Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok III:
Keterangan :
Q : Debit yang mengalir melalui pipa
Cd : Koefisien Debit Empiris yang didapat dari hasil percobaan
A₁ : Luas Penampang pipa bagian hulu
A₂ : Luas Penampang leher pipa venturimeter/ Luas penampang
lubang (Orifice) untuk lempeng lubang aliran
h₁ : Tinggi Tekanan pada lubang masuk (Hulu)
h₂ : Tinggi Tekanan pada lubang keluar (Hilir)
Q = Cd.A₂. √
Keterangan :
Q : Debit yang mengalir melalui pipa
Cd : Koefisien Debit Empiris yang didapat dari hasil percobaan
h₁ : Total Head
h₂ : Tinggi Tekanan
Dengan data diamete pipa, yaitu sebagai berikut :
Pada Venturimeter
Diameter Pipa bagian hulu 29 mm
Diameter Leher pipa 17 mm
Pada Orifice
Diameter Pipa bagian hulu 29 mm
Diameter Lubang 20 mm
Pada Pipa Pitot
Diameter Pipa 19mm
Pada pratikum ini juga dibahas mengenai debit. Debit adalah banyaknya
volume zat cair yang melewati suatu penampang tiap satuan waktu. Dengan
persamaan, yaitu :
Pada seperangkat alat pengukur aliran, ada beberapa jenis pipa yang
digunakan, seperti venturimeter dan pipa pitot. Berikut penjelasan singkat
mengenai venturimeter dan pipa pitot :
a. Venturimeter
Perbedaan tekanan aliran fluida satu fase antara sisi masuk, sisi
tenggorokan dan sisi keluar venturi adalah pada sisi masuk venturi
karena tekanannya lebih besar dibandingkan pada sisi tenggorokan,
begitu juga pada sisi keluar lebih besar dari sisi tenggorokan.
(Muhajir, 2005)
Gambar 1. Pipa Venturimeter
b. Pipa Pitot
Pipa pitot mengukur tekanan stagnasi yang juga disebut tekanan total.
Tekanan total terdiri dari dua bagian yang dinyatakan dalam panjang
kolom fluida yang mengalir. Tekanan dinamik dihubungkan dengan
tinggi, yaitu tekanan statik ho dan tekanan dinamik ∆h. (L, 1986)
2
10
5 4
8
3
1
6
Gambar 5.3. Alat yang digunakan pada pratikum
Keterangan :
h3 : Tinggi tekanan pada hulu Orifice
h4 : Tinggi tekanan pada hilir Orifice
h5 : Tinggi tekanan pada hulu Venturimeter
h6 : Tinggi tekanan padahilir Venturimeter
h7 : Tinggi tekanan pada hulu Pipa Pitot
h8 : Tinggi tekanan pada Pipa Pitot
-Kesalahan Literature=| | =
-y = ax + b
-y = 1,0132x - 5E-05
-Cd = 1,0132
-Kesalahan Literature=| | =
5.5.1.3. Data Pipa Pitot
Tabel 5.5.1.3. Pengolahan Data Koefisien Debit Empiris Pipa Pitot
Manometer Variable
Volume Time Q Teori (m³ /s) Q Praktek (m³ /s)
Reading ∆h Area
(m³) (s) [x] [y]
h7 h8 (LPM)
0,022 0,025 0,003 5 0,000278 5 6,87559E-05 0,0000556
0,035 0,046 0,011 7,5 0,000355 5 0,000131658 0,000071
0,089 0,104 0,015 10 0,000622 5 0,000153743 0,0001244
0,157 0,178 0,021 12,5 0,000419 3 0,000181911 0,000139667
0,163 0,196 0,033 15 0,000621 3 0,000228038 0,000207
0,18 0,214 0,034 17,5 0,000735 3 0,000231467 0,000245
0,215 0,247 0,032 20 0,000858 3 0,000224556 0,000286
-y = ax + b
-y = 1,3159x – 7E-05
-Cd = 1,3159
-Kesalahan Literature =| | =
-y = m.x
-y = 0,5935x + 0,0213
-K = 0,5935
-y = m.x
-y = 0,8838x + 0,0125
-K = 0,8838
5.6. Analisa
5.6.1. Analisa Percobaan
Pratikum ini dilakukan pada Sabtu, pada 13 April 2019 di
Laboratorium Hidrolika, Hidrologi dan Sungai Universitas Indonesia.
Pratikum kali ini merupakan pratikum dengan judul Pengukur Debit Aliran
dengan tujuan memperagakan prinsip kerja dari berbagai tipe dasar
pengukuran aliran yang berbeda dan dirakit dalam satu seri konfigurasi
dengan cara membandingkannya dan juga untuk mengetahui karakteristik-
karakteristiknya. Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Meja
hidrolika dan seperangkat alat pengukur aliran.
Pada praktikum ini, praktikan menggunakan beberapa alat, diantara
seperti Pipa orifice, venturimeter dan pipa pitot yang berfungsi untuk
mengukur laju fluida yang ada didalam manometer, lalu manometer yang
berfungsi untuk mengukur tenakan udara dalam ruang tertutup, dan variable
area flow meter yang berfungsi sebagai penghalang aliran. Selanjutnya alat
yang digunakan yaitu Pompa tangan untuk menambahkan tekanan pada
manometer, lalu katup pengatur aliran yang berfungsi untuk mengatur
tekanan yang dibutuhkan dan lubang untuk suplai meja hidrolika yang
berfungsi sebagai penghubung pipa pengukur aliran ke suplai air yang
berasal dari meja hidrolika. Hal ini dilakukan agar seperangkat alat
pengukur aliran mendapatkan suplai air. Saat mengisi penuh semua
manometer dengan air, diwajibkan hingga terisi penuh dan menunggu
hingga gelembung udara sudah tidak terlihat lagi pada manometer.
Pada saat praktikum, menggunakan beberapa jenis pipa, yaitu Pipa
orifice menggunakan ketinggian 3 dan 4 yang memiliki diameter pipa
bagian hulu (h₃) yaitu 29 mm dan diameter lubang (h₄) yaitu 20 mm. Lalu,
Pipa Venturimeter yang menggunakan ketinggian 5 dan 6 yang memiliki
diameter pipa bagian hulu (h₅) yaitu 29 mm dan diameter leher pipa (h₆)
yaitu 17 mm dan yang terakhir yaitu menggunakan Pipa Pitot dengan
diameter pipa (h₇ dan h₈) yaitu 19 mm. Selain itu juga menggunakan pipa
dengan ketinggian 1 dan 2. Namun pada pipa ini, ketinggiannya tidak dibaca
dikarenakan pipa ini tidak terhubung kebagian penambahan tekanan,
sehingga pipa ini tidak berpengaruh pembacaannya terhadap pipa orifice,
venturimeter dan pipa pitot.
Selanjutnya, praktikan membuka katup air dan mengatur aliran
keluarnya air hingga 5 LPM. Lalu, lihat ketinggian air yang terdapat pada
manometer, tunggu hingga ketinggian stabil. Atur ketinggian air pada
manometer sehingga tidak terlalu tinggi dengan cara memutar katup
pengatur aliran agar ketika pipa dialiri air lebih lebih banyak, manometer
masih dapat mengukur ketinggian tekanan air. Catat ketinggian air pada
masing masing manometer. Ukur volume air yang keluar dari pipa selama 5
detik pada saat aliran 5 LPM dari sumber air. Ulangi cara yang sama dengan
aliran dari sumber sebanyak 7.5 LPM, 10 LPM selama 5 detik. Dan juga
ulangi cara yang sama dengan aliran dari sumber sebanyak 12,5 LPM, 15
LPM, 17,5 LPM dan 20 LPM selama 3 detik.
Selama menggunakan tekanan yang berbeda dan pada waktu yang
berbeda, dibaca ketinggian air pada manometer. Diusahakan agar setiap
ketinggian menunjukkan kenaikan level, hal ini menunjukkan bahwa setiap
kenaikan Variable area per 2,5 LPM terjadi perubahan debit aliran. Dan juga
selama pratikum dilakukan, praktikan juga menghitung volume air yang
didapatkan selama 3 dan 5 detik setiap pertambahan Variable area per 2,5
LPM.
Pada pratikum ini, Koefisien debit empiris (Cd) pipa orifice dan
venturimeter dengan sumbu x yang berasal dari (A₂. [2.g.(h1-h2)]⁰∙⁵. [1-
(a2/a1)^2)]⁰∙⁵) dan sumbu y berasal dari (A₂/ t). Selanjutnya untuk pipa pitot
dengan sumbu x yang berasal dari (A₂/ [2.g.(h1-h2)]⁰∙⁵) dan sumbu y berasal
dari (A₂/ t). Lalu didapatkan nilai Koefisien debit empiris pada pipa orifice¸
venturimeter dan pipa pitot.
Tabel 5.6.2. Tabel Koefisien Debit Empiris (Cd)
Jenis Pipa Koefisien Debit Empiris (Cd)
Orifice 0,6698
Venturimeter 1,0132
Pipa Pitot 1,3159
Besarnya koefisien debit empiris dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti diameter pipa. Seperti yang diketahui bahwa setiap pipa
memilki diamter yang berbeda-beda, untuk pipa orifice bagian hulu lebih
besar dari pada bagian hilir. Hal ini dapat menyebabkan besarnya perbedaan
air dalam manometer. Dan dapat dibandingkan dari grafik, bahwa pipa
venturi yang paling mempunyai cederung mengikuti garis linearnya. Ini
dikarenakan dari perhitungan data bahwa perbedaan setiap ketinggian tidak
terlalu signifikan setiap ditambahkan tekanan. Dan pada pipa orifice dan
pipa pitot bahwa grafiknya cenderung tidak mengikuti dari garis linear. Hal
ini dapat disebabkan karena perubahan ketinggian. Terlihat juga pada
kesalahan literature bahwa pipa orifice yang memiliki nilai kesalahan
literatiure yang paling besar, hal ini bisa dikarenakan kesalahan praktikan
dalam membaca ketinggian karena ketinggiannya yang berubah-ubah
sehingga menyulitkan praktikan membaca kesalahannya dan kesalahan
praktikan dalam membaca waktu yang menyebabkan kesalahan dalam
memulai dan mematikan stopwatch. Selain itu dikarenakan suilit untuk
membuat pipa orifice dalam keadaan tanpa udara dibandingkan pipa yang
lainnya. Dari koefisien debit empiris yang didapatkan, terlihat bahwa pipa
venturimeter yang paling mendekati dengan nilai Cd literature, sehingga
menurut kesimpulan praktikan pipa venturimeter yang sebanding dengan
literature.
Selanjutnya, praktikan mencari koefisien kehilangan empiris (K)
pada ketiga pipa. Untuk pipa orifice, venturimeter dan pipa pitot nilai sumbu
x didapatkan dari perbandingan ketinggian (∆h) dan sumbu y dari (V²/ [2.g]).
Nilai koefisien kehilangan empiris menunjukkan bahwa adanya kehilangan energi
ketika air bergesekan dengan pipa. Jika nilai K-nya kecil, maka kecil gesekan yang
terjadi, namun jika nilai K-nya besar, maka semakin besar juga gesekan yang
terjadi pada pipa. Pada pratikum ini didapatkan nilai K pada setiap pipa, yaitu:
Tabel 5.6.2. Tabel Koefisien Kehilangan Empiris (K)
Jenis Pipa Koefisien kehilangan empiris (K)
Orifice 268,74
Venturimeter 224,23
Pipa Pitot 519,49
Koefisien kehilangan empiris merupakan perbandingan antara
perbedaan ketinggian dan gravitasi bumi. Perbedaan ketinggian dapat
disebabakan oleh perbedaan diameter pada setiap pipa seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Dan perbedaan ketinggian inilah yang menyebabkan
terjadinya koefisien kehilangan empiris. Dan dari semua grafik yang ada,
semuanya hampir mengikuti garis linear yang berasal dari data, namun
grafik yang paling mengikuti garis linear adalah pipa pitot dan juga nilau
koefisien kehilangan yang paling besar yaitu pada pipa pitot. Sehingga
menurut kesimpulan praktikan, pipa yang mengalami gesekan yang besar
yaitu Pipa Pitot.
5.7. Aplikasi
Pengaplikasian pengukuran debit aliran pada sehari-hari dapat berupa
untuk mengukur kecepatan aliran pada pipa-pipa yang ada pada sistem
Plambing.
Selain itu berguna juga untuk mengukur ketinggian suatu titik dari
permukaan laut dan mengukur tekanan fluida.
5.8. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pratikum ini adalah sebagai berikut :
1. Pipa orifice mempunyai nilai Koefisien debit empiris (Cd)sebesar
0,6698, pipa venturimeter sebesar 1,0132 dan pipa pitot mempunyai
nilai koefisien debit empiris sebsar 1,3159. Dengan nilai kesalahan
literature sebesar 33,02% pada pipa orifice, 1,31% pada pipa
venturimeter dan 31,59% pada pipa pitot. Dimana pipa orifice yang
mempunyai nilai kesalahan literature yang terbesar;
2. Selain koefisien debit empiris, nilai yang didapatkan yaitu koefisien
kehilangan empiris (K). Pada pipa orifice didapatkan nilai sebesar
0,7875, pada pipa venturimeter sebesar 0,5935 dan pipa pitot bernilai
0,8838;
3. Dari koefisien debit empiris yang didapatkan, terlihat bahwa pipa
venturimeter yang paling mendekati dengan nilai Cd literature,
sehingga menurut kesimpulan praktikan pipa venturimeter yang
sebanding dengan literature;
4. Dari koefisien kehilangan debit, pipa yang mengalami gesekan yang
besar yaitu Pipa Pitot.
Muhajir, I. G. (2005). Distribusi tekanan aliran fluida cair melalui pipa venturi.
Journal ilmiah popular dan teknologi terapan, 281-394.
5.10. Lampiran-lampiran
Gambar 3. Manometer