktikan mencari koefisien kehilangan empiris (K)
pada ketiga pipa. Untuk pipa orifice, venturimeter dan pipa pitot nilai sumbu
x didapatkan dari perbandingan ketinggian (∆h) dan sumbu y dari (V²/ [2.g]).
Nilai koefisien kehilangan empiris menunjukkan bahwa adanya kehilangan energi
ketika air bergesekan dengan pipa. Jika nilai K-nya kecil, maka kecil gesekan yang
terjadi, namun jika nilai K-nya besar, maka semakin besar juga gesekan yang
terjadi pada pipa. Pada pratikum ini didapatkan nilai K pada setiap pipa, yaitu:
Tabel 5.6.2. Tabel Koefisien Kehilangan Empiris (K)
Jenis Pipa Koefisien kehilangan empiris (K)
Orifice 268,74
Venturimeter 224,23
Pipa Pitot 519,49
Koefisien kehilangan empiris merupakan perbandingan antara
perbedaan ketinggian dan gravitasi bumi. Perbedaan ketinggian dapat
disebabakan oleh perbedaan diameter pada setiap pipa seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Dan perbedaan ketinggian inilah yang menyebabkan
terjadinya koefisien kehilangan empiris. Dan dari semua grafik yang ada,
semuanya hampir mengikuti garis linear yang berasal dari data, namun
grafik yang paling mengikuti garis linear adalah pipa pitot dan juga nilau
koefisien kehilangan yang paling besar yaitu pada pipa pitot. Sehingga
menurut kesimpulan praktikan, pipa yang mengalami gesekan yang besar
yaitu Pipa Pitot.

5.6.3. Analisa Kesalahan


Pada pratikum ini terjadi beberapa kesalahan, yaitu sebagai berikut:
1. Praktikan kesulitan membaca ketinggian pada manometer dikarenakan
ketinggian yang berubah-ubah sehingga ini bisa menyebabkan data yang
praktikan dapatkan tidak sesuai yang seharusnya;
2. Praktikan juga mengalami kesalahan dalam menggunakan stopwatch
menyebabkan waktunya tidak akurat;
3. Kesalahan praktikan dalam melakukan perhitungan dan kurang teliti
juga dapat menjadi faktor kesalahan dalam pratikum.

5.7. Aplikasi
Pengaplikasian pengukuran debit aliran pada sehari-hari dapat berupa
untuk mengukur kecepatan aliran pada pipa-pipa yang ada pada sistem
Plambing.
Selain itu berguna juga untuk mengukur ketinggian suatu titik dari
permukaan laut dan mengukur tekanan fluida.
5.8. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pratikum ini adalah sebagai berikut :
1. Pipa orifice mempunyai nilai Koefisien debit empiris (Cd)sebesar
0,6698, pipa venturimeter sebesar 1,0132 dan pipa pitot mempunyai
nilai koefisien debit empiris sebsar 1,3159. Dengan nilai kesalahan
literature sebesar 33,02% pada pipa orifice, 1,31% pada pipa
venturimeter dan 31,59% pada pipa pitot. Dimana pipa orifice yang
mempunyai nilai kesalahan literature yang terbesar;
2. Selain koefisien debit empiris, nilai yang didapatkan yaitu koefisien
kehilangan empiris (K). Pada pipa orifice didapatkan nilai sebesar
0,7875, pada pipa venturimeter sebesar 0,5935 dan pipa pitot bernilai
0,8838;
3. Dari koefisien debit empiris yang didapatkan, terlihat bahwa pipa
venturimeter yang paling mendekati dengan nilai Cd literature,
sehingga menurut kesimpulan praktikan pipa venturimeter yang
sebanding dengan literature;
4. Dari koefisien kehilangan debit, pipa yang mengalami gesekan yang
besar yaitu Pipa Pitot.

5.9. Daftar Pustaka


Pedoman Pratikum Mekanika Fluida dan Hidrolika. (2019). Depok:
Laboratorium Hidrolika, Hidrologi dan Sungai Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

L, S. V. (1986). Mekanika fluida edisi delapan jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Muhajir, I. G. (2005). Distribusi tekanan aliran fluida cair melalui pipa venturi.
Journal ilmiah popular dan teknologi terapan, 281-394.
5.10. Lampiran-lampiran

Gambar 3. Manometer

Gambar 4. Perhitungan Volume Air

Anda mungkin juga menyukai